Mereka akhirnya bertemu di kafe dan memilih ruangan khusus atau suite room agar perbincangan lebih leluasa..
"jadi bagaimana jawaban mu bang tentang permintaan si tua itu?? " Angga memulai pembicaraan
"aku masih ke beratan, aku rasa aku tidak bisa menjalani semua itu," jawab Zidan
"aku pun sama seperti diri mu" balas Ryan
"apalagi gua, emang gk mau, tapi gimana dong, kalau gk kita terima maka si tua itu akan bertindak lebih lagi," ucap Angga dengan malas
setelah itu lama akhirnya mereka saling berdiam diri dan merenung,,,
"ya sudah.. kita terima saja" ucap Zidan, tiba tiba..
"tapi bang,, gua masih kuliah lho, masih juga tahun pertama, permintaan akan wajar kalau hanya di tujukan sama kalian berdua ya cocok aja, kan sebentar lagi kalian udah mau selesai, sedangkan gua ya gk cocok lah,, " jawab Angga memelas.
"abis kamu mau gimana dong? kita tolak juga gk bisa, ayah pasti tetap dengan pendiriannya, lagian ni ya setelah aku pikir pikir kita juga gk ada rugi nya, ayah yang ingin punya cucu, yang mengandung nanti juga bukan kita, kita juga bisa meminta ayah untuk membuat acara pernikahan secara tertutup cukup keluarga saja yang tahu mengenai pernikahan karena tradisi konyol itu" balas Ryan.
setelah lama berfikir akhirnya...
"ok,, aku akan terima, tapi kita harus mengajukan syarat yang bagus kepada ayah, agar tidak merugikan kitanya dimasa depan,, bagaimana bang?? setuju gk??
"boleh,, kita memang harus seperti itu,, aku setuju dengan ide mu,," ucap Zidan
"tumben adik aku pintar mikir nya,,," balas Ryan
"gue memang pinter kali bang," balas Angga dengan memutar bola matanya.
"ya ya ya,,, nanti malam kita akan bicara kan dengan ayah, kita harus buat ayah terima syarat itu bagaimana pun caranya" ucap Ryan lagi
"ok... karena rencana udah fix,, gue balik duluan ya,, see you my brother,," ucap Angga
"ok.. hati hati.. pulang cepat,, jangan keluyuran" balas Ryan kepada sang adik.
"iya ya,," ucap Angga dan berlalu pergi meninggalkan dua orang di ruangan itu.
"aku jadi khawatir dengan Angga, apa bisa ya dia menerima permintaan ayah,, secara dia masih sangat muda,, berbeda dengan kita, yang sah sah saja jikalau mau menikah" ucap Zidan yang mengkhawatirkan sang adik,
...wah... bg Zidan ternyata sayang juga ya sama adik nya kirain gk peduli ,, rupanya dia peduli diam diam,,, ahhh... so sweet bg zi...😘...
"aku juga bang, entahlah,,, kenapa jadi rumit ya permasalahan nya,,,, ya sudah,, aku juga balik duluan, karena ada kelas ni nanti siang, Abang ikut balik juga gk?,,,"
ucap Ryan dan langsung berdiri dari tempat duduknya.
"tidak, duluan saja aku disini dulu sebentar, nanti aku langsung ke perusahaan,,"balas Zidan dan di angguk oleh Ryan.
setelah kedua adik pergi,, tinggallah Zidan yang masih setia di ruangan itu, dengan tatapan kosongnya ia menatap ke depan, tak tau harus apa, yang ada sekarang di pikiran nya ia harus siap menerima permintaan sang ayah...
"tapi.. bagaimana nanti keadaan wanita yang aku nikahi jika dia bercerai dengan ku, anakku bagaimana, kan secara anakku nanti pasti membutuhkan kasih sayang sang ibu" Zidan berucap sendiri,,,
"ahhh... itu bukan urusan ku, karena ini keinginan ayah,, bukan aku,," angguk Zidan membenarkan ucapannya.. dan berlalu pergi meninggalkan ruangan itu.
...****************...
Tiba lah malam hari di rumah keluarga Malik, mereka sedang menyantap makanan yang tersaji.
Setelah selesai melakukan makan malam, mereka semua nya berkumpul di ruang keluarga, mereka akan membicarakan seperti yang telah di setujui tadi siang....
"apa yang ingin kalian bicarakan?? jika kalian ingin membatalkan permintaan ku, maka aku tidak menerima nya, aku sudah bilang aku tidak terima penolakan apapun" ucap sang ayah yang memulai percakapan..
"ayah apaan sih,, orang kita nya juga belum ngomong, langsung main tolak aja, pedes banget tu mulut,, aduhh..." kesal Angga,,
yang lain hanya menghela nafas pelan,,,
"kami sudah putuskan, kami akan terima permintaan ayah, tapi ada syarat yang harus ayah penuhi,," ucap Zidan
mendengar putra-putra nya mau menerima permintaan nya, sang ayah langsung menarik kedua sudut bibirnya,,,
"yah... langsung senyum,, " ledek Angga yang melihat ayah ya tersenyum setelah mendengarkan ucapan Zidan.
"kami hanya minta acara tertutup tidak perlu harus sampai mengundang rekan bisnis ayah cukup keluarga saja, pernikahan ini hanya berlaku sampai cucu ayah ada dan lahir setelahnya kami akan bercerai dengan wanita itu, kami masih ingin meniti masa depan tanpa di ganggu oleh yang namanya rumah tangga, dan juga ketika anak itu nanti nya lahir, identitas mereka atas nama ayah, kami tidak mau dimasa depan orang-orang tau bahwa itu anak kami, orang lain cukup tau bahwa itu anak ayah, bukan anak kami, rahasiakan dari mereka kalau mereka anak kami dan kami tidak mau sangkut paut lagi dengan ibu anak anak setelah perceraian,," ucap Zidan panjang lebar.
"Tapi kenapa seperti itu sayang? ibu merasa sangat berdosa dengan anak yang belum lahir itu" ucap ibu, ia merasa sangat bersalah karena anak itu akan jauh dari ibunya,,
"aku tau ibu, ini pasti melukai hatimu, kami mengerti keadaan ibu, tapi ibu juga harus paham keadaan kami,,," ucap Ryan sembari mengelus punggung sang ibu,
"iya ibu... apalagi Angga Bu, Angga masih terlalu muda untuk menjadi seorang ayah, ibu mohon mengerti lah"., ucap Angga dengan lembut,, ketika hendak membalas ucapan kedua anaknya..
"baiklah.. aku terima permintaan kalian, lagian aku hanya menginginkan cucuku hadir, tidak masalah ia anakku atau anak kalian yang paling penting kalian terima permintaan ku" potong sang ayah.
"ok.. karena ayah sudah setuju, aku rasa sudah cukup pembicaraan ini,,"balas Zidan.
"pernikahan nya akan di adakan Minggu depan, aku sudah menemukan wanita-wanita yang tepat untuk melakukan tradisi ini dengan kalian"
balas sang ayah.
"wah... ayah gerak cepat sekali, tidak sabar ya mau menimang cucu dari kita" ucap Angga dengan sedikit terkejut,,,
setelah selesai pembicaraan penerimaan permintaan sang ayah,, mereka kembali ke kamar masing-masing,,
"kamu benar nak tidak mau mengakui anak itu anak mu nantinya"
ucap ibu kepada Zidan yang sedang mengambil air untuk diminum di dapur,,
"ibu... mengapa ibu belum tidur, ini sudah malam, tidak baik Bu tidur terlalu larut,, "ucap Zidan yang bukannya menjawab pertanyaan ibu malah menanyakan keberadaan ibu.
"ibu tau,, pasti kamu merasa bersalah juga kan seperti yang ibu rasakan,, hanya saja dirimu terlalu gengsi mengakui nya" ucap ibu lagi.
menghela nafas pelan,,
"Zidan tau ibu yang kami putuskan ini bukanlah sesuatu yang baik,, tapi kami tidak punya cara lain ibu,, ibu tau sendiri, aku dan adik memang tidak bisa mempercayai yang namanya cinta dengan wanita, kecuali cintamu untuk kami, Zidan juga merasakan seperti yang ibu rasakan,, tapi mau bagaimana lagi,, ini juga harus terjadi,,, " ucap Zidan kepada ibu
"tapi ibu harus janji sama Zidan, ibu juga akan menyayangi mereka seperti anak sendiri, seperti ibu menyayangi kami semuanya, kami akan tetap menyayangi mereka tapi hanya sebatas adik,, maaf kan Zidan Bu,, hanya ini yang bisa Zidan lakukan Bu.. " balas nya lagi..
"iya.. ibu faham dengan keadaan kalian,, kalau untuk kasih sayang, ibu pasti akan menyayangi mereka sama seperti kalian meskipun mereka cucu ibu" balas ibu yang tidak ingin melanjutkan ketidaksetujuan nya dengan keputusan anak anaknya,,
"terimakasih ibu,, tapi kami janji akan mengungkapkan nya kepada mereka pada saat yang tepat nantinya,, " balas Zidan kembali,,
menatap sang ibu ,,, "ya sudah ibu mari kita tidur, hari sudah larut,,," ucap Zidan dan merangkul sang ibu untuk kembali ke kamarnya,,,
...****************...
...wah... kok author jadi merasa kasian ya sama calon debay nya😢,, tapi kalian tenang aja para calon debay masa depan masih ada author kok yang sayang sama kalian😆......
Angga : i hhh... bisa aja author mahh,,,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments