Bab 4

Rania terbangun dengan kaget saat mendengar tangisan Alya. Rania mencoba menyusuinya agar Alya tertidur lagi, tapi Alya menolaknya dan terus menangis meraung-raung. Rania menggendong Alya dan mengayun-ayunnya sambil berjalan kesana kemari, berusaha menenangkan bayinya. Tapi tangisan Alya tak kunjung mereda. Untunglah Rania sudah sedikit lebih segar setelah tadi sempat tertidur selama dua jam. Rania lalu mengambil termometer dan menempelkannya di ketiak Alya. Panas Alya mencapai empat puluh derajat celsius. Suhu yang cukup tinggi dan mengkhawatirkan. Pantas saja dari tadi Alya rewel sekali. Tak ingin mengambil resiko, Rania memilih membawa Alya ke rumah sakit terdekat. Sempat terpikir untuk menelpon Mas Tejo untuk mengabari kondisi Alya, tapi Rania urung melakukannya. Rania masih merasa sakit hati dengan perlakuan Mas Tejo tadi. Lagipula sepertinya percuma, Mas Tejo belum tentu mau datang dan itu hanya akan menambah sakit hati dan memperkeruh suasana hatinya saja. Rania membelai Rendra dan menciumnya, mencoba membangunkan Rendra sehalus mungkin. Saat melihat mata anak itu terbuka, Rania segera berpamitan.

"Rendra sayang, Ibu mau bawa Alya kerumah sakit dulu, kamu baik-baik dirumah jagain Lala ya, kalau ada apa-apa bilang ke Mbok Sum ya.."

"Ha? Alya sakit apa Bu?"

Tanya Rendra dengan wajah mengantuk campur terkejut.

"Belum tahu, tapi panasnya lumayan tinggi, Ibu mau bawa ke Karya Medika. Ya sudah kamu tidur lagi saja ya."

"Ya Bu.."

Jawab Rendra, lalu perlahan-lahan matanya terpejam lagi. Rania pun langsung memesan taksi online, lalu berganti baju dan mempersiapkan segala keperluan Alya. Setelah selesai Rania menggendong Alya dan berjalan keluar untuk menunggu. Oh ya, sepertinya Rania melupakan sesuatu. Rania berjaan masuk kembali ke dalam rumah, lalu menuju kamar Mbok Sum yang sudah redup lampunya. Setelah mengetuk beberapa kali pintu itu akhirnya terbuka.

"Ada apa Den Ayu?"

Tanya Mbok Sum begitu kepalanya menyembul dari balik pintu kamarnya.

"Saya mau bawa Alya kerumah sakit, badannya panas. Titip anak-anak dirumah ya Mbok?"

"Baik Den Ayu, semoga Alya cepat sembuh. Bapak apa sudah dikabari?"

"Belum. Ya sudah saya berangkat dulu ya Mbok, sepertinya taksinya sudah datang"

"Baik Den, hati-hati di jalan"

Saat sampai di depan, benar saja taksi sudah datang. Rania langsung masuk dan mobil pun melaju ke rumah sakit.

Di rumah, Mbok Sum langsung menengok anak-anak di kamar majikannya. Terlihat Rendra dan Lala tertidur lelap sambil berpelukan. Sejenak Mbok Sum bisa bernafas lega. Kemudian Mbok Sum ingat, bahwa dia harus menghubungi Den Tejo untuk memberi kabar. Tanpa membuang waktu Mbok Sum segera menelpon majikannya. Tak berselang lama telponnya langsung diangkat.

"Halo, ada apa Mbok?"

Tanya Tejo tanpa basa-basi.

"Anu..itu...Alya panas Den, sekarang dibawa kerumah sakit sama Den Ayu.."

"Rumah sakit mana Mbok?"

"Waduh, ndak tahu Den, lupa nanya saya, pokoknya cuma bilang mau kerumah sakit, begitu..."

"Ya sudah, nanti saya tanya sendiri, anak-anak bagaimana?"

"Sedang tidur Den"

"Ya sudah, saya segera pulang, titip anak-anak dulu ya Mbok"

"Baik Den"

Klik. Sambungan telpon terputus. Tidak berselang lama, Lala terbangun dan mencari ibunya.

"Ibu pergi neng, neng Lala sama simbok dulu ya, mau simbok bikinin susu?"

