Sementara pelayan laki-lakinya melompat turun untuk membuka pintu kereta dan menurunkan tangga, Caroline sempat memahami detail kecelakaan yang telah menimpa dua pelancong itu. Sebuah kereta terbuka beroda dua, dengan satu rodanya hilang, tergeletak miring di tepi jalan, dan di samping kereta berdiri dua orang seorang perempuan, meringkuk di balik mantel, dan seorang pemuda tampan, yang tengah meraba-raba lutut kuda kuat berkaki pendek yang telah ditariknya dari antara lubang kekang kereta. Tepat ketika Diandre, si pelayan, membuka pintu kereta Nona Dior, sang pemuda berkata, “Yah, syukurlah, setidaknya kuda pincang ini tidak terluka.” Temannya, yang dilihat Nona Dior merupakan gadis yang sangat muda dan sangat cantik, menjawab dengan nada sedikit kasar, “Aku tidak melihat ada banyak yang patut disyukuri dari kondisinya!”
“Memang kau tidak melihatnya, aku yakin!” jawab pemuda itu ketus. “Kau tidak akan diminta untuk membayar” Dia berhenti tiba-tiba karena menyadari kereta sangat mewah yang baru saja melintasi tikungan di jalan sudah berhenti, dan penumpangnya, seorang wanita yang sangat cantik, tengah menuruni kereta. Pemuda itu terkesiap, melepaskan topi tingginya yang modis, dan tergagap, “Oh! Saya tidak melihat maksudnya, saya tidak mengira atau lebih tepatnya anda akan berhenti” Nona Dior tertawa dan membebaskan pemuda itu dari rasa malunya ketika turun dari kereta dengan berkata, “Apakah kau mengira siapa pun bisa sebegitu egoisnya sehingga tidak berhenti? Bukan aku, kupastikan itu! Hal yang sama pernah kualami, dan aku tahu betapa tidak berdayanya ketika kita kehilangan satu roda! Nah, apa yang bisa kulakukan untuk menolong kalian dari kesulitan yang mengerikan ini?” Gadis itu, yang mengawasinya dengan sikap hati-hati, tidak berkata apa-apa, tapi si pemuda membungkuk, dan berkata, “Terima kasih! Anda baik sekali, Nyonya! Saya akan sangat berhutang budi kepada Anda jika Anda bersedia menyuruh mereka, di tempat penyewaan kuda berikutnya, untuk mengirimkan kereta ke sini, untuk membawa kami ke Rouen. Saya tidak mengenal baik daerah ini, jadi saya tidak tahu akan bagaimana dengan kudanya! Saya tidak bisa meninggalkan kuda ini di sini, bukan? Mungkin hanya saja saya segan meminta Anda untuk mencarikan seorang tukang roda, Nyonya, meskipun saya kira tukang rodalah yang paling saya butuhkan!” Di sini, teman si pemuda menyela, dengan mengatakan bahwa tukang roda bukan yang dia butuhkan. “Paling-paling tukang roda itu tidak akan datang, dan kalaupun dia datang, siapa yang pernah mendengar ada tukang roda yang memperbaiki roda di jalan? Terutama roda dengan dua jari-jari yang patah! Akan memakan waktu berjam-jam sebelum kita tiba di Rouen, dan kau harus tahu hal terpenting adalah aku harus berada di sana tak lebih dari pukul lima! Aku harusnya tahu bagaimana jadinya sewaktu kau mencampuri urusanku karena dari semua orang bodoh yang pernah kukenal, kaulah yang paling bodoh, Archard!” ujar gadis itu dengan marah.
“Kuingatkan kau, Cher,” jawab si pemuda dengan pedas, wajahnya merah padam, “kecelakaan ini bukan salahku! Dan, lagi pula, kalau aku tidak ikut campur seperti yang kau sebut tadi urusanmu, kau pasti akan mendapati dirimu saat ini telantar berkilo-kilo jauhnya dari Rouen! Dan, kalau kita hendak membahas soal orang-orang bodoh" dia berhenti tiba-tiba, mengendalikan diri dengan upaya yang sangat kentara, mengatupkan gigi, dan berkata dengan suara tidak ramah dari seseorang yang bertekad untuk tidak membiarkan kemarahan menguasainya, “tapi, aku tidak akan melakukannya!”
“Tidak, jangan!” kata Caroline, merasa sangat geli melihat adu mulut ini. “Kalian sebenarnya tidak punya waktu untuk saling tuduh saat ini, bukan? Kalau memang sangat penting bagimu untuk mencapai Rouen sebelum pukul lima, Nona ...?” Caroline memberi jeda, alisnya terangkat dengan penuh tanda tanya, tapi wanita muda di hadapannya tidak terlihat bersedia menyebut namanya. Setelah merasa ragu sejenak, gadis itu tergagap, “Kalau boleh, Nyonya, bisakah Anda hanya memanggilku Cherry? Aku aku punya alasan sangat khusus untuk tidak menginginkan siapa pun tahu nama keluargaku kalau-kalau mereka datang mencariku.”
“Mereka?” tanya Nona Dior, ingin tahu petualangan macam apa yang kebetulan dilalui gadis ini.
“Bibiku, dan ayahnya,” kata Cherry, seraya mengangguk kearah kawannya. “Dan, sangat mungkin pamanku juga, kalau dia bisa dibujuk untuk berbuat sesuatu,” imbuhnya.
“Ya Tuhan?” seru Nona Dior, matanya berbinar-binar.
“Mungkinkah aku sedang membantu masalah kawin lari?” Sikap tergesa-gesa dari si gadis dan si pemuda untuk menolak gagasan ini yang disertai dengan semangat menggebu sekaligus rasa benci, membuat Nona Dior kesulitan agar tidak tertawa keras. Dia berhasil menahan diri supaya tidak tertawa, dan berkata, dengan suara yang sedikit gemetar,
“Maafkan aku! Sungguh, aku tidak bisa membayangkan bagaimana aku sampai mengatakan sesuatu yang begitu mengada-ada karena kelihatannya ini sama sekali bukan masalah kawin lari!” Cherry berkata dengan rasa gengsi, “Aku bisa jadi seorang anak yang menyedihkan, aku mungkin seorang gipsi kecil, dan kelakuan burukku mungkin membuat orang merasa jijik kepadaku, tapi aku tidak kehilangan semua rasa kesopanan, apapun yang dikatakan bibiku, dan tidak ada yang bisa membujukku untuk kawin lari dengan siapa pun! Tidak akan, meskipun aku sedang jatuh cinta, yang sedikit pun tidak sedang kurasakan! Tentang kawin lari dengan Archard, hal itu tidak masuk akal untuk dilakukan karena”
“Kuharap kau bisa menjaga mulutmu, Cher!” tukas Archard, terlihat sangat jengkel.
“Kau mencerocos seperti alat musik, dan lihat apa akibatnya!” Dia berpaling kepada Caroline, seraya berkata dengan kikuk,
“Saya tidak heran Anda salah paham sehingga mengira kami sedang kawin lari. Masalahnya, justru sebaliknya.”
“Ya, benar.” Cherry menyetujui.
“Sangat, sangat kebalikannya! Sebenarnya aku sedang melarikan diri dari Archard!”
“Aku mengerti!” ujar Caroline dengan simpati. “Dan, dia membantumu melakukannya.”
“Yah, begitulah bisa dikatakan begitu.” Cherry mengakui.
“Bukan berarti aku ingin dia membantuku, tapi tapi keadaannya membuatku sangat sulit untuk mencegahnya. Masalah ini... agak rumit dijelaskan ahhh sudahlah….”
“Kelihatannya memang begitu.” Caroline menyetujui. “Dan, kalau kau berniat menjelaskan kepadaku bukan berarti aku sangat ingin tahu bagaimana kalau kau naik ke keretaku, dan izinkan aku membawamu ke tempat mana pun di Rouen sesuai yang ingin kau tuju?”
Tatapan Cherry ke arah kereta Caroline menunjukkan keinginannya untuk menaikinya, tapi dia menggeleng kuat-kuat. “Tidak. Anda sangat baik, tapi tidak adil kalau aku meninggalkan Archard, dan aku tidak akan berbuat begitu, dia sudah membantu aku sejauh ini.”
“Ya, kau akan melakukannya,” ujar Archard.
“Sedari tadi aku mencemaskan bagaimana mengantarmu ke Rouen sebelum kau menjadi kedinginan, dan kalau nyonya ini akan membawamu kesana, aku akan sangat berterima kasih kepadanya.”
“Aku pasti akan mengantarnya ke sana,” kata Caroline, tersenyum kepadanya.
