NovelToon NovelToon

Lihat Aku, Buka Hatimu

Part 1

Siang itu di sebuah mansion mewah, sebuah keluarga sedang berada di ruang tamu tengah berbincang membicarakan suatu yang sepertinya cukup penting.

"Vir, Ayah tidak mau tahu. Kau harus menerima perjodohan ini!" ucap seorang pria paruh baya penuh penekanan, Ia adalah Hans Shawan ayah dari Virendra.

Mendengar ucapan sang Ayah, sontak Vir menatap tak suka, telinganya selalu saja panas saat mendengar pembahasan ini. Seketika atmosfer di ruangan itu berubah drastis, udara dingin yang keluar dari mesin penyejuk yang menempel di dinding seolah tak mampu meredam hawa panas menggebu yang ditimbulkan oleh pembahasan yang menguras emosi.

"Yah, Ayah tidak bisa seperti ini! Aku sudah punya calon sendiri! Aku tidak akan menikah dengan siapa pun selain Fia!"

Vir tak habis pikir, bagaimana mungkin orang tuanya masih tega melakukan ini. Sedangkan mereka tahu bahwa dia dan Fia sudah lama menjalin hubungan dan berencana menikah setelah Fia melakukan pengobatan. Walaupun Vir tahu, dari awal orang tuanya selalu menentang hubungannya dengan Fia.

Fia sendiri saat ini sedang menjalankan kemoterapi di luar negeri, ia didiagnosa terkena kanker getah bening. Beruntung akar kanker itu sudah terdeteksi sejak dini, sehingga peluang untuk kemungkinan sembuhannya Sangatlah besar.

"Sampai kapan pun Ayah tidak akan merestui hubungan kalian dan membiarkan kau menikah dengan wanita itu, jangan harap Ayah akan mengakui mu sebagai anak jika kau tak mau menikah dengan Aileen!"

Entah apa yang membuat Orang tua Vir begitu menentang keras hubungan itu, Selain karena keterpautan usia Fia yang tak seberapa, Virendra yakin pasti ada alasan lain yang membuat orang tuanya menolak Fia.

Namun ia tetap bersikekeh dan melanjutkan hubungan mereka meski tanpa restu orang tuanya sekali pun.

Virendra tersenyum kecut.

"Oh, atau mungkin keluarga mereka mengancam keluarga kita, sehingga kalian bersi keras ingin aku menerima perjodohan ini?” tanyanya dengan tatapan memicing.

“Kenapa bukan Kak Vino saja yang dijodohkan? Dia anak kebanggaan kalian, kan?" ketusnya lagi.

Ia menatap penuh selidik,

Virendra mengatakan hal ini bukan tanpa alasan, ia tahu keluarga Utama terkenal akan kekuasaannya. Ia juga tahu jika perusahaan keluarga Utama lah yang membantu perusahaan papanya yang hampir gulung tikar

"Arshaka Virendra, jaga bicaramu!" Suara bariton Hans menggema di ruangan itu.

"Mereka tidak pernah melakukan apa pun."

“Perjodohan ini terjadi karena memang opa kalian lah yang meminta, kalian sudah dijodohkan sejak kecil dan yang dijodohkan kau, bukan Kakakmu!" ketus Hans yang mulai tersulut emosi menghadapi Vir yang sangat keras kepala, sangat berbeda dengan Vino yang sangat penurut.

Itulah sebabnya Orang tuanya lebih menyayangi Vino dibanding Vir. Tanpa mereka sadari, sikap pilih kasih itu membuat Virendra menjadi sosok yang arogan dan pembangkang sebagai aksi protesnya pada sikap orang tuanya.

Bahkan saking keras kepalanya ia tak mau jadi penerus perusahaan sang Ayah. Virendra lebih memilih membangun usahanya sendiri dari nol, ia tidak merasa bangga jika harus sukses dari bantuan orang tuanya, itu sebabnya dia lebih memilih berdiri di atas kakinya sendiri dan memulai semuanya dari awal. Namun terbukti, hasil kerja kerasnya sudah membuahi hasil, di usianya yang masih muda ia sudah berhasil membangun sebuah hotel dan sudah berjalan hampir 5 tahun, hotel itu sangat berkembang pesat.

Melinda yang melihat suaminya mulai memegangi dada langsung berusaha menenangkan pria paruh baya itu dengan mengusap lembut punggungnya

"Bicaralah yang sopan pada Ayah, Vir! Kau ini keras kepala sekali." Melinda lalu membawa Ayah Hans kembali duduk di sofa.

