TERTANGKAP BASAH

"Kamu lelah, Al?" tanya Kenzo setelah turun dari mobilnya dan duduk di kursi roda.

"Lumayan." Almahyra mengikat rambutnya sembarangan sebelum mendorong kursi roda Kenzo.

Arman menurunkan koper dan barang - barang milik Kenzo dan Almahyra. Dia berjalan mendahului Almahyra untuk menekan bel rumah Kenzo. Hari sudah malam, mungkin pembantu Kenzo sudah beristirahat di kamarnya

Kenzo melirik pintu garasi yang terbuka. Kosong. Itu berarti Mona sedang tidak di rumah.

Setelah beberapa saat, pembantu Kenzo datang membukakan pintu untuk mereka. Dia membantu Arman membawa barang - barang milik Kenzo ke kamar tamu. Semenjak dinyatakan lumpuh dia tinggal di kamar tamu yang ada di lantai bawah. Dia tidur terpisah dengan Mona yang selalu beralasan tak bisa tidur jika tidak di kamar yang biasa mereka tempati.

"Maaf, Mbak, sudah mengganggu istirahat Embak," ucap Almahyra setelah sampai di kamar tamu.

"Nggak ngganggu kok, Non. Tadi saya masih nonton TV. Non Al sama Tuan Ken sudah makan belum? Saya siapin makan, ya, Non."

"Nggak usah, Mbak. Kami sudah makan tadi. Mbak istirahat saja. Oh, iya kak Mona kemana? Aku nggak liat dia dari tadi." Almahyra bertanya sambil membantu Kenzo naik ke tempat tidur.

"Itu, Non. Nyonya pergi sore tadi. Dia pergi beberapa hari. Tadi baru pulang sebentar terus pergi lagi," jelas ART Kenzo.

"Oh, ya udah. Mungkin dia lembur di rumah sakit." Almahyra berpikir positif tentang Mona.

"Kalau nggak ada yang dibutuhkan lagi saya permisi, Non." ART Kenzo undur diri.

"Silakan, Mbak. Terimakasih," jawab Almahyra lembut.

Setelah kepergian Mita, ART Kenzo, hanya ada Kenzo dan Almahyra di kamar itu. Almahyra mengganti baju Kenzo dengan baju tidur.

"Paman, aku ke kamarku dulu, ya," pamit Almahyra.

"Kamu di sini saja Al. Temani aku." tangan Kenzo memegang erat tangan Almahyra.

"Tapi, Paman. Bagaimana kalau tiba-tiba kak Mona datang."

"Bukankah dia sudah biasa melihat kita sering bersama. Dia juga belum tahu kalau kita pulang malam ini."

Almahyra menurut. Mereka kembali melewati malam bersama. Almahyra tidak menampik jika saat ini dia begitu menikmati perannya menjadi seorang istri. Dia berhak mendapatkan nafkah batin dari suami yang sangat di cintainya itu.

Sebelum subuh tiba Almahyra buru - buru kembali ke kamarnya. Dia tidak ingin Mita curiga jika semalam dia tidur bersama Kenzo.

Kenzo melirik tempat kosong di sampingnya. "Sudah pergi." Kenzo menghela napasnya. Betapa dia sangat ingin selalu bersama Almahyra tanpa harus sembunyi - sembunyi seperti ini.

•••••

"Pagi semua!" Mona turun dari kamarnya lengkap dengan pakaian dokternya.

"Pagi, Kak," jawab Almahyra di sela kesibukannya menyiapkan sarapan bersama Mita.

"Kapan kalian pulang, Al?" tanya Mona.

"Semalem, Kak. Bisa minta tolong bangunin paman Ken, Kak!" pinta Almahyra pada Mona.

"Maaf, aku buru - buru." Mona meletakkan sandwich yang belum habis dia makan dan meneguk susunya. Dia lalu beranjak pergi dari ruang makan.

Almahyra menggeleng. 'Selalu saja begitu.' gumamnya dalam hati.

"Mbak, tolong matikan supnya kalau sudah mendidih ya, Mbak. Aku panggil paman Ken dulu."

"Baik, Non!"

Almahyra pergi ke kamar Kenzo.

"Paman Ken sudah bangun. Kenapa nggak memanggilku tadi?"

"Aku sudah lumayan sehat, Al. Sedikit - sedikit aku sudah bisa bergerak." Kenzo duduk di kursi rodanya dengan penampilan yang sudah rapi. Sepertinya dia sudah selesai mandi sendiri.

"Wangi. Paman Ken sudah mandi rupanya." Almahyra tersenyum senang melihat perkembangan kesehatan Kenzo. Dia melihat baju kotor sudah di masukkan ke dalam keranjang. Hanya tinggal tempat tidur saja yang berantakan.

"Sudah dong, Al. Siapa tahu istri kecilku mau kasih ciuman pagi," goda Kenzo.

"Sstttt, nanti ada yang denger, Paman." Almahyra melirik Kenzo sejenak dia menghentikan kegiatannya merapikan tempat tidur.

"Iya, iya. Aku kan pelan ngomongnya."

Almahyra selesai merapikan tempat tidur Kenzo.

"Beres! Saatnya sarapan." Almahyra menepuk bantal lalu berbalik untuk mendorong kursi roda Kenzo.

"Masak apa tadi?" tanya Kenzo diperjalanan menuju ruang makan.

"Sop iga, sama ayam kecap aja, Paman. Tadi kak Mona aku bikinin sandwich."

"Hmm. Pasti enak. Aku lama nggak makan ayam kecap. Besok aku masakin teri tomat kayak yang waktu itu, ya, Al."

"Siap, Paman!"

Dengan telaten Almahyra melayani Kenzo untuk sarapan. Sebelum mereka menikah, dia hanya memasak dan menyajikannya di meja makan saja.

••••

Dua bulan sudah kebersamaan Kenzo dan Almahyra sebagai sepasang suami istri. Awalnya Mita merasa curiga jika majikannya terlibat hubungan terlarang, namun setelah Arman menceritakan semuanya dia jadi bersimpati pada tuannya. Mita tahu betul bagaimana kelakuan Mona selama ini. Bagaimanapun juga tuannya berhak untuk bahagia. Almahyra lebih pantas untuknya ketimbang Mona meskipun usianya terpaut jauh.

Almahyra menemani Kenzo menonton Televisi di ruang keluarga sambil menggambar desain baju.

"Al, kamu dah mau mulai masuk kuliah lagi, ya?" tanya Kenzo.

"Masih dua minggu lagi, Paman." Almahyra masih fokus menggambar sketsa baju untuk mengasah skilnya.

"Gambar apa sih, coba lihat?" Kenzo mendekati Almahyra.

"Huft, nggak ada yang keren!" Almahyra menjatuhkan pensilnya.

"Ini bagus." Kenzo mengambil selembar sketsa yang hampir selesai di buat.

"Emm, tapi terlalu simpel deh kayaknya."

"Kayak kamu simpel tapi manis," puji Kenzo.

"Apaan sih?" Almahyra menutup mukanya dengan telapak tangannya.

"Beneran, manis." Kenzo menarik tangan Almahyra yang menutupi wajahnya yang memerah.

"Paman mau ngapain?"

Kenzo semakin mendekatkan wajahnya. Dia merasa gemas melihat pipi merah Almahyra. Setuju atau tidak dia tetap akan menciumnya.

Brukkkk!

Suara benda jatuh, membuyarkan kemesraan mereka berdua.

Tanpa sengaja Mita menjatuhkan barang belanjaannya setelah melihat adegan panas di depannya.

"Maaf, Tuan, saya tidak melihat apa-apa." Mita kembali mengambil barang belanjaannya dan mengambil langkah seribu meninggalkan ruangan itu.

Ruang keluarga di rumah Kenzo memang terhubung langsung dengan dapur bersih. Ada sebuah pintu yang menghubungkan ruang keluarga dengan garasi. Mita biasa melewati pintu ini sepulang dari belanja.

"Tunggu, Mbak!" panggil Almahyra malu - malu setelah kepergok bermesraan.

"Iya, Non." Mita menghentikan langkahnya tanpa menoleh.

'Mati aku. Pasti Non Al marah sama aku.' Mita bermonolog.

"Tadi Mbak Mita dapat telepon dari Bu Intan. Dia bilang hari ini anaknya menikah. Mbak Mita jangan sampai lupa. Katanya aku di suruh bilang gitu sama Mbak Mita," ucap Almahyra menyampaikan pesan dari saudara Mita.

"Astagfirullah! Saya beneran lupa, Non. Saya lupa kalau hari ini ponakan saya menikah." Mita memutar badan menghadap Almahyra dan Kenzo.

"Gimana, ya, Non? Apa saya boleh ijin Tuan Ken?" tanya Mita sedikit canggung. Tangannya memainkan kantong belanjaannya untuk mengurangi kegugupannya.

"Kamu boleh pergi. Tapi nggak usah nginep, ya, Mbak," ucap Kenzo memberi ijin.

"Alhamdulillah. Terimakasih Tuan Ken, Non Al. Saya permisi mau siap - siap."

"Nggak usah naik taksi, Mbak. Minta di antar saja sama mas Arman. Biar cepet dan nggak capek," imbuh Kenzo.

"Terimakasih banyak Tuan Ken." Mita berjingkat senang. Dengan cepat dia menata belanjaannya di kulkas lalu segera bersiap untuk pergi ke tempat saudaranya.

Kenzo dan Almahyra masih betah di ruang keluarga. Sekarang hanya tinggal mereka berdua di rumah.

Kenzo merasa bosan. Almahyra sibuk memainkan pensil dan kertas tanpa melihatnya.

"Al!" panggil Kenzo.

"Iya, Paman." tidak menoleh.

"Al!" panggil Kenzo lagi.

"Iya, Paman Ken." masih tidak bergeming. Tanggung. Sketsa yang Almahyra gambar sedikit lagi selesai.

"Ya, ampun Al, gitu amat sih, sama suami. Aku sebal tauk, dicuekin mulu dari tadi!" Kenzo merajuk. Mukanya terlihat kesal.

Almahyra meletakkan alat gambarnya.

"Idih, manyun. Paman cakep deh, kalau kayak gini." Almahyra duduk dipangkuan Kenzo.

"Nggak usah ngerayu!" Kenzo pura-pura cuek.

"Yakin nggak mau aku rayu?" ledek Almahyra sambil mengalungkan tangannya di leher Kenzo.

Bugg.

Bukannya menjawab Kenzo malah menjatuhkan tubuh Almahyra di sofa. Pergerakannya sekarang terkunci oleh lengan kekar Kenzo. Kenzo menyerang Almahyra tanpa ampun.

"Paman, jangan di siniii," ucap Almahyra selagi kesadarannya masih normal.

"Nanggung, Al. Mumpung nggak ada orang." Kenzo tidak peduli ucapan Almahyra.

Akhirnya Almahyra pasrah. Percuma dia menolaknya. Kenzo sudah dikuasai hasratnya yang tak terbendung.

"Kenzo!" pekik seorang wanita yang sangat dia kenal.

"Mama!" Kenzo gelagapan. Dia segera beranjak dan membetulkan bajunya yang berantakan

Almahyra tak kalah terkejut. Dia merapikan penampilannya dengan tangan gemetaran.

Mila, mama Kenzo berjalan mendekat. Tak lama kemudian Takeshi, papa Kenzo menyusul. Mereka berempat duduk saling berhadapan di ruangan itu.

Kenzo dan Almahyra menundukkan wajah mereka. Mereka tidak berani menatap Takeshi dan Mila.

"Ken, Al, jelaskan sama mama. Apa yang barusan mama lihat?" suara Mila lantang.

Kenzo masih terdiam.

"Pa, mama pusing sama anak kamu. Bisa - bisanya dia berbuat tidak senonoh sama anak angkatnya sendiri." Mila terisak.

"Lihat Ken, kamu sudah membuat mama kamu menangis karena ulahmu." Takeshi menatap Kenzo tajam. Dia tidak menyangka anak kebanggaannya bisa berbuat hal yang memalukan.

"Maaf, Ma, Pa." Kenzo masih menunduk. Dia tidak tahu harus mulai dari mana untuk menjelaskan semuanya.

"Mama nggak tahu apa dosa mama di masa lalu hingga melahirkan anak sepertimu." tangis Mila semakin menjadi.

"Sejak kapan kalian melakukan hubungan terlarang ini?" tanya Takeshi tegas.

"Ini nggak seperti yang kalian pikirkan, Pa, Ma. Kami tidak melakukan hal yang salah," jelas Kenzo.

"Kamu sudah gila, Ken. Apa perbuatan seperti tadi itu benar menurut kamu?" ucap Mila berapi-api.

"Jelaskan, Ken!" imbuh Takeshi.

"Kami benar-benar tidak melakukan kesalahan, Pa." Kenzo mengulang kata - katanya.

