Ep.2 Revisi

Sudah hampir 2 bulan pernikahan kontrak ini berjalan. Lintang tidak perlu mengurus suaminya, awal memang mereka tinggal terpisah. Tetapi sebulan yang lalu Yuji pindah ke rumah utama. Biasanya tinggal di penthouse pribadinya.

Tugas Lintang hanya fokus menjaga ayah mertuanya sekaligus ayah angkatnya. Beliau lumpuh setelah mengalami kecelakaan bersama mendiang almarhumah istri.

Yuji, Tuan Haris dan Lintang tengah berada di meja makan, menikmati makan malam dalam diam dan tenang. Tampak Yuji tidak berkedip menatap kesungguhan Lintang merawat ayahnya, dengan baik menyajikan makanannya. Setelah selesai mereka duduk bersama di ruang santai utama.

Tuan Haris adalah sosok yang terbuka dan akrab. Beliau menyukai keterbukaan dalam keluarga. Karena itu beliau menerapkannya pada Yuji dari dulu lagi dan sekarang kepada Lintang. Agar terjadi keakraban dan saling terbuka dengan semua masalah.

"Makan dulu yah buahnya!" Lintang memberikan buah yang telah di kupasnya. Sembari membenarkan posisi duduk ayahnya dengan baik. Semua itu tak luput dari penglihatan Yuji. Terlihat dia menyunggingkan senyuman.

"Terima kasih banyak nak.... " Lintang tersenyum dan mengangguk.

" Oh ya.. bagaimana kuliahmu nak? " Menoleh ke arah Lintang dengan mulut penuh buah.

"Lin.. mau break dulu yah. Ada kerjaan yang harus Lin selesaikan secepatnya. "

Yuji tidak mau menyela, dia hanya diam mendengarkan percakapan mereka. Sejak menikahi Lintang, Yuji jarang sekali melihat senyuman atau canda tawa dari adik angkatnya itu. Lintang semakin hari juga makin jarang bercakap dengannya. Bahkan lebih sering mengangguk dan menggeleng. Kalaupun Lintang buka suara, itupun hanya dua atau tiga patah kata saja. Sangat ngirit suara.

"Kapan rencana mau berikan ayah cucu.. nak? " Yuji terlihat gelagapan. Sedangkan Lintang terbatuk mendengar ayahnya menanyakan hal sakral itu. Dadanya tiba-tiba sesak.

"Uhuk.. uhuk.... " Yuji langsung menepuk-nepuk punggung Lintang. Tapi Sang Empunya langsung melotot menatapnya.

"Kalau makan tuh pelan-pelan, nggak ada yang minta. " Menyodorkan segelas air putih.

"Maaf ayah.... " Duduk mendekat pada Tuan Haris, dengan cepat Lintang mengambil bantal sofa dan menaruhnya disebelahnya, menghindar dari Yuji untuk tidak semakin mendekat.

"Stop disitu! jangan mendekat. " Kata-katanya melalui bahasa matanya. Yuji malah terkekeh dibuatnya. Istri kecilnya itu sungguh imut dan polos.

Lintang menghembuskan nafas panjang, ia bingung dan takut mau menjawabnya seperti apa. Karena selama ini baik dirinya dan Yuji terikat kontrak dengan sedondon peraturan. Dirinya sangat hati-hati dan menjaga jarak dari predator penjahat kelam*n di sebelahnya. Meski mereka sah suami istri, tapi bagi Lintang hal itu sangatlah sulit, mengingat pernikahan ini hanya untuk menutupi segala perilaku buruknya dari dunia luar. Lintang hanya menyandarkan badannya pada bahu ayahnya itu.

"Ayah takut ,ayah tak mampu melihat cucu -cucu ayah jika ayah keburu dipanggil yang di Atas. " Tampak kesedihan di raut muka beliau. Beliau juga tahu kondisi rumah tangga anaknya itu.

"Usiamu juga sudah sangat matang untuk punya anak. Sudahi petualangan burukmu itu!' Tuan Haris hanya pasrah tapi ia selalu berdoa agar anak kandungnya bisa bertobat sesegera mungkin. Dapat hidayah dari Sang Maha Pencipta untuk menjadi seorang yang lebih baik.

Lintang berpura-pura tidak mendengarnya, sedangkan Yuji menjawab dengan asal.

"Secepatnya ayah." Membuat Lintang gemetaran.

Hari semakin larut dan mereka memutuskan untuk beristirahat. Lintang mengantarkan ayahnya ke kamarnya. Lalu berlalu menuju paviliun belakang khusus untuk dirinya. Yuji masih duduk di sofa saat Lintang melewatinya.

"Lin.. kita perlu bicara! " Serius.

"Lin.. ngantuk Bang, maaf. " Mencoba menghindar.

"Besok saja Bang.. ya? " Memohon karena memang Lintang tidak suka dan sebisa mungkin tidak berdekatan dengannya.

"Sebentar saja. " Akhirnya Lintang kembali duduk di sofa. Kali ini mereka duduk berjauhan. Lintang di pojok kiri senangkan suaminya Yuji di pojok sebelah kanan.