Vir yang masih duduk tak bergeming, ia menatap sekilas ke arah orang tuanya.

"Aku memang selalu di anak tirikan, kalian selalu lebih menghargai Vino dibandingkan aku." Virendra membanting bantal sofa dengan tatapan sinis dan langsung beranjak pergi dari sana.

Hans yang melihat kelakuan Vir semakin dibuat sesak, nafasnya mulai tak teratur, ia memegangi dadanya yang terasa sakit.

"Aa-ahk ... A-anak itu, di-dia sudah keterlaluan... Huuh!" Dada Hans kembang kempis menahan sakit.

"Ayah kenapa? Jantung Ayah kumat lagi ya?" kata Melinda yang mulai panik melihat keadaan suaminya. Tubuhnya lunglai, merosot terbaring tak sadarkan diri di sofa.

Melinda yang semakin panik langsung berteriak histeris meneriaki pelayan agar menelpon ambulance.

Tidak butuh waktu lama ambulance pun datang, para perawat itu mengeluarkan branker dan langsung membopong tubuh lemah Hans ke atasnya.

Suara sirine ambulance berbunyi sepanjang jalan.

Selang beberapa menit mereka tiba di rumah sakit. Branker itu lalu di dorong menuju ruang IGD. Namun beberapa menit menunggu tak ada satupun Dokter yang datang menangani Hans membuat Melinda semakin panik

"Suster ini dokternya mana?"

"Maaf bu. Tunggu sebentar lagi, beberapa dokter spesialis jantung sedang mengadakan rapat sedangkan yang lainnya sedang menjalankan operasi bedah."

Mendengar ucapan suster membuat Melinda semakin gusar, takut Hans terlambat ditangani dan akan terjadi sesuatu pada suaminya.

Kebetulan Seorang dokter wanita yang memakai masker lewat di depan ruangan itu.

"Dok, dokter tolong tangani suami saya, sedari tadi belum ada dokter yang datang menangani, saya takut dia kenapa-kenapa, hikss." Melinda terisak sambil memohon pada dokter itu.

Baru suster yang berada di samping dokter itu ingin mengatakan sesuatu, dokter yang menggunakan masker itu mengisyaratkannya untuk diam.

Dokter itu pun langsung masuk ke ruang IGD untuk memeriksa pasien.

Melinda bernafas lega, ia hendak ikut masuk, tapi dicegah oleh suster.

"Maaf bu, ibu silahkan tunggu di luar selagi dokter melakukan pemeriksaan."

Melinda pun langsung duduk di kursi tunggu, ia tak henti-hentinya menangis memikirkan keadaan Hans, sungguh ia takut jika terjadi sesuatu pada suaminya.

Pelayan yang ikut mengantar ke rumah sakit merasa iba melihat keadaan majikannya, ia berusaha untuk menenangkan.

"Nyonya yang tenang ya, saya yakin pasti Tuan akan baik baik saja!" Katanya seraya mengelus bahu Melinda.

.

.

Sementara itu, di sebuah cafe terlihat dua pria tengah asyik mengobrol. Dia adalah Virendra dan Dito yang merupakan asisten sekaligus sahabatnya.

"Wajahmu terlihat murung, ada masalah apa?" tanya Dito dengan kening mengkerut.

Virendra menghembuskan nafas kasar. Ia meraih minuman di depannya.

"Kau tahukan keluargaku ingin menjodohkan aku dengan Aileen, anak keluarga Utama."

"Lalu apa masalahnya, dia seorang dokter, cantik dan kaya raya. Aku bahkan tidak akan menolak jika dijodohkan dengannya, Paket komplit!" Dito tersenyum mengingat Wajah cantik Aileen, walaupun ia hanya beberapa kali bertemu saat di rumah sakit, namun menurutnya Aileen cukup baik, meskipun wajahnya terlihat judes.

"Cih menjijikkan! kau dan Ayah ku sama saja.. Kalian kan tahu aku sudah ada Fia!" Vir tak suka Dito memuji Aileen didepannya. Entah mengapa ia begitu membenci wanita itu, padahal ia sama sekali belum mengenalnya, ia hanya tahu namanya tidak dengan kehidupannya.

