Chapter 3

"What?!!,nggak salah denger kan gue?." Sherin berdecak melihat reaksi Maudy yang terlalu berlebihan.

"Terserah lu dah,yang penting gue udah ngomong." Ucap Sherin dan mulai merapikan barang-barangnya kedalam tas saat bel pertanda pulang dibunyikan.Maudy pun melakukan hal yang sama pada akhirnya.

"Liat tuh dikolong meja,lu kebiasaan nyimpen hp disana,demen banget sih nyusahin diri sendiri." Setelah mendengar ucapan Maudy,Sherin langsung merogoh kolong mejanya.Dan benar saja,ada ponsel berwarna hitam didalam.

Saat Sherin membuka ponsel itu,hal yang pertama kali ia lihat adalah lockscreen dengan foto seorang laki-laki,tapi dia siapa.

Ditengah kebingungannya,Maudy yang entah sejak kapan sudah berada didekatnya membuat Sherin terkejut.

"Mandangin foto Rafkanya biasa aja dong,bola mata lu sampe mau keluar." Sherin menoleh kearah Maudy,jadi yang difoto ini Rafka.

'Bucin banget nih anak.' Batin Sherin.

Gadis itu segera mengganti locksreennya,membuat Maudy yang ada disampingnya merasa yakin jika apa yang Sherin ucapkan tidak main-main.

"Lu beneran mau move on Sher?." Sherin mengangguk,matanya masih fokus pada ponsel ditangannya.

Gadis itu ingin menghapus semua foto-foto Rafka yang disimpan dalam benda itu.Bahkan dirinya sempat terkejut dengan beberapa foto yang menampilkan segala aktivitas yang tengah dilakukan oleh Rafka.Benar-benar sudah seperti penguntit.

"Selesai,yuk!!." Ujar Sherin setelah apa yang dilakukannya selesai.Gadis itu berjalan lebih dulu yang diikuti oleh Maudy dibelakangnya.

"Jalannya jangan depan belakang gitu kek.Barengan sini,kaya jalan digang sempit aja." Ujar Sherin menarik pelan Maudy untuk berjalan disampingnya.

Tanpa terlihat oleh Sherin,Maudy tersenyum.Sudah lama ia tak seperti ini dengan sahabatnya itu.Karena setiap kali Sherin selalu mengikuti Rafka kemanapun laki-laki itu berada.

Skip

"Disitu emang seru banget." Sherin dan Maudy berbincang selama melewati koridor.Hingga tanpa sadar dirinya telah melewati kelas dari laki-laki yang selama ini Sherin obsesikan.

"Kayanya bener apa yang Satria bilang.Atau mungkin cuma sandiwara aja?."

Kedua gadis itu berhenti tepat disamping seorang pria dengan seragam yang sama seperti mereka.Sherin menatap bingung kearah Maudy,pasalnya yang berhenti terlebih dahulu adalah gadis itu,Sherina juga berhenti karena Maudy menahannya.

"Mau lu apa sih Raf?."

'Raf??.Jadi dia yang namanya Rafka.' Batin Sherin menatap laki-laki yang kini juga menatapnya.

"Lu pikir,dengan berubahnya lu,bakalan bikin gue peduli?.Jangan mimpi." Ucap Rafka dengan tatapan yang sama seperti saat ia bertemu dengan Satria.

"Gue yakin lu nggak buta." Balas Sherin yang membuat Maudy menyikut lengannya.

Tatapan Sherin masih mengarah pada  mata tajam pria itu.Sedikit ia akui,Rafka memang tampan.Kulitnya putih bahkan lebih putih dari dirinya.Bibirnya tipis,sangat pas dengan postur wajahnya.

"Maksud lu apa ngomong gitu?." Tanya Rafka dengan nada kesal.Sherin mengangkat sebelah bibirnya,kini gadis itu berganti menatap remeh laki-laki didepannya ini.

"Lu liat gue tidur?.Nggak kan?!." Rafka tak membalas ucapan Sherin.

"Kalau pun gue mimpi,gue berharap buat nggak pernah bangun dari mimpi itu." Setelah mengucapkan hal itu,sherin menarik Maudy untuk pergi dari sana.

Sempat ia lihat,raut wajah Rafka yang mengeras menahan marah,tapi ia tak peduli.Karena mulai sekarang,ia akan mengubah alur dari cerita yang ia buat.Sherin tak ingin kesempatan hidupnya berakhir sia-sia hanya karena mengharapkan hal yang tak berguna.

