Lihat Aku, Buka Hatimu

Lihat Aku, Buka Hatimu

Part 1

Siang itu di sebuah mansion mewah, sebuah keluarga sedang berada di ruang tamu tengah berbincang membicarakan suatu yang sepertinya cukup penting.

"Vir, Ayah tidak mau tahu. Kau harus menerima perjodohan ini!" ucap seorang pria paruh baya penuh penekanan, Ia adalah Hans Shawan ayah dari Virendra.

Mendengar ucapan sang Ayah, sontak Vir menatap tak suka, telinganya selalu saja panas saat mendengar pembahasan ini. Seketika atmosfer di ruangan itu berubah drastis, udara dingin yang keluar dari mesin penyejuk yang menempel di dinding seolah tak mampu meredam hawa panas menggebu yang ditimbulkan oleh pembahasan yang menguras emosi.

"Yah, Ayah tidak bisa seperti ini! Aku sudah punya calon sendiri! Aku tidak akan menikah dengan siapa pun selain Fia!"

Vir tak habis pikir, bagaimana mungkin orang tuanya masih tega melakukan ini. Sedangkan mereka tahu bahwa dia dan Fia sudah lama menjalin hubungan dan berencana menikah setelah Fia melakukan pengobatan. Walaupun Vir tahu, dari awal orang tuanya selalu menentang hubungannya dengan Fia.

Fia sendiri saat ini sedang menjalankan kemoterapi di luar negeri, ia didiagnosa terkena kanker getah bening. Beruntung akar kanker itu sudah terdeteksi sejak dini, sehingga peluang untuk kemungkinan sembuhannya Sangatlah besar.

"Sampai kapan pun Ayah tidak akan merestui hubungan kalian dan membiarkan kau menikah dengan wanita itu, jangan harap Ayah akan mengakui mu sebagai anak jika kau tak mau menikah dengan Aileen!"

Entah apa yang membuat Orang tua Vir begitu menentang keras hubungan itu, Selain karena keterpautan usia Fia yang tak seberapa, Virendra yakin pasti ada alasan lain yang membuat orang tuanya menolak Fia.

Namun ia tetap bersikekeh dan melanjutkan hubungan mereka meski tanpa restu orang tuanya sekali pun.

Virendra tersenyum kecut.

"Oh, atau mungkin keluarga mereka mengancam keluarga kita, sehingga kalian bersi keras ingin aku menerima perjodohan ini?” tanyanya dengan tatapan memicing.

“Kenapa bukan Kak Vino saja yang dijodohkan? Dia anak kebanggaan kalian, kan?" ketusnya lagi.

Ia menatap penuh selidik,

Virendra mengatakan hal ini bukan tanpa alasan, ia tahu keluarga Utama terkenal akan kekuasaannya. Ia juga tahu jika perusahaan keluarga Utama lah yang membantu perusahaan papanya yang hampir gulung tikar

"Arshaka Virendra, jaga bicaramu!" Suara bariton Hans menggema di ruangan itu.

"Mereka tidak pernah melakukan apa pun."

“Perjodohan ini terjadi karena memang opa kalian lah yang meminta, kalian sudah dijodohkan sejak kecil dan yang dijodohkan kau, bukan Kakakmu!" ketus Hans yang mulai tersulut emosi menghadapi Vir yang sangat keras kepala, sangat berbeda dengan Vino yang sangat penurut.

Itulah sebabnya Orang tuanya lebih menyayangi Vino dibanding Vir. Tanpa mereka sadari, sikap pilih kasih itu membuat Virendra menjadi sosok yang arogan dan pembangkang sebagai aksi protesnya pada sikap orang tuanya.

Bahkan saking keras kepalanya ia tak mau jadi penerus perusahaan sang Ayah. Virendra lebih memilih membangun usahanya sendiri dari nol, ia tidak merasa bangga jika harus sukses dari bantuan orang tuanya, itu sebabnya dia lebih memilih berdiri di atas kakinya sendiri dan memulai semuanya dari awal. Namun terbukti, hasil kerja kerasnya sudah membuahi hasil, di usianya yang masih muda ia sudah berhasil membangun sebuah hotel dan sudah berjalan hampir 5 tahun, hotel itu sangat berkembang pesat.

Melinda yang melihat suaminya mulai memegangi dada langsung berusaha menenangkan pria paruh baya itu dengan mengusap lembut punggungnya

"Bicaralah yang sopan pada Ayah, Vir! Kau ini keras kepala sekali." Melinda lalu membawa Ayah Hans kembali duduk di sofa.

Vir yang masih duduk tak bergeming, ia menatap sekilas ke arah orang tuanya.

"Aku memang selalu di anak tirikan, kalian selalu lebih menghargai Vino dibandingkan aku." Virendra membanting bantal sofa dengan tatapan sinis dan langsung beranjak pergi dari sana.