“Oh ya, namaku Dior, Nona Caroline Dior.”
“Dan, saya Archard Blanchet, siap melayani Anda!” sahutnya, dengan sikap penuh hormat.
“Dan, ini”
“Archard, jangan?” teriak Cherry, sangat gugup. “Kalau wanita ini memberi tahu bibiku di mana aku berada bisa runyam semua rencanaku kesini”
“Oh, jangan khawatirkan hal itu!” ucap Caroline riang. “Tidak pernah aku dijuluki sebagai perusak rencana, kupastikan itu! Kuperkirakan kau akan mengunjungi seorang teman, atau mungkin kerabat?”
“Yah, tidak tepat begitu. Sebenarnya, aku belum pernah bertemu wanita itu,” ungkap Cherry, dengan dorongan rasa percaya diri.
“Masalah sebenarnya adalah, Nyonya yang baik hati, aku kesana maksudnya hendak melamar pekerjaan sebagai pendamping wanita itu. Dia bilang aku membawa selebarannya yang kulihat di koran Morning Post, tapi bodohnya aku memasukkannya ke dalam koper, jadi aku tidak bisa memperlihatkannya kepadamu tapi wanita itu bilang dia butuh seorang wanita muda yang aktif dan sopan serta suka menolong. Dan, para pelamar harus berkunjung ke kediamannya di La guillete antara pukul lima sore ini agar…”
“La guillete!” seru Caroline. “Oh Anak malang, mungkinkah kau akan menemui Nyonya. Susan?”
“Ya.” Cherry bimbang, merasa cemas dengan nada iba yang dilontarkan Nona Dior dan terdengar sangat jelas. “Yang Terhormat Nyonya. Susan, yang membuatku berpikir dia pasti seseorang yang sangat terhormat. Bukankah begitu, Nyonya?”
“Oh, ya! Contoh sosok yang pantas dihormati!” sahut Caroline.
“Terkenal di Rouen sebagai istri licik, bengis paling buruk di kota! Dia sudah punya entah berapa banyak gadis aktif dan sopan yang melayani segala kebutuhan pribadinya selama tiga tahun terakhir aku mengenalnya. Entah mereka meninggalkan rumahnya dengan histeris, atau dia memberhentikan mereka karena mereka tidak cukup aktif atau suka menolong! Sayang, percayalah kepadaku, pekerjaan yang dia tawarkan sepertinya tidak akan cocok untukmu, dan tidak seperti yang kamu bayangkan sebelumnya!”
“Saya sudah menduga begitu!” timpal Tuan. Blanchet dengan rasa puas.
††*****††
Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca artikel novel saya, dan sebagai info. Harusnya setiap hari ada update untuk episode baru, tapi entah karena belum cukup memenuhi syarat dalam menandatangi kontrak atau kendala teknis saya kurang paham.
Platformnya yang kadang menunda untuk menampilkan setiap hari.
Oh iya, jangan lupa vote juga ya, dan berikan saran terkait penulisan dalam cerita.
Terima kasih banyak.
________________________________
Baca Juga Novel saya yg satunya ya…
LAYLA AL-MADANI
Tema Cerita tentang “Kasih Sayang Orang Tua di masa lalu yang mengagumkan tetapi di khianati oleh bangsa sendiri, Penghianatan, balas dendam serta ambisius berskala besar..
“Setting Cerita membuat segalanya masuk akal dan alur cerita yang terentang dari masa ribuan tahun lalu menjadi latar belakang penuh warna bagi berbagai kesulitan yang di dalami oleh para pelaku utamanya”.
“Petualangan yang menggairahkan dan menyenangkan menumpas kasus yang akhirnya menyeret kepada kejadian yang tidak terduga, melibatkan beberapa Bangsa dan Kepercayaan dari tiga (3) agama dalam memperebutkan Tanah Suci dengan Politik Timur Tengah yang suram dan tidak tenang, di selingi dengan kisah romansa cinta sesaat dari pelaku itu sendiri”
Dan Jangan Lupa Vote, juga komen dan sarannya di butuhkan.
By the way Enjoy it!!!
Thanks and best regards
“Saya yang di pojokan kulkas”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Harniah Harny
aku mampir ya kak, jangan lupa mampir di karyaku juga " Diary Kehidupanku, semangat terus..
2022-10-27
1