"Kau masih mengharapkan Fia? Kau kan tahu dia sakit parah, belum lagi orang tuamu tidak merestui hubungan kalian"

"Damn it, Kau ini kenapa Dit? Kenapa kau malah menjelekkan Fia, sebenarnya sahabatmu aku atau ayah?” tanya Vir seraya menggebrak meja dan langsung pergi begitu saja. Entah mengapa hari ini Ia begitu sensitif.

Sementara Dito hanya menggeleng melihat tingkah laku Virendra yang sangat keras kepala.

"Semoga pintu hati mu segera terbuka Vir, Aku juga tidak rela bila kau masih bersama Fia. Aku lebih mendukungmu dengan dokter itun" lirih Dito yang terus memandang kepergian Vir sampai pria itu menghilang tak terlihat di balik pintu.

.

.

Di rumah sakit, Melinda yang masih menunggu dokter keluar, harap harap cemas dengan keadaan di dalam, ia sudah mencoba menghubungi Virendra untuk memberi tahu bahwa Ayahnya sakit, namun pria itu tak menjawab panggilan telepon darinya.

Tak dapat jawaban, Melinda pun langsung mengirimkan Putranya itu pesan, berharap agar dia segera datang.

Dokter pun keluar dari dalam ruangan.

"Dok bagaimana keadaan suami saya?" tanya Melinda penasaran

Dokter itu lalu membuka maskernya, dan menampakkan wajah cantiknya, ya dokter itu memang seorang Wanita.

"Eil, kau yang menangani suami tante?" kata melinda saat melihat wajah dokter yang ternyata adalah Aileen.

Ya, dia adalah Aileen Xavierra Utama, wanita yang akan dijodohkan dengan Virendra putranya.

Aileen tersenyum ramah.

"Kondisi Om Hans sudah lumayan membaik, kita hanya perlu menunggu dokter spesialis jantung untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut." Sambung Aileen menjelaskan.

"Terima kasih Eil, jika kau tidak ada tante tidak tahu lagi apa yang terjadi. Tante takut sekali Eil, tante takut om kenapa-kenapa!" Melinda Benar-benar khawatir.

"Tante yang tenang ya, lagipula kondisi om sudah lumayan membaik." Aileen mengusap lembut bahu Melinda untuk sekedar memberikan semangat. "Kalau begitu aku tinggal dulu yan tante, masih ada urusan yang harus aku selesaikan." Aileen pun segera pergi.

Hari ini ia memang akan mengadakan kunjungan ke beberapa tempat terpencil, namun karena melihat ada pasien yang membutuhkan penanganan ia mengundur waktunya, apalagi pasiennya adalah orang yang ia kenal, tanpa berpikir panjang ia pun menunda jadwalnya dan langsung segera membantu.

Saat berjalan di koridor Aileen berpapasan dengan Virendra yang baru saja tiba. Namun, Virendra malah membuang muka. Aileen hanya tersenyum kecut dan terus berlalu

"Bu, bagaimana keadaan Ayah?"

"Ayah sudah ditangani, Aileen lah yang menanganinya," ucap Ibu tanpa menoleh "Ini semua karena kau Vir, Ayah mu jadi sakit karena tingkah mu yang sudah keterlaluan! Ibu benar-benar tidak habis pikir dengan kelakuanmu, kami bahkan tidak pernah mendidik mu untuk jadi anak yang pembangkang!"

Melinda Sangat geram mengingat tingkah laku putranya itu.

Mendengar itu Vir hanya diam, dia tersenyum dan menunduk, ia tahu kali ini ia benar-benar salah.

"Lihat Aileen, dia bukan siapa-siapa malah perduli dengan Ayah dan mau menanganinya" Kata Ibu, ia tahu tadi dari gelagatnya Aileen ada urusan mendesak

"Lho, itukan sudah kewajiban dia sebagai seorang dokter." Vir tak terima karena Ibunya membanggakan Aileen.

"Ibu tahu ini memang kewajibannya, Tapi kamu tidak tahukan hari ini semua dokter spesialis jantung sedang mengadakan rapat dan sisanya sedang melakukan operasi bedah pada pasiennya.. beruntung Aileen lewat dan langsung mau menangani Ayah, padahal dia sendiri sedang ada urusan mendesak!" Jelas Ibu panjang lebar. Ia sengaja agar hati Vir sedikit terbuka.

Ia sendiri tidak habis pikir, kenapa putranya itu menolak perjodohan dengan wanita seperti Aileen sudah cantik, baik, mandiri dan pekerja keras, bisa dibilang dia adalah paket komplit.

Vir pun hanya menghela nafas panjang mendengar ocehan mamanya. Ia lebih memilih bungkam daripada menjawab yang ujung-ujungnya dialah yang akan terpojok.

Part 2

"Pasien sudah siuman dan ingin bertemu dengan anggota keluarganya" Kata suster yang ke luar dari ruangan Hans

Mendengar ucapan Suster itu, Vir dan ibunya yang tengah melamun sontak berbalik ke arah sumber suara.

"Apa kami berdua boleh langsung masuk?" tanya Melinda.

"Boleh bu, silahkan!"

Melinda dan Vir pun bergegas masuk ke dalam ruangan

"Ayah.." Melinda langsung memeluk tubuh suaminya yang terbaring di branker rumah sakit.

"Bu..Vir.." Suara Hans terdengar berat dan lamban " Mungkin waktu Ayah tidak lama lagi" Ujarnya dengan nafas memburu

"Ayah jangan seperti ini, hiks.."

"Hikkks..Maafkan aku, Vir banyak salah! Aku janji aku akan menuruti semua keinginan Ayah asalkan Ayah jangan seperti ini, Ayah harus janji untuk tetap bertahan, Ayah pasti sembuh" Spontan kata kata itu keluar dari mulut Vir, tidak ada pilihan lain selain menuruti kemauan Ayahnya, Walaupun hubunganya dengan Hans terbilang renggang namun ia tidak ingin terjadi sesuatu pada pria paruh baya itu, ia masih sangat menyayangi Hans sebagai Ayahnya walaupun mereka sering bertentangan

Vir menyesal karena sudah menyebabkan Ayahnya seperti ini.

Hans tersenyum mendengar ucapan putra bungsunya

"Kalau begitu biarkan Ayah bahagia diakhir hayat Ayah, agar Ayah bisa pergi dengan tenang Vir. Ayah hanya ingin melihat mu menikah dengan Aileen, maka aku akan sangat bahagia karena tidak lagi menanggung malu dan rasa bersalah pada oma dan opa mu! Ayah yakin mereka juga pasti sagat bahagia, karena ini adalah keinginan mereka" Ujar Hans

Dengan berat hati Vir pun menyetujui Semuanya, dia tidak ingin menyesal lebih dalam jika terjadi sesuatu pada Ayahnya.

"Baik, Vir mau! tapi dengan satu syarat..."

Apa aku tidak salah dengar? baru kali ini Vir mau menuruti permintaan ayahnya.. Bahkan dulu ia sama sekali tak perduli dengan kondisi Ayahnya ketika diminta untuk meneruskan Perusahaan... Melinda tersenyum haru melihat Putra dan suaminya kembali akur

"Apa Vir, katakan syaratnya!" Ucap Ayah yang langsung bersemangat.

"Aku menyetujui pernikahan ini, tapi dengan syarat setelah menikah aku dan dia akan tinggal berdua saja!"

"Tentu, kalian bebas memilih itu" Hans tersenyum sumringah "Katakan kau mau tempat tinggal yang seperti apa, biar Ayah siapkan"

"Ayah tidak perlu repot-repot untuk itu, aku punya rumah di Cluster Magnolia. Setelah menikah kami akan tinggal disana" Ujar Vir dengan tatapan datar dan dingin. Entah apa yang membuatnya tiba-tiba menurut.

Ayah dan ibu saling pandang dan langsung memeluk tubuh putranya itu, mereka bahagia mendengar keputusan Vir.

Senyum merekah terpancar dari sudut bibir Vir, ia pun membalas pelukan dari Ayah dan Ibunya.

.

.

.

Seorang Pria tengah duduk termenung di kursi taman, tatapannya teduh nan dingin namun tak mengurangi ketampanan di wajahnya. Asap mengepul dari bibir sexy itu. Jika dilihat seperti ini ia terlihat sangat keren, tubuh atletis dan bidang membuat setiap wanita yang melihatnya serasa terpanggil untuk memilikinya. Dengan rambut acak-acakan seperti ini saja dia masih terlihat sangat tampan.

Ia menunduk dan kembali menyesap sebatang rokok yang terselip diantara jarinya, ia mendongak menghempaskan kepulan asap keluar dari mulutnya. Ia melakukannya berulang kali hingga rokok itu benar-benar habis dan hanya menyisakan ampas.

"Huhhhh...."

