Jantung Ara berdegup kencang tatkala ia mencium aroma maskulin dari jaket denim miliknya. Pikirannya langsung tertuju pada laki-laki yang baru saja pulang dari rumahnya. Apakah Elang juga mencium wangi musk dari tubuhnya?
Ara menggelengkan kepala mengenyahkan pikiran yang tidak-tidak di dalam otaknya. Kalaupun menciumnya, Elang pasti sudah bertanya padanya. Namun, melihat laki-laki itu tidak mengatakan apapun dan justru fokus menyuapi dirinya membuat Ara yakin kalau Elang tidak mencium bau tersebut.
Menyingkirkan sejenak Elang dari pikirannya, tangan Ara kini merogoh saku jaket di tangannya. Sebuah kartu nama lecek kini sudah terpampang di depan matanya. "Darmasena Nugraha" itulah nama yang tertera di dalam kartu. Bola mata Ara membulat begitu membaca sebuah jabatan yang tertera di bawah nama tersebut.
"DIREKTUR PEMASARAN?" Ara langsung mendudukkan tubuhnya tidak percaya. Suaranya yang cukup keras membuatnya mendapatkan protes dari ruangan sebelah, yakni kamar adiknya.
"Berisik, Mbak!" Gusti yang sedang menghafal pelajaran biologi itu berseru.
Ara tidak mengacuhkannya. Untuk memastikan bahwa laki-laki asing yang ia temui tadi adalah orang yang sama, segera dia ambil ponselnya yang sedang diisi daya kemudian ia masukkan nomor telepon yang tertera.
"Benar dia orangnya," gumam Ara melihat sebuah foto profil Darma di sebuah aplikasi chatting. "Tapi, kenapa orang kayak dia bisa naik ojek? Aneh banget." Kening gadis itu berkerut memikirkannya.
Setelah bertemu dengan Elang, Ara memang tidak lagi memikirkan upahnya yang sudah menjadi tukang ojek dadakan. Dia meyakini bahwa kebaikannya hari ini mungkin akan diganti dengan kebaikan lain yang akan datang padanya di waktu yang tidak terduga.
"Gila! Keren banget kamu, Ra, bisa ketemu 'sultan' secara nggak sengaja gitu. Mana ganteng lagi, aduh." Keyla berujar histeris usai mendengarkan cerita Ara sepulang bekerja. Seperti tidak ada bosannya dia mengamati wajah Darma yang terpampang di layar ponsel sahabatnya.
"Apaan, sih, kamu, Key!" Ara merebut ponsel miliknya, lalu memasukkannya ke saku.
"Dihhh ... nggak rela 'kan kamu aku liatin fotonya Mas Darma. Inget kamu punya Mas Elang, jangan serakah, Ra." Keyla berusaha mengingatkan dengan petuahnya yang sok bijak.
Sementara Ara memutar bola matanya malas. "Omonganmu kejauhan. Lagian aku juga sadar diri kali," ucapnya sewot.
"Iya, Ra, iya. Tahu, kok, aku. *By the way*, kamu kenapa, sih? Dari kemarin sensi banget. Lagi PMS ya?" tebak Keyla sambil memasukkan barang-barangnya ke mini ranselnya. Begitupun dengan Ara.
Keduanya segera beranjak dari ruang ganti tempat mereka berada karena karyawan yang bekerja *shift* malam mulai berdatangan.
"Kemarin, tuh, Mas Elang beneran dateng ke rumah." Ara berujar ketika ia sudah mendaratkan bokongnya di jok motor.
"Terus?"
"Ya, awalnya khawatir karena aku belum pulang. Habis itu, ya, main kayak biasa. Tapi, waktu mau pulang dia bilang malam Minggu besok mau ngajak aku makan malam di rumahnya soalnya ibunya ulang tahun. Menurut kamu gimana?"
"Yang pasti kamu harus dateng, Ra."
"Itu, sih, jelas. Tapi, kamu tahu sendiri gimana orang tuanya Mas Elang ke aku." Bibir Ara mengerucut sebelum kemudian wajahnya berubah sendu. Sebagai perempuan yang lebih banyak menggunakan perasaannya, Ara sadar betul kalau orang tua dari kekasihnya itu tidak begitu menyukainya dan Keyla tahu itu.
"Kamu udah tahu mau bawa kado apa?" celetuk Keyla membuyarkan lamunan Ara.
"Kado?"
Keyla menepuk jidatnya. "Iyalah, orang kalau nggak suka pasti jadi sedikit berbeda kalau kita kasih barang. Coba kamu pikir-pikir ibunya Mas Elang sukanya apa?"
"Nanti aku coba tanya-tanya. Kalo udah tahu, Sabtu siang kamu temenin cari, ya?"
"Eum ... gimana, ya?" Keyla melakukan hal yang sama seperti yang kemarin Ara lakukan saat ia meminta pulang bersama.
"Key!"
"Iya, iya. Ampun, deh, ini anak kalau udah ada maunya." Keyla mendengkus sebal kalau Ara sudah begini.
"Hehehe ... makasih, *bestie*. Nanti aku traktir bakso kesukaan kamu, deh. Gimana? Mau gak?" Ara menaik turunkan alisnya. Satu-satunya cara paling ampuh untuk memaksa Keyla adalah dengan mengiming-imingi gadis itu makanan favoritnya.
"Siplah kalo itu." Keyla mengacungkan kedua ibu jarinya dengan senyum manis tersungging di bibirnya.
Setelahnya mereka memakai jaket serta helm, lalu melajukan motor masing-masing agar segera sampai di rumah.
.
.
.
Bonus foto profil Darma

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R ¢ᖱ'D⃤ ̐
fotonya Ara mana?
2022-11-17
0
L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦
Daema takut jatuh jadi.mepet nempel deh aroma nya dijaket Ara
2022-03-11
0
♏pi Mυɳҽҽყ☪️☀️
ganteng😍meleleh hati neng liat bang darma😘
2021-11-07
4