2 minggu berlalu, setelah pertempuran malam itu Gaozhan menarik seluruh pasukan nya ketempat persembunyian mereka, tak banyak yang tersisa sebagian gugur dalam pertempuran melawan aile dan sisanya terpaksa menjadi anak buah Ashlan jika ingin tetap hidup kini yang tersisa bersamanya hanya mengikuti Gaozhan untuk menghimpun dukungan dan melakukan pembalasan.
Gaozhan mencoba menghimpun kekuatan, melakukan aliansi dengan 3 naga mafia yang cukup diseganin dan juga rekan bisnis baba, hari-hari Gaozhan lalui dengan penyusunan strategi balas dendam, satu-satunya hiburan yang ia miliki hanya menatap sosok wanita berwajah sendu yang masih tak sadarkan diri setelah operasi malam itu, sudah 14 belas hari wanita itu belum membuka matanya, malam itu ia bisa saja meninggalkannya di jalan hanya saja ada bagian dari dirinya yang sangat menginginkan wanita ini, warna kulit dan parasnya sangat mirip dengan Paradita istrinya yang meninggal saat melahirkan anak pertama mereka, dan yang terburuk 3 jam setelah dilahirkan anaknya pun ikut meninggal karena dilahirkan prematur, semenjak itu hidupnya pun berubah, ia memutuskan terjun didunia bayangan menantang maut setiap harinya.
“Hei bangunlah, kau sudah tertidur lama jika kau tak bangun juga lebih baik kau mati saja aku sudah muak melihat mu terbaring seperti ini”. Gaozhan berbisik di telinga wanita itu, mendengar perkataan itu wanita itu tetap saja terbaring tanpa merespon, ia semakin kesal saja.
“Bilang ke dokter Prabu untuk mencabut seluruh alat medis yang terpasang ditubuh wanita itu, biarkan saja jika dia harus mati aku tak perduli, aku sudah menunggunya bangun selama 14 hari rasanya muak sekali”. Teriak Gaozhan pada Izmir yang jelas saja Izmir tidak melakukan perintahnya ia tau bosnya sedang prustasi.
Setelah nyaris sebulan koma, Danindra terbangun ditempat yang sangat asing baginya kepalanya sangat sakit namun pandangannya yang masih samar tertuju pada sosok pria yang sedang menggengam tangannya, ayah?? Sepertinya bukan, ia mengguncang bahu pria yang terlelap disebuah kursi lipat disamping kasurnya ia bingung kenapa banyak peralatan medis yang tersambung ketubuhnya, pria tersebut merespon guncangan yang ia lakukan, mata shafir itu menatap tajam kearahnya.
“Siapa dia, apakah aku mengenalnya?”. gumamnya dalam hati.
“Dokter Prabu, dok”. Gaozhan berteriak memanggil nama dokter Prabu saat melihat wanita yang ia tabrak siuman.
“Sepertinya tidak ada trauma fisik dari kecelakaan, maaf nona siapa nama anda?”. Tanya dokter Prabu setelah memeriksa keadaan Danindra.
“Danindra Hardiyanta, maaf saat ini saya dimana? Saya harus segera pulang, ayah saya sedang menunggu saya arghhh”. Danindra merasaakan sakit yang amat sangat menyiksa saat ia memaksa bangun dari tidurnya.
“Hei sabar nona kau baru terbangun dari koma tubuh mu perlu penyesuaian”. Ujar pria itu dingin, suaranya yang berat mempertegas perkataanya.
"Tidak bisa, saya harus kerumah sakit, saya harus ngurusin ayah”. Danindra melawan dan memaksakan diri untuk bangun dari tempat tidur, dan ia terjatuh saat memaksakan diri untuk berjalan.
“Jangan keras kepala, turuti semua yang kuperintahkan berikan aku identitas mu aku akan mencari ayah mu sekarang kau harus dengarkan kata kata dokter Prabu, jangan membantah aku tak suka di bantah”. Dengan tatapan dingin Gaozhan beranjak meninggalkan kamar Danindra.
“Hei bung kau bukan tuhan, oh aku ingat kau pria yang menabrak aku malam itu kan, dan kau tak punya kendali apapun atas ku”. Balas Danindra dengan suara yang masih bergetar.
“ Maaf nona, tubuh anda masih harus menyesuaiakan diri, lakukan saja apa yang disuruh tuan Gaozhan, sekarang saya akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap anda”. Ujar dokter prabu menengahi, Gaozhan hanya menatap dingin kearah Danindra sebentar kemudia berlalu dari ruangan itu.
Pagi itu setelah beristirahat semalaman Danindra ikut sarapan bersama untuk pertama kali, ia menuruni anak tangga yang langsung menuju keruang makan, suasana meja makan yang berisik seketika hening saat Danindra memasuki ruang makan, Danindra menelan ludahnya dimana sebenarnya ia berada ada sekitar 9 orang pria yang sedang bercanda gurau dimeja makan seketika mengalihkan perhatian mereka saat menyadari kehadirannya, ia menatap ke arah pria yang tertidur disampingnya kemaren malam, tatapan itu sangat dingin membuat ia mematung dan terdiam memandanginya.
"Ahh teman-teman semua perkenalkan ini Danindra, wanita yang selama ini kita tunggu-tunggu untuk segera terbangun dari komanya, silahkan bergabung nona”. Seorang pria bermata shafir mempersilahkan Danindra duduk, sangat berbeda dengan pria yang ia temui kemaren malam pria ini terkesan hangat dan lebih sopan.
Meja makan itu diisi oleh 10 orang, sepertinya mereka bukan pribumi hanya ada 3 orang orang yang memiliki wajah Indonesia yang mengisi meja makan itu satu diantaranya dokter yang mengurusku kemaren malam, aku menyapu pandangan ku ke seluruh meja makan, mereka semua membalas tatapan ku dengan senyuman hangat kecuali pria itu, dia terus menatap tajam kearah ku, seperti harimau yang sedang mengendap endap menungu moment menerkam mangsanya.
“Maaf nona, saya rasa anda harus menjaga sopan santun, anda tak mengenal siapa saya setelah anda mengetahui siapa saya anda pasti tidak akan berani menantang saya dengan tatapan seperti itu”. Gaozhan menantap nanar kearah Danindra, dia sangat tidak suka ada orang yang berani menantang nya.
Setelah melewati masa sulit, ia mampu membuktikan dirinya tidak bersalah atas kematian Baba sekarang Gaozhan mewarisi seluruh bisnis yang diturunkan Baba, bahkan ia mampu mengembangkan bisnis mereka dan bekerja sama dengan mafia mafia yang sebelumnya menjadi lawan dari Baba.
Dengan apa yang ia punya saat ini dan penghianatan yang dilakukan oleh Ashlan, Gaozhan semakin keras dan awas namun sebenarnya itu hanya diluar, hampir disetiap sepertiga malam ia menangis sesengukan mengingat almarhum istrinya Paradita.
Saat itu ia bahkan menolak terjun didunia kelam ini ia mejalankan bisnis kuliner bersama istrinya membangun kehidupan seperti layaknya orang normal, semua hanya tinggal kenagan saja kematian Paradita juga membunuh ia yang dahulu.
Ia memilih terjun didunia shadow menatang kematian tak pernah lagi senyum tersemat diwajahnya, ia selalu sedingin es hatinya telah mati semua menjadi bayang-bayang dan ia menjelma menjadi mafia yang tak berbelas kasih untuk lawan-lawannya.
“Sehabis makan temui aku, kau ingin tau kan kabar ayah mu”. Ucap Gaozhan berapa saat sebelum ia meninggalkan ruang makan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Hesty Damay
Menarik.. Sukak tema" mafia 😁
2021-12-17
0