Sebelum membaca, aku harapkan klik favorit dan komen ya!
Kalau uda sampai akhir, langsung tap like
Happy reading 💓
****
Sinta mengiringi kepergian Dito, dan pagi ini mereka sudah berkumpul di bandara Soeta.
“Kamu, hati-hati, ya!” kata Sinta yang berhadapan dengan Dito sambil tersenyum.
“Kamu, jangan senyum terus. Nanti banyak cowok-cowok yang naksir!” ucap Dito seraya mencubit hidung Sinta.
“Ish...“ Sinta menepis tangan Dito.
“Maaf, gak bisa peluk kamu. Karena di sini banyak orang," bisik Sinta sambil mengatupkan tangannya di mulut.
Dito langsung mengacak-acak jilbab Sinta.
“ Ih, kamu tuh ya usilnya gak ilang-ilang!" Sinta merajuk dan langsung mencubit perut Dito.
Puput , Ningsih dan Terry hanya menggelengkan kepala, melihat keromantisan kedua sahabatnya.
Suara panggilan operator bandara terdengar, memanggil para penumpang yang akan berangkat tujuan ke Inggris.
Teman-teman Dito pun bersalaman, sekaligus berpelukan.
“Jangan lupain kita, ya!“ ucap Malik sambil memeluk Dito.
“ Iya, tolong jaga Sinta.” Dito berpesan pada Rendi, Fadli dan Malik.
“Oke…” jawab ketiganya serempak.
Dito pun pergi meninggalkan mereka, menuju pesawat.
“Kamu gak usah sedih, ya!” kata Selvi sambil mengusap punggung Sinta.
“ Enggak kok, aku Cuma mau nangis aja!" ucap Sinta seraya mengusap kedua air matanya.
Cinta Dito dan Sinta sangatlah tulus, mereka benar-benar pasangan yang serasi.
****
Pagi ini, Sinta mulai di sibukkan dengan aktivitas sekolah. Kini dia sudah naik ke jenjang SMA kelas 12.
Sinta sudah rapi mengenakan baju seragamnya. Kini kehidupannya sudah tenang, tak ada lagi pengganggu.
Sinta melangkahkan kakinya, menuju gedung sekolah. Dia semakin bersemangat, karena setahun lagi akan meninggalkan bangku SMA.
“Sin...“ panggil Puput yang berpapasan dengannya.
“Hey, Put!” sahut Sinta
Mereka langsung bergandengan tangan, menuju ke kelas. Kini kelas Sinta berada di lantai tiga, sedangkan kelas puput berada di lantai dua.
“Aku duluan, ya!” kata Puput yang sudah sampai di kelasnya.
“ Dah…” kata Sinta sambil melambaikan satu tangannya.
Kemudian Sinta kembali melangkahkan kakinya, menaiki anak tangga menuju lantai tiga.
Sesampainya di sana, sudah ada Rendi dan Selvi yang berdiri di depan balkon kelas.
“Kalian, ya! Pagi-pagi sudah berduaan," sindir Sinta seraya melirik ke arah mereka berdua
“ 'Kan sekarang, kita jadi bertiga!” sahut Selvi yang melempar senyum ke arah Sinta.
“Aku masuk dulu, ya!” kata Sinta yang langsung masuk ke dalam kelas.
Dia pun mencari tempat duduk, yang belum ada tas di atas bangkunya.
Sinta memilih tempat duduk di barisan kedua, tepat di depan meja guru.
Kemudian dia langsung berdiri, dan menghampiri Rendi dan Selvi.
"Aku, boleh ikut nimbrung?" tanyanya yang berada di sebelah Selvi.
" Iya, boleh dong!" jawab Selvi sambil memegang lengan Sinta.
Mereka pun berbincang-bincang, sambil menunggu bel masuk.
Bel masuk berbunyi, semua siswa masuk ke dalam kelas.
Pelajaran pun di mulai, semua siswa tertib mendengar guru menjelaskan pelajaran.
****
Sesampainya di rumah, Sinta langsung merebahkan dirinya di tempat tidur.
Tiba-tiba ada suara dering telepon berbunyi.
" Kring, kring..."
Dengan cepat tangannya meraih ponsel, yang berada di dalam tas.
Berharap panggil itu dari Dito, sang kekasih yang kini tinggal jauh di Inggris.
" Kak Sulis!" lirih Sinta, saat membaca tulisan di layar ponselnya.
Segera dia mengusap layar dan menekan tombol berwarna hijau.
" Halo, Sinta!"
" Wa'alaikum salam..."
" Oh iya, kakak lupa! Assalamu'alaikum..."
"Iya, Kak ada apa?"
" Kamu bisa gak, temani kakak tinggal di Yogyakarta?"