Vir menghembuskan nafas kasar, ia mendongak menatap langit malam yang bertaburan bintang...

Kenapa hidup ku selalu seperti ini? Aku punya banyak teman namun aku selalu merasa kesepian..Belum lagi orang tua ku yang selalu memaksakan kehendaknya untuk di turuti..

Kapan mereka berhenti mengekang ku, seolah aku ini anak ayam yang tak bisa apa-apa tanpa induknya.

Aku bahkan sangat mencintai Fia tapi kenapa mereka malah memaksa ku menerima perjodohan ini....

Begitu lah suara jerit batin Vir yang mengutuki keadaan.

"Haissshhh, apakah hidup akan selalu serumit ini" Dengusnya sambil menendang kaleng soda yang barusan dilemparnya

Ia kembali mengingat saat Vino menelponnya siang tadi ketika masih berada di halaman Cafe.

Flashback On

Vir yang baru saja keluar dari Cafe, sangat kesal kepada Dito..

Namun tiba-tiba saja handphone nya berdering

"Ada apa kau menelpon ku?"

"Haiss adik ku, kau selalu saja seperti ini... Ayolah Vir aku ini saudara mu, apa kau tidak bisa lebih menghargai ku?"

"Cih.." Vir tersenyum sinis mendengar omongan Vino

"Kau dan keluarga mu itu sama saja, kalian selalu haus penghargaan tapi tak bisa menghargai orang lain" Gumam Vir malas mendengar ocehan sang kakak

Vino hanya tersenyum dari balik telpon. Ia selalu dibuat gemas dengan tingkah Vir, ia sendiri tahu Ayah dan ibunya terlalu keras pada adiknya itu hingga sikapnya jadi seperti ini.

"Hey apa kata mu?? Apa kau mengatai Ayah dan Ibu? bukankah dia juga Keluarga mu?"

Ya mereka bukan Keluarga ku, mereka Keluarga mu, buktinya kau selalu jadi anak emas..

Vir memutar bola matanya malas

"Huhhh, Sudahlah jangan basa-basi. Ada apa menelpon ku? Apa Ayah menyuruh mu untuk membujuk ku?" tebak Vir "Dengarkan Aku Jevino, Katakan pada mereka sampai kapan pun aku tidak akan menerima perjodohan itu..."

"Apa kau ingin agar Ayah kita cepat mati Vir? Apa kau ingin orang yang kita sayangi sekali lagi meninggalkan kita seperti oma dan opa?" Ucap Vino yang memotong perkataan adiknya

Vir menarik nafasnya dalam, ia kembali mengingat kejadian dimana opa dan omanya meninggalkan mereka, saat itu ia dan Vino benar-benar terpuruk. Apalagi hanya opa dan omanya lah yang selalu membelanya ketika Ayah memarahi Vir.

"Jangan bertele-tele, cepat katakan apa maksud mu"

"Oke baiklah, Arshaka Virendra dengarkan aku sebagai kakak mu. Aku mohon kepada mu jangan mengecewakan Ayah untuk yang kesekian kalinya. Kau tahu jantungnya kumat karena penolakan mu tadi, Kata ibu dia dilarikan ke rumah sakit.. Ibu menghubungi mu tapi kau tidak mengangkatnya" Jelas Vino dari balik telpon, membuat Vir hanya terdiam.

Ini yang kesekian kalinya ia menyebabkan Ayahnya masuk rumah sakit. Benar-benar pembangkang. Umpatnya pada diri sendiri

"Halo..Vir apa kau mendengarkan ku?"

"Hmmmnt" sahut Vir yang masih bergelut dengan lamunannya

"Vir aku mohon sekarang temui Ayah, kasihan dia. Kau tahu aku ini jauh, siapa yang akan menemani ibu jika terjadi sesuatu pada Ayah.

Aku mohon penuhi permintaan Ayah, aku tahu kau sudah memiliki kekasih, tapi apakah baik menjalani hubungan tanpa restu dari orang tua? Asal kau tahu, seandainya aku bisa menggantikan mu untuk melaksanakan perjodohan ini mungkin aku akan melakukannya untuk mu. Tapi apa, itu tidak mungkin karena ini sudah pesan dari opa, Apa kau juga ingin opa kecewa pada mu..!"

Entah mengapa mendengar wejangan dari Vino, hati Vir sedikit luluh.

"Baiklah, aku akan temui Ayah"

Panggilan pun terputus..

