Chapter IV

Cherry benar-benar terlihat seperti orang yang menahan serangan hebat, tapi saat ini semangatnya menurun, dan dia berkata, “Tidak mungkin, kau tidak bisa saja seperti itu! Bagaimana kau bisa tega menduga-duga sesuatu yang buruk seperti itu dari cerita kebanyakan orang-orang?”

“Yah intinya, apa pun yang terjadi disana, kukira tidak akan ada hasil baik buatmu dari kesempatan yang muncul dengan cepat ini, dan aku berkata begitu saat ini karena menyayangkan gadis secantik dirimu akan diperlakukan seperti pendamping-pendamping sebelumnya! aku tidak bisa menyangkalnya! Nah sekarang, apa yang hendak kau lakukan untuk melanjutkan rencana awalmu?”

“Aku tidak tahu,” kata Cherry, bibirnya gemetar. “Aku harus memikirkan sesuatu.”

“Hanya ada satu hal yang bisa kau lakukan, dan itu adalah kembali ke Nyonya. Raina,” ujar si pemuda.

“Oh, tidak, tidak, tidak!” Gadis itu berteriak dengan penuh semangat yang membara.

“Lebih baik aku bekerja sebagai pelayan tukang masak daripada pulang untuk dimarahi dan disalahkan melihat apa yang sudah kulakukan ini, juga dituduh telah membuat bibiku sakit, dan dipaksa menikahimu, yang pasti tidak akan terjadi, apalagi karena aku kabur bersamamu lagi! Dan, tidak akan ada gunanya memberi tahu bibiku, atau ayahmu, kalau aku bukan kabur bersamamu, melainkan menjauh darimu karena kalaupun mereka percaya kepadaku, mereka akan berpikir hal itu lebih buruk, maka itu berarti kita harus menikah, oh tidaaak…!”

Pemuda itu memucat, lalu berseru dengan tiba-tiba, “Oh, astaga, itulah yang akan mereka perbuat! Kita dalam situasi terjepit saat ini, terus menurutmu keputusan bijak apa yang harus diambil? Dan hal ini hampir membuatku berharap seandainya aku tidak memergokimu saat sedang mengendap-endap keluar rumah saat itu dan mengapa aku harus berpikir sudah menjadi kewajibanku untuk memastikan kau selamat kemanapun dan apapun yang kamu lakukan!”

“Maaf!” sela Nona Dior. “Boleh aku memberi saran?” Dia tersenyum kepada Cherry, lalu mengulurkan tangan.

“Kalau kau berniat menjadi seorang pendamping, ikutlah denganku dan jadilah pendamping untukku!” Dia mendengar Nona Harrow yang masih duduk di dalam kereta mengeluarkan suara deham marah yang sayup-sayup, dan buru-buru menambahkan, “Tidaklah pantas untuk dua orang lawan jenis, kau tahu, menginap di sebuah hotel bersamaan, dan hal ini tidak bisa diharapkan Nyonya Susan sekalipun jika dia mempekerjakanmu, yang kukira sangat tidak mungkin akan langsung siap memberimu tempat tinggal dengan segera. karena dia akan mengharuskanmu untuk memberinya nama dan bimbingan dari seseorang yang terhormat yang bersedia menjaminmu, minimal memiliki pengalaman atau berkas surat-suratmu lengkap dulu.”

“Oh, astaga!” seru Cherry, cemas. “Aku tidak pernah berpikir begitu!”

“Sangat bisa dimengerti!” kata Caroline.

“Lagi pula, seseorang tidak mungkin memikirkan segalanya. Tapi, aku sungguh merasa ini masalah yang harus dipertimbangkan, dan aku juga merasa sangat mustahil mempertimbangkan apa pun jika seseorang berdiri di jalanan terbuka seperti ini, dengan angin berhembus kencang yang sudah pasti membekukan akalnya. Jadi, silahkan, masuklah ke keretaku! Tuan. Blanchet akan menyusul kita pada waktunya nanti setelah membereskan semuanya, dan kita bisa membicarakan masalah ini sesudah makan malam dan duduk dengan nyaman di samping perapian ditempatku.”

“Terima kasih.” Cherry berkata dengan ragu. “Anda sangat baik, Nona Dior! Hanya… hanya saja, bagaimana Archard bisa menyusul, padahal dia tidak bisa meninggalkan kudanya?”

“Kau tidak perlu mencemaskan aku,” ujar Tuan. Blanchet dengan gagahnya.

“Aku akan menuntun kuda ini ke losmen terdekat dan berharap bisa menyewa semacam kereta untuk membawaku ke Rouen, dan kita bisa bertemu nanti malam.”

“Kau bahkan bisa menunggangi kudanya,” usul Caroline.

“Maaf tapi, saya tidak berpakaian khusus untuk berkuda!” kata si pemuda, seraya memandangnya. “Dan dan meski saya memakainya, kuda ini bukan kuda tunggang!” Caroline sekarang menyadari Tuan Blanchet adalah pemuda yang sangat menjunjung tinggi aturan-aturan yang ada.

Caroline merasa sangat geli, merasa lucu saja jika ada yang gampang mengapa mesti mencari yang susah, persetan dengan segala macam aturan dan ***** bengeknya tapi itulah yang dia lihat sekarang, dan meski binar tawa terpancar dari matanya, dia akhirnya berkata dengan sikap serius.