"Jujurlah pada kami. Aku tidak akan membocorkan rahasia kalian pada Mona jika kalian mau jujur." Takeshi mulai melembut. Dia tahu betul sifat Kenzo. Dia bukan laki-laki mata keranjang yang mudah tergoda oleh wanita.

"Aku dan Al sudah menikah siri di Aceh dua bulan yang lalu, Pa," ucap Kenzo lirih. Dia masih belum berani menatap wajah orang tuanya.

Mila menghentikan tangisnya lalu beralih menatap Almahyra. "Apa itu benar, Al?" suara Mila mulai melembut. Dia ingin meminta kejelasan dari Almahyra.

"Benar, Ma." Almahyra menjawab dengan gugup. Seperti halnya Kenzo nyalinya juga menciut dihadapkan Mila dan Takeshi.

"Apa yang membuatmu melakukan poligami, Ken?" tanya Mila. Emosinya mulai mereda.

Kenzo menceritakan pertengkarannya dengan Mona beberapa waktu lalu. Mona yang tidak ingin hamil, Mona yang sibuk dengan dunianya sendiri saat dia lumpuh dan membutuhkannya, bahkan Mona mengacuhkannya hingga sekarang. Semua dia ceritakan.

Kenzo juga jujur pada orang tuanya jika sebenarnya dia awalnya menikahi Almahyra agar dia tidak meninggalkannya. Kenzo jatuh cinta pada ketulusan Almahyra dalam merawatnya. Dia tidak ingin kehilangan Almahyra. Namun setelah mereka menikah dia baru tahu jika mereka sudah saling mencintai sejak lama.

"Pertahankan hubungan kalian!" ucap Mila setelah mendengar penjelasan Kenzo.

"Jadi mama merestui kami!" ucap Kenzo senang.

Mila dan Takeshi mengangguk. Mereka tersenyum pada Kenzo dan Almahyra.

Kenzo langsung memeluk Almahyra erat. Dia tidak peduli dengan Almahyra yang berusaha memberontak karena merasa tidak enak pada orang tua Kenzo.

"Al, segera berikan kami cucu. Kami akan membantu mengurus Mona jika dia macam-macam." ucapan Takeshi membuat Almahyra tersipu.

Kebekuan di antara mereka berempat kini sudah mencair. Mila dan Takeshi sangat menyayangi Almahyra. Mereka senang sekarang dia menjadi menantu keluarga Takeshi.

Almahyra menyiapkan makan siang untuk mereka karena Mita belum kembali. Dia sudah hafal makanan kesukaan keluarga ini dan cara mengolahnya. Itu salah satu hal yang membuatnya disayangi oleh keluarga Takeshi.

