"Hem..."
Lily kaget dengan suara emas yang lembut itu. Kemudian reflek menoleh kebelakang.
Sssssrrrrttttt.
Pria Misterius itu menatapnya dalam. Seperti si mata elang yang sangat sangat tajam.
Dari fisiknya kemungkinan dia berusia 11 tahun lebih tua daripada Lily.
Sinar lampu di Dermaga menyinari kehadiran Si Mata Elang itu, bagaikan seorang pangeran yang turun dari surga. Rambut gondrongnya di cepol berantakan. Bajunya kotor dan lusuh menandakan dia hanyalah manusia biasa. Namun semua itu tak menutupi ketampanan-nya yang luar biasa.
" Bermalamlah di Rumah, bersama Ibu dan Ayahku ". Ajak Si Mata Elang itu seolah paham betul dengan apa yang sedan menimpa Lily.
"Eeeh.. kamu pikir aku gadis murahan apa ?. Enak aja.. emm... Semudah itu ngajak aku bermalam di rumahmu.(membenarkan rambut dan wajahnya)". Jawab Lily sangat ketus namun terdengar getaran lewat nada suaranya yang menandakan bisa jadi dia salah tingkah.
"Aku kasian aja liat kamu , dari tadi berjalan sendirian. Lalu lintas kapal di dermaga ini sudah tutup. Maka dari itu aku menawarkan kamu menginap di rumahku hufttt.... (menghela nafas).. Kamu diam di rumah sama orang tua ku bukan sama aku ". Jelas Si Pria Mata Elang itu ..
"Gak perlu ! Makasih banyak yaa.. Aku mau tinggal di rumah Kakakku saja". Ucap Lily kemudian melangkah menjauh.
Baru melangkah dapat tiga langkah..
Tap..tap.. tap..
"Kakakmu yang tadi merampas uangmu dan mengusirmu itu ???" si pria itu keceplosan .
Deg..
Menghampiri pria itu..
"Kamu !!!! .. (geram....) Sejauh apa kamu mengikutiku ??. Gak usah sok tau sama kehidupanku yaa !!!!". Terhenti sejenak.
" Apa yang kamu mau dari aku ? kamu siapa ? perampok ? atau orang cabul ? ". Pertanyaan demi pertanyaan negatif dari Lily terus berhambur menyerang pria tampan itu .
" Tenang saja aku bukan orang jahat kok. Apa tampang yang ku punya terlihat sehina itu ??? (meweek) ". pria itu berusaha menenangkan suasana.
Kruyyuk ..kruyukkk .. kruyukk...
(Tenang ini bukan suara ayam berkokok tengah malam. Tapi suara dendangan dari cacing di perut Lily).
'Aduh.. kenapa lah harus berbunyi nyaring di keadaan yang lagi jaga image seperti ini' . Gumam Lily dalam hati sambil meremas perutnya menahan malu.
-----
"Ipen.. !!! Ipen.. !!!"
Suara wanita memecahkan suasana yang serba salah tingkah barusan.
Dari jauhh.Terlihat wanita paruh baya berjalan terhuyung huyung memanggil nama pria mata elang itu.
" Ya ampun Ibu. Pelan-pelan Bu! Jangan lari nanti kakinya keseleo". Teriak pria itu dan segera berhambur kepada wanita yang dia panggil Ibu.
" Ini nak bekal mu. ( Sambil menyodorkan bungkusan di tangannya.) Lagi-lagi kamu lupa bawa bekal. Kalau kelaparan di laut kamu mau makan apa, hah ?. Di darat masih enak masih ada penjual nasi, untung ibu masih sempet ngejar kamu Nak". Jelas wanita paruh baya itu terengah-engah.
" Iya Bu. Maafin ipen yaa .. ( sambil memijat pundak ibunya).. Lain kali Ipen gak akan lupa lagi dan memastikan kalau Ipen bawa dan makan bekal dari Ibu dengan sangat lahap". Ucap Ipen menenangkan hati Ibunya.
"Itu siapa pen ?? ( melirik gadis mungil di belakang Ipen)".
Menyadari bahwa Ibu Ipen memperhatikannya, Lily tersenyum lalu mengangguk.
" Oohhh jadi gini Bu.. ( menarik Lily agar lebih dekat dengan Ibunya).. Ini teman Ipen bu. Dia mau pulang ke desa seberang tapi ketinggalan kapal terakhir bu. Dia juga barusan di rampok. Ipen titip teman Ipen ya bu!. Selama Ipen pergi ke laut mencari ikan ". Ipen menjelaskan kepada Ibunya.
" Kamu diam di rumah sama Ibu ya .. ( Lagi-lagi mata elang itu menatap Lily dengan sangat dalam ) Besok pagi biar Ayahku mengantarmu ke dermaga. Aku tulus membantu mu dan aku tidak seperti semua omong kosong yang ada di pikiranmu (menepuk pundak Lily) " kemudian ipen pamit untuk berangkat mencari ikan, mengganti tugas Ayahnya yang Seorang Nelayan.
