Bulan ini aku berharap telat dan garis dua, tapi harapan ku tidak ada lagi karna sore nya aku haid kembali. Suami ku cuman tersenyum, "masih banyak waktu lagi", kata suami ku. Aku pun cuman ikut tersenyum kecil, aku kembali dari nol program hamil lagi. Sebenarnya aku ingin ke dokter tapi suami ku tidak mau, dia takut menerima kenyataan yang ujung ujung nya akan menjadi beban. Aku ikut apa kata suami ku, teman ku menyarankan untuk diurut. Aku dan suami nyari tukang urut disekitar rumah, setelah ketemu aku pun ikuti saran nya. Jika dirasa mungkin ini sakit tapi demi menghadirkan si kecil rasa itu hilang, "semoga ini jalan untuk mempertemukan kita ya nak", aku berharap dalam hati. Bulan depan aku harus balik lagi ke tukang urut, aku bersyukur punya suami yang bisa nganter aku kemana-mana. Umur pernikahan ku sekitar delapan bulanan tapi banyak yang nikah terus langsung hamil, ini semua membuat aku insecure sendiri. Tetangga pun ada yang doain ada juga yang nyinyir itu sudah biasa,aku dan suami selalu diam tidak mau menanggapi. Bulan ini sekitar dua minggu aku baru beres haid tapi sudah haid lagi, kata orang mungkin lagi "mandiin bulan" yang artinya bulan ini aku banyak harapan untuk dapat garis dua. Selesai haid sekitar dua minggu lagi aku testpack ternyata masih negativ, aku terus berfikir positif saja, mungkin dan mungkin minggu depan aku bisa dapat garis dua. Setelah sebulan ternyata aku haid lagi, hati ku hancur seketika. Beres haid aku diurut lagi, terus kata orang minum pil kb. Aku ikutin saran nya tapi mungkin karna haid ku teratur, aku minum pil kb malahan haid ku berantakkan. Aku lepas dan tidak minum lagi karna ternyata pil itu buat haid agar teratur, lah aku yang teratur malah berantakkan. Segala cara dan segala obat aku minum tanpa rasa lelah dan menyerah. "nak, buna dan ayah selalu berjuang demi bertemu dengan mu sayang, kita tidak diam saja sayang segera hadir lah dirahim buna", setiap doa ku cuman satu, itu dan itu saja tidak ada yang lain. Tiap pagi aku olahraga ditemenin suami ku, kadang aku iri dengan mereka, dan kadang aku berfikir kenapa tuhan pilih kasih sih kepada ku, kenapa harus aku. Astagfirullah betapa bodoh nya aku berfikir negatif seperti itu. Aku punya sodara dan dia melahirkan anak ke dua nya, kata orang aku suruh dipancing sama anak sodara. Sodara ku pun tidak keberatan, malahan dia mengajari ku cara menggendong bayi dan cara mengurusnya. Sodara ku pun dia harus bekerja kalau sudah 2bulan,jadi anak nya suruh aku yang urusin. Aku berusaha tidak takut untuk menggendong bayi, aku perlahan lahan sudah bisa cara ngurus bayi. Tiap pagi sampai siang aku yang ngurus karna ibunya bekerja, kalau ibunya pulang aku kasihkan anak nya. Hari ku terobati karna anak nya sodara, aku sibukkan untuk mengurusnya. Suami ku tidak keberatan akan hal ini, tapi dia berpesan jangan sampai aku kecapean. Enjoy aja seperti anak sendiri aku urus dia, ku ikuti setiap perkembangan dia. Dari bisa tengkurep sampai tumbuh gigi, kadang dia sakit aku yang gendong terus. Dia gak mau lepas dari gendonganku..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments