Hoodie Noperfect 365

Sebelum membaca karya ku, aku harapkan kalian masukkan ke favoritmu dan tap like ya. Jangan lupa komentar untuk karya aku, untuk membaca cerita yang lain.

🌼🌼🌼

Sinta hanya pergi sendiri menuju Yogyakarta, karena mereka percaya jika Sinta bisa menjaga dirinya.

Sesampainya di stasiun kereta api, Sinta langsung menuju loket menukarkan kupon yang di beli di minimarket.

Dia hanya membawa dua tas, yaitu ransel dan koper. Sinta mendapatkan tiket kereta ekonomi, dengan gerbong empat. Dia menduduki kursi, berjarak tiga kursi dari arah pintu.

Setelah mendapatkan bangku, dia langsung menaruh tasnya di bawah. Sedangkan kopernya di taruh di bagasi kereta. Kereta pun berjalan perlahan, hingga melaju dengan kecepatan tinggi.

Sembari menunggu di stasiun, yang mengarah ke Yogyakarta, dia menghubungi teman-temannya.

Beberapa kali melakukan panggilan, Ningsih dan Puput tak menjawab. Kemudian dia lupa, kalau hari ini adalah hari Selasa. Dan dia berangkat pukul enam pagi, dan kini jam menunjukkan pukul sepuluh. 

' Oh iya, mereka kan sedang belajar. Kenapa aku bisa lupa?' Batin Sinta sambil tersenyum sendiri.

Tak habis akal, dia mengirim pesan pada sahabat nya. Setelah itu melakukan foto selfi, dan mengirim ke Ningsih, Puput dan juga Terry.

Kemudian dia mengupdate di status di aplikasi berwarna hijau.

' ( Foto Sinta) Otw Yogyakarta.'

Seketika langsung terbaca oleh sang pujaan hati.

" Sinta, kamu mau ke Yogya?" Dito dengan cepat mengirimkan pesan pada Sinta.

" Criing...." Bunyi notifikasi pesan di ponsel Sinta.

Lalu Sinta langsung mengecek ponselnya, " Dito?" Dia lupa memberi kabar kepada kekasihnya.

Dan Sinta langsung membaca pesan, yang baru saja dia terima. 

Lalu dia membalasnya, " Iya, aku pindah sekolah ke Yogyakarta. Kak Sulis meminta ku untuk menemaninya. Karena dia mendapatkan rumah dinas dari kantor nya."

Panjang sekali jawaban pesan untuk Dito, padahal dia hanya menanyakan, tentang Sinta yang ingin berangkat ke Yogyakarta.

" Oh, kamu sama siapa?" 

" Sendiri."  Singkat balasan dari Sinta.

" Hati-hati, ya! " 

" Iya.." 

Sinta langsung memasukkan ponselnya ke dalam tas, karena matanya sangat mengantuk.

Dia pun menyandarkan kepalanya di sandaran kursi. Lalu memejamkan kedua matanya perlahan. 

Jarak tempuh Jakarta-Yogyakarta sekitar delapan jam. Sangat cukup, untuk Sinta memejamkan kedua matanya.

Selang beberapa jam, sampai lah di stasiun Progo. Kereta hanya transit sebentar, dan kemudian di lanjutkan menuju stasiun Lempuyangan.

Saat di stasiun Progo, ada seseorang yang duduk di hadapan Sinta.

Seorang pemuda yang usianya sama dengan Sinta. Memakai Hoodie berwarna hitam, dengan kepala di tutup.

Pemuda di hadapannya memperhatikan Sinta, yang tertidur begitu pulas. Memang Sinta tipikal gadis yang mudah tertidur, apalagi jika matanya sudah mengantuk.

Pemuda itu terus memperhatikan nya, dan mengambil gambar Sinta. Dengan mengulas senyum, pemuda itu tertawa kecil melihat wajah Sinta yang tertidur lelap.

Hiingga kereta sampai di stasiun Lempuyangan, pemuda itu melihat Sinta masih tertidur.

Petugas kereta, menghampiri pengunjung yang akan turun. Memberikan pengumuman pada mereka, kalau sudah sampai di rute terakhir.

Kaki Sinta pun di senggol, oleh pemuda yang duduk di hadapannya. Sontak Sinta terkejut, dan mengusap bibirnya yang hampir mengeluarkan air liur.

" Ish..." Sungut pemuda di hadapannya.

" Eh, kamu tadi yang nyenggol aku ?" Tanya Sinta yang langsung memeluk tasnya.

" Sudah sampai, apa kamu mau ikut masinis pulang ?" Ejek pemuda di hadapannya dengan wajah yang dingin. Lalu dia bangkit dari duduk, dan berjalan meninggalkan Sinta.

" Huft, mimpi apa aku ketemu sama cowok jutek kayak gitu!" Gerundel Sinta, yang langsung merapikan jilbabnya.

Kemudian dia langsung bangun dari duduknya, dan berjalan menuju pintu keluar. 

Sinta menuju bagasi kereta, dan mencari koper nya. Dia mengambil koper berwarna merah cabe, karena memang itu warna favorit nya.

Kemudian dia menurunkan koper nya, dan berjalan meninggalkan bagasi kereta.

Tiba-tiba ada suara dering telepon di dalam tasnya. Segera Sinta berhenti, dan mengambil ponsel di dalam tasnya.

Saat akan membaca tulisan yang memanggil nya, tiba-tiba di di tabrak. 

" Bugh..." Tubuh Sinta pun jatuh ke lantai, begitu juga dengan ponsel nya yang juga terlempar tak jauh darinya.

" Aduh.." pekik Sinta yang merasa kesakitan, dia melihat pemuda yang menabraknya datang menghampiri nya, " Maaf, " lirihnya mencoba mengulurkan tangannya.

" Kamu yang tadi di kereta, kan?" tanya Sinta.

Dia ingin menolong Sinta, namun saat mendengar suara orang memanggil namanya dia langsung berlari.

" Hey..." Panggil Sinta, sambil mengamati Hoodie yang di pakai pemuda tadi.

" No Perfect365.." gumam Sinta yang telah membaca tulisan di jaket Hoodie, milik pemuda itu.

Pemuda itu seperti di kejar, oleh segerombolan orang memakai jas serba hitam.

" Aduh sial banget sih, aku!" Gumam Sinta yang telah bangun dan di tolong oleh orang sekitarnya.

" Terima kasih.." ucap Sinta sambil menundukkan kepalanya berulang-ulang.

Lalu dia mencari ponsel nya, yang tadi jatuh terlempar.

" Mbak, ini handphone nya " kata petugas kereta yang menemui Ponsel milik Sinta.

" Terima kasih ya, Pak." Kata Sinta yang telah menerima ponsel dari petugas kereta.

Segera dia melihat ponselnya, dan dari kejauhan terdengar suara Sulis memanggilnya.

" Sinta ..." Terdengar sangat nyaring, hingga semua orang tertuju pada Sulis.

" Kak Sulis?" Ucap Sinta yang langsung mengambil tasnya, dan menarik kopernya.

" Kamu kok lama banget, sih?" Tanya Sulis yang langsung menghampiri Sinta.

" Oh, aku tadi ketiduran." Jawab Sinta seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

" Iya udah, keburu malam ayo langsung ke rumah kakak." Ajak Sulis sambil membawa koper milik Sinta.

Sulis kini mempunyai mobil sendiri, dari hasil menabung selama lima tahun. Mobil nya dia beli second, tapi dengan kondisi yang masih bagus.

Sulis memasukkan kopernya ke dalam bagasi mobil, dan Sinta sudah masuk ke dalam mobil.

" Kak, memang nya rumah nya besar sekali?" Tanya Sinta sambil memoto dirinya sendiri.

" Iya, kakak gak bisa tinggal dengan orang lain. Rada risih, walaupun dia teman kakak." Kata Sulis dengan mata yang fokus melihat ke arah jalanan.

Kemudian Sinta memoto dirinya dengan kakaknya, " Kakak, senyum dong!" kata Sinta seraya mengarahkan kamera ponsel nya.

" Cekrek..." 

" Kamu jangan kebanyakan foto selfi." kata Sulis.

" Memang dilarang ya , Kak?" tanya Sinta.

" Enggak, hanya saja kameranya bosan ngeliat wajah kamu." canda Sulis sambil mencubit kecil pipi Sinta.

" Auw... ih kakak, mulai lagi deh jahilnya." kesal Sinta sambil cemberut.

Dia langsung memposting nya, di akun Instagram pribadinya. Lalu mengupdate di status WhatsApp.

Banyak pesan yang belum dia baca, kemudian dia balas satu persatu pesan yang masuk.

Sinta langsung menaruh ponselnya, memperhatikan jalanan menuju arah rumah Sulis.

-

Oke guys, segini dulu ya!

Terpopuler

Comments

AnggieYuniar

AnggieYuniar

mampirrrrr

2022-01-30

2

Trie

Trie

siap... lanjutkan thor....

2021-11-05

0

lihat semua
Episodes
1 Flashback
2 Kepergian Dito
3 Hoodie Noperfect 365
4 Sampai di rumah Sulis
5 Sekolah baru
6 Teman baru Sinta
7 Raja di keroyok
8 Ada yang naksir Dito
9 Raja babak belur
10 Raja membuntuti Sinta
11 Panti asuhan
12 Sarah suka sama Dito
13 Siapa R Cakra?
14 Sinta dibully oleh Gendis
15 Kedatangan Dito
16 Raja pegawai Dito
17 Raja patah hati
18 Kemarahan Dito
19 Nyontek PR Raja
20 Sinta kena pukulan Raja dan Raka
21 Hidung Sinta memar
22 21
23 22
24 23
25 24
26 25
27 26
28 27
29 28
30 29
31 30
32 31
33 32 : Kedatangan Hasan
34 33 : Kegombalan Dito
35 34 : Sinta mau nikah muda
36 35 : Tantangan Gendis
37 36
38 37
39 38
40 39
41 40
42 41
43 42
44 43
45 44
46 45
47 46
48 47
49 48
50 49
51 50
52 51
53 52
54 Bab 53
55 Bab 54
56 Bab 55
57 Bab 56
58 Bab 57
59 Bab 58
60 Bab 59
61 Bab 60
62 Bab 61
63 Bab 62
64 Bab 63
65 Bab 64
66 Bab 65
67 Bab 66
68 Bab 67
69 Bab 68
70 Bab 69
71 Bab 70
72 Bab 71
73 Bab 72
74 Bab 73
75 Bab 74
76 Bab 75
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 78
80 Bab 79
81 Bab 80
82 Bab 81
83 Bab 82
84 Bab 83
85 Bab 84
86 Bab 85
87 Bab 85
88 Bab 86
89 Bab 87
90 Bab 88
91 Bab 89
92 Raja di jodohkan dengan Gendis
93 Ketemu Terry
94 Pernyataan Cinta
95 Raja di fitnah
96 Gendis di ancam
97 Dua masalah
98 Curhat yang salah
99 minta pendapat
100 Pesan Terry yang terabaikan
101 Sibuk dengan urusan orang
102 Raka sensi
103 Minta penjelasan Gendis
104 mencari saksi
105 Rahasia Raja
106 Raja yang cerdik
107 Mencari bukti otentik
108 Berkas Feri di terima Dirja
109 Sinta tidak masuk
110 Sinta harus di rawat
111 Sepucuk surat izin dokter
112 Tamu spesial
113 Dito ke kantor Herman
114 Mama Sinta datang ke Yogyakarta
115 Anggita terus mendesak Raja
116 Keputusan Dito
117 Aku sayang kamu
118 amarah Ferdi
119 Marissa incaran Ferdi
120 Gendis menghilang
121 Gendis ke rumah Sinta
122 Amanat untuk Raja
123 Dito bucin akut
124 Kekesalan Gendis
125 Setumpuk buku untuk Dito
126 Kemarahan Raja pada Gendis
127 Dito bertemu Ferdi
128 Ferdi adalah motivator
129 Bukti baru tentang Ferdi
130 Raja mencari yayasan
131 Kecurigaan Raja
132 Penyelidikan Raja
133 Kecurigaan Cakrabuana
134 Pengungkapan kasus Ferdi
135 Investigasi Dito
136 Tidak menerima laki-laki
137 Sinta cemburu
138 Dito menemui Rinjani
139 Wawancara Rinjani
140 Satpam kocak
141 Wanita selalu benar
142 Salah paham
143 Dito pusing sendiri
144 mulai penyamaran
145 Mulai beraksi
146 Sinta salah paham
147 Sinta kemana
148 Pencarian Sinta
149 Mulai ada bukti
150 Tentang Risma
151 Ferdi mengelak
152 Kenapa ada Gendis?
153 Kembali menyamar
154 Hampir ketahuan
155 Ada seseorang
156 Gendis jadi Ayu?
157 Aksi heroik
158 Sinta mengadu kepalanya
159 Aksi Sinta
160 Sinta selamat
161 kecurigaan Dito
162 Dito keceplosan
163 Sinta penasaran dengan Dita
164 Masih penasaran dengan Dita
165 Penjelasan Gendis
166 Gendis tahu Dita
167 Kasus Ferdi berakhir
168 Sulis memaksa Sinta pindah ke Jakarta
169 Kedatangan sahabat Sinta
170 Sinta ketemu siapa?
171 Sinta masih penasaran
172 Terry terlalu agresif
173 Sinta harus ke Jakarta
174 Dilema Sinta
175 Tamat
Episodes

Updated 175 Episodes

1
Flashback
2
Kepergian Dito
3
Hoodie Noperfect 365
4
Sampai di rumah Sulis
5
Sekolah baru
6
Teman baru Sinta
7
Raja di keroyok
8
Ada yang naksir Dito
9
Raja babak belur
10
Raja membuntuti Sinta
11
Panti asuhan
12
Sarah suka sama Dito
13
Siapa R Cakra?
14
Sinta dibully oleh Gendis
15
Kedatangan Dito
16
Raja pegawai Dito
17
Raja patah hati
18
Kemarahan Dito
19
Nyontek PR Raja
20
Sinta kena pukulan Raja dan Raka
21
Hidung Sinta memar
22
21
23
22
24
23
25
24
26
25
27
26
28
27
29
28
30
29
31
30
32
31
33
32 : Kedatangan Hasan
34
33 : Kegombalan Dito
35
34 : Sinta mau nikah muda
36
35 : Tantangan Gendis
37
36
38
37
39
38
40
39
41
40
42
41
43
42
44
43
45
44
46
45
47
46
48
47
49
48
50
49
51
50
52
51
53
52
54
Bab 53
55
Bab 54
56
Bab 55
57
Bab 56
58
Bab 57
59
Bab 58
60
Bab 59
61
Bab 60
62
Bab 61
63
Bab 62
64
Bab 63
65
Bab 64
66
Bab 65
67
Bab 66
68
Bab 67
69
Bab 68
70
Bab 69
71
Bab 70
72
Bab 71
73
Bab 72
74
Bab 73
75
Bab 74
76
Bab 75
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 78
80
Bab 79
81
Bab 80
82
Bab 81
83
Bab 82
84
Bab 83
85
Bab 84
86
Bab 85
87
Bab 85
88
Bab 86
89
Bab 87
90
Bab 88
91
Bab 89
92
Raja di jodohkan dengan Gendis
93
Ketemu Terry
94
Pernyataan Cinta
95
Raja di fitnah
96
Gendis di ancam
97
Dua masalah
98
Curhat yang salah
99
minta pendapat
100
Pesan Terry yang terabaikan
101
Sibuk dengan urusan orang
102
Raka sensi
103
Minta penjelasan Gendis
104
mencari saksi
105
Rahasia Raja
106
Raja yang cerdik
107
Mencari bukti otentik
108
Berkas Feri di terima Dirja
109
Sinta tidak masuk
110
Sinta harus di rawat
111
Sepucuk surat izin dokter
112
Tamu spesial
113
Dito ke kantor Herman
114
Mama Sinta datang ke Yogyakarta
115
Anggita terus mendesak Raja
116
Keputusan Dito
117
Aku sayang kamu
118
amarah Ferdi
119
Marissa incaran Ferdi
120
Gendis menghilang
121
Gendis ke rumah Sinta
122
Amanat untuk Raja
123
Dito bucin akut
124
Kekesalan Gendis
125
Setumpuk buku untuk Dito
126
Kemarahan Raja pada Gendis
127
Dito bertemu Ferdi
128
Ferdi adalah motivator
129
Bukti baru tentang Ferdi
130
Raja mencari yayasan
131
Kecurigaan Raja
132
Penyelidikan Raja
133
Kecurigaan Cakrabuana
134
Pengungkapan kasus Ferdi
135
Investigasi Dito
136
Tidak menerima laki-laki
137
Sinta cemburu
138
Dito menemui Rinjani
139
Wawancara Rinjani
140
Satpam kocak
141
Wanita selalu benar
142
Salah paham
143
Dito pusing sendiri
144
mulai penyamaran
145
Mulai beraksi
146
Sinta salah paham
147
Sinta kemana
148
Pencarian Sinta
149
Mulai ada bukti
150
Tentang Risma
151
Ferdi mengelak
152
Kenapa ada Gendis?
153
Kembali menyamar
154
Hampir ketahuan
155
Ada seseorang
156
Gendis jadi Ayu?
157
Aksi heroik
158
Sinta mengadu kepalanya
159
Aksi Sinta
160
Sinta selamat
161
kecurigaan Dito
162
Dito keceplosan
163
Sinta penasaran dengan Dita
164
Masih penasaran dengan Dita
165
Penjelasan Gendis
166
Gendis tahu Dita
167
Kasus Ferdi berakhir
168
Sulis memaksa Sinta pindah ke Jakarta
169
Kedatangan sahabat Sinta
170
Sinta ketemu siapa?
171
Sinta masih penasaran
172
Terry terlalu agresif
173
Sinta harus ke Jakarta
174
Dilema Sinta
175
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!