" Apa, Kak? Tinggal di Yogyakarta?"
" Iya, kakak mendapatkan rumah dinas dari pemerintah. Dan cukup luas, jika kakak yang tinggal sendiri."
" Tapi, bagaimana dengan sekolah ku?"
" Kakak sudah minta ijin sama mama, katanya kamu boleh pindah ke sini. Dan pendidikan di sini juga gak kalah bagus, kayak di Jakarta!"
" Kapan, Kak?"
" Besok, kamu harus sudah sampai di sini. Dan surat kepindahannya akan di urus oleh ayah."
" Secepat itu, Kak?"
" Iya, kakak takut tinggal di rumah sebesar ini sendiri."
" Iya udah, aku akan berkemas."
" Jangan kelamaan, kakak takut sendirian."
" Iya..."
Sinta langsung mematikan telepon selulernya, dia begitu terkejut mendengar kabar dari kakaknya.
" Aduh, aku gak ada waktu untuk pamitan sama teman-teman ku!" gerutu Sinta seraya merapikan baju-baju nya. Dan di masukkan ke dalam tas besar.
" Sinta, apa kamu sudah siap?" Mama memanggil Sinta.
" Iya, Ma!" jawab Sinta yang sedang kerepotan membawa tas besar.
Kemudian dia keluar dari kamarnya, berjalan menuju ruang tamu.
" Ma, kenapa mendadak sekali?" tanya Sinta yang sudah duduk di sofa.
" Sebenarnya semalam kakakmu sudah bicara sama mama, hanya saja mama lupa!" Kilah mama Sinta.
" Dan aku yang kerepotan sekarang? Mana aku belum pamitan sama teman-teman," ucap Sinta sambil memainkan ponselnya
" Kamu hanya tinggal menghubungi temanmu lewat handphone," kata mama.
" Iya, tapikan gak bisa cipika-cipiki!" Keluh Sinta.
" Iya sudah, motornya sudah datang." Mama melihat motor tukang ojek, berhenti di depan rumah.
Sinta langsung menghampiri tukang ojek online. Lalu menyusun koper di depan dashboard, setelah itu dia duduk di belakang supir.
" Ini tiket kereta nya, dan hati-hati di jalan, ya!" Pesan mama, "Oh iya, ini ongkos nya!" kata mama seraya memberikan amplop kepada Sinta.
" Ish, Mama!" dengus Sinta
" Asalamua'alaikum..." pamit Sinta seraya mengucap salam.
" Wa'alaikumsalam," jawab Mama sambil mengiringi kepergian Sinta.
Motor yang Sinta tumpangi pun melaju, meninggalkan rumahnya.
Dia melihat motor Fadli, yang belum terparkir di halaman rumahnya.
Dia ingin sekali berpamitan pada Fadli, hanya saja tiket kereta menunjukan jam lima harus sudah sampai di stasiun.
Hal itu dia urungkan, dan dirinya hanya berbalas pesan whatsap dengan sahabatnya.
" Put, maaf ya ! Aku tidak sempat berpamitan, karena Kak Sulis sangat mendadak menyuruhku tinggal bersamanya."
Pesan terkirim untuk Puput.
" Ning, maaf ya ! Aku tidak sempat berpamitan, karena Kak Sulis sangat mendadak menyuruhku tinggal bersamanya."
Pesan terkirim untuk Wahyuningsih.
Kedua sahabatnya belum juga membalas pesan. Kemudian Sinta langsung menaruh ponselnya di kantung jaket.
Beberapa saat kemudian, ada pesan yang masuk.
" Tring..."
" Kamu mau kemana?"
Pesan dari Wahyuningsih.
" Sinta, kamu mau kemana? Maksudnya pamit apa?"
Panik Puput dengan berbagai emoticon cemas.
" Aku pindah ke Yogyakarta, untuk menemani Kak Sulis. Dan aku belum sempat berpamitan pada kalian."
Terkirim untuk Puput dan Wahyuningsih.
" Yah, kamu sekarang udah jalan?"
" Ya sudah, aku doakan semoga kamu selamat sampai tujuan."
" Kalau sudah sampai sana, salam untuk kak Sulis."
" Kalau ada teman baru, jangan lupain kita!"
Sederet pesan telah di terima oleh Sinta, dan dia bingung untuk membalas pesan berantai dari sahabatnya.
" Huft..." Sinta menghela nafasnya.
" Neng, udah sampai!" kata tukang ojek yang telah berhenti di depan stasiun.
Silakan tap like ya guys!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Inarairlan 0811
kalo g slh Sinta m dito itu 1 kls wkt kls 10
2025-01-31
0
Trie
penasaran dunk....
🤭🤭🤭
ayo semangat...
2021-11-05
0