Skip

"Makasih ya udah nganterin gue." Sherin dan Maudy kini sudah berada dihalaman rumah milik gadis itu.Ia menumpang dengan Maudy yang membawa motor scoopy miliknya.

"Santai,besok mau gue jemput?." Sherin cepat-cepat menggeleng mendengar tawaran Maudy.

"Nggak usah Mau,biar besok bareng sama papa aja." Gadis yang kini menjadi sahabatnya itu mengangguk.Setelah itu Maudy pamit untuk pulang karena awan mulai mendung.

"Oke,kalo gitu besok kita ketemuan disekolah." Ucap Maudy yang membuat Sherin mengacungkan kedua ibu jarinya.

Akhirnya Maudy pun benar-benar pergi meninggalkan Sherin yang masih berdiri didepan gerbang rumahnya.

"Loh non Sherin." Gadis itu menoleh saat mendengar suara itu.Dilihatnya sosok pria paruh baya berpakaian satpam tengah menghampirinya.

"Non udah lama diluar?." Sherin ingat,dia adalah pak bambang,satpam yang bekerja dirumahnya.Dalam novel,Sherina adalah anak orang kaya.

"Nggak kok pak,baru aja." Satpam itu terlihat terkejut mendengar nada suara Sherin yang tidak seperti biasanya,yang akan membentak dirinya jika ia lama membukakan gerbang.

"Maafin kelakuan saya selama ini ya pak."

"E-eh,non Sherin kok minta maaf to?.Non kan nggak salah apa-apa." Sherin tersenyum mendengar logat jawa yang diucapkan oleh  pak bambang.

Dikehidupan selalu menggunakan bahasa jawa setiap kali berbicara dengan ibunya.Namun sekarang ia tidak mungkin melakukannya,karena dalam cerita Sherin tidak bisa menggunakan bahasa itu.

"Ya udah pak,saya masuk kerumah dulu ya.Makasih udah bukain gerbangnya."

"Iya non sama-sama." Sherina tersenyum lalu berjalan memasuki rumah yang sekarang akan menjadi tempat tinggalnya.

...

"Permisi." Sherin memperhatikan setiap sudut dari rumah besar itu.Ini pertama kalinya ia memijakkan kaki dirumah mewah yang hanya menjadi khayalannya dikedupan ia sebelumnya.

"Eh non Sherin udah pulang." Seorang wanita yang usianya tak lagi muda itu menghampiri Sherin dengan terburu-buru.Membuat gadis itu was-was,takut terjadi sesuatu dengannya.

"Sini non tasnya saya bawakan,non duduk aja disofa nanti saya lepaskan sepatunya." Sherin yang mendengar hal itu pun melongo tak percaya.

"Ngelepasin sepatu saya?." Wanita yang Sherin ingat adalah ART dirumahnya ini mengangguk cepat.

"Biasanya kan emang gitu non." Sherin memejamkan erat matanya.Berarti yang ia tuliskan didalam novel benar-benar terjadi sebelum dirinya datang dan menempati tubuh gadis itu.

"Saya bisa sendiri kok Bi.Bibi istirahat aja ya." Wanita yang Sherin ketahui bernama Bi wati ini menatap Sherin tak percaya.Reaksi seperti ini sepertinya akan Sherin saksikan setiap harinya.

"Oh iya bi,Saya laper.Bisa minta tolong siapin nggak Bi?.Saya mau ganti baju kekamar dulu."

"Oh,Si-siap non.Na-nanti bibi anterin kekamar non Sherin." Ucap bi Wati sedikit gugup.

"Nggak usah bi.Siapin aja dimeja makan,nanti kita makannya sama-sama." Ucapan Sherin benar-benar membuat bi Wati Syok.Majikannya ini tidak bertingkah seperti biasanya.

"Kalau gitu,Saya keatas dulu ya bi." Setelah mengucapkan kalimat itu,Sherin langsung pergi dari hadapan bi Wati yang masih menatap kaget kearahnya.

"Itu tadi beneran non Sherina kan?."

...Tbc...

Terpopuler

Comments

Ai

Ai

😍😍

2021-11-08

1

shana 3108

shana 3108

lanjut lagi ya thor.

2021-11-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!