Malam kian larut sudah hampir pukul 10.00 malam. Reza mengantarkan Salsa pulang kerumah, ia tidak pernah memulangkan Salsa lewat dari jam 10.00 malam. Sesampainya didepan gerbang rumah Salsa, Reza langsung pamit untuk pulang.
“Aku pamit pulang, kamu langsung tidur jangan lupa berdoa dan mimpiin aku. Salam untuk mamah dan papah juga Bang Sam. Assalamualaikum.”
“Waalaikumsalam,” jawab Salsa.
Mobil Reza melaju meninggalkan Salsa sendirian yang masih berdiri memandangi kepergiannya. Sebelum masuk ke dalam rumah Salsa kembali lagi penasaran dengan mobil berwarna putih yang terparkir diseberang ujung jalan.
“Mobilnya tidak asing. Kaya yang tempo hari gue liat sama Anna dikampus. Atau mungkin cuma kebetulan kali secara yang punya mobil begitu kan banyak. Tidak cuma satu orang.”
Salsa kembali masuk kedalam rumahnya. Selesai mengganti dress dengan piyama Salsa merasa tidak bisa tidur. Ia membuka laptopnya dan mengerjakan tugas untuk persiapan pengajuan skripsinya.
Pukul 01.00 malam mata minimalis Salsa mulai lelah, sebelum tidur ia ke dapur untuk mengambil air dingin di dalam kulkas. Iseng ia membuka jendela depan mengintip keadaan jalan di depan rumahnya. Sunyi !!!
Lampu jalan berkedip-kedip. Salsa masih celingak celinguk memandang sekitarnya hingga matanya tertuju pada suatu objek diseberang jalan. Matanya membulat menatap tidak percaya dengan apa yang barusan ia lihat. Salsa memalingkan pandangannya, mengucek matanya yang tidak gatal berkali-kali.
“Kayanya gue salah liat.”
Kembali ia mencari sosok itu dan terkejut ternyata bukan sosok yang tadi ia lihat.
“Amit-amit cabang berang, ihh itu aki-aki botak.” Segera ia membalikkan badannya, mengetukkan tangannya yang terkepal ke kepala.
Laki-laki berkepala plontos itu hanya tersenyum melihat tingkah laku Salsa.
Salsa kembali ke kamarnya, dan tak berusaha memikirkan apa yang barusan ia lihat. Berharap kalau itu semua hanya halusinasi.
Tetapi, pria yang ia lihat sebelumnya itu seperti tidak asing baginya.
Pagi yang sangat indah, hari ini Salsa janjian dengan Anna untuk lari pagi bersama disekitaran taman tidak jauh dari komplek rumah. Mereka beristirahat sambil berbincang-bincang setelah lelah berolahraga. Salsa mulai menceritakan moment makan malam romantisnya bersama Reza. Membuat jiwa iri seorang jomblo kembali meronta.
“Duh Ca, romantis banget sih sampai lu dikasih cincin segala coba sini gue liat.”
Salsa menyodorkan jarinya memamerkan kepada jomblo akut itu, hehe iya jomblo akut siapa lagi kalo bukan Anna. Bukan karena dia jelek makanya dia tidak laku tapi karena dia memang pemilih dan berkomitmen tidak ingin pacaran sampai dia lulus kuliah. Ditambah lagi hatinya Anna sudah kecantol sama Bang Sam tapi gak tau deh bang Samnya peka atau enggak.
“Makanya buru-buru deh lulus biar lu cepet punya pacar dan ngerasain gimana romantisme sama pacar.” Ledek Salsa.
“Huuhh dasar, ngedengerin lu ngomong gue jadi mules tau gak. Gue mau ketoilet dulu yah Ca, sebentar lu jangan kemana-mana.”
Salsa menatap jengah, Anna berlari terburu-buru karena ia benar-benar sangat kebelet.
Anna tak sengaja bertabrakan dengan seorang pria, tubuhnya Anna terpental.
BRUGGGHHHTTTT
“Auuuu, sakitttt,” teriak Anna.
Pria berhoodie itu pun hanya mengucapkan kata maaf dengan pelan lalu berlari pergi meninggalkan Anna sendirian yang masih terduduk dilantai.
“Dasar orang aneh bukannya dibangunin kek gue malah ditinggal kabur. Ehhh tapi nanti dulu dah itu orang suaranya kaya gue kenal, kaya suaranya?” Anna mencoba mengingat kembali peristiwa beberapa hari lalu di Kampus.
Apa jangan-jangan dia udah kembali ke Indonesia? Salsa harus tau nih, tapi gue ga boleh gegabah dulu ngasih tau Salsa, gue takut nanti Salsa jadi trauma lagi karena ingat kejadian dahulu.
Anna bergegas kembali setelah segala urusannya di toilet selesai.
“Hadehhhh Anna, lu lama amat sihhh ngeluarin batu apa luh yah.”
“Iihhhh sembarangan lu ca, tadi lama soalnya ada orang yang nabrak gue sampe gue mental tau.”
“Yang bener lu An? Coba sini gue periksa.” Salsa mengecek tubuh Anna, beruntung masih lengkap.
Anna mulai menceritakan kejadian yang ia alami tempo hari di Kampus dan juga yang barusan terjadi ketika ia hendak ke toilet. Salsa hanya menyimak cerita Anna hingga ia selesai bercerita.
Salsa hanya menghela nafasnya dalam dan mulai menceritakan kejadian tengah malam ia pun sama seperti Anna ia merasa penasaran apakah semua dugaan mereka itu benar, tapi semoga saja tidak. Salsa tidak terlalu ambil pusing dengan cerita Anna dan lagi pula kejadian yang membuatnya ketakutan itu sudah lama berlalu sejujurnya ia sudah mencoba melupakan dan sudah memaafkan segalanya.
“Yaudah yuk An, kita pulang udah siang nih, gue mau lanjut ngerjain tugas biar cepet wisudaaaahhhhh.”
Refleks Anna menutup hidungnya menghindari aroma yang tak sedap. Sepanjang perjalanan pulang mereka mengobrol dan tertawa tentunya tanpa mereka tahu pria dibalik hoodie ikut serta tertawa kecil di belakang mereka.
***********
Pria tampan yang mengenakan hoodie hitam tersenyum penuh misteri. Berhasil rasanya membuat dua orang sahabat itu untuk kembali mengingatnya. Tentu saja dia akan kembali secepatnya kehadapan mereka, tapi bukan untuk saat ini. Belum tepat!
“Cepat ambilkan pakain yang lain! Aku harus mengganti pakaianku sesegera mungkin.”
Dengan sigap pria itu mengganti pakaian yang ia kenakan dan tentu saja menutup kepalanya dengan hoodie hingga tidak ada yang mengetahui wajah siapa dibalik hoodie itu.
Dengan tenang ia berjalan mengikuti dua gadis itu, jarak mereka hanya terhalang oleh satu orang dibelakng mereka. Ia mencoba mendengarkan hal konyol yang sedang mereka bahas, tanpa terasa ia ikut tertawa kecil dibalik hoodienya.
“Dasar konyol," gumamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Nhur Aj Hasna
mantannya salsa kh??
2020-08-16
0
Ntiarasi Ode
Siapakah pria itu?
2020-05-29
0
Tya Gunawan
penasaraan
2020-05-28
0