"Aku gak bisa, Pa. Aku harus jemput Citra," tolak Alga. Tanpa mendengar jawaban orang tuanya, pria itu langsung beranjak dari tempatnya dan bergegas pergi dari sana.
"Alga!" teriak Yuda.
Namun Alga tidak menggubrisnya, ia kesal pada gadis itu. Seenaknya saja menempati kamar miliknya, apa lagi gadis itu tak berbasa-basi sedikit pun padanya. Alga anggap, Tari sebagai musuh yang sudah merampas kamar miliknya, apa lagi setelah ia melihat kejadian barusan. Perhatian orang tuanya pun teralihkan pada gadis kecil itu.
"Tidak apa-apa, Om. Aku sudah terbiasa berangkat sendiri naik angkutan," jelas Tari.
"Kalau tidak ada urusan mendadak, Om pasti mengantarmu, Tari," kata Yuda. "Oh iya, kamu tidak perlu ke rumah sakit biar Om dan Tante yang menjenguk Ayahmu nanti, kita bisa gantian menjenguknya," sambungnya lagi.
"Ta-tapi, Om."
"Tidak ada tapi-tapian, bukankah kamu harus banyak belajar? Sebentar lagi 'kan ujian, buatlah Ayahmu bangga, Tari," ujar Yuda lagi.
Tari pun akhirnya pasrah, dan kini ia berangkat sekolah sendiri. Karena rumah itu sedikit jauh dari angkutan umum, Tari berjalan beberpa meter ke depan. Sampailah ia menemukan angkutan umum, ia menyetop angkutan itu dan langsung naik ke dalam.
Tari sampai di sekolah, ia belajar seperti biasa. Tari murid cukup berprestasi di sekolahnya, ia juga memiliki sahabat bernama Bunga.
"Tari," sapa Bunga.
Tari tersenyum ramah pada Bunga, dan mereka berjalan berbarengan ke ruang kelasnya.
* * *
"Apa, kalian tidur satu kamar?"
"Ssuuttt, jangan berisik. Nanti yang lain denger."
Mentari tengah menceritan kejadian semalam yang tiba-tiba ia dan pria yang bernama Alga tidur dalam satu kamar.
"Kalian tidak ...," duga Bunga.
"Tidaklah," pungkas Tari.
"Kamu tahu dari mana kalau pria itu tidak ngapa-ngapain kamu? Bisa sajakan dia menciummu," bisik Bunga.
Mentari langsung membayangkan ia dan Alga berciuman tadi malam. "Tidak-tidak! Itu tidak mungkin, dasar pria mesum," kesal Tari dalam hati. Ia terus menggelengkan kepalanya di hadapan Bunga.
"Tari, kamu gak apa-apakan?"
"Ih bener apa kata kamu, Bunga. Kalau semalam dia menciumku dan ..." Pikiran Tari terus berkelana hingga ia berpikir kalau pria itu sengaja tidur dengannya.
Tak terasa, belajar sambil mengobrol membuat jam pelajaran begitu cepat selesai. Tari dan Bunga berpisah di gerbang, sementara di sebrang sana ada seorang pemuda tampan yang sengaja menunggu Mentari.
Bunga lebih dulu melihat keberadaan pria itu, ia sendiri memberitahukan kepada Tari sebelum mereka berpisah tadi. Mentari pun melihat orang itu, ia tersenyum padanya.
Mentari menyebrang jalan dan menghampiri pria itu, pria yang bernama Chiko. Mereka sudah kenal cukup lama, Chiko pria yang mungkin seumuran dengan Alga. Mereka bertemu secara tidak disengaja.
Saat Mentari duduk di kelas 2 SMP Chiko tak sengaja menabrak Tari sampai gadis itu terluka di bagian tangan. Dari situ mereka bertemu dan berteman sampai sekarang.
"Sudah mau pulang?" tanya Chiko setelah Mentari berada di dekatnya.
"Hmm, aku harus pulang sekarang," jawab Tari.
"Tapi aku mau mengajakmu makan dulu sebelum pulang, inikan sudah waktunya makan siang."
Akhirnya, Mentari dan Chiko makan siang bersama di resto yang lumayan terkenal di daerah sana.
* * *
"Pesan apa?" tanya Chiko setelah mereka sudah berada di resto.
"Aku mau makanan seperti yang biasa aku makan saja, Mas."
Chiko sendiri sudah tahu makanan apa yang disukai oleh Tari, Chiko langsung memesan makanan itu pada pelayan. Pelayan itu mencatat semua pesanan Chiko.
