Anin keluar dari kamar mandi dengan membawa hasil test pack di tangan. Baskoro menatap raut wajah kesedihan putrinya, ia tahu apa yang akan dikatakan oleh anak semata wayangnya itu.
"Ayah akan punya cucu?" tanya Baskoro dengan raut wajah berbinar.
Tetesan air mata bergulir di pipi Anin. Ia hamil, dan tidak tahu siapa ayah dari calon anak yang tengah ia kandung saat ini.
"Anin sudah buat malu. Pasti keluarga kita akan jadi bahan perbincangan orang-orang. Anin tidak mau bayi ini," ucapnya.
Baskoro memeluk putri cantiknya. "Kamu yang sabar, Sayang. Ayah akan temukan cara agar kamu tidak menjadi bahan gunjingan orang di luar sana." Satu kecupan Baskoro berikan di kening Anin. "Kamu istirahat saja dulu. Jangan bertindak hal aneh yang bisa merugikan dirimu. Ayah akan pergi sebentar."
Anin mengangguk, "Iya."
Baskoro keluar dari kamar Anin, ia memanggil pelayan agar memberitahu sopir pribadi untuk bersiap sebab ia akan pergi.
"Kamu jaga Anin. Kalau terjadi apa-apa, cepat telepon saya," perintah Baskoro kepada pelayan rumah.
"Baik, Tuan," sahut pelayan wanita itu.
Baskoro masuk ke dalam mobil setelah sopir membukakan pintu. Sebelum memulai perjalanan, Baskoro mengembuskan napas perlahan, lalu memberitahukan kepada sopir ke mana ia harus diantar.
Mobil mulai berjalan keluar dari gerbang rumah menuju alamat yang Baskoro sebutkan kepada sopir pribadinya.
...****************...
Mobil masuk ke halaman gerbang rumah cukup mewah, bercat hijau daun muda dengan air mancur yang berada di depan halaman rumah.
Baskoro keluar dari dalam mobil. Bel pintu ditekan dan tidak lama pelayan rumah datang menyambut Baskoro dengan hormat. "Selamat datang, Tuan."
"Apa Baskara ada di rumah?" tanya Baskoro.
"Ada, Tuan. Silakan masuk. Saya akan panggilkan tuan Baskara," ucap pelayan wanita.
"Hem." Hanya deheman yang Baskara keluarkan untuk merespon.
Sungguh aneh, namun inilah kenyataannya. Baskara dan Baskoro bukanlah dua kakak beradik. Mereka merupakan teman akrab dan itu terjalin karena suatu kesamaan dari nama mereka.
"Bas," seru Baskara.
"Kara ... aku ada sesuatu hal yang ingin kusampaikan," ucap Baskoro.
Baskara mengerutkan kening. "Apa?"
"Ini mengenai masalah pribadi. Suatu kemalangan telah menimpa keluargaku dan aku memohon padamu, meminta supaya kamu dapat menolongku," ungkap Baskoro.
Baskara tidak mengerti apa yang diucapkan oleh sahabatnya. "Tentu aku akan membantumu. Katakan ... ada apa sebenarnya?"
"Anin hamil, Kara." Baskoro menceritakan kejadian yang menimpa putrinya hingga sampai Anin hamil. "Anak kita sudah saling mengenal. Bisakah aku meminta Dama menikahi Anin?"
Baskoro tertunduk. Ini pertama kali dalam hidupnya memelas pada belas kasih orang lain. Ini semua demi putri semata wayang yang sangat ia cintai, Baskoro tidak ingin putrinya menjadi bahan gosip.
"Tentu, Bas. Aku akan membantumu. Kita nikahkan putra dan putri kita. Aku akan bicara pada Dama mengenai masalah ini dan aku akan mengabarimu secepatnya," ucap Baskara.
Senyum kelegaan terbit di sudut wajah Baskoro. "Terima kasih, Kara. Terima kasih atas bantuanmu."
"Kamu sudah banyak membantuku. Kali ini biarkan aku yang membantumu. Anin sudah kuanggap sebagai anak sendiri dan aku tidak akan membiarkan hidupnya menderita," jelas Baskara.
Baskoro senang mendengarnya. Keduanya saling merangkul dan saling menguatkan satu sama lain.
"Terima kasih. Aku akan berikan apa pun yang kamu minta," ucap Baskoro.
Baskara menepuk pundak sahabatnya. "Jangan bicara begitu. Waktu aku susah kamu membantu. Saat ini adalah giliranku."
"Kamu memang sahabatku."
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
LENY
UNTUNG PAK BASKORO GAK USIR ANIN YA BAIK BANGET. BIASA ANAK NYA DIUSIR YG KUBACA YG SDH2 BEGITU 🙏
2024-08-31
0
Sarini Sadjam
ada ga di dunia nyata bpk kya pa baskoro
2023-08-08
1
beby
dama kan ada kekasih
2023-01-26
0