Hans yang melihat kelakuan Vir semakin dibuat sesak, nafasnya mulai tak teratur, ia memegangi dadanya yang terasa sakit.

"Aa-ahk ... A-anak itu, di-dia sudah keterlaluan... Huuh!" Dada Hans kembang kempis menahan sakit.

"Ayah kenapa? Jantung Ayah kumat lagi ya?" kata Melinda yang mulai panik melihat keadaan suaminya. Tubuhnya lunglai, merosot terbaring tak sadarkan diri di sofa.

Melinda yang semakin panik langsung berteriak histeris meneriaki pelayan agar menelpon ambulance.

Tidak butuh waktu lama ambulance pun datang, para perawat itu mengeluarkan branker dan langsung membopong tubuh lemah Hans ke atasnya.

Suara sirine ambulance berbunyi sepanjang jalan.

Selang beberapa menit mereka tiba di rumah sakit. Branker itu lalu di dorong menuju ruang IGD. Namun beberapa menit menunggu tak ada satupun Dokter yang datang menangani Hans membuat Melinda semakin panik

"Suster ini dokternya mana?"

"Maaf bu. Tunggu sebentar lagi, beberapa dokter spesialis jantung sedang mengadakan rapat sedangkan yang lainnya sedang menjalankan operasi bedah."

Mendengar ucapan suster membuat Melinda semakin gusar, takut Hans terlambat ditangani dan akan terjadi sesuatu pada suaminya.

Kebetulan Seorang dokter wanita yang memakai masker lewat di depan ruangan itu.

"Dok, dokter tolong tangani suami saya, sedari tadi belum ada dokter yang datang menangani, saya takut dia kenapa-kenapa, hikss." Melinda terisak sambil memohon pada dokter itu.

Baru suster yang berada di samping dokter itu ingin mengatakan sesuatu, dokter yang menggunakan masker itu mengisyaratkannya untuk diam.

Dokter itu pun langsung masuk ke ruang IGD untuk memeriksa pasien.

Melinda bernafas lega, ia hendak ikut masuk, tapi dicegah oleh suster.

"Maaf bu, ibu silahkan tunggu di luar selagi dokter melakukan pemeriksaan."

Melinda pun langsung duduk di kursi tunggu, ia tak henti-hentinya menangis memikirkan keadaan Hans, sungguh ia takut jika terjadi sesuatu pada suaminya.

Pelayan yang ikut mengantar ke rumah sakit merasa iba melihat keadaan majikannya, ia berusaha untuk menenangkan.

"Nyonya yang tenang ya, saya yakin pasti Tuan akan baik baik saja!" Katanya seraya mengelus bahu Melinda.

.

.

Sementara itu, di sebuah cafe terlihat dua pria tengah asyik mengobrol. Dia adalah Virendra dan Dito yang merupakan asisten sekaligus sahabatnya.

"Wajahmu terlihat murung, ada masalah apa?" tanya Dito dengan kening mengkerut.

Virendra menghembuskan nafas kasar. Ia meraih minuman di depannya.

"Kau tahukan keluargaku ingin menjodohkan aku dengan Aileen, anak keluarga Utama."

"Lalu apa masalahnya, dia seorang dokter, cantik dan kaya raya. Aku bahkan tidak akan menolak jika dijodohkan dengannya, Paket komplit!" Dito tersenyum mengingat Wajah cantik Aileen, walaupun ia hanya beberapa kali bertemu saat di rumah sakit, namun menurutnya Aileen cukup baik, meskipun wajahnya terlihat judes.

"Cih menjijikkan! kau dan Ayah ku sama saja.. Kalian kan tahu aku sudah ada Fia!" Vir tak suka Dito memuji Aileen didepannya. Entah mengapa ia begitu membenci wanita itu, padahal ia sama sekali belum mengenalnya, ia hanya tahu namanya tidak dengan kehidupannya.

"Kau masih mengharapkan Fia? Kau kan tahu dia sakit parah, belum lagi orang tuamu tidak merestui hubungan kalian"

"Damn it, Kau ini kenapa Dit? Kenapa kau malah menjelekkan Fia, sebenarnya sahabatmu aku atau ayah?” tanya Vir seraya menggebrak meja dan langsung pergi begitu saja. Entah mengapa hari ini Ia begitu sensitif.

Sementara Dito hanya menggeleng melihat tingkah laku Virendra yang sangat keras kepala.

"Semoga pintu hati mu segera terbuka Vir, Aku juga tidak rela bila kau masih bersama Fia. Aku lebih mendukungmu dengan dokter itun" lirih Dito yang terus memandang kepergian Vir sampai pria itu menghilang tak terlihat di balik pintu.

.

.

Di rumah sakit, Melinda yang masih menunggu dokter keluar, harap harap cemas dengan keadaan di dalam, ia sudah mencoba menghubungi Virendra untuk memberi tahu bahwa Ayahnya sakit, namun pria itu tak menjawab panggilan telepon darinya.

Tak dapat jawaban, Melinda pun langsung mengirimkan Putranya itu pesan, berharap agar dia segera datang.

Dokter pun keluar dari dalam ruangan.

"Dok bagaimana keadaan suami saya?" tanya Melinda penasaran

Dokter itu lalu membuka maskernya, dan menampakkan wajah cantiknya, ya dokter itu memang seorang Wanita.

"Eil, kau yang menangani suami tante?" kata melinda saat melihat wajah dokter yang ternyata adalah Aileen.

Ya, dia adalah Aileen Xavierra Utama, wanita yang akan dijodohkan dengan Virendra putranya.

Aileen tersenyum ramah.

"Kondisi Om Hans sudah lumayan membaik, kita hanya perlu menunggu dokter spesialis jantung untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut." Sambung Aileen menjelaskan.

"Terima kasih Eil, jika kau tidak ada tante tidak tahu lagi apa yang terjadi. Tante takut sekali Eil, tante takut om kenapa-kenapa!" Melinda Benar-benar khawatir.

"Tante yang tenang ya, lagipula kondisi om sudah lumayan membaik." Aileen mengusap lembut bahu Melinda untuk sekedar memberikan semangat. "Kalau begitu aku tinggal dulu yan tante, masih ada urusan yang harus aku selesaikan." Aileen pun segera pergi.

Hari ini ia memang akan mengadakan kunjungan ke beberapa tempat terpencil, namun karena melihat ada pasien yang membutuhkan penanganan ia mengundur waktunya, apalagi pasiennya adalah orang yang ia kenal, tanpa berpikir panjang ia pun menunda jadwalnya dan langsung segera membantu.

Saat berjalan di koridor Aileen berpapasan dengan Virendra yang baru saja tiba. Namun, Virendra malah membuang muka. Aileen hanya tersenyum kecut dan terus berlalu

"Bu, bagaimana keadaan Ayah?"

"Ayah sudah ditangani, Aileen lah yang menanganinya," ucap Ibu tanpa menoleh "Ini semua karena kau Vir, Ayah mu jadi sakit karena tingkah mu yang sudah keterlaluan! Ibu benar-benar tidak habis pikir dengan kelakuanmu, kami bahkan tidak pernah mendidik mu untuk jadi anak yang pembangkang!"

Melinda Sangat geram mengingat tingkah laku putranya itu.

Mendengar itu Vir hanya diam, dia tersenyum dan menunduk, ia tahu kali ini ia benar-benar salah.

"Lihat Aileen, dia bukan siapa-siapa malah perduli dengan Ayah dan mau menanganinya" Kata Ibu, ia tahu tadi dari gelagatnya Aileen ada urusan mendesak

"Lho, itukan sudah kewajiban dia sebagai seorang dokter." Vir tak terima karena Ibunya membanggakan Aileen.

"Ibu tahu ini memang kewajibannya, Tapi kamu tidak tahukan hari ini semua dokter spesialis jantung sedang mengadakan rapat dan sisanya sedang melakukan operasi bedah pada pasiennya.. beruntung Aileen lewat dan langsung mau menangani Ayah, padahal dia sendiri sedang ada urusan mendesak!" Jelas Ibu panjang lebar. Ia sengaja agar hati Vir sedikit terbuka.

Ia sendiri tidak habis pikir, kenapa putranya itu menolak perjodohan dengan wanita seperti Aileen sudah cantik, baik, mandiri dan pekerja keras, bisa dibilang dia adalah paket komplit.

Vir pun hanya menghela nafas panjang mendengar ocehan mamanya. Ia lebih memilih bungkam daripada menjawab yang ujung-ujungnya dialah yang akan terpojok.

Terpopuler

Comments

Vinoya Chan

Vinoya Chan

aku mampir kak, semangat ya 💪🙏

2022-12-11

0

hanakirey

hanakirey

hy kk maaf baru hadir ini,, aku baru aktif lagi di MT .. keren ceritanya ka.. 😍

2022-08-21

0

Giantara

Giantara

fiks ini mah nama ponakan saya thor, bedanya di belakang nmanya ada nama bapaknya

