Perjanjian

Libur Natal telah usai, sekolah kembali di buka, semua sibuk bercerita tentang liburan masing-masing saat jam istirahat.

Bima mengchat Rara, "Ra, gimana perjanjian kita?"

Rara membalas "perjanjian apa?"

"Masakh lupa 😕," balas Bima.

Rara yang lagi nongkrong dengan Lilis di teras kelas, hanya menarik napas dan menutup ponselnya.

"WA sama siapa si kamu?" Tanya Lilis.

"Sama saudara," jawab Rara.

Tiba-tiba ada suara dari belakang,"Berdua ngapain nongkrong disitu."

"Nongkrong aja," jawab Lilis cepat.

Rara hanya diam, dia tau itu suara Bima.

Bima hanya diam tahu yang jawab adalah Lilis.

"Tumben Bima bicarain kita berdua," ujar Lilis ke Rara.

Rara tetap diam, lalu di ambil ponselnya,

"Ku ingat perjanjian kita, tapi bagaimana baiknya, di sekolh yang kita menjauh atau saat di luar sekolah?"

Bima membalas cepat, "kumaunya gak ada yang menjauh."

"Janganlah, banyak cewek yang suka kamu, gimana kalau aku di bully?"

"Perasaan aja, aku yang putuskan ya kalau gitu?"

"Sabar ini kan baru pejajakan, di luar sekolah baru kita bisa jalan bareng, di sekolah kita menjauh saja."

"Oklah, kamu kalau pagi ke sekolah pakai apa?" Tanya Bima.

"Pakai Bis."

"Mulai besok ku jemput, setengah tujuh sudah harus siap, ku dah di depan rumahmu."

"Ok."

"Kalau gitu, pulang sekolah siang ini, sama aku ya," Pinta Bima.

"Ok."

Bima senyum melihat balasan chat dari Rara.

Bel selesai istirahat berbunyi, Rara dan Lilis masuk kelas, mereka masuk dalam pelajaran PPKN, disuruh buat kelompok lagi Rara berusaha tidak satu kelompok sama Bima.

"Saya dong gabung kalian," ujar Rara ke kelompoknya Putri.

Putri masuk dalam geng modis, Cika langsung jawab, "Boleh, kami kurang satu orang."

"Terima kasih," ucap Rara.

Bima hanya duduk diam dan tarik napas, karena di kelompoknyapun masih kurang saru orang. Akhirnya diisi oleh Lilis.

Pulang sekolah Bima sengaja nungguin Rara piket siang,

"Belum pulang kamu Bim?" Tanya Jose.

"Belum, ntar lagi." Jawabnya.

Jose melirik ke dalam kelas, "Rajin banget Ra, ayo pulang."

"Pulang aja duluan."

"Mau gak, bareng aku?" Tanya Jose.

"Terima kasih Jo, aku pulang sendiri saja," tolak Rara secara halus.

"Bener ya, kalau mami tanya, ku bilang kamu yang nolak," kata Jose.

"Iya, hati-hati," kata Rara.

"Kamu Bima, belum mau pulang? nunggu siapa?" tanya Jose.

"Ntar lagi," kata Bima.

"Ok, ku duluan," kata Jose.

Rara selesai piket, jalan berdua dengan Bima, ke parkiran, hari ini Bima bawa mobilnya.

"Untung tadi, Jose gak ngotot tungguin saya," kata Bima.

"Ya kalau dia nungguin kamu, ya aku pulang pakai bis," jawab Rara.

"Kenapa Gak bawa motor?" tanya Rara saat masuk ke mobil.

"Karena mau bawa kamu, kalau bawa cewek masakh pakai motor, sedangkan dengan rok SMA," kata Bima.

Bima mulai menstater mobilnya, aroma harum dari mobilnya nampak nyaman bagi Rara. Rara pun aneh, kenapa saat ada dalam dirinya jiwa untuk menolak Bima, namun semakin nyaman untuk mereka berdua.

"Kalau mau tidur, tidur aja bentar, gua bawa mobilnya pelan-pelan kok," jawab Bima.

"Gak nak lah, baru sehari di mobilmu, langsung tidur," kata Rara.

"Gak papa lagi, gua lihat, lu semakin nyaman dengan gua," kata Bima.

Mobil Bima perlahan keluar dari parkiran, tanpa diketahui Bima dan Rara, ada sepasang mata bersembunyi di dalam mobil di seberang parkiran mereka, sengaja nungguin, karena penasaran kenapa mereka berdua belum pulang sekolah.

Jose diam dan menarik napas dalam-dalam dia paham perasaannya namun dia berusaha menipu dirinya sendiri. Lalu dia tertawa kecil apa yang terlewatkan dari hadapanku pikir Jose dalam hatinya.

"Bim," panggil Rara.

"Ya, kenapa?" tanya Bima.

"Jangan ngantuk ya," kata Rara, padahal yang dia mau bicara bukan hal itu, cuma ntah ada rasa malu di hati.

Bima tertawa, "Bener kamu mau tanya itu?"

Rara pun akhirnya hanya tertawa.

"Ra, ok kita jalani seperti maumu, di sekolah jangan kelihatan kita pacaran, kalau di luar sekolah, antar jemput sekolah baru kita dekat, setuju?" tanya Bima.

"Setuju," jawab Rara.

"Artinya kita pacaran ni?" tanya Bima.

"Jalani saja dulu Bim, gua juga gak tau kedepan apa yang akan terjadi, guna mau jawab nanti, tapi kita sudah Deket, mau bilang iya, gua masih ragu, mau bilang gak, tapi gua nyaman sama lu," akhirnya Rara bicara perasaannya juga.

"Ok, gua seneng dengar pengakuanmu," kata Bima.

Rara akhirnya menurunkan sandaran duduk mobil, dan menutup mata, "Bim, gua percaya sama lu, kita akan selamat sampai di rumah."

"Tenang Ra," kata Bima.

Bima putarin lagu, dari RRI dan cukup menenangkan di kala siang hari.

Sesampainya di rumah Rara, Bima Elus kepalanya Rara, "Bangun Ra."

Rara langsung membuka matanya, "Thanks Bima, dah antar gua."

"Besok gua jemput ya, setengah tujuh gua sudah di depan rumahmu," kata Bima.

"Ok, hati-hati sampai rumah, kabarin jika dah sampai, jangan marah jika lamas balas chat, ku jarang pegang hp di rumah," kata Rara.

"Siap," Bima tersenyum lebar, dia mulai senang suasana yang sudah mencair dari mereka berdua.

Bima pun langsung melajukan mobilnya pulang ke rumahnya. Rara langsung mandi dan berganti pakaian,

"Cie yang di antar pulang," goda Riris.

"Besok juga dijemput," kata Rara.

"Wah, perubahan besar ni dari diri kakakku," kata Riris.

"Ya, jalani saja, belajar mengenal orang dan lumayan kan hemat uang bis, bisa di tabung," kata Rara.

"Tapi ingat, di dunia gak ada yang pamrih, suami istri saja ada balasannya," kata Rinli.

"Iya, tenang saja nanti bisa diatasi," jawab Rara tegas.

Rinli dan Riris terdiam melihat jawaban Rara. Ponsel Rara tiba-tiba berbunyi, "Ra, telpon dari mas Jojo," kata Riris.

"Hallo Jo," jawab Rara.

"Sudah sampai di rumah?" tanya Jose.

"Sudah dari tadi, ada apa?" tanya Rara .

"Tanya saja, oh ya Sabtu ini lu Dateng ke rumah kan?" tanya Jose.

"Untuk apa ya?" tanya Rara.

"Ulang tahunku, kamu harus datang bantu mami," kata Jose.

"Gak janji," kata Rara.

"Ku lapor mami kalau lu gak bisa datang," kata Jojo.

"Gua datang dan gak, gak ada ngaruh buat lu Jo, cewek Lo yang lu paksa harus datang," kata Rara.

"Gua gak mau tau, lu harus datang," kata Jojo langsung mematikan ponsel.

Rara hanya diam, dia kerjakan tugas rumahnya, mulai dari merapikan rumah, masak makan malam, hingga pekerjaan sekolah, saat malam mau tidur, Bima baru chat, "malam, sudah tidur?"

"Baru mau," jawab Rara.

"Tidur cepat, awas besok telat, gua jemput," kata Bima.

"Iya," balas Rara.

"Mimpi indah ya, dah😘," chat Bima.

Rara gak balas dia hanya senyum, Bima pun tau Rara pasti tak akan balas.

Besok pagi pukul setengah tujuh tepat Bima sudah di depan rumah, Rara segera keluar dan masuk ke mobil, Rara sudah siapkan dua bekal makan siang, "Ini untuk makan siangmu," kata Rara.

"Wah, untuk apa, aku sering jajan," kata Bima.

"Kamu rela antar jemput aku, nah aku rela siapin bekalmu, jadi sama-sama ada berkorbannya dong," kata Rara.

"Oklah, ku terima, ini perjanjian yang kedua ya?" tanya Bima.

"Iya," kata Rara.

Bima tersenyum, dalam hatinya dia berkata tak salah ku pilih Rara, dia bukan cewek yang hanya morotin cowok.

Setibanya di sekolah, Rara dan Bima berjalan bersama, menuju kelas, beberapa pasang mata mulai memperhatikan mereka dari parkiran hingga masuk kelas, namun ada sepasang mata yang lebih tajam tatapannya, mata Jose.

Jose tak menyangka Bima akan menjemput Rara di pagi hari juga, seserius itukah hubungan mereka? tanya Jose dalam hatinya.

"Jo, lihatin apa?" tanya Bella gelayutan manja.

"Gak ada," jawab Jose.

"Bima dan Rara?" tanya Bella.

