Sebelum membaca karya ku, aku harapkan kalian masukkan ke favoritmu dan tap like ya. Jangan lupa komentar untuk karya aku, untuk membaca cerita yang lain.
🌼🌼🌼
Sinta hanya pergi sendiri menuju Yogyakarta, karena mereka percaya jika Sinta bisa menjaga dirinya.
Sesampainya di stasiun kereta api, Sinta langsung menuju loket menukarkan kupon yang di beli di minimarket.
Dia hanya membawa dua tas, yaitu ransel dan koper. Sinta mendapatkan tiket kereta ekonomi, dengan gerbong empat. Dia menduduki kursi, berjarak tiga kursi dari arah pintu.
Setelah mendapatkan bangku, dia langsung menaruh tasnya di bawah. Sedangkan kopernya di taruh di bagasi kereta. Kereta pun berjalan perlahan, hingga melaju dengan kecepatan tinggi.
Sembari menunggu di stasiun, yang mengarah ke Yogyakarta, dia menghubungi teman-temannya.
Beberapa kali melakukan panggilan, Ningsih dan Puput tak menjawab. Kemudian dia lupa, kalau hari ini adalah hari Selasa. Dan dia berangkat pukul enam pagi, dan kini jam menunjukkan pukul sepuluh.
' Oh iya, mereka kan sedang belajar. Kenapa aku bisa lupa?' Batin Sinta sambil tersenyum sendiri.
Tak habis akal, dia mengirim pesan pada sahabat nya. Setelah itu melakukan foto selfi, dan mengirim ke Ningsih, Puput dan juga Terry.
Kemudian dia mengupdate di status di aplikasi berwarna hijau.
' ( Foto Sinta) Otw Yogyakarta.'
Seketika langsung terbaca oleh sang pujaan hati.
" Sinta, kamu mau ke Yogya?" Dito dengan cepat mengirimkan pesan pada Sinta.
" Criing...." Bunyi notifikasi pesan di ponsel Sinta.
Lalu Sinta langsung mengecek ponselnya, " Dito?" Dia lupa memberi kabar kepada kekasihnya.
Dan Sinta langsung membaca pesan, yang baru saja dia terima.
Lalu dia membalasnya, " Iya, aku pindah sekolah ke Yogyakarta. Kak Sulis meminta ku untuk menemaninya. Karena dia mendapatkan rumah dinas dari kantor nya."
Panjang sekali jawaban pesan untuk Dito, padahal dia hanya menanyakan, tentang Sinta yang ingin berangkat ke Yogyakarta.
" Oh, kamu sama siapa?"
" Sendiri." Singkat balasan dari Sinta.
" Hati-hati, ya! "
" Iya.."
Sinta langsung memasukkan ponselnya ke dalam tas, karena matanya sangat mengantuk.
Dia pun menyandarkan kepalanya di sandaran kursi. Lalu memejamkan kedua matanya perlahan.
Jarak tempuh Jakarta-Yogyakarta sekitar delapan jam. Sangat cukup, untuk Sinta memejamkan kedua matanya.
Selang beberapa jam, sampai lah di stasiun Progo. Kereta hanya transit sebentar, dan kemudian di lanjutkan menuju stasiun Lempuyangan.
Saat di stasiun Progo, ada seseorang yang duduk di hadapan Sinta.
Seorang pemuda yang usianya sama dengan Sinta. Memakai Hoodie berwarna hitam, dengan kepala di tutup.
Pemuda di hadapannya memperhatikan Sinta, yang tertidur begitu pulas. Memang Sinta tipikal gadis yang mudah tertidur, apalagi jika matanya sudah mengantuk.
Pemuda itu terus memperhatikan nya, dan mengambil gambar Sinta. Dengan mengulas senyum, pemuda itu tertawa kecil melihat wajah Sinta yang tertidur lelap.
Hiingga kereta sampai di stasiun Lempuyangan, pemuda itu melihat Sinta masih tertidur.
Petugas kereta, menghampiri pengunjung yang akan turun. Memberikan pengumuman pada mereka, kalau sudah sampai di rute terakhir.
Kaki Sinta pun di senggol, oleh pemuda yang duduk di hadapannya. Sontak Sinta terkejut, dan mengusap bibirnya yang hampir mengeluarkan air liur.
" Ish..." Sungut pemuda di hadapannya.
" Eh, kamu tadi yang nyenggol aku ?" Tanya Sinta yang langsung memeluk tasnya.
