Ruang serba putih dengan bau aroma yang khas menyengat di indra penciuman seseorang yang berbaring lemah,entah kenapa merasa bahwa dia saat nya untuk pergi.
Kedua matanya melirik kearah samping diamana ada dua pangeran yang sedang menatapnya dengan tatapan takut dan panik.Dia malah tersenyum samar karna Allah masih memberinya ijin untuk bisa melihat dua pangeran yang sangat dia sayangi dan cintai untuk yang terakhir kalinya.
"Sayang.. "
"Mah.. "
Panggil dua pangeran kepada seseorang yang baru saja membuka kelopak matanya.
"Mamah baik-baik saja Aiman, jangan kewatirkan Aku Masss" lilir Dinda sambil melirik anak dan suaminya. Dinda tau sang suami begitu mencintai dan menyayanginya, apa Dinda akan sanggup meninggalkan sang suami yang sudah belasan tahun menjaga dan merawat nya ? dan apa suaminya akan baik-baik saja ketika ia benar-benar akan pergi.
Dinda menatap Ilham dengan tatapan yang tidak bisa di artikan begitupun dengan Ilham .
Melihat interaksi dua mahluk itu Aiman memilih keluar sepertinya ada yang mau mamah nya sampaikan pada sang ayah.
Aiman Mahmued adalah anak tunggal dari Dinda dan Dokter Ilham Mahmued yang dulu merawat Dinda ketika Dinda mengalami gangguan mental.
Hidung mancung, alis tebal, bulu mata lentik, merupakan duplikat gen ayah yang sangat kental berdarah Turki-Indonesia itu.
"Tidakk... sayang... "
"Jangan tinggalkan Akuuu"
"Ahhhh tidakkk"
"Astagfirullah Mamah" gumam Aiman terlonjat kaget ketika mendengar teriakan Ayah nya di dalam. Aiman langsung menerobos masuk kedalam , seketika langkahnya berhenti melihat keadaan Mamah nya yang sudah menutup mata dengan wajah pucat nya.
Sedangkan Ilham terus menangis memegang tangan sang istri membuat Aiman bergetar hebat menghampiri sang ayah.
"Ya Allah takdir apa setelah ini yang akan engkau tunjukan, semoga hamba bisa melewatinya dengan ikhlas dan sabar" jerit batin Aiman bergetar sambil menggapai wajah Dinda.
Hingga ruangan serba putih itu yang tadinya tegang menjadi sayatan hati dua pangeran yang telah kehilangan ratu nya. Siapa saja yang mendengar jeritan dan isakan dua pangeran itu akan ikut terhanyaut dalam kesedihan yang mendalam sampai-sampai para suster dan dokter ikut meneteskan air mata karna mereka lah yang membantu Ilham merawat istrinya .
Paska melahirkan Aiman, Dinda terserang penyakit kanker rahim dan jantung yang sudah dua kali jantung Dinda di cangkuk. Tapi itulah kuasa Allah masih memberi umur pada Dinda hingga tepatnya malam kamis Dinda pergi untuk selama-lamanya.
Meninggalkan rasa sakit, kecewa, cinta dan sayang menjadi satu menumpuk di hatinya semenjak Dinda di bangku kuliah. Hingga Dinda menjelma menjadi wanita kuat dengan cinta dan sayang yang Ilham berikan hingga hadirnya Aiman di tengah rasa sakit itu.
"Semoga Mas bisa melepaskan aku dengan ikhlas dan ridhoi aku untuk pergi " itulah kata yang Dinda ucapkan di akhir nafas nya.
Sedangkan jauh di kota Bandung keluarga Azam dan Air sedang menunggu Dokter memeriksa Rahma,wajah kewatir tertera jelas di wajah anak dan ayah itu.
"Bi.. "
Azam dan Air langsung berbalik saat suara yang begitu pamiliar terdengar di gendang telinga Azam.
"Nak.. "
"Bagai mana keadaan umi? "
"Ma'af ini.. hik.. salah.. hik.. "
"Suttt.. "
Azam langsung memeluk sang putri yang terlihat merasa bersalah dengan linangan air mata.
"Umi pasti baik-baik saja"
"Ta.. pii. "
Cklek..
Suara pintu terbuka nampaklah Dokter keluar membuat Azam, Air dan Ais menghampiri sang dokter.
"Bagai mana keadaan istri saya dok? " tanya Azam.
" Istri bapak baik-baik saja, hanya saja.. "
" Apa umi saya mempunyai penyakit berbahaya" potong Ais panik karna melihat dokter begitu gugup. Dokter hanya menghela nafas pelan lalu tersenyum.
