Izmir menepuk pundak ku, hampir 2 jam kami dipemakaman ini, tak ada yang aku lakukan aku hanya bisa terdiam menatap pusaran ayah. Bahkan tak setetes pun air mata yang keluar dari mata ku, kemarin malam aku berharap bahwa Gaozhan salah memberi informasi tapi nyatanya aku benar-benar berada didepan kuburan ayah.
"Nona sebentar lagi hujan lebih baik kita segera pulang". Kembali Izmir mengingatkan aku akan cuaca yang mendung, seakan langit juga sedang menahan airnya agar tidak jatuh kebumi.
Tak ada respon yang aku keluarkan, aku hanya duduk menatap kosong, butir pertama yang jatuh dari langit membasahi tubuh ku, tanpa ayah rasanya tak ada lagi tujuan hidup ku. Dulu kami adalah keluarga yang lengkap dan bahagia, keluarga ku terdiri atas ayah, bunda, aku dan Bayu adik bungsu ku hingga suatu hari mobil yang dikendarai bunda ditabrak dari belakang oleh truk yang remnya blong sehingga bunda dan Bayu meninggal dalam kejadian ini.
Berbulan-bulan aku berhenti berbicara atas kehilangan ini, namun ayah dengar sabar mendampingi aku dan membawa aku untuk diterapi oleh psikolog, kehilangan orang yang kita cintai bukanlah hal yang mudah Bunda dan Bayu sekaligus keduanya diambil oleh tuhan.
Segalanya aku lalui bersama ayah hingga bagiku ayah adalah harta yang paling berharga. Kebaikan ayah membuat kami dipertemukan dengan orang-orang baik lainnya, tanpa sadar ayah selalu menjadi andalan bagi semua orang.
Hingga suatu hari kebaikan ayah dimanfaatkan oleh sahabat nya sendiri, ayah mempertaruhkan seluru yang ia punya, bahkan ayah mengajukan pinjaman untuk investasi dalam proyek yang sedang teman ayah jalankan, namun tiba-tiba orang itu menghilang, proyek tersebut hanya fiktif saja, akal-akalan untuk membawa kabur uang ayah.
Ayah sangat sulit menerima kenyataan bahwa ia ditipu oleh sahabatnya sendiri, hingga ayah akhirnya stroke dan dilarikan kerumah sakit.
Aku mendampingi ayah disemua kondisi yang Ayah lalui, aku berusaha sekuat tenaga untuk memperbaiki keadaan, aku hanya seorang mahasiswa tingkat 2, bagi teman-teman ayah sulit mempercayai ku untuk meminjamkan uang dalam jumlah yang besar, walau tak meminjamkan uang sebagian memberikan uang untuk membantu biaya perawatan ayah.
Hujan deras terus menguyur tubuh ku yang sudah basah, Izmir tetap berada disamping ku, hingga tiba-tiba sebuah tangan yang kokoh meraih pinggang ku dan menggendong aku dipundaknya, aku tak memiliki tenaga untuk melawan karena terakhir aku memasukan sesuatu keperut ku adalah kemarin malam.
"Bodoh". Maki pria yang sedang menggendong tubuh ku, entah ditujukan pada siapa.
Beberapa menit kemudian kami sampai dirumah Gaozhan, iya menghempaskan tubuh ku diatas bathtub dan menyiram seluruh tubuh ku dengan air.
"Hei sadar lah". ia mengguncang tubuh ku dengan keras, aku masih terdiam menatap kosong, Hinga mata shafir itu menjadi gelap dan penuh amarah, ia mencium bibir ku dengan kasar.
Tersadar apa yang terjadi tubuhku repleks mendorong nya sekuat tenaga, menatap nanar kearah manusia yang tak punya perasaan itu masih sempat ia mencuri kesempatan.
"Apa aku harus memperkosa mu dulu agar kau tersadar nona, sadarlah selesaikan mandi mu sebelum aku merobek seluruh pakaian mu dan kau tau apa yang akan ku lakukan selanjutnya". Dengan wajah tegang Gaozhan meninggalkan kamar mandi.
Aku baru tersadar, air mata ku jatuh lagi bersama kucuran air yang turun dari shower, kali ini aku tak lagi menangis dalam diam aku berteriak sekuat tenaga seperti orang gila.
"Ayah bolehkah aku ikut, Danindra ingin berkumpul dengan ayah, bunda dan Bayu". Kali ini aku benar benar mengeluarkan semua emosi yang tertahan.
Rasanya tak ada lagi tujuan hidup ku, semuanya pergi, dan aku hanya sebatang kara didunia ini. Jika boleh rasanya aku ingin mati saja dunia ku sudah hancur, mimpi ku juga sudah hancur jika mereka semua sudah pergi untuk apa aku disini.
Aku beranjak dari kamar mandi setelah puas meluapkan emosi ku, dan betapa terkejutnya aku saat melihat Gaozhan berada di kamar ku, matanya menjadi gelap, ekspresi nya berubah ia bersandar dilemari dengan melipat kedua tangannya, menatap lurus kearah ku, membuat aku mati gaya karena aku hanya mengenakan piyama mandi. Ia terus menatap ku dan aku tak berani menatap balik kematanya, aku tau tatapan apa itu, tatapan menginginkan dari seorang pria.
Ia berjalan perlahan kearah ku yang hanya bisa terdiam mematung, semakin dekat hinga tak ada jarak antara kami berdua, ia menurunkan kepalanya hingga sejajar dengan wajah ku, tangan nya meraih dagu ku, mengangkat wajah ku yang tertunduk untuk menatap matanya, napasnya menderu menyapu kulit wajah ku. Mata itu menatap lurus kedalam mata ku.
Hingga akhirnya ia mebisikan sesuatu ditelinga ku "Kali ini kau lolos nona, jangan membuat ku kesal atau kau akan mendapatkan hukuman". Pada bagian hukuman ia mengucapkan dengan perlahan dan penuh penekanan seakan ada makna tersirat dari perkataannya yang tak aku pahami.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Mien Mey
perempuan terjebak d kandang mafia galau😅
2021-12-05
1
Kusuma Dewie
nyimak dulu
2021-12-03
2