" Sudah sampai, apa kamu mau ikut masinis pulang ?" Ejek pemuda di hadapannya dengan wajah yang dingin. Lalu dia bangkit dari duduk, dan berjalan meninggalkan Sinta.
" Huft, mimpi apa aku ketemu sama cowok jutek kayak gitu!" Gerundel Sinta, yang langsung merapikan jilbabnya.
Kemudian dia langsung bangun dari duduknya, dan berjalan menuju pintu keluar.
Sinta menuju bagasi kereta, dan mencari koper nya. Dia mengambil koper berwarna merah cabe, karena memang itu warna favorit nya.
Kemudian dia menurunkan koper nya, dan berjalan meninggalkan bagasi kereta.
Tiba-tiba ada suara dering telepon di dalam tasnya. Segera Sinta berhenti, dan mengambil ponsel di dalam tasnya.
Saat akan membaca tulisan yang memanggil nya, tiba-tiba di di tabrak.
" Bugh..." Tubuh Sinta pun jatuh ke lantai, begitu juga dengan ponsel nya yang juga terlempar tak jauh darinya.
" Aduh.." pekik Sinta yang merasa kesakitan, dia melihat pemuda yang menabraknya datang menghampiri nya, " Maaf, " lirihnya mencoba mengulurkan tangannya.
" Kamu yang tadi di kereta, kan?" tanya Sinta.
Dia ingin menolong Sinta, namun saat mendengar suara orang memanggil namanya dia langsung berlari.
" Hey..." Panggil Sinta, sambil mengamati Hoodie yang di pakai pemuda tadi.
" No Perfect365.." gumam Sinta yang telah membaca tulisan di jaket Hoodie, milik pemuda itu.
Pemuda itu seperti di kejar, oleh segerombolan orang memakai jas serba hitam.
" Aduh sial banget sih, aku!" Gumam Sinta yang telah bangun dan di tolong oleh orang sekitarnya.
" Terima kasih.." ucap Sinta sambil menundukkan kepalanya berulang-ulang.
Lalu dia mencari ponsel nya, yang tadi jatuh terlempar.
" Mbak, ini handphone nya " kata petugas kereta yang menemui Ponsel milik Sinta.
" Terima kasih ya, Pak." Kata Sinta yang telah menerima ponsel dari petugas kereta.
Segera dia melihat ponselnya, dan dari kejauhan terdengar suara Sulis memanggilnya.
" Sinta ..." Terdengar sangat nyaring, hingga semua orang tertuju pada Sulis.
" Kak Sulis?" Ucap Sinta yang langsung mengambil tasnya, dan menarik kopernya.
" Kamu kok lama banget, sih?" Tanya Sulis yang langsung menghampiri Sinta.
" Oh, aku tadi ketiduran." Jawab Sinta seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
" Iya udah, keburu malam ayo langsung ke rumah kakak." Ajak Sulis sambil membawa koper milik Sinta.
Sulis kini mempunyai mobil sendiri, dari hasil menabung selama lima tahun. Mobil nya dia beli second, tapi dengan kondisi yang masih bagus.
Sulis memasukkan kopernya ke dalam bagasi mobil, dan Sinta sudah masuk ke dalam mobil.
" Kak, memang nya rumah nya besar sekali?" Tanya Sinta sambil memoto dirinya sendiri.
" Iya, kakak gak bisa tinggal dengan orang lain. Rada risih, walaupun dia teman kakak." Kata Sulis dengan mata yang fokus melihat ke arah jalanan.
Kemudian Sinta memoto dirinya dengan kakaknya, " Kakak, senyum dong!" kata Sinta seraya mengarahkan kamera ponsel nya.
" Cekrek..."
" Kamu jangan kebanyakan foto selfi." kata Sulis.
" Memang dilarang ya , Kak?" tanya Sinta.
" Enggak, hanya saja kameranya bosan ngeliat wajah kamu." canda Sulis sambil mencubit kecil pipi Sinta.
" Auw... ih kakak, mulai lagi deh jahilnya." kesal Sinta sambil cemberut.
Dia langsung memposting nya, di akun Instagram pribadinya. Lalu mengupdate di status WhatsApp.
Banyak pesan yang belum dia baca, kemudian dia balas satu persatu pesan yang masuk.
Sinta langsung menaruh ponselnya, memperhatikan jalanan menuju arah rumah Sulis.
-
Oke guys, segini dulu ya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
AnggieYuniar
mampirrrrr
2022-01-30
2
Trie
siap... lanjutkan thor....
2021-11-05
0