Beberapa menit berlalu hanya ada kesunyian, sampai akhirnya Lintang buka suara.

"Ada apa sih Bang? Buruan! " Sudah mulai galaknya.

"Apa kamu tidak kasihan ma ayah Lin....? " Yuji tiba-tiba menyinggung ayahnya. Lintang menaikkan alisnya heran. Yuji sendiri tersenyum licik, karena sudah mampu masuk pertahanan Lintang.

"Maksudnya abang ini apa sih? Tumben sekali ingat dan peduli ayah. Biasanya juga sibuk ma urusan selangkang*n." Dengan berani Lintang menyindirnya.

"Lin.. mau tidur, ngantuk. " Bangun dari duduknya.

"Stop. Duduk dulu! " Lintang mendudukkan bokongnya kembali dengan malas. Waspada jika Yuji macam-macam.

Yuji mendekat dan ditahan oleh Lintang.

"Jangan cuba-cuba mendekat." Membuat Yuji semakin gemas.

"Lin...."

"Hmmmm. "

"Kita revisi perjanjian kita ya. "

"Nggak. Enak saja main revisi. Abang pikir perjanjian itu, novel ya? Sesuka hati main revisi. " Kesal sekali.

"Demi ayah Lin.... " Merayu.

"Nggak bisa. Jangan gunakan ayah sebagai alasan. "

"Tapi Lin...." Tiba-tiba dari pintu ruang tamu muncul wanita sexy dengan baju kurang bahan. Dengan senyum mengembang mendekat dan langsung duduk menghimpit Yuji. Wanita itu tanpa malu mencium Yuji di depan Lintang, istrinya.

Lintang menatapnya dengan dingin sekali. Tersenyum getir, lagi dan lagi harus melihat adegan langsung tanpa sensor dari suaminya sendiri bersama perempuan bayarannya.

Meski hatinya perih, ia mencoba untuk bersikap tenang dan acuh. Lintang sesegera mungkin berpaling dan setengah berlari meninggalkan suaminya sendiri.

Yuji mengusap rambutnya kasar. Hatinya mulai resah. Entah kenapa tatapan itu seakan menghujam bagai belati menusuk hatinya. Yuji juga akui, jika sangat sulit untuk menundukkan Lintang, istri kecilnya itu.

"Sebaiknya kau pergi, jangan khawatir gajimu. Akan aku transfer sekarang. "Suaranya berubah berat dengan emosi di dalamnya.

Wanita itu bingung bercampur heran dengan bosnya itu. Tubuhnya yang setengah tel*nj*ng dihempaskan begitu saja oleh Yuji. Stella terlihat sangat geram dan tingkah tidak biasa Yuji.

Dengan cepat merapikan pakaianmya dan berlalu meninggalkan rumah Yuji.

Sementara Lintang tak mampu memejamkan matanya. Rasa kantuknya hilang, mengingat adegan tadi. Ia lalu keluar paviliun dan duduk di kursi taman. Malam ini gelap sekali ,ditemani angin malam yang berhembus dengan kencangnya. Lintang mendongak ke atas, tetapi malam ini sama sekali nggak ada bintang - bintang bertebaran. Terasa sunyi sekali.

Bersandar pada bangku panjang itu, Lintang menitikkan air mata. Mensyukuri hidupnya .Ia mencoba memejamkan matanya tapi bunyi ponselnya, mengganggu suasana.

"Ya halo. "

"Ini aku.. Lin. Maaf malam-malam ibu ganggu. "

Ibu panti yang menghubungi tampak tidak enak hati, karena telah menelponnya malam hari. Tetapi ibu panti merasa tidak enak jika tidak menghubungi Lintang segera.

"Oh iya bu ada apa? "Lintang dengan ramah.

"Ibu ingin berterimakasih banyak kepadamu, terimakasih atas bantuannya Lin.... "

"Sama-sama bu, semoga bermanfaat ya. Lagipula tidak seberapa..kok. " Lintang dengan tersenyum manis .

"Alhamdulillah amin amin amin. Terima kasih banyak nak, malam. "

"Malam. "

TUT

TUT

TUT

Lintang masih enggan untuk masuk. Dinginnya angin malam seakan tidak berpengaruh padanya. Masih setia duduk ditemankan angin malam.

Yuji berdiri tak jauh dari tempat itu. Ingin mendekat tapi pasti Lintang akan marah dan menjauhinya. Lintang akan merasa mual jika berdekatan dengan suaminya itu.Tak jarang juga, Lintang langsung muntah. Entah karena apa tapi itu yang selalu terjadi.

≠≠\=≠\=\=\=\=\=\=

Si Lintang jijik kali ya? Suaminya tukang celup 🤣🤣🤣.

Thanks to all reader, all the support. And to be continued....

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus Sukses

2023-08-01

0

Sulati Cus

Sulati Cus

pdhl bukan teh celup tp hobi gelap celup😂

2022-03-15

0

Sulati Cus

Sulati Cus

astaga knp jd pgn nyanyi dinginnya angin malam ini menerpa tubuhku
namun tdk dapat dinginkan panasnya hatiku ini

2022-03-15

0

lihat semua
Episodes
1 Ep. 1 Intro
2 Ep.2 Revisi
3 Ep. 3 Terpana
4 Ep. 4 Lunch
5 Ep. 5 Panti
6 Ep. 6 Sleep Together
7 Ep. 6 Sleep Together
8 Ep. 7 GOL
9 Ep. 8 Istri Pajangan
10 Ep. 9 Minta Maaf
11 Ep. 10 You Will Always Be My Girl
12 Ep. 11 Tidur dengannya
13 Ep. 12 Menikah Diam Diam
14 Ep. 13 Sadar
15 Ep. 14 Bahagia Itu Sederhana
16 Ep. 15 Jadi Bapak Dalam perjalanan pulang,
17 ep.16 Selamatkan Adikku Dan Bayinya
18 Ep. 17 Ketua Baru
19 Ep. 18 Stev Hamilton
20 Ep. 19 Hujan Membawa Berkah
21 Ep. 20 Semoga Disegerakan
22 Ep. 21 Abang Terima Kasih
23 Ep. 21 Abang Terima Kasih
24 Ep. 22 Jangan Buat Aku Cemburu
25 Ep. 23 Menikahi Janda Atasan
26 Ep. 24 Sok Jaim
27 Ep. 25 Kesetanan
28 Ep. 26 Dasar Psikopat
29 Ep. 27 Membujuknya
30 Ep. 28 Sabar Tahan Emosimu
31 Ep. 29 Lin Terlambat
32 Ep. 30 Mantan Pacar
33 Ep. 31 Meninggalkan Kediaman Hamilton
34 Ep. 32 Nasibmu Sungguh Malang
35 Ep. 33 Nggak Waras
36 Ep. 34 Siapa Dia?
37 Ep. 35 Memeluk Gulingnya
38 Ep. 36 Yakin Mau Pulang?
39 Ep. 36 Yakin Mau Pulang?
40 Ep. 37 Guling Alami
41 Ep. 38 Lintang Membeku
42 Ep. 39 Harusnya Abang Menolak
43 Ep. 39 Harusnya Abang Menolak
44 Ep. 40 I Love You
45 Ep. 41 Keterlaluan
46 Ep. 42 Penyusup
47 Ep. 43 Bermain Dengan Benar
48 Ep. 44 Stev Junior
49 Ep. 45 Jadi Papa
50 Ep. 46 Terharu
51 Ep. 47 Jangan Jadi Pembangkang
52 Ep. 48 Permainan Panas
53 Ep. 49 End
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Ep. 1 Intro
2
Ep.2 Revisi
3
Ep. 3 Terpana
4
Ep. 4 Lunch
5
Ep. 5 Panti
6
Ep. 6 Sleep Together
7
Ep. 6 Sleep Together
8
Ep. 7 GOL
9
Ep. 8 Istri Pajangan
10
Ep. 9 Minta Maaf
11
Ep. 10 You Will Always Be My Girl
12
Ep. 11 Tidur dengannya
13
Ep. 12 Menikah Diam Diam
14
Ep. 13 Sadar
15
Ep. 14 Bahagia Itu Sederhana
16
Ep. 15 Jadi Bapak Dalam perjalanan pulang,
17
ep.16 Selamatkan Adikku Dan Bayinya
18
Ep. 17 Ketua Baru
19
Ep. 18 Stev Hamilton
20
Ep. 19 Hujan Membawa Berkah
21
Ep. 20 Semoga Disegerakan
22
Ep. 21 Abang Terima Kasih
23
Ep. 21 Abang Terima Kasih
24
Ep. 22 Jangan Buat Aku Cemburu
25
Ep. 23 Menikahi Janda Atasan
26
Ep. 24 Sok Jaim
27
Ep. 25 Kesetanan
28
Ep. 26 Dasar Psikopat
29
Ep. 27 Membujuknya
30
Ep. 28 Sabar Tahan Emosimu
31
Ep. 29 Lin Terlambat
32
Ep. 30 Mantan Pacar
33
Ep. 31 Meninggalkan Kediaman Hamilton
34
Ep. 32 Nasibmu Sungguh Malang
35
Ep. 33 Nggak Waras
36
Ep. 34 Siapa Dia?
37
Ep. 35 Memeluk Gulingnya
38
Ep. 36 Yakin Mau Pulang?
39
Ep. 36 Yakin Mau Pulang?
40
Ep. 37 Guling Alami
41
Ep. 38 Lintang Membeku
42
Ep. 39 Harusnya Abang Menolak
43
Ep. 39 Harusnya Abang Menolak
44
Ep. 40 I Love You
45
Ep. 41 Keterlaluan
46
Ep. 42 Penyusup
47
Ep. 43 Bermain Dengan Benar
48
Ep. 44 Stev Junior
49
Ep. 45 Jadi Papa
50
Ep. 46 Terharu
51
Ep. 47 Jangan Jadi Pembangkang
52
Ep. 48 Permainan Panas
53
Ep. 49 End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!