Kayaknya aku kenal deh

Belum beranjak dari sana, Raka berteriak dari ruang tengah. "Sayang, buruan dong! Lapar nih!" Sepertinya cacing yang ada didalam perutnya minta jatah, meronta, minta diisi.

"Sayang, gak ada makanan di meja makan," keluh Citra dengan wajah cemberut.

"Loh, kok bisa sih!" Raka kecewa. Padahal, perutnya sudah sangat lapar.

"Aduh, gimana dong!" Citra mendaratkan tubuhnya dengan kasa di sofa. Sambil menggerutu kesal,karena kelalaian Aira. Mereka harus menanggungnya.

"Biar aku yang cari makan." Raja beranjak. "Kamu mau dibeliin apa?" Setelah itu bertanya pada Citra.

"Nggak usah, sayang. Kamu ke cafe aja, mereka pasti sudah masak. Ambil spaghetti dua porsi, ya?" suruh Citra dengan manja.

"Bener juga ya?" Raka mencubit dagu Citra. "Aku berangkat dulu." Setelah itu beranjak keluar.

Baru juga sampai di halaman. Raka dikejutkan dengan kedatangan Aira yang nampak panik, buru-buru mematikan mesin Scoppynya.

"Loh, Mas Raka!" tunjuknya sedikit terkejut. "Kok ada disini?" Setelah itu menatap kearah pintu rumah. "Mami gak apa 'kan?" Aira kembali panik.

"Eh, sayang." Raka tersenyum kecut. Seperti pencuri yang ketangkap basah masa. "Itu, anu mami. Mami gak apa kok!" Dengan terbata ia menjawab pertanyaan Aira.

Aira mengangguk lega. Akan tetapi, dalam hatinya bergelumun heran. Kok bisa ada Raka ditempat itu. Padahal, dia tidak memintanya ke rumah.

"Sayang, aku baru mau ke cafe. Eh, kamu malah udah ada disini," ujar Raka membuang kecurigaan yang sempat membebam dalam netra Aira.

"Aku khawatir, Mas. Mami kok gak ke cafe, padahal udah jam setengah dua. Biasanya, mami datang untuk makan siang. Makanya, aku pulang. Buat tengok keadaan mami," jelas Aira panjang lebar.

"Eh gak taunya ada kamu di sini."

"Iya, sayang. Aku 'kan kangen kamu." Rayuan maut, keluar begitu saja dari bibir buaya darat seperti Raka. Dan nyatanya berhasil membuat wanita dihadapannya tersipu malu.

"Ah, Mas Raka bisa aja. Ya udah, aku tengok mami dulu ya?" pamit Aira, secepatnya dicegah oleh Raka.

"Nggak usah, sayang. Mami masih tidur, kok!" cegah Raka.

"Kok kamu tahu, Mas?"

Ucapan Raka seolah jadi bumerang sendiri baginya. Dia bingung harus menjawab apa, pertanyaan dari Aira. Gestur tubuhnya tampak seperti orang linglung.

"Eh, itu na. Tadi 'kan aku masuk ke dalam, sayang." Raka menggaruk tengkuknya. "Terus gak ada orang. Nah, aku pikir kamu masih ada di kamar, aku susul. Gak taunya kosong. Terus,pas lewat kamar mami, ternyata orangnya masih tidur," jelasnya mencari alasan.

"Ya ampun, Mas. Kamu kok nekat sih! Pake masuk ke kamar segala, nanti kalau disangka ngapa-ngapain gimana?" Raut wajah Aira tampak kecewa. Dengan kelancangan Raka yang main masuk, sampai ke kamar.

"Maaf, sayang. Aku kan kangen kamu. Gak sabar, pengen cepetan ketemu." Raka kembali mengeluarkan jurus andalannya. Merayu Aira, agar wanita itu tidak curiga padanya.

"Ya udah gak apa. Lain kali, jangan ya? Gak sopan."

"Iya, sayang. Ayok, aku yang antar kamu kembali ke cafe!" tawar Raka, mencari simpati.

"Aku bawa motor sendiri, Mas. Kamu masih mau ke cafe?"

"Iya, sayang. Kebetulan perutku laper banget, pengen makan spaghetti."