Dasar adik tidak ada akhlak..

Vino tersenyum, walaupun ia tahu terkadang Vir iri kepadanya karena Ayah dan Ibu yang selalu membelanya. Namun ia tahu bahwa adiknya itu sangat menyayanginya begitupun sebaliknya.

"Ini hanya sebuah kesalah pahaman Vir, suatu saat kau akan mengerti. Aku menyayangimu adik ku"

Flashback Off

"Argggghhhhh....." Vir mengusap rambutnya kasar.

"Vir!" Suara seorang wanita dewasa mendekat ke arahnya

Vir berbalik, ia tersenyum melihat ibunya yang mendekat

"Apa kau menyesal menerima perjodohan ini?" Mama mengusap lembut rambut putranya

Vir tersenyum seraya menggeleng, entah mengapa ia tak bisa berkata jujur.

Melihat wajah ceria sang ibu seolah membuatnya bungkam dan menyimpan kekesalannya dalam hati.

Namun di sisi lain ia juga bahagia, berkat menerima perjodohan ini, hubungannya dengan Ayah dan Ibunya sedikit lebih hangat dan membaik dibanding hari-hari sebelumnya

"Terimakasih karena kembali menjadi anak yang patuh" Ibu memeluk tubuh Putranya

"Kau tahu, Aileen itu wanita baik-baik. Kau tidak akan menyesal menikah dengannya"

Huuuh Keluarga itu benar-benar sudah meracuni pikiran Keluarga ku...

Part 3

Hari-hari terus berlalu, persiapan demi persiapan sudah dilakukan.

Hari itu saat Virendra mengatakan ia menyetujui perjodohan. Hans dengan semangatnya langsung menghubungi keluarga Utama. Bahkan ia langsung sembuh dari sakitnya.

Setelah melewati beberapa rangkaian prosesi, mulai dari Lamaran, tunangan dan sebagainya, akhirnya besok adalah hari pernikahan Virendra dan Aileen.

Entah bisa disebut apa hubungan mereka setelah menikah nanti, Aileen sendiri hanya mengikuti kemauan Opanya yang sangat ingin melaksanakan perjodohan ini. Daddy dan Mommy Aileen sendiri tak pernah pusing soal jodoh putrinya, namun mereka juga tak bisa menolak keinginan kedua papa mereka yang begitu keras dan ingin perjodohan ini terlaksana.

Aileen sendiri sudah mengambil cuti sejak sebulan yang lalu. Dan disinilah ia sekarang sedang duduk termenung di balkon kamarnya, Ia benar benar merasa kesepian.

Bahkan dihari bahagianya ia tak punya teman dekat yang datang mengunjungi.

Ya dia memang tidak memiliki sahabat. dari dulu dia hanya sibuk dan fokus bekerja bahkan setelah lulus kuliah dia langsung melamar kerja di rumah sakit tempatnya bekerja, setiap hari waktunya ia habiskan di rumah sakit dan hanya bergaul dengan dokter dan suster disana, hanya itulah sahabat dan teman dekatnya.

Baginya rekan sesama profesinya tidak bisa disebut teman atau sahabat melainkan lebih dari itu, ya dia menganggap rekan kerjanya lebih dari sekedar teman melainkan saudara seperjuangan.

Kalau soal sahabat atau teman Ia tak pernah memikirkan itu karena baginya didunia ini tidak ada yang benar-benar tulus mau berteman ataupun bersahabat dengan seseorang, Sebab kebanyakan orang sama saja hanya datang disaat butuh dan pergi saat sudah tidak membutuhkan.

Itu lah yang membuat Aileen tak memiliki teman dekat, ohiya Aileen hanya punya satu sahabat namanya Zaky, mereka sudah bersahabat sejak smp, namun semenjak Zaky kerja diluar negeri mereka sudah jarang bertemu. Bahkan sampai saat ini Aileen tidak tahu harus menghubungi Zacky melalui apa, ia tidak punya kontak ataupun sosial media pria itu, Aileen begitu merindukan Zaky, sahabat yang selalu ada dan mau mendengarkan keluh kesahnya.

Dan berbicara soal cinta Aileen sudah muak dengan kata-kata itu, Kata indah yang katanya penuh makna namun nyatanya penuh dengan kepalsuan yang didalamnya hanya ada penghianatan. Pernah menjalin hubungan dengan seorang pria namun pria itu malah berhianat membuatnya enggan lagi merasakan cinta.