****

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Umar Muhdhar

Umar Muhdhar

4

2024-03-01

0

Sunarti

Sunarti

Mona kenapa gak mw hamil

2023-01-15

1

bunda fz

bunda fz

untung kedua orang tuanya merestui

2021-12-25

0

lihat semua
Episodes
1 KEJUJURAN HATI
2 TERTANGKAP BASAH
3 KEHAMILAN AL
4 MONA YANG KEJAM
5 PINGSAN DI KAMPUS
6 KESALAHPAHAMAN
7 KEBENARAN TERUNGKAP
8 MONA SAKIT?
9 KISTA OVARIUM
10 BERSIKAP MANIS
11 MENCARI JAWABAN
12 USG
13 KEJUTAN MANIS
14 TERJEBAK MASA LALU
15 MENCURI DENGAR
16 GAGAL
17 SEBUAH PERINGATAN
18 MERTUA DATANG MONA PERGI
19 BAWA DIA PULANG
20 PUTUS HUBUNGAN
21 BERSAMA MONA
22 JALAN SAMA MERTUA
23 SEDARI DULU MEMANG BEGITU
24 DIPERMALUKAN
25 BERTEMU MANTAN
26 VEA MATTEA HOSAC
27 BEBAS BERSYARAT
28 PENYESALAN VEA
29 SEPENGGAL KISAH
30 NASEHAT PAPA
31 TEGAS
32 MALAS
33 TERHARU
34 MENCOBA BERDAMAI
35 DRAMA MAKAN MALAM
36 UNGKAPAN PERASAAN
37 MENERIMA KENYATAAN
38 KECELAKAAN
39 SELAMAT JALAN VEA
40 HAMPIR PINGSAN
41 PURA-PURA BAIK
42 MULAI MEMBAIK
43 SEBUAH KABAR BAHAGIA
44 GEJALA GANGGUAN PSIKIS
45 BODY LOTION
46 MABUK DI JALAN
47 TERINDIKASI GANGGUAN MENTAL
48 BAWA 2 ISTRI
49 DEPRESI
50 SEMAKIN PARAH
51 BERITA DI MEDIA SOSIAL
52 NGIDAM BATAGOR
53 MONA JATUH PINGSAN
54 KETAKUTAN KEN
55 PERKENALAN
56 ANAK ADOPSI
57 BERTEMU KERABAT
58 NEGATIF HPV
59 ANGEL
60 PONSEL MONA
61 KESABARAN KEN
62 GAGAL PERGI
63 TERBONGKAR SEMUA
64 ANGEL DAN MONA
65 AWAL YANG BARU
66 KEPULANGAN MONA
67 PANIC ATTACK
68 KELAHIRAN KEN JUNIOR
69 KUNJUNGAN ANGEL
70 MENJADI YANG KEDUA
71 HIDEO AKIRA TAKESHI
72 TERABAIKAN
73 KABAR KEMATIAN DAVID
74 AMARAH MILA
75 MEMBURUK
76 TIDAK TERSELAMATKAN
77 WARISAN MONA
78 KEPUTUSAN AKHIR
79 MENGUBUR KENANGAN
80 HAPPY ENDING
Episodes

Updated 80 Episodes

1
KEJUJURAN HATI
2
TERTANGKAP BASAH
3
KEHAMILAN AL
4
MONA YANG KEJAM
5
PINGSAN DI KAMPUS
6
KESALAHPAHAMAN
7
KEBENARAN TERUNGKAP
8
MONA SAKIT?
9
KISTA OVARIUM
10
BERSIKAP MANIS
11
MENCARI JAWABAN
12
USG
13
KEJUTAN MANIS
14
TERJEBAK MASA LALU
15
MENCURI DENGAR
16
GAGAL
17
SEBUAH PERINGATAN
18
MERTUA DATANG MONA PERGI
19
BAWA DIA PULANG
20
PUTUS HUBUNGAN
21
BERSAMA MONA
22
JALAN SAMA MERTUA
23
SEDARI DULU MEMANG BEGITU
24
DIPERMALUKAN
25
BERTEMU MANTAN
26
VEA MATTEA HOSAC
27
BEBAS BERSYARAT
28
PENYESALAN VEA
29
SEPENGGAL KISAH
30
NASEHAT PAPA
31
TEGAS
32
MALAS
33
TERHARU
34
MENCOBA BERDAMAI
35
DRAMA MAKAN MALAM
36
UNGKAPAN PERASAAN
37
MENERIMA KENYATAAN
38
KECELAKAAN
39
SELAMAT JALAN VEA
40
HAMPIR PINGSAN
41
PURA-PURA BAIK
42
MULAI MEMBAIK
43
SEBUAH KABAR BAHAGIA
44
GEJALA GANGGUAN PSIKIS
45
BODY LOTION
46
MABUK DI JALAN
47
TERINDIKASI GANGGUAN MENTAL
48
BAWA 2 ISTRI
49
DEPRESI
50
SEMAKIN PARAH
51
BERITA DI MEDIA SOSIAL
52
NGIDAM BATAGOR
53
MONA JATUH PINGSAN
54
KETAKUTAN KEN
55
PERKENALAN
56
ANAK ADOPSI
57
BERTEMU KERABAT
58
NEGATIF HPV
59
ANGEL
60
PONSEL MONA
61
KESABARAN KEN
62
GAGAL PERGI
63
TERBONGKAR SEMUA
64
ANGEL DAN MONA
65
AWAL YANG BARU
66
KEPULANGAN MONA
67
PANIC ATTACK
68
KELAHIRAN KEN JUNIOR
69
KUNJUNGAN ANGEL
70
MENJADI YANG KEDUA
71
HIDEO AKIRA TAKESHI
72
TERABAIKAN
73
KABAR KEMATIAN DAVID
74
AMARAH MILA
75
MEMBURUK
76
TIDAK TERSELAMATKAN
77
WARISAN MONA
78
KEPUTUSAN AKHIR
79
MENGUBUR KENANGAN
80
HAPPY ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!