Episode 4 : Gadis Sabar dan Lelaki Nakal (part 1)

Dira menelepon orang tuanya yang ada di Bandung. Orang tuanya sengaja tidak ikut Dira pindah ke Surabaya, karena memang keinginan mereka sendiri.

Ibunya yang menjawab teleponnya sangat senang, karena Dira bisa menemukan tempat yang nyaman baginya dan orang lain (meskipun punya tetangga yang aneh menurutnya).

"Namanya juga orang baru, Sayang! Nanti juga kamu terbiasa sama mereka," kata ibunya memberi arahan pada putri pertamanya. Karena Dira anak sulung dari tiga bersaudara, dua adiknya sama-sama laki-laki.

"Iya, Ma! Dira juga bakalan terbiasa disini. Insya Allah," balas Dira meyakinkan orang tua yang ia panggil Mama itu.

"Iya, Sayang! Biarpun orang Sunda, kamu pasti akan bikin orang-orang Jawa sana menyenangkan."

"Iya, Ma! Paling jarang orang-orang komplek perumahan ini percaya sama kepercayaan begituan. Banyak kok yang beragama disini. Malah untuk Masjid, bagusnya luar biasa banget, Ma!"

"Gitu, ya? Syukur *alhamduli*llah, deh! Mama ikut senang dengarnya."

Dira tersenyum mendengar bunda kandungnya yang turut bahagia pada putri satu-satunya itu, yang kini sudah berpisah jauh darinya. Berbeda provinsi. Dimana keluarganya Dira di Jawa Barat, sementara dirinya ada di ibukota Jawa Timur.

Dira kembali bicara, "Gimana kabar Deni sama Dafi? Baik-baik aja?" (itulah nama kedua adiknya Dira. Deni sekarang kelas 3 SMP, sementara Dafi masih kelas 4 SD).

"Alhamdulillah, baik. Mereka titip salam sama kamu. Dan Deni juga minta doa dari kamu. Soalnya, sebentar lagi UN SMP" jawab ibunya sambil tersenyum.

"Oh iya. Kak Dira doakan, semoga Deni lulus dengan nilai yang memuaskan. Dan aku jawab salam mereka, Wa'alaikumsalam!"

"Amin, Ya Allah, amiin!"

Dira pun melihat jam dinding di rumahnya itu. Ia pun minta ibunya untuk mengakhiri pembicaraan karena sudah saatnya makan malam. Setelah itu melaksanakan sholat isya'.

Ibunya menerima. Dan obrolan telepon pun diakhiri dengan ucapan salam. Dira juga menitipkan salam pada ibunya untuk keluarganya di Bandung sana. Ibunya menerima titipan putrinya itu.

Dira pun menutup telepon dan segera menuju ke ruang makan. Ia mengambil piring di dapur, dan menyiuk nasi dari magic com yang sudah ia masak tadi siang.

Segera saja ia ambil lauknya berupa ikan asin kesukaannya, sambal terasi, kentang merah pedas, dan sayurnya berupa daun singkong. Segera saja gadis itu memakannya dengan lahap, bahkan sampai-sampai mulutnya tak berhenti menyuap dan mengunyah makan malamnya. Nikmati baginya.

Walaupun sebenarnya, ini makanan yang ia beli setelah sholat magrib tadi. Karena ia belum sempat memasak. Ia hanya memasak nasi saja di magic com. Karena dirinya disibukkan juga dengan merapikan barang-barangnya seperti baju dimasukkan ke lemari, lalu makanan yang belum dimasaknya dimasukkan dulu ke kulkas, dan masih banyak lagi kesibukannya.

Belum lagi ditambah menyapu, mengepel, membersihkan kasur di dua kamarnya, mengelap jendela. Jadi tak heran kenapa baru beberapa jam ia menghuni rumah kontrakan rumah yang bagus dan mahal itu, sudah ada cukup banyak sampah yang harus ia buang tadi sore.

