Siang ini Arletta datang ke restoran Jepang favorit keluarga nya. Bastian meminta Arletta untuk makan bersama di restoran itu. Tidak bisanya Bastian mengajaknya makan bersama di luar tanpa kehadiran istri tercintanya, Clara.
" Ada apa papi ngajak makan siang di luar, tumben! " gumam Arletta sembari melangkah menuju ruang VIP. Bastian sudah menunggunya di sana.
Arletta di persilahkan masuk oleh pelayan restoran yang mengantarnya sampai pintu ruangan VIP itu terbuka memperlihatkan wajah papinya yang masih terlihat tampan dan gagah.
" Papi. " Arletta masuk ke dalam, sebelumnya tidak lupa mengucapkan terimakasih pada pelayan yang sudah mengantarnya. Pandangan Arletta menangkap seorang pria dewasa duduk di samping Bastian.
" Sini sayang.. " Bastian meminta putrinya segera duduk. Arletta memilih duduk di kursi bersebrangan dengan Bastian.
" Papi kok tumben ngajak Arlet makan siang di luar, gak ada mami lagi! " Arletta mengabaikan pria asing itu, hanya meliriknya sebentar. " Siapa dia? "
" Iya, papi pengin aja. " jawab Bastian sekenanya. " O.. iya.. kenalin, ini Hugo.. dokter muda dan sangat cerdas. Hugo bekerja di rumah sakit kita. " Bastian memperkenalkan pria yang sedari tadi hanya diam.
Pria yang bernama Hugo itu tersenyum, lalu mengulurkan tangan untuk memperkenalkan diri pada gadis cantik di depannya. " Saya, Hugo.. "
Arletta menerima uluran tangan itu. " Arlet. " tidak lupa memberikan senyuman tipis.
" Sayang, Hugo ini putra dari Dr. Arman, temen papi. Dia sangat cerdas. Di umurnya yang masih terbilang muda, Hugo sudah menjadi dokter ahli bedah, seperti papi dulu. " Bastian memberikan pujian pada kepintaran yang di miliki pria itu.
" Oh.. gitu ya. " Arletta.
" Dan sangat tampan bukan? " Bastian.
" Heh? " Arletta.
" Anda terlalu memuji saya pak. " Hugo tak enak hati mendengar semua pujian Bastian padanya. " Anda dan Dr. Kenzo lebih pintar dari saya. "
Bastian terkekeh. " Putra ku itu memang pintar. Kamu juga lebih pintar. "
" Aduh papi.. bisa kita mulai makan siangnya? perut Alet laper banget. " keluh gadis itu yang sudah menahan lapar dari perjalanan menuju restoran. Melihat makanan yang tersaji membuat perutnya semakin keroncongan. Arletta sengaja tidak makan ketika di kampus.
" Iya.. iya kita makan dulu. " Bastian.
Arletta dengan cepat menyelesaikan makan siangnya, dia harus kembali lagi ke kampus. Tidak perduli dengan Bastian yang menegurnya agar makan dengan perlahan. Arletta sama sekali tak malu bersikap seperti gadis bar-bar dalam melahap makanannya di hadapan Hugo.
Setelah selesai, Arletta langsung berpamitan. Bastian tidak bisa menahan putrinya lebih lama.
" Bagaimana putri ku? cantik kan? " tanya Bastian pada Hugo.
Pria itu tersenyum, lalu menganggukkan kepalanya perlahan. Mengiyakan jika Arletta memang sangat cantik. Kecantikan Arletta tidak di ragukan lagi di mata Hugo. Pertama kali melihat Arletta, Hugo sudah tertarik padanya. Sedari tadi kedua matanya tak lepas mengamati pergerakan Arletta. Terlihat sangat menggemaskan meski Arletta memperlihatkan cara makan yang lumayan tidak sopan ketika ada orang yang baru pertama kali di temui.
Di mata Bastian, Hugo sosok pria yang pantas untuk menjadi pendamping putrinya. Sudah tampan, pintar, sopan dan dari keluarga baik-baik. Bastian ingin sekali mendekatkan putrinya dengan Hugo.
***
Sepulang kuliah, Arletta berkunjung ke cafe langganannya sejenak, untuk menghilangkan rasa lelahnya. Biasanya Sora akan menemaninya, tapi gadis itu sudah pulang lebih dulu. Arletta memesan satu cangkir coffee latte kesukaannya.
" Arlet! "
Gadis itu menoleh saat namanya di sebut. " Kak Key! "
King duduk di kursi yang ada di sebrang Arletta, menumpu-kan kedua tangannya di atas meja. " Kok sendiri? "
" Sora udah pulang dari tadi! terus aku sama siapa lagi! " gerutu Arletta.
" Gak ada temen lain apa? "
Arletta menggeleng. " Gak ada yang deket banget! "
King mengangguk. Lalu memanggil pelayan untuk memesan minuman.
" Kak Key ngapain disini? "
" Mampir aja! lagi lewat tadi, terus pengin ngopi bentar, eh.. ketemu adik perawan ku ini.. " King menoel dagu Arletta. " Masih perawan kan? " selorohnya.
" Ish! " Arletta menepis tangan King. " Masih orisinil lah aku! " Arletta tidak heran lagi dengan tingkah absurd seorang King. Hanya dia saudara nya yang memiliki mulut tak berfilter. Setidaknya lebih parah King daripada Kenzo.
King terkekeh. " Bagus deh! jaga buat suami mu kelak. Bilang sama kakak kalo ada pria brengsekk yang gangguin kamu atau Sora. "
" Iya..iya! kak Key darimana? "
" Abis ketemu ama Langit! " jawab King.
