Happy reading 😘😘😘
Khanza beranjak dari sofa lalu mengayunkan kaki menuju kamar. Apapun alasan ayahnya, Khanza benar-benar tidak bisa menerima Adithya sebagai calon imam. Batinnya menjerit diikuti lelehan kristal bening yang jatuh membingkai wajah ....
....
Di sepertiga malam ketika banyak pasang mata yang masih terpejam karena buaian mimpi semu, Khanza melantunkan kalam cinta seusai rukuk dan bersujud. Ia pun melangitkan pinta dan berkeluh kesah pada Robb-nya atas segala kegundahan hati yang dirasa.
Tiba-tiba indra pendengarannya terusik oleh lantunan kalam cinta yang terdengar sangat merdu. Khanza beranjak dari sajadah lalu ia berjalan ke arah sumber suara.
Khanza menghentikan langkah kaki tepat di depan pintu mushola yang berada di dalam rumahnya. Ia berdiri terpaku menatap punggung seseorang yang baru beberapa jam dikenalnya, Adithya. Ayahnya meminta agar pemuda berambut grondong, berkumis, dan berjenggot lebat itu bermalam di rumahnya dengan alasan rumah Adithya cukup jauh. Tepatnya di desa W. Desa yang dahulu pernah dibangun oleh seorang dokter berhati mulia. Dia ... Ayunda Kirana, ibunda Keanu, Khanza, dan Dylan serta istri comel pilihan Abi.
Mendengar suara merdu Adithya, mengingatkan Khanza pada pemuda yang selalu mengejar cintanya. Dia ... Rangga Adithya Fairuz.
"Ngga, mengapa suara Adithya mirip sekali denganmu? Tetapi wajah kalian sangat berbeda. Wajahmu selalu bersih sedangkan Adithya terlihat kusut. Blassss nggak ada ganteng-gantengnya." Khanza bermonolog lirih.
"Ehemmm ...." Khanza terlonjak kala terdengar suara deheman ayahnya. Sampai-sampai latahnya kumat.
"Pot copot copot cupapi menyonyo --" pekik Khanza sambil memegangi dadanya.
Abimana berusaha menahan tawa meski ia geli menyaksikan kebiasaan unik putrinya. Jika latah selalu saja mengucapkan kata-kata yang sukar untuk diterjemahkan.
"Lagi ngapain, Za? Ngintip calon menantu Ayah, ya?" godanya sambil menoel hidung mancung Khanza.
"Enggak lah. Siapa juga yang ngintip calon menantu ayah," elak Khanza diikuti bibir yang mencebik. Tanpa ia sadari, kata-kata yang baru saja terlisan menyiratkan ... bahwa ia mengakui Adithya sebagai calon menantu ayahnya sekaligus calon imamnya.
Abimana terkekeh mendengar ucapan putrinya. Timbul keinginannya untuk kembali menggoda Khanza. "Bersabarlah Za! Satu minggu lagi, insya Allah kalian akan resmi menjadi pasangan yang halal. Bukan hanya ngintip, memandang dari jarak yang sangat dekat pun sangat diperbolehkan. Bahkan dianjurkan."
"Issshhhh, apaan sih Yah. Kenal pribadinya aja belum --"
"Setelah menikah, kamu bisa mengenal pribadi Adithya, Za. Insya Allah ... Adithya calon imam terbaik untuk putri Ayah. Ayah sangat yakin, kamu nggak akan menyesal menerima Adithya sebagai calon imam, Dokter Saqueena Khanza Humaira."
"Tapi Yah, pernikahan tanpa cinta akankah bisa memberi kebahagiaan untuk Khanza?" tanya yang terlisan dari bibir Khanza disertai manik mata yang mulai mengembun.
Abimana meraih tangan Khanza lalu menggenggamnya dengan erat. Ia tatap manik mata putrinya dengan tatapan yang menyiratkan kasih sayang.
"Za, dulu ... Ayah dan Bunda menikah tanpa didasari oleh rasa cinta. Kami hanya dua insan yang saling membalut luka. Alhamdulillah, setelah terucap nya akad, perasaan cinta di hati kami tumbuh dengan sendirinya. Bahkan, seiring berjalannya pasir waktu, perasaan cinta itu tumbuh semakin besar. Ayah sangat berharap, kamu dan Adithya pun akan sama seperti kami. Yang terpenting, terimalah goresan takdir Illahi dengan keikhlasan. Yakinlah bahwa segala kehendak-Nya adalah yang terbaik," tutur Abimana.
Khanza bergeming. Ia berusaha menelaah kata-kata yang diucapkan oleh ayahnya.
"Za, pernikahanmu dengan Adithya sudah Ayah persiapkan. Bunda akan mengantar kalian berdua ke butik langganannya. Pilihlah kebaya pengantin yang menurutmu bagus!" sambung Abimana.
"Tapi Yah, Khanza tidak --"
"Maaf Za. Kali ini, Ayah tidak bisa menerima penolakan. Nazar yang terlanjur Ayah ucapkan tidak bisa ditarik kembali," tandas Abimana. Perlahan ia melepas genggaman tangannya lantas berlalu pergi dari hadapan Khanza.
Khanza berdiri terpaku. Ia tatap punggung ayahnya hingga tak terlihat.
"Assalamu'alaikum calon istri ...." Ucapan salam Adithya sukses mengalihkan perhatian Khanza. Boro-boro membalas ucapan salam pemuda berambut gondrong itu, Khanza malah memasang wajah jutek.
"Loh, kog nggak dibalas salamnya? Dosa lho kalau nggak membalas salam," protes Adithya seraya menggoda calon istrinya.
Khanza membuang nafas kasar kemudian ia menjawab ucapan salam dengan sangat terpaksa sembari merotasikan bola mata dengan malas.
"Wa'alaikumsalam wahai penghuni kubur --"
Adithya mengelus dada dan mengucap istighfar kala mendengar jawaban salam yang terlontar dari bibir Khanza, gadis comel yang seminggu lagi akan dinikahinya.
"Astaghfirullah --"
"Napa, nggak terima?" Khanza berkacak pinggang dan membelalakkan netranya.
"Santuy aja Yank! Jangan gampang emosian!" balas Adithya dengan memperlihatkan deretan gigi putihnya.
Khanza semakin geram mendengar ucapan Adithya hingga tangannya serasa gatal ingin melayangkan bogeman mentah.
"Za --" Seketika Khanza menoleh ke arah asal suara. Keinginannya untuk melayangkan bogeman mentah menguap begitu saja ketika terdengar suara lembut yang sangat familiar.
"Bunda," lirihnya.
"Bunda Kiran," sapa Adithya disertai seutas senyum. Lalu ia mencium punggung tangan calon ibu mertuanya dengan khidmat.
"Nak Adith, sudah waktunya menjalankan ibadah sholat subuh. Mari kita sholat subuh berjamaah!" ajak Kirana.
"Iya Bund," balasnya sambil mengangguk pelan.
"Kita tunggu Ayah dan Dylan sebentar ya," ucap Kirana.
Tanpa menunggu lama, Abimana dan Dylan tiba di Mushola. Kemudian kelima insan itu mensucikan diri dengan air wudhu sebelum memulai ritual ibadah sholat subuh.
Setelah mengumandangkan iqomah, Abimana mempersilahkan Adithya untuk menjadi imam.
"Allahu Akbar." Adithya melantunkan takbiratul ihram sebagai penanda dimulainya ritual sholat subuh. Bibir Adithya sangat fasih melantunkan ayat-ayat cinta. Suaranya pun terdengar merdu hingga menggetarkan hati setiap insan yang mendengarnya, tak terkecuali Khanza.
🌹🌹🌹🌹
Bersambung .....
Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak like 👍
Beri komentar
Rate 5
Gift atau vote jika berkenan mendukung author agar tetap berkarya
Trimakasih dan banyak cinta ❤😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
SEMUA MANUSIA ITU CAMAT ZA, YAITU CALON MATI.. DN SEMUANYA AKAN JDI PENGUNI KUBUR..
2023-03-22
0
Andi Fitri
ngakak baca latahnya Khanza..🤣🤣
2023-03-03
0
Regita Regita
karya sebagus ini ,ko aku baru nemu ya? padaha udah lama.yang baca juga masih sedikit.dari awal aku udah suka,semoga makin banyak yang baca.tetap semangat Kak Author...semoga sehat selalu dan diberikan rizki yang melimpah...sukses slalu. jangan-jangan Aditya itu Rangga...
2023-01-23
1