Deg.. Srrr...
Tak bisa di pungkiri lagi, ada desiran aneh di hati Lily. Hanya bisa mengangguk seolah terhipnotis meski tak ada yang menghipnotisnya.
Sepasang mata beloknya terus menatap punggung Ipen yang semakin menjauh, mengecil, mengecil kemudian menghilang.
" Neng !! Ini sudah tengah malam. Yuk ikut Ibu bermalam di rumah. Rumah Ibu tidak jauh dari sini kok ". Suara Ibu Ipen memecahkan lamunan Lily .
" Oh.. iya Bu mari . Maafkan aku jadi merepotkan ". Lily tersenyum, entah apa yang harus dia rasakan. haruskah bersyukur , merasa sungkan atau hal lainnya.
" Hari ini Ibu masak ayam rebus untuk bekal Ipen. Di rumah masih ada sisanya banyak. nanti kita makan sama sama yaa !! ,,".
" Baik Bu. Terimakasih banyak ".
*******
Seperti biasa ,, setiap fajar matahari malu-malu menunjukkan sinarnya. Suara kicau burung sahut menyahut bagai nyanyian surgawi, terdengar begitu merdu dan menenangkan. Deburan ombak saling menghatam dengan lembutnya menambah kedamaian di pagi ini.
Perlahan Lily membuka mata, di tatapnya atap genteng yang sudah renta, matanya terus menelusuri setiap sudut ruangan di mana dia berada saat ini . Tembok masih terbuat dari kayu, hanya ada tikar untuk tidur dan 1 kotak sebesar badannya untuk menyimpan barang barang. Dia menyadari mungkin ini adalah kamar Ipen. Tiba-tiba pandangannya terhenti pada satu barang yang tergantung di sebelah jendela. Hiasan rambut berbentuk Bunga Lili berwarna putih.
.
.
" Cantiknyaaa....". Mata Lily berbinar melihatnya, namun seolah tak asing dengan apa yang di hadapannya.
Pernakah dia melihatnya di suatu tempat ?.
' ah tidak mungkin.' Gumamnya dalam hati .
Tok tok tok...
" Neng hayuuk kita sarapan dulu sebelum berangkat !!" Suara hangat itu memanggil untuk keluar sarapan.
Pagi ini Lily yang baru tidur selama 4 jam terpaksa bangun karena harus cepat-cepat mengejar jadwal kapal agar tidak ketinggalan. Karena Lily mempunyai kewajiban bekerja Ladang jagung Pak Sungkar.
Keluarga Ipen sangat baik, ramah dan banyak bercerita. Menambah kehangatan di keluarga ini . Ipen adalah anak mereka satu-satunya. Mereka adalah keluaraga nelayan. Biasanya setiap hari Ipen dan ayahnya ke laut untuk mencari ikan. Tapi malam itu Ipen hanya berangkat sendiri karena Ayahnya ada keperluan di Rumah Kepala Desa.
Ipen ??
Entah kenapa nama itu harus Ipen.
Terlalu sederhana atau bahkan terkesan aneh. (kenapa gak sekalian upin atau ipin sih thoorr ??? bbrrr *pembaca tepok jidat* ) Sama sekali tak cocok dengan ketampanan wajahnya yang tak bisa di tutupi lagi.
Dengan berat hati Lily yang sudah di antar Ayah Ipen ke Dermaga.
" Terimakasih banyak Pak, atas bantuannya sejauh ini. Salam untuk Ibu dan Ipen". Pamit Lily
" Iyaa eneng hati-hati di jalan ya .. Jangan lupa, main lagi kalau ada waktu ". Ucap Ayah Ipen melambaikan tangan.
Lily tersenyum..
Ttttoooooooootttttt....
Bunyi kapal menandakan kapal mulai berangkat.
" Yeaahhhh kapalnya berangkat hmmm .. Ipen, aku berharap tadi masih bisa sempat bertemu denganmu setidaknya aku ingin meminta maaf dan berterimakasih .. hhuuuufftttt (menarik nafas panjang)". Ucap Lily monolog dan bayangan wajah ganteng si mata elang itu tak pernah pergi dari indra penglihatannya ...
*******
Terimakasih banyak kepada para pembaca setia. ini adalah novel perdana ku.
Menulis adalah hobbyku. Meski tulisan ku jauh dari kata sempurna setidaknya dapat menemani para pembaca. Namun aku akan terus berusaha dan belajar menjadi yang lebih baik lagi ..
Terus suport aku yaa teman teman .. !!!!
Fighting Ria go go go go !!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Siska
next...
2020-05-27
0
Mafuyu
Hai aku udah datang bawa like semangat Thor
2020-05-21
1
xanimaze
jejak dulu thor, ceritanya bagus, ilustrasi gbr nya juga, 👍
2020-05-14
0