Tawar Mbok Sum pada Lala yang merajuk mencari Ibunya.

"Nggak mau, maunya sama Ibu"

Lala berteriak sambil mulai menangis. Rendra yang semula tidur jadi terbangun. Melihat adiknya menangis, Rendra langsung menghampiri dan mencoba menenangkan.

"Lala jangan nangis, kan ada Mas, yuk tidur lagi, sebentar lagi Ibu pasti pulang"

Bukannya berhenti, tangisan Lala malah semakin keras. Lala terus menerus memanggil Ibunya.

"Ibu...Ibu..Lala mau sama Ibu...."

Panik mendengar tangisan Lala, Mbok Sum kembali menelpon majikan laki-lakinya. Namun beberapa saat menunggu, telponnya tak kunjung diangkat. Lala terus menangis dan menangis, hingga akhirnya Ayahnya datang.

"Lala kenapa?"

Tejo langsung masuk dan menghampiri anak perempuannya.

"Lala nangis terus dari tadi Yah, nyariin Ibu"

"Yuk sama Ayah"

Tejo menggendong Lala dan menepuk-nepuk bahunya.

"Lala sama Ayah dulu ya, sebentar lagi Ibu pulang, yuk tidur lagi"

Tangisan Lala perlahan-lahan mereda sampai tertidur di gendongan ayahnya.

Tejo lalu menidurkan Lala di tempat tidur, lalu mengecek handponenya. Tadi dia sempat mengetik pesan untuk bertanya pada istrinya, ke rumah sakit mana dia membawa Alya. Tapi pesan itu ternyata belum dijawab sampai sekarang.

"Kira-kira ke rumah sakit mana ya? Ibu belum jawab pesan Ayah"

Tanya Tejo di hadapan Mbok Sum dan Rendra.

"Tadi kalau nggak salah denger ke rumah sakit Karya Medika Yah."

"Oh, begitu ya? Biar Ayah susul kesana kalau begitu. Rendra bantu jagain Lala ya, kalau ada apa-apa langsung telpon Ayah saja."

"Baik Yah"

Anak sulungnya memang selalu bisa diandalkan. Tejo segera keluar, lalu melajukan mobilnya ke rumah sakit Karya Medika. Setelah sampai, Tejo langsung menuju IGD dan menanyakan keberadaan Alya dan istrinya.

"Alya sudah di bawa ke ruang perawatan, tapi sepertinya masih menunggu hasil laboratorium"

Begitu kata petugas yang berjaga disana. Lalu memberi tahu Tejo detail ruangan yang dimaksud. Tejo segera pergi kesana dan langsung menemukan Rania yang sedang menunggui Alya yang tertidur di ranjang rumah sakit.

"Gimana Alya?"

Tanya Tejo begitu sampai di depan Rania.

"Masih nunggu hasil lab Mas"

"Kenapa nggak ngabarin aku?"

"Mas kan lagi meeting, nanti ganggu..."

"Tapi kalau urusan anak buatku tetap nomor satu, kamu harusnya tetap ngabarin aku."

"Sudahlah mas, aku capek.."

Jawab Rania, lalu berpaling menghampiri Alya. Rania malas berbicara dengan Tejo.

Tejo menatap Rania, ada rasa bersalah mengusik hatinya, tapi Tejo memilih mengabaikannya dan bersikap seolah semuanya baik-baik saja. Berselang beberapa saat, seorang perawat masuk untuk memberitahukan hasil laboratorium.

"Dek Alya kemungkinan terkena Demam Berdarah dan harus dirawat beberapa hari disini"

"Baik Sus, apa saja yang terbaik untuk anak saya"

Kata Rania pada perawat itu.

"Kamu yang tungguin Alya disini?"

Tanya Tejo pada Rania.

"Ya Mas"

"Biar aku pulang jagain anak-anak dirumah."

Rania tak menjawab. Kesal tak mendapat jawaban, Tejo pun langsung bergegas pulang.

Rania semakin hari semakin mengesalkan saja, begitu pikir Tejo.

Terpopuler

Comments

Chaca Veikha

Chaca Veikha

semangat

2021-12-06

0

Chaca Veikha

Chaca Veikha

nextt

2021-12-06

0

Chaca Veikha

Chaca Veikha

baca lagi

2021-12-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!