" Kak Langit? " pekik Arletta yang terkejut mendengar nama pria pujaan hatinya.
King mengangguk. " Iya, tadi abis ketemuan.
bentar. "
" Kok kak Langit pulang gak bilang-bilang sih! aku kan pengin ketemu! " Arletta.
" Si Langit cuma dua hari di Indo. Kemarin ke Bali dulu, terus hari ini ke Jakarta. " ujar King menjelaskan. Diantara mereka, hanya King yang sangat dekat dengan Langit. " Tadinya dia langsung mau balik ke India malem ini, tapi kakak tahan biar ketemuan dulu. " King.
" Terus kak Langit sekarang dimana? "
" Ke hotel lah.. capek katanya mau istirahat! di suruh nginep di rumah gak mau. " King.
" Hotel mana kak? "
" Hotel XXX. "
Arletta bergegas untuk ke hotel tersebut, menemui pria pujaannya. " Kak! info di kamar berapa kak Langit! " teriak Arletta agar King mendengarnya.
" Kenapa tuh bocah? " King kebingungan dengan tingkah Arletta. Tapi King segera menghubungi Langit untuk menanyakan di kamar berapa dia tinggal. Setelah itu dia memberi pesan pada Arletta.
***
" Pih, Benz gak jadi pulang? padahal ini acara penting loh.. " ucap Clara yang kecewa karena putra sulungnya tidak jadi pulang.
" Benz masih sibuk. Ada pekerjaan mendadak yang gak bisa di tinggalin. " Bastian.
" Tapi aku kangen mas sama Benz. " Clara.
" Nanti kita kesana. Aku cuti kalo kerjaan aku gak numpuk. "
" Janji ya mas. "
" Iya sayang.. "
" O. iya.. tadi Kenzo telpon aku, katanya kamu makan siang sama Arletta? kok gak ngajak aku sih mas. "
" Iya, mas makan siang bareng Arlet sama Hugo! "
" Hugo? siapa mas? " Clara belum mengenal pria yang bernama Hugo itu.
" Hugo anaknya Dr. Arman, yang dulu pernah aku ceritain ke kamu. Kamu kenal kok sama Dr. Arman. Masih inget gak? " Bastian pernah memperkenalkan Clara dengan Dr. Arman dan keluarganya.
" Oh.. iya masih inget! terus? " tanya Clara yang ingin mendapatkan penjelasan lebih dari suaminya. Tidak mungkin tiba-tiba Bastian mengajak Arletta makan siang di luar dan mempertemukan Arletta dan Hugo.
" Sepertinya Hugo cukup baik buat menantu kita. " kalimat itu cukup membuat Clara mengetahui keinginan suaminya. Menjodohkan Arletta dengan putra temannya.
" Arletta masih terlalu muda mas buat di nikahin! " Clara.
" Cuma ngenalin! nikahnya mah nanti kalo lulus kuliah! "
Clara menghela nafasnya panjang. " Yakin mas? mau jodohin anak-anak kita?
" Kenapa gak kalau itu yang terbaik! "
" Terbaik gimananya? bukannya membebaskan mereka memilih pasangan masing-masing lebih fair? sekarang bukan jamannya Siti Nurbaya mas! " Clara.
" Buktinya kita dijodohin jadi jodoh beneran! aku cinta mati sama kamu, kamu pun sebaliknya. Jadi apa salahnya aku jodohin Arletta! " Bastian.
" Cih! " Clara berdecih, meski ucapan suaminya itu benar adanya. " Tapi takutnya Arlet gak mau! apalagi Kenzo ama Benz! "
" Aku kan jodohin Arlet doang! bukan Kenzo atupun Benz. Putra ku bebas memilih jodohnya sendiri. Karena dia menuruni ku, keturunan ku akan tetap lestari. Kecuali mereka gak bisa cari jodoh! " ucap Bastian.
" Maksudnya? " Clara belum mengerti ucapan Bastian.
" Hugo itu pintar bahkan cerdas! akan memperbaiki keturunan! kalo Arlet nikah sama Hugo. Cucu ku akan tampan, cantik dan juga pintar! "
" Memperbaiki keturunan? " Clara.
" Iya! Arlet kan pintarnya ngepas! cantiknya aja yang kelewatan kayak kamu. " Bastian mengecup pipi istrinya. Bangga mempunyai istri secantik Clara. " Jadi perpaduan yang sangat apik kalo mereka nikah. Kayak aku sama kamu! terbukti kan! putra kita tampan dan pintar! "
" Maksud kamu aku gak pinter gitu? kamu ngatain aku bodoh gitu? kamu ngatain Arletta cantik tapi gak pintar kayak aku gitu? " kedua tanduk di kepala Clara sudah mulai muncul.
Bastian terkesiap, tidak sadar mengatakan hal itu. " Eh.. bukan itu sayang.. " pria yang tidak lagi muda itu kelabakan, takut jika istrinya marah.
" Alahhh! bilang aja iya kan! kamu ngatain aku cantik tapi bodoh! " Clara.
" Bukan itu sayang! "
" Ish.. kamu nyebelin mas! mulai malam ini kamu tidur di luar! " teriak Clara.
" Ya ampun! gawat ini! " Bastian mengejar Clara yang masuk ke dalam kamar. Membanting pintu serta menguncinya dari dalam.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Ta..h
😂😂😂😂😂 makanya mas babas jngn asal ngomong.
2023-07-31
0
Ekawati Hani
😁😁😁😁😁😁😁
2022-08-18
0
Ekawati Hani
Papi Bastian mau jodohin Arlet ke Hugo 😂
2022-08-18
0