"Maksud saya istri anda tidak boleh banyak beraktifitas karna sedang mengandung usia ka.... "
"Apaaa.. " pekik Ais dan Air membulatkan kedua matanya membuat dokter langsung terdiam karna kaget oleh pekikan dua saudara itu.
Sedangkan Azam hanya mematung jantungnya berdetak sangat kencang mungkinkah Azam salah dengar bagai mana istrinya hamil di usia yang sudah menginjak 40 tahun.
"Abii tidak apa-apa? tanya Air yang melihat abinya hanya diam tak bergeming membuat Azam langsung tersentak kaget.
"A... pa.. Abi.. ti.. dak salah de.. ngar... " ucap Azam bergetar membuat Air dan Ais menggeleng tanda bahwa yang abinya dengar itu benar.
Brak...
Azam langsung menerobos masuk berbarengan dengan air mata yang keluar melangkah menuju istrinya yang tersenyum kearah nya.
"Dek.. "
"Mas..."
"Terimakasih sayang "
Cup..
Cup..
Cup..
Azam langsung memeluk istrinya haru sambil mencium seluruh wajah istrinya tampa terlewati membuat Ais dan Air memalingkan wajahnya kesamping melihat adegan yang sangat intim.
"Ehhheemmm"
Ais dan Air mendehem membuat Azam menghentikan aksinya sedangkan Rahma hanya tersenyum kikuk karna anak-anak nya melihat adegan yang tak seharusnya di umbar di depan mereka.
"Abi nakal masa Ais harus punya adik sih.. " protes Ais sambil mengerucutkan bibir nya membuat Rahma dan Azam terkekeh geli karna anak nya yang satu itu begitu manja dan suka merajuk.
"Bi, Umi apa Adam harus di kasih tau? "
" Itu harus Nak, Adam harus tau bahwa dia akan punya adik " bangga Azam setuju anak nya yang ketiga harus tau.
Khoer Adam Al-qolayuby anak Azam dan Rahma yang ketiga empat tahun di bawah Ais dan Air yang sendari Smp sudah jauh dari orang tua karna Adam diam di pesantren.
Drettt..
Drettt...
Baru saja Air akan menelepon adik nya ponsel Rahma berdering membuat Rahma langsung meraih ponsel nya yang ada di tangan Azam .Rahma mengerutkan kening kenapa tiba-tiba Dinda menelepon di jam segini tampa pikir panjang Rahma langsung mengangkatnya sambil melirik pada Ais membuat Ais sedikit tak karuan apalagi Ais sempat melihat bahwa yang menelepon uminya adalah tante Dinda.
"Assalamualaikum Ya.. Di.. "
"........."
"Astagfirullah.. Innalillahiwainna illaihirojiunnnnn" lilir Rahma langsung bergetar hebat dengan isak tangis yang mulai terdengar membuat Azam langsung sigap memeluk istrinya.
"Sayang ada apa? "
"Di.. nda Mas... "
"Kenapa Dinda?"
" Me.. ninggal.. "
Jderrrr
Bagai di sambar petir Ais langsung mundur mendengar tantenya meninggal. Ais memang dekat dengan Dinda tapi Ais belum tau bahwa yang akan dijodohkan dengan nya adalah Aiman anak tante nya sendiri.
Diasaat kabar bahagia menyelimuti keluarga Khoer di samping itu keluarga sahabatnya sedang berduka.
Takdir apa yang akan Allah tunjukan akan kuasanya di balik kejadian yang menyayat hati itu. Diasaat kebahagiaan baru dirasa akan tumbuh malaikat kecil di situ Allah selipkan kepedihan dengan di ambilnya seseorang yang begitu berarti di kehidupan mereka.
Dan siapa sangka Ais seperti merasakan kesedihan yang tidak bisa di jabarkan oleh kata padahal Dinda hanya seorang sahabat bagi ibunya entah kenapa Ais merasa kehilangan yang berbeda. Apa mungkin karna Ais memang dekat dengan Dinda atau ada hal lain.
"Bogorrr"
Azam tercekat kenapa sahabatnya tidak memberi tau bahwa sudah satu minggu ada di Bogor.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Diah Bundasaputra
semangat ttttt....
2022-06-30
0
Suhada Bintan
Semangat kk...
alurnya best..
2022-03-20
0
SyaSyi
mampir aku
tetap semangat
rajin update dan promosi biar org mengenal karya kita
ceritanya sudah bgs
mampir juga di karyaku ya kak
2021-11-07
1