Menjadi diriku, bukanlah suatu hal yang mudah. Tapi aku selalu meyakinkan diriku sendiri untuk tak menjadi orang lain. Inilah aku, dan inilah caraku untuk tetap hidup. Orang lain tak bisa memaksaku untuk menjadi ini dan itu. Hidupku yaa terserah aku, toh aku gak mengusik mereka dengan keberadaanku. Aku punya zona nyamanku sendiri. Ini kisahku, dan aku bisa dengan bebas menuliskannya di imajinasiku.
" Ibu.. "
" Ya..?? "
" Hari pertama sekolahku tinggal beberapa hari lagi, apa ayah sudah menyelesaikan rok smk-ku? "
" Dasar ayahmu itu! Sedari tadi belum pulang juga, tak henti - hentinya mengurusi setiap hal yang bukan urusannya. "
" Emang ayah kemana bu? "
" kau tau sendiri, kemana lagi jika bukan berkumpul dengan bapak - bapak yang lain yang tak peduli dengan anak istrinya dirumah. "
Aku hanya terdiam. Ibu memang selalu seperti ini, apalagi kalo ayah pulang nanti. Ocehannya pasti sudah tak terbendung lagi. Padahal apa salahnya jika ibu mencari tahu dulu apa yang ayah lakukan disana.
Sebenarnya ayahku adalah tipe orang yang suka membantu siapapun. Kerabat atau bukan, dekat atau jauh, mudah atau susah, dengan atau tanpa imbalan. Kekesalan ibu jadi suatu hal yang wajar karena sifat yang ada pada ayahku membuatnya sering dimanfaatkan.
" Risa? "
" iya, bu? "
" tolong bantu ibu membeli beberapa barang ini diwarung depan, ya.. "
" baik, bu. "
Risa, anak SMA. Introvert.
...
...
Tapi dibalik itu semua, aku selalu bersyukur karena ada banyak kehangatan disana yang hanya bisa aku rasakan disana. Bukan ditempat lain. Hanya mereka yang membuatku merasakan keteduhan dan rasa aman dari ancaman.
" ohh.. Tidak! " gumamku.
Aku kaget seketika saat melihat seseorang yang tentu saja melihat dari belakang pun aku sudah mengenalnya. Sungguh sial!! Seketika aku ingin berbalik arah, dia malah berbalik ke arahku.
" kenapa dia ada di sini? sejak kapan? Ohh tidak!! dia berjalan ke arahku.. apa yang harus aku lakukan?? apa dia akan menyapaku? " Otakku mulai memakan banyak waktu hingga tanpa sadar dia sudah ada didepanku.
" hai Risa.. "
" ehh.. Iya. Hai.. Bagaimana kabarmu? "
Bodoh! kenapa kamu menanyakan kabarnya lebih dulu Risa😣 harga dirimu benar-benar telah hancur.
" aku baik, kamu? "
" aku juga baik.. "
Obrolan ini benar-benar menjadi canggung saat kau mengucap kalimat itu, sekarang apa yang harus kamu lakukan? menghindar? atau membuka topik agar rasa canggung mu itu nggak kelihatan. Ohh tidak!! Aku mulai salah tingkah, mataku tak bisa terfokus pada satu arah.
" ohh.. iya. Risa aku dengar kamu akan masuk sekolah menengah kejuruaan di daerah sudirman SMK Tunas Mandiri, bukan?? "
" iya.. kalau kamu rencana nerusin ke mana kalau udah lulus nanti?? "
" impianku sih, pengen ke sekolah sma negeri di pusat kota. "
" mimpi yang bagus.. "
" doakan aku, ya. Semoga ujian ku lancar dan lulus dengan nilai yang memuaskan. "
" tentu saja aku akan mendoakanmu.. "
Dia tersenyum manis.. Ohh tidak!! Obrolan ini terlalu lama, terlalu dekat. Ingatlah Risa!! Dia adalah mantan kekasihmu yang paling kau benci dan yang paling ingin kau lupakan. Obrolan ini akan membuatmu semakin sulit menghapus bayangnya dari ingatanmu. Cepatlah menghindar!!
" oh, ya! aku lupa ibu meminta aku untuk membeli beberapa barang ke warung. Aku pamit, ya. "
" iya.. ohh, ya. terima kasih ya mau mengobrol dengan ku barusan Risa."
" iya, sama-sama.. "
" Sama-sama apa?? "
" maksudmu?? "
" kau tahu nama aku, kan? biasanya kau menyebutkan nya.. "
Sudah kuduga akan berakhir seperti ini. Gagal!! usaha mu untuk move on selama ini gagal, Risa!! Terpaksa aku harus mengatakannya.
" sama-sama, Kevin. Sampai bertemu lain waktu..
Kevin, mantan Risa. Terpesona.. 😍
...
...
...
...
...
...
Dia hanya tersenyum padaku. Suasana ini yang selalu membuat aku jatuh cinta kembali untuk kesekian kali, bukan yang pertama kali. Sejak kami putus setahun lalu saat aku masih di kelas tiga bangku smp, sejak saat itu dia seakan tak mau melepaskan ku begitu saja. Senang membawaku terbang, dan lupa saat sayapku patah dan jatuh ke tanah. Bodohnya aku, selalu dengan sukarela menerima untuk jatuh ke lubang yang sama. Tapi apa dayaku? hanya hatiku yang tak henti menggerutu. Badan kaku, lidah yang kelu dan hati yang pilu mencari jawaban atas pertanyaan 'mengapa ini harus terjadi'
Sudah kuduga, tak lama setelah aku menyelesaikan perintah ibuku dia mengirim sebuah pesan padaku. Isi pesan itu dia meminta ku untuk menyimpan nomor barunya. Masa bodoh!! Dari mana pula dia mendapat nomorku. Tapi jika tak kusimpan, barangkali lain waktu aku membutuhkannya. Wah.. ada pesan baru??
Indra : Risa, aku memberikan nomormu pada kevin. Tak apa, kan??
Sial!! Indra!! Dia memang tak bisa ku percaya sudahlah semua terlanjur terjadi, aku lelah, pikiranku kacau. Tidur adalah solusi terbaik untuk saat ini. 😪😪
To Be Continue..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments