Setelah mengganti pakaiannya, Pradjna melangkah ke ranjangnya, ada sesosok mungil yang masih tertidur pulas. Pradjna mendekat lalu menciumi pipi tembam itu, membuat tubuh kecil itu menggeliat malas dan sedikit merengek.
"Macih antuk mama...." ujar bocah mungil itu sambil menggelung lagi di dalam selimutnya.
"Ini sudah siang sayang ku, bangun yuk, mau sarapan apa biar Mama yang buatin buat ade'" rayunya pada bocah itu.
"Mau cucu aja boyeh?"
"Boleh tapi janji bangun, kita minum susu di dapur pakai gelas, okay? Bukan pake botol"
Bocah cilik itu sedikit mengernyitkan dahi, seperti ingin protes, lalu mengulurkan tangannya minta gendong. Pradjna tersenyum lalu memeluk tubuh gembul dengan pipi tembam sebelum menggendongnya menuju ke dapur.
Pradjna membuat susu untuk putranya dan menyeduh kopi untuk dirinya sendiri. Ia duduk di sebelah putranya, menemani bocah kecil itu meminum susunya.
"Mama ga' kleja?"
"Ga' sayang, mama pengen nemenin anak mama main hari ini"
"Selius mama?" bocah cilik itu membulatkan matanya, memastikan ucapan mamanya.
Pradjna mengangguk lalu mencium puncak kepala anaknya.
"Serius sayang, habis ini mandi ya, terus sarapan, kita main-main sehari ini, setuju?" ucap Pradjna
Bocah kecil itu menjawab dengan senyum lebar, lantas meminum susunya penuh semangat, Pradjna ikut tersenyum melihatnya.
"Bi May sama Mang Ajun, siap-siap juga, kita mau keluar, ga' usah masak Bi, kita makan di luar aja nanti" sergah Pradjna saat dilihatnya asisten rumah tangganya itu bersiap dengan talenannya.
"Lah, Bibi diajak juga ini Mba Pra?"
"Iya Bi, sesekali maen gapapa kan, biar Bi May ga' bosen juga, tiap hari liatnya cuma kompor sama taneman lagi" kelakar Pradjna.
Bi May tertawa mendengarnya, lalu pamit untuk berganti baju dan memberitahu Mang Ajun.
Pradjna kembali ke kamarnya, memandikan jagoan ciliknya dan mendadaninya. Setelahnya ia sendiri berganti jeans dan t'shirt, setelan andalannya diwaktu santai.
Memulas tipis bedak juga lipgloss, wajahnya sudah terlihat fresh lagi.
"Mama, kita belangkat sekalang?" tanya anaknya
"Tentu nak, yuk kita ke depan!" Pradjna menggandeng anaknya itu, bocah kecil itu setengah melompat-lompat dengan girangnya, membuat Pradjna tertawa, sesak dadanya menguap entah kemana.
"Arya mau main kemana, Nak?" tanya Pradjna pada putranya
"Alya mau ke pantai boyeh, Ma?" tanya bocah itu dengan polosnya
"Mang Ajun, Arya minta ke pantai nih, enaknya dianterin ga' ya?" Pradjna bertanya kepada Mang Ajun yang sedang menyetir dengan senyum yang menggoda kepada Arya, anaknya.
"Dianterin ga' yaaaaaa.....?" Mang Ajun ikut menggoda majikan kecilnya itu, sementara Arya memonyongkan mulutnya dengan wajah ngambek.
"Ke pasar aja Mang, kan Bi May mau belanja ini" Bi May ikut menimpali.
Suara tawa riuh rendah terdengar di dalam mobil keluarga itu, Arya memprotes sambil menghentakkan kakinya berulang kali, membuat tawa semakin meriah di antara mereka.
Mobil mengarah ke selatan, perjalanan kurang lebih 2 jam itu berjalan mulus. Pradjna mengganti baju putranya di dalam mobil, memakaikan sun block lalu menggamit bocah itu ke arah pantai.
Suasana tidak terlalu ramai, mungkin karena work day, munkin kalau weekend lain kondisinya.
Pradjna membantu Arya membuat istana pasir, Bi May dan Mang Ajun ada beberapa meter dari mereka, duduk bersantai di atas tikar. Arya melambaikan tangannya mengajak dua orang separuh baya itu bermain.
Mereka menghampiri, ikut bermain sambil sesekali tertawa menanggapi celoteh bocah berusia 3 tahun itu.
Pradjna menepi sejenak mengabadikan momen itu lewat kameranya. Ia juga mengambil beberapa spot view yang menurutnya bagus. Beberapakali shoot, matanya sedikit membeliak, dia menzoom layar kameranya, memastikan pandangannya sendiri. Setelah yakin, dengan sedikit gusar Pradjna menghampiri anaknya yang masih bermain dengan Bi May, membisikkan sesuatu lalu bergegas menggendong Arya, sementara Bi May dan Mang Ajun membereskan perlengkapan mereka.
"Kenapa kita pulang Mama? Alya belum selesai maennya" rengek anaknya itu dengan nada cadelnya.
"Hari sudah terlalu panas sayang, nanti Arya kepanasan, jadi gosong dong kulitnya nanti, kita pindah tempat yang agak adem ya,Nak" jelas Pradjna.
Walau masih sedikit terlihat kecewa anak kecil yang tampan itu menganggukkan kepalanya.
Setelah membilas badan Arya yang penuh dengan pasir, Pradjna membuka ponselnya, mencari tempat yang bisa dikunjungi untuk melanjutkan acara mereka hari itu. Ia mengabaikan beberapa pesan juga panggilan telpon.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Anvasa Jr.
anak kndung pa bukan ya thor
2020-11-14
0