Anin sampai di rumah dan ternyata sang ayah sudah menunggu kedatangannya dengan rasa cemas sekaligus khawatir.
Ayah Anin bernama Baskoro, saat ini memang tengah sakit-sakitan semenjak sang istri tiada. Sudah satu tahun Baskoro mulai mengalami penurunan kesehatan.
"Kamu pulang, Nak?" ucap Baskoro.
"Ayah." Anin bersimpuh di kaki Baskoro yang duduk di kursi. Ia menangis meluapkan segala rasa sesak akibat kemalangan yang menimpa dirinya.
Baskoro tercengang, tiba-tiba saja putri kesayangannya menangis dengan tersedu-sedu. "Kamu kenapa, Nak?"
"Ayah ... aku sudah kotor," ungkap Anin. "Aku tidak bisa menjaga diriku sendiri."
Baskoro mulai kebingungan. "Katakan Anin! Ada apa sebenarnya?" Jantung Baskoro sudah berdetak tidak karuan, ia mengangkat wajah Anin agar bisa menatap wajah sedih putrinya. "Ada apa, Anin?"
Anin menggeleng, "Anin tidak tahu siapa yang melakukannya, Ayah? Anin sudah kotor."
Pikiran Baskoro sudah mengerti maksud dari ucapan putrinya. "Ka-kamu dinodai?" tanyanya memastikan.
Anin tidak pernah berbohong pada ayahnya, dalam hal kecil maupun besar, sebisa mungkin Anin mengatakannya kepada Baskoro.
"Siapa, Nak?" tanya Baskoro.
"Anin tidak tahu," Anin menggeleng, "maafkan Anin, Yah."
Anin menumpahkan segala kesedihannya di pangkuan sang ayah. Jantung Baskoro terasa nyeri, putrinya dinodai dan itu semua karena ia yang mengirim Anin pergi ke pesta perusahaan itu.
"Sayang ... katakan kepada Ayah. Jelaskan semua, mengapa kamu bisa tertimpa kemalangan begini," pinta Baskoro.
Anin lalu menceritakan semua kejadiannya, ia sendiri tidak tahu apa yang terjadi sebab Anin baru sadar jika ia sudah tidur dengan pria tidak dikenal.
"Jangan menangis lagi, Nak. Kamu bisa melewati ini semua," ucap Baskoro.
...****************...
Satu bulan sudah terlewat. Anin merasakan perubahan mood dalam dirinya. Sudah dua hari ia menderita mual dan muntah dan anehnya hal itu terjadi di pagi hari dan saat ia selesai makan.
"Kita pergi ke dokter hari ini," ajak Baskoro.
"Anin banyak pekerjaan, Yah. Besok saja," sahutnya.
"Anin ... ini masalah penting dan kamu tidak boleh menundanya. Atau kamu bisa melakukan tes sendiri," kata Baskoro.
Anin tercengang mendengarnya. "Maksud Ayah apa? Anin tidak mengerti."
Baskoro mengembuskan napas lelah. "Nak ... mungkin saja saat ini kamu tengah hamil."
Anin tersentak kaget. "H-hamil?"
"Kita ke dokter sekarang." Baskoro mengenggam tangan putrinya.
Anin menggeleng, "Tidak, Yah. Anin test sendiri saja."
Anin beranjak dari duduknya kemudian berlari masuk ke dalam kamar tidur. Baskoro menduga jika putri semata wayangnya itu hamil karena memang Anin menunjukkan tanda-tanda kehamilan.
"Pelayan," seru Baskoro.
"Iya, Tuan," jawab pelayan wanita.
"Kamu belikan alat tes kehamilan di apotik," pinta Baskoro sembari mengeluarkan uang dari dalam dompet.
"Baik, Tuan," jawab pelayan.
...****************...
"Anin ... boleh Ayah masuk?" Baskoro sedikit mengencangkan suaranya sembari mengetuk pintu kamar Anin.
"Masuk saja, Yah," teriak Anin dari dalam.
Baskoro menekan gagang pintu hingga terbuka kemudian masuk ke dalam. Terlihat Anin duduk merenung di sisi tempat tidur.
"Sayang ... Ayah sudah belikan alat tes kehamilannya. Kamu tes sekarang, ya," ucap Baskoro lembut sembari mengusap kepala putrinya.
"Anin takut hasilnya," ucapnya.
"Semua akan baik-baik saja. Kamu pergi tes sekarang." Baskoro tersenyum memandang wajah cantik putrinya.
Anin mengangguk kemudian meraih alat test pack yang disodorkan oleh ayahnya, lalu melangkah menuju kamar mandi.
Anin menutup bibirnya, menggeleng saat kedua test pack itu menunjukkan hasil yang sama. Dua garis merah melintang di sana pertanda bahwa dirinya saat ini tengah mengandung.
"Cobaan apa ini?" isak Anin.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Virgo Girl
Papanya bijak sekali menyikapinya.... ❤❤
2024-08-22
0
EndRu
beruntung Anin.. sng ayah bisa ngertiin kamu
2023-12-26
0
Sarini Sadjam
ga byk tepo, mudah di mengerti..lanjut
2023-08-08
0