Padahal, sesungguhnya ia sudah terbiasa melakukan semua itu saat masih tinggal dengan keluarganya di Bandung. Karena walaupun Dira dari keluarga berada (atau bangsawan dibilangnya), tapi Dira tak pernah sewenang-wenang pada pelayan di rumahnya.

Malah gadis itu lebih suka membantu-bantu pembantu di rumahnya dulu, daripada diam terus dan menyuruh-nyuruh pelayanannya. Ia punya cita-cita ingin jadi anak yang mandiri. Karena itulah, kenapa Dira pindah kuliah sekaligus kerja dan mengontrak di Surabaya. Awalnya mau pindah ke Jakarta. Tapi karena dilarang kedua ortunya, jadi ia memilih Surabaya.

...***...

Sementara itu, di rumahnya Juragan Rohman. Anak-anak penghuni Kamar Adam juga sudah bersiap sedia untuk makan malam. Jika Dira dengan mandiri mengambil makanannya sendiri, namun 10 anak laki-laki disini selalu diambilkan makannya oleh pembantu, yang bernama Mbok Nurul.

Ketika mau makan, semuanya siap sedia untuk melahap. Tapi tidak untuk Aril dan Rio. Keduanya malah senyum-senyum asyik tak jelas. Dua cowok itu malah tak mempedulikan hidangan makan malam hari ini. Tapi mereka malah mempedulikan pikiran mereka tentang...Dira.

"Den Aril sama Den Rio kenapa?" tanya Mbok Nurul mengerutkan keningnya.

"Nggak tahu. Kerasukan setan cinta kali," jawab Asep santai, sambil melahap kentang pedas dengan sambal terasi dan tahunya.

"Bisa jadi, cinta ke tetangga baru kita itu," tambah Hendrik santai sambil tersenyum lalu melahap nasi dengan lauknya.

"Nggak berubah kalau soal cewek nih dua Kaum Adam," Daniel tak mau ketinggalan.

Tawa pun menghujani para pria di meja makan ini, kecuali Ali, Usman, dan Abdul. Ketiganya tak mau ikut-ikutan karena merasa ini urusan para usia oum-oum.

Juragan Rohman pun datang dan membentak mereka. Semuanya jadi terkejut hebat, termasuk Aril dan Rio. Bahkan sampai membuat Yudi yang sedang minum jadi tersedak.

"Sudah-sudah, jangan nyangka yang aneh-aneh gitu! Ayo makan semuanya, sebentar lagi adzan isya'!" kata Juragan Rohman keras.

Semuanya jadi terdiam. Dan mereka pun lanjut makan tanpa bicara lagi, sampai semuanya beres makan dan bersiap untuk sholat isya' di Masjid. Karena adzan akan berkumandang 2 menit lagi.

...✓✓✓...