2022-06-21

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Visual
14 Part 13
15 Part 14
16 Part 15
17 Part 16
18 Part 17
19 Part 18
20 Part 19
21 Part 20
22 Part 21
23 Part 22
24 Part 23
25 Part 24
26 Part 25
27 Part 26
28 Part 27
29 part 28
30 Part 29
31 Part 30
32 Part 31
33 Part 32
34 Part 33
35 Part 34
36 Part 35
37 Part 36
38 Part 37
39 Part 38
40 Part 39
41 Part 40
42 Part 41
43 Part 42
44 Part 43
45 Part 44
46 Part 45
47 Part 46
48 Part 47
49 Part 48
50 Part 49
51 Part 50
52 Part 51
53 Part 52
54 Part 53
55 Part 54
56 Part 55
57 Part 56
58 Part 57
59 Part 58
60 Part 59
61 Part 60
62 Part 61
63 Part 62
64 Part 63
65 Part 64
66 Part 65
67 Part 66
68 Part 67
69 Part 68
70 Part 69
71 Part 70
72 Part 71
73 Part 72
74 Part 73
75 Part 74
76 Part 75
77 Part 76
78 Part 77
79 Part 78
80 Part 79
81 Part 80
82 Part 81
83 Part 82
84 Part 83
85 Part 84
86 Part 85
87 Part 86
88 Part 87
89 Part 88
90 Part 89
91 Part 90
92 Part 91
93 Part 92
94 Part 93
95 Part 94
96 Part 95
97 Part 96
98 Part 97
99 Part 98
100 Part 99
101 Part 100
102 Part 101
103 Part 102
104 Part 103
105 Part 104
106 Part 105
107 Part 106
108 Part 107
109 Part 108
110 Part 109
111 Part 110
112 Part 111
113 Part 112
114 Part 113
115 Part 114
116 Part 115
117 Part 116
118 Pary 117
119 Part 118
120 Part 119
121 Part 120
122 Part 121
123 Part 122
124 Part 123
125 Part 124
126 Part 125
127 Part 126
128 Bukan up
129 Part 127
130 Part 128
131 Part 129
132 Part 130
133 Part 131
134 Part 132
135 Part 133
136 Part 134
137 Part 135
138 Part 136
139 Part 137
140 Part 138
141 Part 139
142 Part 140
143 Part 141
144 Part 142
145 Part 143
146 Part 144
147 Part 145
148 Part 146
149 Part 147
150 Part 148
151 Part 149
152 Part 150
153 Part 151 (Elvandra Zayyan Arshaka _ End)
154 karya baru
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Visual
14
Part 13
15
Part 14
16
Part 15
17
Part 16
18
Part 17
19
Part 18
20
Part 19
21
Part 20
22
Part 21
23
Part 22
24
Part 23
25
Part 24
26
Part 25
27
Part 26
28
Part 27
29
part 28
30
Part 29
31
Part 30
32
Part 31
33
Part 32
34
Part 33
35
Part 34
36
Part 35
37
Part 36
38
Part 37
39
Part 38
40
Part 39
41
Part 40
42
Part 41
43
Part 42
44
Part 43
45
Part 44
46
Part 45
47
Part 46
48
Part 47
49
Part 48
50
Part 49
51
Part 50
52
Part 51
53
Part 52
54
Part 53
55
Part 54
56
Part 55
57
Part 56
58
Part 57
59
Part 58
60
Part 59
61
Part 60
62
Part 61
63
Part 62
64
Part 63
65
Part 64
66
Part 65
67
Part 66
68
Part 67
69
Part 68
70
Part 69
71
Part 70
72
Part 71
73
Part 72
74
Part 73
75
Part 74
76
Part 75
77
Part 76
78
Part 77
79
Part 78
80
Part 79
81
Part 80
82
Part 81
83
Part 82
84
Part 83
85
Part 84
86
Part 85
87
Part 86
88
Part 87
89
Part 88
90
Part 89
91
Part 90
92
Part 91
93
Part 92
94
Part 93
95
Part 94
96
Part 95
97
Part 96
98
Part 97
99
Part 98
100
Part 99
101
Part 100
102
Part 101
103
Part 102
104
Part 103
105
Part 104
106
Part 105
107
Part 106
108
Part 107
109
Part 108
110
Part 109
111
Part 110
112
Part 111
113
Part 112
114
Part 113
115
Part 114
116
Part 115
117
Part 116
118
Pary 117
119
Part 118
120
Part 119
121
Part 120
122
Part 121
123
Part 122
124
Part 123
125
Part 124
126
Part 125
127
Part 126
128
Bukan up
129
Part 127
130
Part 128
131
Part 129
132
Part 130
133
Part 131
134
Part 132
135
Part 133
136
Part 134
137
Part 135
138
Part 136
139
Part 137
140
Part 138
141
Part 139
142
Part 140
143
Part 141
144
Part 142
145
Part 143
146
Part 144
147
Part 145
148
Part 146
149
Part 147
150
Part 148
151
Part 149
152
Part 150
153
Part 151 (Elvandra Zayyan Arshaka _ End)
154
karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!