“Betul sekali! Kita harus membiarkanmu berbuat sesuai apa yang menurutmu pilihan terbaik, tapi aku mungkin harus memperingatkanmu karena ini bukan jalan terdekat dan terbaik untuk mendapatkan pos tempat pemberhentian kuda, kau mungkin akan kesulitan untuk menyewa kereta di losmen terdekat dan mungkin harus puas dengan kendaraan yang sama sekali belum pernah kau naiki. Tapi, aku tidak akan berputus asa untuk menjumpaimu di Upper Versailles pada waktu makan malam!” Dia lalu memberikan pemuda itu arah rumahnya, tersenyum dengan ramah kepadanya, dan mendorong Cherry ke undakan kereta.

Didorong oleh tangan yang kuat di punggungnya, Cherry menaiki undakan, tapi berhenti di puncak undakan untuk berkata melewati bahunya, “Seandainya aku setidaknya bisa membantumu, Archard, aku tidak akan meninggalkanmu dalam kesulitan seperti ini, dan seharusnya kau tidak akan mengalaminya jikalau tidak mencampuri urusanku.”

“Kau tidak perlu repot-repot memikirkan itu,” sahut Tuan. Blanchet. “Sama sekali tidak berguna bagiku. Kehadiranmu justru akan membuat segalanya memburuk situasinya karena harus mendengar setiap gerutuanmu setiap menit. Kalau memang bisa lebih buruk dari ini, dan itu sudah membuatku pusing,” tambahnya.

“Cerewet” sanggah Cher.

“Yah, dari semua hal ini tidak adil yang aku bisa dikatakan!” Cherry terengah karena emosi. Dia akan mengucapkan sesuatu lagi, tapi Nona Dior memotong dengan mendorongnya kedalam kereta. Nona Dior lalu memerintahkan pelayannya yang simpatik untuk memindahkan koper tamu dadakan ini ke kereta mereka. Dan ketika semua sudah dibereskan, Nona Dior sendiri naik ke dalam kereta, dengan cepat meminta Nona Harrow untuk menyediakan tempat bagi orang ketiga di kursi belakang, mendorong batu panasnya sendiri ke bawah kaki Cherry, berbagi selimut bulu yang dihamparkan ke sekelilingnya, dan mengangguk kepada pelayannya agar menaikkan undakan. Dalam waktu beberapa menit, sang Kepala Pengurus Kuda kereta sudah menggerakkan kuda-kudanya, dan Cherry, yang duduk merapat di antara calon nyonya rumahnya dan Nona Harrow, sedikit mendesah seraya diam-diam mengulurkan tangan dinginnya untuk memegangi tangan Nona Dior, dan berbisik, “Oh, aku sungguh sangat ingin berterima kasih kepadamu, Nyonya!” Nona Dior mengusap tangan kecil itu, seraya berkata, “Anak malang! Kau kedinginan sekali! Jangan khawatirkan akan hal itu! Kita akan segera tiba di Rouen, dan kita tidak akan membicarakan masalahmu sampai kau merasa hangat dan telah menyantap makan malam, lalu setelah itu baru mendapat nasihat dan ocehan Tuan muda Blanchet!” Cherry tanpa sengaja tersedak tawa, tapi menahan diri supaya tidak berkomentar.

Sepanjang sisa perjalanan, sangat sedikit percakapan dilontarkan. Cherry, yang kelelahan dari petualangan hari itu, sudah hampir terlelap, dan Nona Dior membatasi kata-katanya pada obrolan basa-basi yang ditujukan kepada Nona Harrow. Sedangkan Nona Harrow sendiri terkatup mulutnya, ocehan yang biasa mengisi perjalanan terhenti karena perasaannya terluka oleh tindakan sang majikan tentang persahabatan baru yang dirasa mendadak dan apa yang dia lakukan selama ini tidak cukup memuaskan Nona Dior. “Bagaimana pun aku harus segera menyampaikan kepada nona muda setelah ini”. pikir nona Harrow lagi.

Nona Elle diam membisu, sesuai dengan statusnya, tapi dia juga akan berniat menyampaikan kepada Nona Dior dengan pendapatnya tentang tindakan terakhir wanita itu yang dinilai buruk, begitu dia berduaan dengannya, hal ini perlu disampaikan dengan ungkapan yang jauh lebih jujur dan terus terang dibanding dengan apa yang akan di sampaikan oleh Nona Harrow, Karena tidak semua orang boleh diterima dan di perlakukan tanpa berpikir panjang, seperti yang barusan terjadi.

*****_____*****

Baca Juga Novel yang lainnya ya

"LAYLA AL-MADANI"

Tema Cerita tentang “Kasih sayang orang tua yang terlewat. Pembunuhan, balas dendam, romantisme dan perselingkuhan. Isi terkait politik yang terjadi di timur tengah, dan perang tiga agama dalam memperebutkan tanah suci di Yerusalem. Ikuti ceritanya pasti seru...

*Komen dan sarannya di kolom komentar dibutuhkan, serta jangan lupa Vote ya…*

By the way, Enjoy it

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!