Dan pelayan pun undur diri setelah mencatat semua pesanan itu.
Sementara di meja sebrang sana, ada Alga dan kekasihnya yang kebetulan mereka makan siang juga di sana. Alga melihat keberadaan Tari.
"Sama siapa dia?" batin Alga. Karena itu bukan urusannya, ia pun mulai tak mempedulikan keberadaan gadis itu. Ia menikmati makanannya bersama Citra.
Mentari sendiri tahu ada Alga di sebrang meja sana. Mentari jadi merasa tidak enak, ia takut kalau pria itu melaporkan pada Yuda. Bukankah Yuda sudah bilang bahwa ia harus langsung pulang setelah sekolah. Hingga tatapan mereka bertemu, namun hanya sekilas.
Alga dan kekasihnya lebih dulu selesai, dan beranjak dari sana. Saat Alga melewati meja Tari, Tari seolah tidak melihat dan pura-pura tidak saling mengenal.
"Mas Chiko, setelah selesai makan aku mau langsung pulang ya? Sekarang aku tinggal sama Om Yuda, tidak enak kalau pulang telat."
"Saudaramu?"
Tidak ingin percakapan ini berlanjut, Mentari mengiyakan jawabannya.
Karena makan siang sudah selesai, Chiko langsung mengantar Mentari pulang sesuai keinginan gadis itu.
* * *
"Makasih ya, Mas?" ujar Tari setelah ia sampai di kediaman Yuda.
Chiko mengangguk, dan pria itu langsung undur diri. Setelah Chiko benar-benar pergi, Mentari masuk ke dalam rumah, ia bertemu Ajeng di sana. Ajeng sama baiknya dengan Yuda.
"Baru pulang, Tari?" tanya Ajeng.
"Iya, Tante. Aku ke kamar dulu," pamit Tari. Diangguki oleh Ajeng.
"Oh iya, Tari. Kalau mau makan langsung saja ke meja makan." Mentari menoleh ke arah Ajeng.
"Aku sudah makan, Tante. Tadi tidak sengaja bertemu temen dan mengajak makan siang," tolaknya kemudian.
"Oh ya sudah kalau begitu, kamu istirahat saja. Tante sekarang mau pergi, kamu baik-baik di rumah." Karena Ajeng pergi bersama suaminya menemui Surya. Tari sendiri sudah tahu karena tadi pagi Yuda sudah memberitahukannya.
"Salam buat Ayah, Tante."
"Tentu."
* * *
Malam menunjukkan pukul 8. Ini sudah waktunya makan malam, tapi Ajeng dan Yuda masih belum pulang. Akhirnya, hanya ada Mentari dan Alga di meja makan.
Mereka tak bersuara sedikit pun, padahal, Mentari berharap pria itu membahas soal kejadian tadi siang. Tapi sepertinya, Alga tidak peduli akan hal itu, karena itu memang bukan urusannya.
Alga lebih dulu selesai, ia langsung pergi meninggalkan Tari seolah tidak ada orang di sana.
"Dasar pria tak ada sopan-sopannya, apa dia tidak lihat ada aku segede ini di sini," gerutu Mentari. "Apa dia masih marah ya soal kamar yang aku tempati." Tapi ya sudahlah, lagian itu keinginan Yuda agar ia menempati kamar itu.
Mentari langgsung membereskan piring kotor termasuk bekas Alga, ia membawanya ke dapur dan mencucinya. Meski bi Ati sudah melarangnya, Tari ya tetap Tari. Gadis itu bersi kukuh pada keinginannya.
* * *
Mentari sedang belajar malam ini di kamar, tanpa permisi ada seseorang yang masuk ke dalam kamar itu.
Dan orang itu adalah Alga, Alga benar-benar tidak menganggap ada orang di sana. Sementara Tari, ia merasa terganggu akan kehadiran Alga.
"Hey, kamu tidak lihat ada orang di sini?" cetus Tari.
Alga menghentikan aktivitasnya yang sedang mencari buku di meja yang ditempati Tari yang sedang belajar.
"Oh, aku kira tidak ada orang. Setidaknya kamu izin dariku kalau ingin menempati kamar ini." Alga tak kalah ketus dari Mentari.
Sepertinya perang di antara mereka akan dimulai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Azizka Amelia Putri
perang dingin di mulai lanjut thorrr semangat terus buat athor
2021-11-02
1