Episodes
1 Episode 1 : Gadis Baru di Kota
2 Episode 2 : Rumah Laki-Laki (Kamar Adam)
3 Episode 3 : Gadis Seberang Rumah
4 Episode 4 : Gadis Sabar dan Lelaki Nakal (part 1)
5 Episode 5 : Gadis Sabar dan Lelaki Nakal (part 2)
6 Episode 6 : Roman Picisan
7 Episode 7 : 1000 Bintang
8 Episode 8 : Pupus
9 Episode 9 : Cinta Gila
10 Episode 10 : Dua Sejoli (part 1)
11 Episode 11 : Dua Sejoli (part 2)
12 Episode 12 : Cemburu
13 Episode 13 : Lelaki Pencemburu
14 Episode 14 : Akulah Arjuna-mu
15 Episode 15 : Kisah Kelam Aril (part 1 : Keluarga)
16 Episode 16 : Kisah Kelam Aril (part 2 : Ayah Baru untuk Aril)
17 Episode 17 : Sang Kirana untuk Elang
18 Episode 18 : Makhluk Tuhan Paling Sexy
19 Episode 19 : Lagu Cinta (part 1 : Rein)
20 Episode 20 : Lagu Cinta (part 2 : Bukan Siti Nurbaya)
21 Episode 21 : Bukan Cinta Manusia Biasa
22 Episode 22 : Separuh Nafas Aril, Yudi, & Rio
23 Episode 23 : Risalah Hati
24 Episode 24 : Putri Cindy untuk Rio
25 Episode 25 : Kucinta Kau Apa Adanya (Aku Mau)
26 Episode 26 : Kangen
27 Episode 27 : Takkan Ada Cinta yang Lain
28 Episode 28 : Bidadari di Kesunyian
29 Episode 29 : Hari Ini Juga (part 1)
30 Episode 30 : Hari Ini Juga (part 2 : Dapat!)
31 Episode 31 : Pangeran Cinta Sesungguhnya (part 1 : Aril)
32 Episode 32 : Pangeran Cinta Sesungguhnya (part 2 : Rio, Yudi dan Cindy)
33 Episode 33 : Kosong
34 Episode 34 : Kamulah Satu-Satunya (part 1 : Air Mata)
35 Episode 35 : Kamulah Satu-Satunya (part 2 : Munajat Cinta)
36 Episode 36 (terakhir) : Kamulah Satu-Satunya (part 3 : Aku Milikmu!)
37 Penutup dan Tentang Author
Episodes

Updated 37 Episodes

1
Episode 1 : Gadis Baru di Kota
2
Episode 2 : Rumah Laki-Laki (Kamar Adam)
3
Episode 3 : Gadis Seberang Rumah
4
Episode 4 : Gadis Sabar dan Lelaki Nakal (part 1)
5
Episode 5 : Gadis Sabar dan Lelaki Nakal (part 2)
6
Episode 6 : Roman Picisan
7
Episode 7 : 1000 Bintang
8
Episode 8 : Pupus
9
Episode 9 : Cinta Gila
10
Episode 10 : Dua Sejoli (part 1)
11
Episode 11 : Dua Sejoli (part 2)
12
Episode 12 : Cemburu
13
Episode 13 : Lelaki Pencemburu
14
Episode 14 : Akulah Arjuna-mu
15
Episode 15 : Kisah Kelam Aril (part 1 : Keluarga)
16
Episode 16 : Kisah Kelam Aril (part 2 : Ayah Baru untuk Aril)
17
Episode 17 : Sang Kirana untuk Elang
18
Episode 18 : Makhluk Tuhan Paling Sexy
19
Episode 19 : Lagu Cinta (part 1 : Rein)
20
Episode 20 : Lagu Cinta (part 2 : Bukan Siti Nurbaya)
21
Episode 21 : Bukan Cinta Manusia Biasa
22
Episode 22 : Separuh Nafas Aril, Yudi, & Rio
23
Episode 23 : Risalah Hati
24
Episode 24 : Putri Cindy untuk Rio
25
Episode 25 : Kucinta Kau Apa Adanya (Aku Mau)
26
Episode 26 : Kangen
27
Episode 27 : Takkan Ada Cinta yang Lain
28
Episode 28 : Bidadari di Kesunyian
29
Episode 29 : Hari Ini Juga (part 1)
30
Episode 30 : Hari Ini Juga (part 2 : Dapat!)
31
Episode 31 : Pangeran Cinta Sesungguhnya (part 1 : Aril)
32
Episode 32 : Pangeran Cinta Sesungguhnya (part 2 : Rio, Yudi dan Cindy)
33
Episode 33 : Kosong
34
Episode 34 : Kamulah Satu-Satunya (part 1 : Air Mata)
35
Episode 35 : Kamulah Satu-Satunya (part 2 : Munajat Cinta)
36
Episode 36 (terakhir) : Kamulah Satu-Satunya (part 3 : Aku Milikmu!)
37
Penutup dan Tentang Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!