Dari saat itu ia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak lagi menjalin hubungan hingga Tuhan lah yang mengirimkan jodoh untuknya.

"Eil, kau kenapa sayang!" Kata seorang wanita membuyarkan lamunan Aileen yang sedang termenung

Aileen menoleh seraya tersenyum saat melihat Mommynya ada di sana. Ya dia adalah mommy dari Aileen, Mommy Jessica.

"Mommy" Aileen berhambur ke pelukan Mommynya

"Kau baik baik saja kan, kalau kau tidak mau melakukan pernikahan ini katakan pada mommy, biar mommy coba bicara pada opa, mumpung masih ada waktu nak" kata mommy mengusap lembut pipi putri sulungnya

Aileen tersenyum getir.

Bagaimana mungkin bisa dibatalkan mom, undangan sudah tersebar dimana mana, aku tidak akan bisa menghindari perjodohan ini, lagi pula kalau pernikahan ini batal pasti keluarga kita akan malu..

Aileen menatap lekat wajah Mommy nya yang masih cantik tak lekang dimakan usia

"Eil tidak apa-apa mom, Eil tidak memikirkan apapun, Aku hanya memperhatikan kupu-kupu ya terbang itu" Tunjuknya pada sepasang kupu kupu

"Mommy pikir kamu sedang merenungi Pernikahan ini nak"

Eil menggeleng

Hening...

"Woy"

Aileen mendengar suara teriakan dari arah bawah, ia pun menunduk melihat siapa yang memanggilnya

Ternyata di bawah sana ada seorang pria tampan yang sedang berdiri menatapnya dari arah bawah. Dia adalah Biyan Xavir Utama adik dari Aileen.

"Kak panggilkan mommy" teriaknya lagi

"Tidak, Mommy sedang bersama ku"

Biyan memang selalu menggangunya jika sedang berdua dengan mommy nya. anak itu seperti tidak rela jika melihat mommy hanya berdua dengan kakaknya, dia ingin jika mommy bersama Aileen maka disana juga harus ada dirinya

"Kenapa By?" sahut mommy, dia penasaran dan langsung menoleh ke arah bawah

"Mommy kemarilah, aku punya sesuatu!" Biyan melambaikan tangannya

"By mommy sedang berbincang dengan kakak, kau jangan mengganggu"

Setelah itu Mommy pun mengacuhkan Byan yang terus merengek meminta agar dirinya diperhatikan.

Namun Mommy sama sekali tak menghiraukan putra bungsunya itu, Dia sibuk berbincang dengn putri sulungnya yang sebentar lagi akan menjadi istri orang.

Dasar bocah tengik, sudah besar masih saja merengek seperti anak Tk...

****

Hari Pernikahan yang ditunggu tunggu pun telah tiba.

Kini semua kerabat, kolega dan para tamu nampak berkumpul di sebuah ruangan besar yang sudah didekorasi sedemikian rupa.

Kedua mempelai pun sudah duduk bersanding di hadapan wali nikah, Ya sebentar lagi Vir akan melakukan ijab qabul yang akan merubah statusnya dengan Aileen menjadi sepasang suami istri.

Vir melirik Wanita cantik disampingnya yang menggunakan pakaian pengantin senada dengan dirinya. Ia benar-benar kesal berada dalam situasi seperti ini. Ini bukan yang ia inginkan.

Disaat yang bersamaan Aileen juga menoleh, seketika pandangan mereka bersitatap satu sama lain.

Vir menatap sinis ke arah Aileen, ia benar-benar melempar tatapan kebencian terhadap wanita itu.

"Baiklah apa sudah bisa dimulai?" Ujar penghulu.

Penghulu pun menyerahkan tugas wali nikah kepada Pak Alfin yang merupakan Ayah dari mempelai wanita, jadi dia lebih punya hak untuk menjadi wali nikah putrinya sendiri.

Vir pun menjabat tangan Pria paruh baya di hadapannya, dari tatapannya ia terlihat dingin dan datar sama seperti dirinya. Aura mengintimidasinya membuat Vir tak sanggup bersitatap dengan pria yang sebentar lagi akan menjadi Ayah mertuanya itu. Baru kali ini ia kalah bersitatap dengan seseorang.

Alfin Menatap sekilas kearah putrinya, seolah mengatakan apakah ia benar-benar siap.

Eil melemparkan senyum kepada Daddy nya, menandakan ia benar benar siap lahir dan batin.

Tidak mungkin kan ia mengatakan tidak, bisa bisa keluarganya akan malu dan opanya yang sudah tua langsung terkena serangan jantung di tempat. Tentu Aileen tak ingin hal itu terjadi.

Daddy Al pun mulai menarik nafas dan bersiap untuk melafalkan ijab pada mempelai pria.

"Ananda Arshaka Virendra Shawan bin Hans Shawan saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan Putriku Aileen Xavierra Utama binti Alfin Maherza Utama dengan Maskawin uang tunai Senilai Rp. 11. 110. 021,00 dan seperangkat Alat shalat dibayar tunai..Terimaa!"

"Saya terima nikah dan kawinnya Aileen Xavierra Utama binti Alfin Maherza Utama dengan Maskawin tersebut di bayar tunai...!"

"Sah..."

"Sah.." teriak para saksi

Dengan satu tarikan nafas Vir melafalkan Qabul dari Ijab yang sudah di berikan Daddy Al padanya. Saat itu pula dalam satu kedipan mata dia sudah merubah status Aileen menjadi istrinya yang Sah di mata Agama dan Hukum.

Puji syukur dan riuh tapu tangan memenuhi isi ruangan itu. Opa Surya dan Opa chandra tak kalaj bahagianya. Sayang sekali opa Vir tak ada disini jadi mereka tak bisa menyaksikan Pernikahan cucu mereka yang sudah mereka rencanakan sejak dulu

Dari pihak Vir memberikan maskawin seperti itu bukan tanpa sebab, jumlah uang yang diberikan sennilai Rp. 11.110.021,00 itu bermakna sebagai tanggal pernikahan Vir dan Aileen yaitu tanggal 11-11-2021

Setelah prosesi ijab Qabul selesai dilanjutkan dengan pemasangan cincin diantara kedua mempelai.

Vir memasangkan 2 cicin berlian pada jari manis Aileen, kemudian Aileen memasangkan 1 cincin di jari manis Vir.

Mempelai wanita mencium punggung tangan mempelai pria dengan khidmat, setelah itu mempelai pria memberi kecupan di kening mempelai wanita Dan seterusnya.

Selanjutnya prosesi sungkeman pada orang tua mempelai

"Jaga anak Saya, Bahagiakan dia! Jika tidak bisa maka kembalikan dia. Pintu Rumah kami akan selalu terbuka untuknya" Pesan Daddy pada menantunya

Mendengar wejangan dari sang mertua sontak membuat Vir gelagapan Namun secepat kilat ia tersenyum penuh kepalsuan, berusaha menyembunyikan kegundahan. Selain arogan ternyata ia juga pandai menyembunyikan rasa.

Untuk pagi ini acara hanya sampai jam 12 siang dan akan dilanjutkan acara resepsi malam nanti dengan konsep outdoor.

.

.

.

Malam hari pun tiba kini kedua mempelai berjalan di altar untuk menuju panggung pelaminan, malam ini mereka nampak serasi dengan gaun dan jas senada yang membalut tubuh kedua mempelai. Membuat mereka bak Raja dan Ratu yang ada di negeri dongeng.

Acara berlangsung meriah dengan para tamu yang hadir, mulai dari rekan kerja, dan tamu dari kedua keluarga besar. Namun berbeda dengan Vir, ia justru tak mengundang banyak teman da rekannya, ia hanya mengundang teman dekatnya seperti asistennya Dito. Tentu hal ini ia lakukan sebab tidak ingin Fia kekasihnya mengetahui pernikahan ini

Apa jadinya jika ia mengetahui Vir telah menikah, bisa jadi kondisi wanita itu semakin drop.

Virendra dan Aileen menghabiskan malam ini dengan duduk di kursi pengantin berdua, menyambut para tamu yang bergantian memberi ucapan selamat pada mereka.

Namun selama itu pula tak sedikit pun Vir mau menoleh menatap Aileen, begitu juga dengan wanita itu ia sama sekali tak ambil pusing dan menghiraukan Vir yang terlihat begitu gelisah.

Pria itu gundah gulana, ia tahu malam ini adalah jadwalnya menelpon dengan Fia, perbedaan waktu antara negara Indonesia dengan negara tempat Fia di rawat membuat Vir harus menelpon saat malam hari.

Fi maafkan aku, aku tahu kau pasti sekarang sedang menghubungi ku...Huhhh kapan acara ini akan berakhir!!!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!