Suasana kesedihan meruak di rumah besar yang sudah lama Dinda tinggalkan tepatnya rumah peninggalan kedua orang tuanya.
Tepat jam sembilan pagi keluarga Azam sampai di kediaman itu, sudah banyak orang yang melayat. Azam langsung masuk di ikuti istri dan si kembar . Suara orang-orang yang mengaji begitu sangat jelas terdengar ketika Azam semakin mendekat.
Dilihat nya Ilham yang duduk sambil menundukan kepalanya tepat di sisi Dinda berbaring.
Pukk..
Ilham menoleh ketika ada orang yang menepuk punggung nya di lihatnya Azam tersenyum dan duduk di sisi Ilham mengisaratkan bahwa Ilham harus iskhlas dan sabar atas ujian yang Allah berikan terbukti dari tepukan tangan Azam ke pundak Ilham.
Sedangkan Rahma dan kedua anak nya duduk di belakang Azam sambil mengaji tapi Rahma sedikit heran kenapa tidak melihat anak Dinda di sini.
"Umi cari siapa? " bisik Ais yang merasa heran pada sang umi yang dari tadi seperti mencari seseorang.
" Cari... "
Rahma tidak melanjutkan ucapan nya karna matanya melihat sosok yang sendari tadi ia cari sedang berjalan ke arah dirinya tepatnya di belakang Ais. Ais yang merasa penasaran siapa yang di tatap umi nya langsung berbalik.
"Astagfirullah nak"
"Ais gak papah umi "
"Maaf bak"
Ais hanya tersenyum kepada orang yang menyenggolnya membuat dirinya hampir jatuh karna desakan orang yang akan membawa jenajah Dinda untuk di sholatkan.
Sampai acara pemakaman pun sudah selesai hingga satu persatu orang-orang berangsur pergi tinggal lah Ilham, Aiman dan keluarga Azam.
Tidak ada yang Ilham ucapkan selain diam kedua matanya menatap papan nisan yang terukir indah nama sang istri dengan tatapan kesedihan, sama seperti dengan laki-laki yang sendari tadi menunduk tak mau ditanya.
Ais yang dari tadi terus memerhatikan punggung orang yang sendari tadi ada di sisi om Ilham karna penasaran siapa anak tante nya yang akan di jodohkan dengan dirinya tapi sayang karna sendari tadi orang nya pakai masker. Ais hanya bisa melihat sorot matanya saja yang terus mengeluarkan air mata tapi itupun hanya di pinggir, sedang kan postur tubuh nya Ais seperti tidak asing lagi seperti seseorang.Tapi entah lah,? pikir Ais.
Azam mengisyaratkan kepada istri dan kedua anak nya supaya tunggu di mobil, apa lagi Rahma sedang hamil lemah yang dokter mengharuskan Rahma tidak boleh kecapeaan dan pikiran yang berat-berat.
"Ini sudah ketetapan yang harus kita terima ,saya tau kamu kuat,maka ikhlaskan lah "
Ucap Azam sambil memeluk Ilham erat begitupun Ilham membalas pelukan sahabat nya. Azam tidak pernah melihat kesedihan Di mata Ilham, terakhir kali Azam melihat ketika kedua orang tua Ilham meninggal itupun pada jaman kuliah dan sekarang Azam melihat lagi kesedihan itu.
"Nak jagalah ayah mu, jadi laki-laki yang kuat om yakin kamu akan menjadi laki-laki tangguh seperti apa yang mamah mu inginkan "
Azam langsung pamit meninggalkan dua laki-laki yang masih enggan untuk beranjak dari tempat peristirahatan terakhir Dinda.
"Mas yang nyetir biar adik aja"
"Iya Bi, biar Air Saja Abi istirahat di belakang sama umi " timpal Air yang hanya di angguki oleh Azam.
Sepanjang jalan Azam dan Rahma hanya diam,Rahma menyandarkan kepalanya pada bahu Azam,sesekali Ais melirik kebelakang melihat abi dan umi nya.
Apa kepergian tante Dinda membuat perjodohan itu batal, kenapa umi dan abi seperti menyembunyikan sesuatu, jika perjodohan itu batal,ah....aku bahagia sekali tapi entah kenapa sekarang ada rasa lain yang aku tidak mengerti.
"Teh... tetehhhhhh"
Buk...
"Kenapa teteh suka sekali mukul Adik sih " kesal Air.
"Habis adik kenapa teriak-teriak bikin teteh kaget aja"
"Hadeh.. habis salah sendiri kenapa dari tadi melamun, hayo mikirin apa? "
"Ehh... ga.. gak mikirin apa-apa?
Elak Ais yang langsung sadar bahwa umi dan abinya tidak ada di belakang.
"Umi sama abi udah keluar duluan, ayu kita susul ke dalam"
Ais langsung melebarkan pandangan nya keluar bahwa dirinya ada di parkiran masjid dan buru-buru keluar.
"Masyaallah "
Puji Ais melihat bangunan masjid yang sangat indah, Ais pikir udah sampai padahal berhenti mau sholat asar dulu. Ais langsung masuk kedalam sambil mencari sang umi. ternyata Rahma sedang sholat, Ais buru-buru ngambil Air wudhu dan langsung sholat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments