Sesuai permintaan Vir waktu itu, Kini dia dan Aileen harus tinggal di rumah yang Vir siapkan.
Ya rumah dua lantai tanpa pagar yang menggunakan sistem perumahan cluster, Rumah itu memang rumah Vir yang ia beli beberapa tahun lalu, rumah minimalis dengan kombinasi warna Abu Putih
Setelah acara resepsi selesai mereka langsung pulang. Awalnya Pihak keluarga telah menyiapkan hotel untuk mereka tempati malam ini, namun Vir dan Aileen menolak dengan alasan mereka sudah tidak sabar ingin tinggal di rumah baru.
Aileen memang sudah diberi tahu sejak lama bahwa setelah menikah nanti mereka akan tinggal terpisah dengan orang tua masing masing.
Selang beberapa menit dari tempat resepsi, mereka pun sudah sampai di depan rumah baru mereka. Bukan rumah baru lagi sih, lebih tepatnya rumah lama yang baru di tempati. Itu kedengarannya lebih cocok dan tepat.
Vir langsung turun dari mobil, ia berlalu meninggalkan Aileen yang bersusah payah menyerat gaun panjang yang ia kenakan.
Sepanjang perjalanan tadi memang tidak ada obrolan di antara mereka. Memangnya apa yang harus di obrolkan, melihat Vir yang tak pernah mau menatapnya membuat Aileen enggan untuk membuka obrolan.
Barang barang Mereka memang sudah dibawa ke rumah ini, Rumah pun sudah dibersihkan oleh para ART sehari sebelum mereka menikah sehingga kini mereka tinggal terima beres.
Di rumah ini juga tidak ada yang namanya Art, Vir menolak dengan menjual nama Aileen, bahwa wanita itu tidak ingin memakai jasa Art sebab ingin mengurus rumah seorang diri.
Itu adalah salah satu rencana Vir yang ingin menyiksa Aileen secara perlahan agar wanita itu menderita dan memutuskan untuk berpisah. Ia tahu wanita itu sangat sibuk, dengan membuatnya mengerjakan pekerjaan rumah tangga seorang diri sudah tentu Aileen akan kewalahan dan mengeluh, belum lagi pekerjaannya sebagai seorang dokter sangat memakan waktu. itu lah sebabnya Vir merencanakan ini dengan sangat matang.
Vir tersenyum menyeringai, dasar pria licik...
Ia duduk di sofa dengan meletakkan kakinya di atas lutut, tangannya bersandar di sofa, Ia kembali menyeringai saat melihat istrinya kewalahan masuk ke rumah, gaunnya yang kebesaran sehingga tak muat melewati pintu yang hanya terbuka satu sisi.
Aileen menatap Vir yang tersenyum penuh kemenangan saat melihat dirinya kewalahan masuk.
"Dasar laki laki gila, tak punya hati,.."
Umpat Aileen dalam hatinya, ia sangat kesal pada Vir yang tak berniat membantu membuka bagian pintu yang satunya lagi.
Dengan susah Payah Aileen berusaha, hingga membuatnya hampir terjatuh, gaun putih itu pun sedikit robek karena tersangkut di bagian ujung pintu.
Saat melihat Aileen berhasil masuk Vir langsung melempar tatapan tak suka, ia lalu berdiri sembari melempar jasnya yang sudah terlepas ke bahu sebelah kirinya.
"Inikan yang kau mau?" kata Vir melempar tatapan kebencian pada Aileen "Maka dari itu selamat datang di rumah tangga impian mu Nyonya Aileen Zavierra Utama!!! Selamat menikmati hari seperti dipenjara" Sambungya dan langsung berjalan mendekat ke arah Aileen.
"Aku bersumpah, sampai kapan pun aku tidak akan jatuh cinta kepada mu!" Ujar nya lagi
Wanita itu hanya diam dengan tatapan dingin, ia terus menatap lurus kedepan tanpa mau melirik ke arah Vir, ia juga enggan membalas perkataan pria itu. Walaupun kata-kata Vir barusan seperti batu yang menghantam dirinya, sakit, namun tak berdarah! Ia berusaha untuk membendung air matanya agar tak terlihat lemah dihadapan pria yang membencinya itu
Ia tahu sifat-sfat Vir dari ibu mertuanya. Maka dari itu, jauh hari sebelum pernikahan ini terjadi dia sudah menyiapkan dirinya secara fisik mau pun mental untuk menghadapi semua kemungkinan yang terjadi dalam rumah tangga ini.
"Kamu dan keluarga mu itu sengaja kan mendesak keluarga ku untuk melakukan ini"
Mendengar Vir yang terus mengoceh sembarangan membuat telinga Aileen panas, ia tak terima jika keluarganya di bawa-bawa, terutama Daddynya. Dia paling tak suka jika ada yang mengatakan hal buruk tentang Daddy nya
"Jaga bicara mu Vir, orang tua ku tidak pernah berniat menjodohkan aku dengan siapa-siapa, yang melakukan perjodohan ini adalah opa kita, Orang tuaku juga tak bisa menolak perintahnya, jadi kenapa tidak kau tanyakan saja pada opa mu kenapa mereka melakukan ini. Jangan hanya menyalahkan keluarga ku"
Yang mana membuat Vir emosi apalagi saat Aileen menyebut opanya yang sudah meninggal, membuat Vir semakin panas, Pria itu mendekat dan langsung mencengkram kedua pipi Aileen.
"Dengarkan aku, jangan pernah menyebut opa ku yang sudah tiada jika tidak mau aku melukai bibir mu ini"
Aileen yang mendengar ucapan Vir merasa bersalah, ia tahu tidak seharusnya ia menyebut orang yang sudah tiada, namun tadi ia benar-benar emosi karena Vir terus menyudutkan keluarganya.
"Dan satu lagi, aku tidak perduli siapa yang melakukan perjodohan ini, intinya yang aku tahu keluarga mu lah yang bersalah dan aku membenci kalian" Vir menghempaskan dagu Aileen dengan kasar sehingga membuat wajah wanita itu memerah.
Ia meninggalkan Aileen menuju kamar.
Sungguh hati Aileen sangat sakit, baru menikah namun vir sudah menunjukkan sikap kasarnya. Yang membuat hatinya sakit.
Memangnya hati siapa yang tak sakit jika di bentak oleh suami sendiri, memangnya dia yang menginginkan pernikahan ini? Bahkan dia sendiri juga harus terpaksa menikah dengan pria yang sama sekali tak pernah dia pikirkan.
Sekuat tenaga Aileen berusaha membendung air matanya yang siap meluap.
Ia teringat dia masih harus membersihkan diri dan mengganti baju, lagipula dalam kamusnya tidak boleh ada yang melihatnya menangis, ia hanya boleh menangis seorang diri di kamarnya nanti.
Aileen pun berjalan menuju kamar, seperti nya dia salah kamar, setahunya kamarnya terpisah dengan Vir karena saat di mobil tadi pria itu sempat melemparkannya kuci kamar. Namun saat membuka pintu ia mendengar Vir yang sedang mengobrol dengan seorang dari balik telpon.
"Iya sayang, aku janji setelah kau kembali kita akan langsung menikah!" Ucap Vir
___________
"Itu pasti Fi, maka dari itu fokuslah berobat agar kau cepat sembuh dan kita bisa segera menikah"
__________
"oke baiklah, aku juga mencintaimu Fi" ucap Vir menutup teleponnya dan langsung berjalan ke kamar mandi.
Deggg...
Perlahan Aileen kembali menutup pintu kamar itu.
Seketika Ia bersandar di dinding, tubuhnya merosot ke lantai, entah perasaan apa yang ada di dalam hatinya. Kenapa rasanya sesakit ini mendengar pria yang baru saja jadi suaminya berniat menikahi wanita lain.
Ia tahu diantara dia dan Vir memang belum ada cinta, Namun entah mengapa hatinya begitu remuk dan hancur saat mendengar perkataan Vir. Apa mungkin ini yang disebut naluri seorang istri, seketika air matanya tumpah, dadanya sesak sekali. Belum ada satu hari menikah namun ia harus menerima kenyataan sepahit ini, apakah Vir akan benar benar meninggalkannya, apakah tidak ada niat pria itu untuk bertahan walaupun tak ada cinta diantara mereka seperti dirinya yang akan mempertahankan rumah tangga ini..
"Apa aku tidak salah dengar?? Kenapa dia sejahat ini, dengan mudahnya mempermainkan pernikahan.. Seharusnya dari awal ia menolak jika ingin menikahi wanita lain" Lirih Aileen sembari memegangi dadanya
Bisakah aku bertahan? Komitmen ku sejak awal memang akan memperjuangkan semuanya, apa pun yang terjadi. karena bagiku ini lah takdir yang Tuhan beri untuk ku. Walaupun sulit aku akan bertahan tapi jika masalahnya seperti ini, apa mungkin aku bisa?? Jika tidak ada orang ketiga aku yakin kami bisa saling mencintai.. Ahhh rasanya sangat sulit!!! tapi siapa yang orang ketiga diantara kami, Aku atau dia...
Seketika Aileen tersadar dari lamunannya, ternyata ia masih berada di depan kamar Vir, ia tak ingin pria itu melihatnya menangis disini, Secepat kilat ia menyeka air matanya lalu berlari masuk ke dalam kamarnya yang berada disebelah kamar Vir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Wie Yanah
smga berubh benci jd cinta alieen
2022-02-25
1
Meylin
jangan lemahh dia nikah km juga nikah lagi alien beresskan🥴
2022-02-21
0
Sulati Cus
abaikan aja suami minus mu,
2021-12-17
0