Sekolah baru

Sebelumnya author harapkan kalian vote dan jangan lupa tap like untuk mendukung karya author. Terima kasih🙏

Happy Reading 😘

Sinta mulai bersekolah, dia sudah rapi mengenakan seragam nya. Sulis telah mendaftarkan sekolah baru, sehari sebelum kedatangan Sinta.

" Sinta..." Panggil Sulis yang telah menyiapkan sarapan untuk Sinta.

" Iya, Kak. Aku sudah rapi, gak usah teriak-teriak gitu." Gerutu Sinta sambil berjalan menghampiri kakaknya.

" Iya udah sarapan, biar kamu gak loyo menghadapi kenyataan." Canda Sulis yang sudah duduk di kursi makan.

" Ih, apaan sih? Garing banget." Seloroh Sinta yang sudah duduk di hadapannya.

" Kak, kalau kakak belum pulang kerja. Aku gimana?" Tanya Sinta yang sudah menyendok nasi di atas piring.

" Ada, kunci serep." Jawab Sulis, " Nanti, kakak kasih ke kamu." Ujar Sulis sambil menyuap nasi goreng dengan lauk telur dadar.

" Iya, " jawab Sinta.

" Jangan lupa, kamu bersih-bersih. Nanti malam kakak yang mencuci baju, dan menggosok." Kata Sulis yang membagi pekerjaan.

" Yah, gak bisa istirahat dong!" Keluh Sinta sambil mencebikkan bibirnya.

" Gadis, jangan ngeluh mulu. " Cibir Sulis yang sudah menghabiskan makanannya.

Selesai makan, Sinta langsung mencuci piring nya.

" Udah rapi? Ayo jalan." Ajak Sulis yang langsung menuju mobilnya.

Sinta pun mengunci pintu rumah, lalu menghampiri Sulis yang sudah berada di dalam mobil.

" Dek, nanti kakak cuma nganter sampai ruang piket. Kamu minta anterin sama wali kelas kamu, ya!" Pesan Sulis pada Sinta.

" Iya, aku kan sudah besar. Masa masih di antar sih!" Ucap Sinta sambil memoto dirinya.

" Pinter, kamu sudah mandiri sekarang." Kata Sulis sambil tangannya mengacak-acak jilbab Sinta.

" Ih kakak, mulai deh jahilnya. " Kata Sinta yang menepis tangan Sulis.

" Kabar Dito gimana?" Tanya Sulis dengan pandangan matanya fokus ke arah jalanan.

" Gak gimana-gimana." Jawab Sinta dengan singkat karena masih asyik menguplod foto dirinya di media sosial.

" Maksudnya gimana?" Balik Sulis bertanya.

" Kata dia tuh, gak gimana-gimana kemarin." Ucap Sinta yang meniru gaya bicara Dito.

" Ya sudah, kamu fokus belajar. Siapa tahu kamu bisa kuliah di Inggris!" Kata Sulis memberi semangat pada Sinta.

" Amin." Balas Sinta sambil menyatukan kedua tangannya

" Eh tapi buat belajar loh, bukan buat nyamperin Dito." Ledek Sulis.

" Ish,," Sinta mencebikkan bibirnya karena kesal.

Mereka pun sampai di sekolah, dan Sulis memarkirkan mobilnya di halaman sekolah.

" Dek, pulang nanti kamu naik ojek online. Alamat nya nanti kakak kirim ke kamu." Kata Sulis yang telah keluar dari mobilnya.

" Iya." Jawab singkat Sinta.

" Jaraknya gak jauhkan, dari rumah ke sekolah?" Tanya Sulis yang kini berjalan bersama Sinta.

" Iya, " jawab Sinta sambil memandangi sekolah barunya.

" Kamu dari tadi, iya, iya aja. Ngerti gak?" Tanya Sulis yang menghentikan langkahnya.

" Iya, aku ngerti." Jawab Sinta yang sedikit kesal, karena sedari tadi mendengar kakaknya terus berbicara.

Mereka pun sampai di meja piket, dan Sulis meminta petugas untuk menemui wali kelas Sinta.

" Permisi pak, saya yang kemarin mendaftarkan adik saya untuk sekolah di sini." Kata Sulis memperkenalkan diri.

" Iya, ada yang bisa kami bantu?" Tanyanya.

" Mau mencari walik kelas untuk adik saya, kemarin saya di informasikan kalau dia mendapatkan kelas 12b." Kata Sulis.

" Oh, tunggu sebentar. Saya akan carikan bu Aisyah." Kata petugas piket yang langsung menuju ruang guru.

" Terima kasih." Kata Sulis sambil menganggukkan kepalanya.

" Maaf, bu Aisyah belum datang. Adiknya bisa tunggu di sini." Kata pak Romli yang tertera di name tag nya.

" Terima kasih, Pak Romli." Kata Sulis dengan mata tertuju ke arah name tag di dada Romli.

" Sama-sama." Jawabnya tanpa sadar, kalau Sulis memanggil namanya. 

Kemudian Sulis pamit pada Sinta, " Kakak tinggal dulu, ya!" 

" Iya, kak." Jawab Sinta.

Sulis pun pergi meninggalkan Sinta, dan Sinta kini menunggu kedatangan bu Aisyah.

" Dek, kok tadi kakaknya tahu nama bapak?" Tanya pak Romli yang bingung.

" Kan di dada bapak ada tulisan nya." Kata Sinta seraya menunjukkan jari telunjuknya ke arah dada Romli.

" Dada, " tambah bingung pak Romli.

" Itu, tu.." kata Sinta menunjukkan name tag di dadanya.

" Oh iya, ya. " Jawab pak Romli dengan nyengir kuda.

Sinta hanya memutar kedua bola matanya , dengan malas. Melihat petugas piket, yang terdengar garing saat bercanda.

" Tet, tet, tet..." 

Bel masuk berbunyi, Sinta terus mengamati siswa siswi yang lalu-lalang di hadapannya.

" Bu Aisyah." Panggil pak Romli yang melihat Bu Aisyah masuk ke ruang guru.

" Iya, ada apa?" Tanyanya yang sudah menghampiri pak Romli.

" Ini murid baru di kelas, ibu." Kata Pak Romli sambil melirik ke arah Sinta.

" Selamat pagi, Bu!" Sapa Sinta seraya mencium punggung tangan Bu Aisyah.

" Pagi." Jawabnya sambil tersenyum, " Sebentar, saya mau ambil buku dulu." Katanya.

Lalu Bu Aisyah langsung berjalan menuju ruang guru.

Selang beberapa menit kemudian, dia membawa setumpuk buku.

" Bisa saya bantu? " Ucap Sinta menawarkan bantuan.

" Oh, iya terima kasih." Kata Bu Aisyah memberikan separuh tumpukan buku pada Sinta.

Mereka berjalan menyusuri lorong kelas, dan menaiki anak tangga satu persatu.

Sorak Sorai di dalam kelas pun langsung hening, menyambut kedatangan Bu Aisyah.

Mereka terkejut, dengan kedatangan wali kelasnya. Padahal pagi ini bukanlah jadwal, mata pelajaran bahasa Indonesia.

" Selamat pagi, anak-anak." Sapa Bu Aisyah yang sudah berdiri di depan kelas.

" Selamat pagi, Bu!" Seru anak-anak menjawab salam dari Bu Aisyah .

" Ibu akan memperkenalkan siswa baru, dia berasal dari Jakarta." Kata Bu Aisyah, lalu mempersilahkan Sinta untuk masuk ke dalam kelas, " Silakan masuk, Sinta." Panggil Bu Aisyah.

Saat Sinta melangkahkan kaki masuk ke dalam, semua mata langsung tertuju padanya.

Terdengar suara riuh ramai, dan berdecit membicarakan siswa baru.

" Silakan Sinta, kamu memperkenalkan dirinya." Perintah Bu Aisyah sambil memegang pundak Sinta.

" Selamat pagi, semua." Sapa Sinta .

" Selamat pagi, " jawab seluruh siswa, namun terdengar aneh saat para cowok menjawab salam Sinta terdengar ada tambahan, " Selamat pagi, cantik!" Suara itu terdengar dari deretan bangku paling pojok. Sekelompok anak laki-laki, serentak mengucap salam yang sama.

Para gadis menoleh asal sumber suara, ternyata suara itu pemilik geng yang sudah terkenal paling ngetop di sekolah.

Kemudian Sinta kembali melanjutkan perkenalan dirinya.

" Terima kasih, semoga kalian bisa menjadi teman baik saya." Kata Sinta mengakhiri perkenalan.

" Mau dong jadi pacarnya?" Sahut anak laki-laki berambut keriting dengan kulit hitam manis.

Sinta hanya melirik lalu tersenyum sambil menundukkan kepalanya.

" Aduh senyumnya, bikin jantung berdebar-debar." Ledek anak laki-laki di hadapan Sinta.

-

Silakan tap like dan komentarnya ya. Jangan lupa masukkan favoritmu.

Terpopuler

Comments

Trie

Trie

apa kabar si dito jk aj ad yg beneran deket am sinta...
semoga cinta mereka tdk pudar...

2021-11-05

1

lihat semua
Episodes
1 Flashback
2 Kepergian Dito
3 Hoodie Noperfect 365
4 Sampai di rumah Sulis
5 Sekolah baru
6 Teman baru Sinta
7 Raja di keroyok
8 Ada yang naksir Dito
9 Raja babak belur
10 Raja membuntuti Sinta
11 Panti asuhan
12 Sarah suka sama Dito
13 Siapa R Cakra?
14 Sinta dibully oleh Gendis
15 Kedatangan Dito
16 Raja pegawai Dito
17 Raja patah hati
18 Kemarahan Dito
19 Nyontek PR Raja
20 Sinta kena pukulan Raja dan Raka
21 Hidung Sinta memar
22 21
23 22
24 23
25 24
26 25
27 26
28 27
29 28
30 29
31 30
32 31
33 32 : Kedatangan Hasan
34 33 : Kegombalan Dito
35 34 : Sinta mau nikah muda
36 35 : Tantangan Gendis
37 36
38 37
39 38
40 39
41 40
42 41
43 42
44 43
45 44
46 45
47 46
48 47
49 48
50 49
51 50
52 51
53 52
54 Bab 53
55 Bab 54
56 Bab 55
57 Bab 56
58 Bab 57
59 Bab 58
60 Bab 59
61 Bab 60
62 Bab 61
63 Bab 62
64 Bab 63
65 Bab 64
66 Bab 65
67 Bab 66
68 Bab 67
69 Bab 68
70 Bab 69
71 Bab 70
72 Bab 71
73 Bab 72
74 Bab 73
75 Bab 74
76 Bab 75
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 78
80 Bab 79
81 Bab 80
82 Bab 81
83 Bab 82
84 Bab 83
85 Bab 84
86 Bab 85
87 Bab 85
88 Bab 86
89 Bab 87
90 Bab 88
91 Bab 89
92 Raja di jodohkan dengan Gendis
93 Ketemu Terry
94 Pernyataan Cinta
95 Raja di fitnah
96 Gendis di ancam
97 Dua masalah
98 Curhat yang salah
99 minta pendapat
100 Pesan Terry yang terabaikan
101 Sibuk dengan urusan orang
102 Raka sensi
103 Minta penjelasan Gendis
104 mencari saksi
105 Rahasia Raja
106 Raja yang cerdik
107 Mencari bukti otentik
108 Berkas Feri di terima Dirja
109 Sinta tidak masuk
110 Sinta harus di rawat
111 Sepucuk surat izin dokter
112 Tamu spesial
113 Dito ke kantor Herman
114 Mama Sinta datang ke Yogyakarta
115 Anggita terus mendesak Raja
116 Keputusan Dito
117 Aku sayang kamu
118 amarah Ferdi
119 Marissa incaran Ferdi
120 Gendis menghilang
121 Gendis ke rumah Sinta
122 Amanat untuk Raja
123 Dito bucin akut
124 Kekesalan Gendis
125 Setumpuk buku untuk Dito
126 Kemarahan Raja pada Gendis
127 Dito bertemu Ferdi
128 Ferdi adalah motivator
129 Bukti baru tentang Ferdi
130 Raja mencari yayasan
131 Kecurigaan Raja
132 Penyelidikan Raja
133 Kecurigaan Cakrabuana
134 Pengungkapan kasus Ferdi
135 Investigasi Dito
136 Tidak menerima laki-laki
137 Sinta cemburu
138 Dito menemui Rinjani
139 Wawancara Rinjani
140 Satpam kocak
141 Wanita selalu benar
142 Salah paham
143 Dito pusing sendiri
144 mulai penyamaran
145 Mulai beraksi
146 Sinta salah paham
147 Sinta kemana
148 Pencarian Sinta
149 Mulai ada bukti
150 Tentang Risma
151 Ferdi mengelak
152 Kenapa ada Gendis?
153 Kembali menyamar
154 Hampir ketahuan
155 Ada seseorang
156 Gendis jadi Ayu?
157 Aksi heroik
158 Sinta mengadu kepalanya
159 Aksi Sinta
160 Sinta selamat
161 kecurigaan Dito
162 Dito keceplosan
163 Sinta penasaran dengan Dita
164 Masih penasaran dengan Dita
165 Penjelasan Gendis
166 Gendis tahu Dita
167 Kasus Ferdi berakhir
168 Sulis memaksa Sinta pindah ke Jakarta
169 Kedatangan sahabat Sinta
170 Sinta ketemu siapa?
171 Sinta masih penasaran
172 Terry terlalu agresif
173 Sinta harus ke Jakarta
174 Dilema Sinta
175 Tamat
Episodes

Updated 175 Episodes

1
Flashback
2
Kepergian Dito
3
Hoodie Noperfect 365
4
Sampai di rumah Sulis
5
Sekolah baru
6
Teman baru Sinta
7
Raja di keroyok
8
Ada yang naksir Dito
9
Raja babak belur
10
Raja membuntuti Sinta
11
Panti asuhan
12
Sarah suka sama Dito
13
Siapa R Cakra?
14
Sinta dibully oleh Gendis
15
Kedatangan Dito
16
Raja pegawai Dito
17
Raja patah hati
18
Kemarahan Dito
19
Nyontek PR Raja
20
Sinta kena pukulan Raja dan Raka
21
Hidung Sinta memar
22
21
23
22
24
23
25
24
26
25
27
26
28
27
29
28
30
29
31
30
32
31
33
32 : Kedatangan Hasan
34
33 : Kegombalan Dito
35
34 : Sinta mau nikah muda
36
35 : Tantangan Gendis
37
36
38
37
39
38
40
39
41
40
42
41
43
42
44
43
45
44
46
45
47
46
48
47
49
48
50
49
51
50
52
51
53
52
54
Bab 53
55
Bab 54
56
Bab 55
57
Bab 56
58
Bab 57
59
Bab 58
60
Bab 59
61
Bab 60
62
Bab 61
63
Bab 62
64
Bab 63
65
Bab 64
66
Bab 65
67
Bab 66
68
Bab 67
69
Bab 68
70
Bab 69
71
Bab 70
72
Bab 71
73
Bab 72
74
Bab 73
75
Bab 74
76
Bab 75
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 78
80
Bab 79
81
Bab 80
82
Bab 81
83
Bab 82
84
Bab 83
85
Bab 84
86
Bab 85
87
Bab 85
88
Bab 86
89
Bab 87
90
Bab 88
91
Bab 89
92
Raja di jodohkan dengan Gendis
93
Ketemu Terry
94
Pernyataan Cinta
95
Raja di fitnah
96
Gendis di ancam
97
Dua masalah
98
Curhat yang salah
99
minta pendapat
100
Pesan Terry yang terabaikan
101
Sibuk dengan urusan orang
102
Raka sensi
103
Minta penjelasan Gendis
104
mencari saksi
105
Rahasia Raja
106
Raja yang cerdik
107
Mencari bukti otentik
108
Berkas Feri di terima Dirja
109
Sinta tidak masuk
110
Sinta harus di rawat
111
Sepucuk surat izin dokter
112
Tamu spesial
113
Dito ke kantor Herman
114
Mama Sinta datang ke Yogyakarta
115
Anggita terus mendesak Raja
116
Keputusan Dito
117
Aku sayang kamu
118
amarah Ferdi
119
Marissa incaran Ferdi
120
Gendis menghilang
121
Gendis ke rumah Sinta
122
Amanat untuk Raja
123
Dito bucin akut
124
Kekesalan Gendis
125
Setumpuk buku untuk Dito
126
Kemarahan Raja pada Gendis
127
Dito bertemu Ferdi
128
Ferdi adalah motivator
129
Bukti baru tentang Ferdi
130
Raja mencari yayasan
131
Kecurigaan Raja
132
Penyelidikan Raja
133
Kecurigaan Cakrabuana
134
Pengungkapan kasus Ferdi
135
Investigasi Dito
136
Tidak menerima laki-laki
137
Sinta cemburu
138
Dito menemui Rinjani
139
Wawancara Rinjani
140
Satpam kocak
141
Wanita selalu benar
142
Salah paham
143
Dito pusing sendiri
144
mulai penyamaran
145
Mulai beraksi
146
Sinta salah paham
147
Sinta kemana
148
Pencarian Sinta
149
Mulai ada bukti
150
Tentang Risma
151
Ferdi mengelak
152
Kenapa ada Gendis?
153
Kembali menyamar
154
Hampir ketahuan
155
Ada seseorang
156
Gendis jadi Ayu?
157
Aksi heroik
158
Sinta mengadu kepalanya
159
Aksi Sinta
160
Sinta selamat
161
kecurigaan Dito
162
Dito keceplosan
163
Sinta penasaran dengan Dita
164
Masih penasaran dengan Dita
165
Penjelasan Gendis
166
Gendis tahu Dita
167
Kasus Ferdi berakhir
168
Sulis memaksa Sinta pindah ke Jakarta
169
Kedatangan sahabat Sinta
170
Sinta ketemu siapa?
171
Sinta masih penasaran
172
Terry terlalu agresif
173
Sinta harus ke Jakarta
174
Dilema Sinta
175
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!