"Ya udah, ayo! Kita bawa motor sendiri-sendiri ya?"

"Ok, siap."

*****************

Sampailah mereka di cafe, suasana cafe sudah mulai rame. Dijam-jam segini. Banyak anak kuliahan yang mampir ke cafe itu, untuk sekedar menikmati menu yang tersedia. Ada juga, yang sekedar melepas lelah. Seharian memeras otak, dengan materi-materi yang menjengkelkan.

Seperti muda-mudi yang duduk dibagian pojok cafe. Dengan semangatnya menceritakan dosen killer yang menjengkelkan. Yang merusak suasana hatinya.

"Gue paling benci sama pak Suraj, bengis banget dia tuh!!" celetuk salah satu dari mereka.

"Udah Dateng tekat, sampai kelas marah-marah tuh dosen!" imbuh temannya yang juga mengatai dosen itu.

Samar-samar, Aira mendengar nama yang tidak asing ditelinganya. Gadis itu pun mendekat. Seraya bertanya, "Mau pesen apa, Mbak?" Dengan ramah, ia menawarkan menu andalan cafenya.

"Aku mau es bobanya satu. Terus kentang goreng, tapi jangan kering-kering ya gorengnya. Satu lagi, donat toping coklat full," ujar gadis berambut pirang.

"Samain aja deh, Mbak. Iya nggak temen-temen?" sambar gadis yang memakai jeans berwarna biru.

"Iya udah deh," sahut mereka yang tersisa.

"Ok, tunggu dulu ya? Saya buatkan dulu?"

Baru beberapa langkah dia berjalan. Para mahasiswa itu kembali bercerita. Memaksa ia, ingin menguping dan berhenti di tempat itu.

"Eh, tapi dia itu ganteng loh!" seloroh wanita yang berambut pirang. "Matanya itu cokelat, terus rambutnya juga agak kriting-kriting gitu. Kek orang India."

Ciri-ciri yang disampaikan oleh wanita itu, sama persis dengan pria yang ia temui di pasar tadi pagi.

"Iya emang orang India. Namanya aja Suraj!" seloroh temennya lagi.

Fiks, berarti benar. Pria yang mereka bicarakan itu memang orang yang sama, yang ketemu Aira di pasar tadi.

"Oh, jadi dia dosen!" seru Aira, senyum-senyum sendiri.

Terpopuler

Comments

Re Han

Re Han

kayak nya udah mulai suka nih Aira.kok senyum senyum sendiri

2022-11-25

0

Sas Kano

Sas Kano

huh dasar tua Bangka tak tau diri😡😡

2022-08-29

0

Su Yati

Su Yati

tante genit ganjen deh...... tega ama anak sendiri... 😡😡😡😡

2022-03-01

1

lihat semua
Episodes
1 Perselingkuhan
2 Pertemuan awal
3 Pergumulan panas
4 Kayaknya aku kenal deh
5 Panas
6 Api cemburu
7 Rencana licik
8 Dinginnya udara puncak
9 Rencana terselubung
10 Sang pujangga cinta
11 Kegundahan hati
12 Dituntut
13 Permohonan maaf
14 Berbunga-bunga
15 Undangan
16 Momen indah
17 Masa lalu
18 Kejutan dari mami
19 Kegundahan hati Aira
20 Tak sabar
21 Di desak
22 Kepergok
23 Bukti
24 Pesan dari Bellian
25 Video itu
26 Penjelasan Citra
27 Kejutan
28 Sah
29 Sandiwara mereka
30 Persiapan
31 Pengantin baru
32 Melanjutkan yang tertunda
33 Terbatas
34 Tugas pertama sebagai istri
35 Rencana yang bagus
36 Di ujung kesesatan
37 Jelas, sudah
38 Rapuh
39 Mengulangnya
40 Ancaman
41 Memalukan
42 Bangkit
43 Plan Aira dan Suraj
44 Memulai hubungan baru
45 Ketegasan Aira
46 Kebusukan Citra
47 Terbiasa
48 Pelanggan baru
49 Hampir saja
50 Kepanikan Citra
51 Kemarahan Citra
52 Firasat Aira
53 Siapa, Mawar?
54 Good idea
55 Hasilnya
56 Akhirnya, aku menemukannya
57 Masih harus menunggu
58 Niat jahat
59 Dalam bahaya
60 Penyelamat
61 Akal busuk Citra
62 Surat gugatan cerai
63 Resmi menjanda
64 Perasaan aneh
65 Kabar Aira
66 Terhina
67 Kemana Aira
68 Tak sepadan
69 Terbuka semua
70 Puncak penderitaan Aira
71 Hilang sudah
72 Setitik harapan
73 Kerjasama
74 Memulai dari awal
75 Kakak akan bantu
76 Rindu
77 Dua orang baik
78 Awal kesuksesan Aira
79 Tenang, melihat wajahnya
80 Bukan jodoh
81 Tiga tahun kemudian + visual
82 Rencana Maholtra
83 Kehancuran Citra
84 Aira kembali
85 Gagal
86 Masalah baru
87 Tawaran kerja sama
88 Pengumuman
89 Karma
90 Kejutan dari Maholtra
91 Meluapkan rasa rindu itu
92 Aku seperti mengenalmu
93 Insiden
94 Seandainya, dia adalah aku?
95 Kehancuran Raka dimulai
96 Kettyera adalah Aira
97 Pelelangan
98 Terungkap sudah
99 Haru
100 Akhir yang bahagia
101 Kebahagiaan yang hakiki
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Perselingkuhan
2
Pertemuan awal
3
Pergumulan panas
4
Kayaknya aku kenal deh
5
Panas
6
Api cemburu
7
Rencana licik
8
Dinginnya udara puncak
9
Rencana terselubung
10
Sang pujangga cinta
11
Kegundahan hati
12
Dituntut
13
Permohonan maaf
14
Berbunga-bunga
15
Undangan
16
Momen indah
17
Masa lalu
18
Kejutan dari mami
19
Kegundahan hati Aira
20
Tak sabar
21
Di desak
22
Kepergok
23
Bukti
24
Pesan dari Bellian
25
Video itu
26
Penjelasan Citra
27
Kejutan
28
Sah
29
Sandiwara mereka
30
Persiapan
31
Pengantin baru
32
Melanjutkan yang tertunda
33
Terbatas
34
Tugas pertama sebagai istri
35
Rencana yang bagus
36
Di ujung kesesatan
37
Jelas, sudah
38
Rapuh
39
Mengulangnya
40
Ancaman
41
Memalukan
42
Bangkit
43
Plan Aira dan Suraj
44
Memulai hubungan baru
45
Ketegasan Aira
46
Kebusukan Citra
47
Terbiasa
48
Pelanggan baru
49
Hampir saja
50
Kepanikan Citra
51
Kemarahan Citra
52
Firasat Aira
53
Siapa, Mawar?
54
Good idea
55
Hasilnya
56
Akhirnya, aku menemukannya
57
Masih harus menunggu
58
Niat jahat
59
Dalam bahaya
60
Penyelamat
61
Akal busuk Citra
62
Surat gugatan cerai
63
Resmi menjanda
64
Perasaan aneh
65
Kabar Aira
66
Terhina
67
Kemana Aira
68
Tak sepadan
69
Terbuka semua
70
Puncak penderitaan Aira
71
Hilang sudah
72
Setitik harapan
73
Kerjasama
74
Memulai dari awal
75
Kakak akan bantu
76
Rindu
77
Dua orang baik
78
Awal kesuksesan Aira
79
Tenang, melihat wajahnya
80
Bukan jodoh
81
Tiga tahun kemudian + visual
82
Rencana Maholtra
83
Kehancuran Citra
84
Aira kembali
85
Gagal
86
Masalah baru
87
Tawaran kerja sama
88
Pengumuman
89
Karma
90
Kejutan dari Maholtra
91
Meluapkan rasa rindu itu
92
Aku seperti mengenalmu
93
Insiden
94
Seandainya, dia adalah aku?
95
Kehancuran Raka dimulai
96
Kettyera adalah Aira
97
Pelelangan
98
Terungkap sudah
99
Haru
100
Akhir yang bahagia
101
Kebahagiaan yang hakiki

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!