Jose hanya diam.

"Mereka sudah lama dekat, sering satu kelompok belajar, mungkin akhirnya jadi lebih dekat, tapi gak apalah, Bima juga orangnya tenang, Rara juga," kata Bella.

Jose tetap diam.

Episodes
1 Hari Pertama
2 Perkenalan
3 Pejajakan
4 Perjanjian
5 Ultahnya Jojo
6 Keluarga
7 Pindah Kelas
8 Angin
9 Rasa
10 Hoax
11 Banjir
12 Rahasia dan cobaan
13 Parkiran dan Jam Istirahat
14 Facebook dan Sunset
15 Putus
16 Sakit Hati
17 Melupakan
18 Hati Rara
19 Perlu Waktu
20 Teman Perjalanan
21 Lepas
22 Rekonsiliasi
23 Duel
24 Pertemuan tak terduga
25 Perhatian dan Bimbingan
26 PTS
27 Lelah
28 Perasaan dulu dan sekarang
29 Menimbang-Nimbang
30 Matahari
31 Khafilah berlalu
32 Cahaya Bintang
33 Obrolan
34 Penilaian
35 Kesempatan Kedua
36 Bully
37 Batu Loncatan
38 Planning PETA
39 Salahnya dimana?
40 Baper yang salah tempat
41 Pilihan
42 Kelas Tiga SMA
43 Kejujuran Perasaan
44 Ujian Sekolah
45 Malam Tak Terlupakan
46 Ngampus
47 Rindu
48 Batasan
49 Kenalan baru
50 Destiny
51 Taktiknya Josua dan Rian
52 Terkejut
53 Datang lagi
54 Cemas
55 Jojo dan Arya
56 Keadaan
57 Sesak dan dalam
58 Putri dan Rara
59 Mami dan Bude
60 Halan-Halan
61 Hangatnya Keluarga
62 Awal Semester dua
63 Pertengahan Semester Dua
64 Akhir Semester Dua
65 Awal Semester Tiga
66 Pertengahan Semester Tiga
67 Akhir Semester Tiga
68 Akhir Tahun
69 Raka dan Putri
70 Awal Semester Empat
71 Pertengahan Semester Empat
72 Akhir Semester Empat
73 Awal Semester Lima
74 Pertengahan Semester Lima
75 Akhir Semester Lima
76 Awal Semester Enam
77 Akhir Semester Enam
78 Awal Semester Tujuh
79 Tentang Kita 1
80 Irfan dan Putri
81 Tentang Kita 2
82 Cerita Kita
83 Perasaan Jojo dan Rara
84 Peziarah
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Hari Pertama
2
Perkenalan
3
Pejajakan
4
Perjanjian
5
Ultahnya Jojo
6
Keluarga
7
Pindah Kelas
8
Angin
9
Rasa
10
Hoax
11
Banjir
12
Rahasia dan cobaan
13
Parkiran dan Jam Istirahat
14
Facebook dan Sunset
15
Putus
16
Sakit Hati
17
Melupakan
18
Hati Rara
19
Perlu Waktu
20
Teman Perjalanan
21
Lepas
22
Rekonsiliasi
23
Duel
24
Pertemuan tak terduga
25
Perhatian dan Bimbingan
26
PTS
27
Lelah
28
Perasaan dulu dan sekarang
29
Menimbang-Nimbang
30
Matahari
31
Khafilah berlalu
32
Cahaya Bintang
33
Obrolan
34
Penilaian
35
Kesempatan Kedua
36
Bully
37
Batu Loncatan
38
Planning PETA
39
Salahnya dimana?
40
Baper yang salah tempat
41
Pilihan
42
Kelas Tiga SMA
43
Kejujuran Perasaan
44
Ujian Sekolah
45
Malam Tak Terlupakan
46
Ngampus
47
Rindu
48
Batasan
49
Kenalan baru
50
Destiny
51
Taktiknya Josua dan Rian
52
Terkejut
53
Datang lagi
54
Cemas
55
Jojo dan Arya
56
Keadaan
57
Sesak dan dalam
58
Putri dan Rara
59
Mami dan Bude
60
Halan-Halan
61
Hangatnya Keluarga
62
Awal Semester dua
63
Pertengahan Semester Dua
64
Akhir Semester Dua
65
Awal Semester Tiga
66
Pertengahan Semester Tiga
67
Akhir Semester Tiga
68
Akhir Tahun
69
Raka dan Putri
70
Awal Semester Empat
71
Pertengahan Semester Empat
72
Akhir Semester Empat
73
Awal Semester Lima
74
Pertengahan Semester Lima
75
Akhir Semester Lima
76
Awal Semester Enam
77
Akhir Semester Enam
78
Awal Semester Tujuh
79
Tentang Kita 1
80
Irfan dan Putri
81
Tentang Kita 2
82
Cerita Kita
83
Perasaan Jojo dan Rara
84
Peziarah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!