Jantungku berdegup kencang, seiring langkah ku yang semakin dekat dengan ruang kerja Gaozhan. Selain karena aku akan mendengar kabar tentang ayah ada hal yang membuat ku tidak nyaman untuk berdekatan dengannya, intimidasi yang ia lakukan membuat ku risih.
Tok, tok, tok
Suara ketukan pintu terdengar sebelum beberapa saat kemudian seorang pria bermata shafir membuka kan pintu dan mempersilahkan aku masuk. Seperti biasa dia menatap ku dengan tajam seakan menunggu waktu untuk menerkam ku.
"Baik nona saya tak ingin banyak basa basi, Izmir sudah menghimpun informasi tentang ayah mu, sebulan yang lalu ia dirawat di rumah sakit Cahaya Asia bukan?". Gaozhan mencoba memastikan sebelum melanjutkan omongan nya.
"Benar". Jawab ku lirih.
"Apakah nama ayah anda tuan Bagus Hardiyanta?". Sekali lagi Gaozhan memastikan bahwa sebelum memberikan informasi lanjutan.
"Ya". Danindra sudah tak sabaran.
"Maaf nona saya harus meyakpaikan kabar ini, saya harap anda dapat menerima informasi yang akan saya sampaikan".
Danindra sudah tak sabaran ia tak tenang dalam duduknya, menantikan informasi yang akan di ungkapkan oleh Gaozhan.
"Ayah anda meninggal sekitar 2 Minggu yang lalu ia tak mampu bertahan akan kondisinya, jika anda ingin melihat makamnya Izmir akan mengantarkan anda, saya turut berduka atas kehilangan anda". Gaozhan segera meninggalkan Danindra yang masih mematung di kursinya, mencoba menyerap kabar yang baru saja Gaozhan sampaikan.
Sebenarnya ada bagian dihati Gaozhan yang terpanggil untuk menghibur wanita itu, sekedar memberikan pelukan bagi ia yang kehilangan namun trauma atas kehilangan istrinya kembali menghantui ia pun menahan tangis saat keluar dari ruangan itu.
"Aku pernah kehilangan, kau akan semakin kuat saat kehilangan". Ucapnya lirih dalam hati.
Suara langkah kaki Gaozhan semakin menjauh namun Danindra tetap membeku diposisi yang sama, ia masih terdiam seribu bahasa mencoba menerima kenyataan bahwa satu satunya hartanya yang paling berharga telah tiada, lantas apa yang harus ia lakukan selanjutnya?.
Hampir 15 menit Danindra hanya terdiam diposisinya, hingga sebuah sentuhan mendarat di pundaknya, saat ia memalingkan wajah sebuah wajah dingin berada didepannya. Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut keduanya yang ia tau tiba-tiba ia berada dipelukan pria itu.
"Menangislah, kita semua pasti dan akan merasakan kehilangan menangis tidak akan membuat mu lemah itu akan sedikit melegakan hati mu". Mendengar perkataan Gaozhan tiba-tiba air mata Danindra jatuh tanpa bisa ia kontrol, ia benci terlihat lemah didepan orang yg tidak ia kenali tapi ia tak mampu menahan semua emosi yang tadi tidak ia rasakan.
Danindra tertidur dalam pelukan Gaozhan, ia menagis semalaman dipelukan pria itu, tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut keduanya, Danindra hanya menagis dan Gaozhan hanya terdiam disampingnya. Jika bisa Danindra ingin menyalahkan Gaozhan atas kejadian yang menimpahnya kalau saja malam itu Gaozhan tidak menabraknya, hanya saja ia tak bisa, ia sadar kejadian malam itu kesalahan mereka berdua ia juga tak memperhatikan keadaan jalan saat menyeberang, apakah lampu penyebrangan berwarna merah atau hijau.
Pagi ini Danindra terbangun duluan dipelukan pria itu, saat ia membuka matanya yang sudah membengkak akibat menagis semalaman wajah Gaozhan berada sangat dekat dengannya, ia memperhatikan setiap detail wajah pria itu Gaozhan memiliki rahang yang bidang, hidungnya mancung seperti kebanyakan wajah pria Turki, bulu mata yang panjang dan bulu bulu tipis tumbuh dirahang pria ini.
"Tampan". Danindra bergumam dalam hati, tiba-tiba saat ia sedang menatap pria itu, mata shafir itu terbuka semakin menghipnotis matanya untuk terus menatap wajah tampan itu.
"Jangan terlalu lama menatap ku, kau akan merangkak mengemis cinta nanti". Dengan ringan Gaozhan mengeluarkan kata-kata yang membuat Danindra Sangat malu.
"Aku hanya sedang mengangumi tuhan, ia menciptakan manusia dengan sangat sempurna, cuma itu saja". Jawab ku jujur.
"Bersiaplah Izmir akan mengantarkan mu ke pemakaman pagi ini". Seperti biasa Gaozhan berucap dengan dinginnya.
"Baik aku akan bersiap, Gaozhan terima kasih untuk malam ini." Jawab ku singkat sebelum beranjak kekamar mandi untuk bersiap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments