Ais tersenyum-senyum sendiri entah apa yang membuat dirinya tersenyum membuat Ani sang sahabat menyerngit heran.
Ani adalah sahabat Ais dari kecil bisa di bilang cuma Ani yang tau siapa sebenarnya Ais. Ani adalah anak yang pendiam dan pemalu tapi sayang kalau sekali bicara bikin nyakitin.
"Ais kamu kenapa? " tanya Ani sambil melambai-lambaikan tangan nya di depan muka Ais yang terus tersenyum.
Tak...
"Awwww,Ani kenapa keningku di jitak sakit tau" keluh Ais sambil mengusap-ngusap keningnya yang di jitak Ani.
"Habis dari tadi kamu senyam-senyum kaya orang gila"membuat Ais seketika melotot di katain orang gila enak saja , pikir Ais.
"Makan tuh nasi goreng nya " lanjut Ani lagi membuat Ais tersadar jika dia sedang berada di kantin. Ais melirik ke ujung kantin dimana ada penjual jus tapi sayang Ais tidak melihat lagi seseorang yang sedari tadi Ais perhatikan di ujung sana.
"Ah tuh kan dia ngilang" celetuk Ais membuat Ani membulatkan kedua matanya, seketika Ais langsung membekam mulut nya sendiri karna tersadar dengan apa yang dia katakan.
"Jadi dari tadi kau... "
"Udah belum makan nya?" tanya Air yang tiba-tiba datang lalu duduk di sisi Ais membuat Ani salah tingkah dan tidak jadi meneruskan ucapan nya.
"Ah itu punya aku"pekik Ais karna nasi goreng nya di makan sama kembaran nya membuat suasana kantin jadi hening mendengar suara cempreng Ais yang memekik gendang telinga mereka tapi berbeda lagi dengan cowo yang menyukai Ais mendengar suara Ais bagai melodi indah menyiyang di telinganya.
Sedangkan seseorang di ujung sana tangan nya mengepal erat kenapa harus Ais yang selalu jadi pusat perhatiaan menyebalkan ,batin nya.
"Teh kita di suruh langsung pulang sama Abi" bisik Air pada Ais yang sedang berjalan beriringan menuju parkiran membuat Ais membulat kan mata nya sempurna .
"Tapi kan udah janji mau ke mall dulu"rajuk Ais.
"Besok. Teteh kan tau Umi gak suka anak pembangkang" membuat Ais menghela nafas kecewa gagal lagi deh mau shofing nya.
Ais dan Air bicara berbisik-bisik dari tadi kalau di lihat di sampai mereka seperti sedang bercumbu kasih namung sayang nya mereka hanya sekedar berbisik.
Burgg
"Ahhhhh"
Mona menyenggol lengan Ais niat nya mau membuat Ais tersungkur eh malah melihat adegan romantis antara Air dan Ais yang dimana Air memeluk pinggang Ais yang tadi hampir jatuh karna ulah Mona. Membuat Mona semakin kesal di buat nya lalu pergi sambil menghentak-hentakan sepatunya lalu di ikuti kedua teman nya yaitu Mawar dan Melati.
"Dasar nenek lampirrrr" geram Ais menahan marah karna kakak tingkat yang satu itu selalu membuat Ais naik pihat.
"Assalamualaikum Umi, Abi" ucap Ais dan Air karna mereka baru sambai rumah.
"Waalaikumsalam sayang" jawab Azam .Air dan Ais langsung mencium punggung tangan abi nya.
"Umi mana Bi? " tanya Ais sambil duduk di sisi Azam sedangkan Air langsung pergi ke kamar nya.
"Tuh di dapur" tunjuk Azam ke arah dapur dimana Rahma sang istri sedang memasak.
"Yasudah Ais ke kamar dulu Bi"Azam hanya mengangguk saja dan mempokuskan kedua matanya lagi ke arah layar yang ada di hadapan nya menonton tayangan Lawak Clab.
"Dek cepat turun Umi sama Abi udah menunggu.. " teriak Ais pada Air. Ais langsung turun duluaan menghampiri umi dan abi nya yang sudah siap menunggu di meja makan untuk makan malam.
"Adek mana Teh" tanya Rahma.
"Mungkin masih wiridan Mi"jawab asal Ais. Air kalau makan malam memang selalu terakhir itu udah menjadi kebiasaan nya.
"Teteh sini" panggil Azam yang memang sudah beres makan dari tadi dan sekarang Azam sedang bersantai di ruang utama. Ais yang mendengar Abi nya memanggil langsung menghampiri.
"Ada apa Bi" tanya Ais entah kenapa hatinya merasa tidak enak apalagi muka abi dan umi nya sangat serius. Semoga tidak ada hal yang serius , batin Ais langsung duduk di sebelah sang umi.
"Begini Teh jika ada yang melamar Teteh apa Teteh mau menerimanya? " tanya Azam hati-hati karna tidak mau langsung memaksakan anak nya.
Deg..
Ais langsung menengang mendengar penuturan abi nya. Ais melirik sang umi hanya diam seolah menunggu jawaban anak nya lalu Ais melirik sang abi yang menatap nya serius .
"Abi kan tau Teteh masih kuliah ,Teteh juga belum siap jika menikah muda" Ais memberanikan diri menjawab sambil menunduk takut abi dan umi nya kecewa.
Bukan nya Ais mau menolak hanya saja Ais sudah mempunyai orang yang Ais suka.
"Itu tidak jadi masalah teh, Teteh akan tetap melanjut kan kuliah walau sudah menikah"
"Maaf Abi, Umi Ais tidak mau di jodoh kan" tekan Ais sambil pamit pergi ke kamar nya dari tadi dadanya bergemuruh menahan sesak. Sedangkan di sudut ruangan Air mendengarkan percakapan umi dan abi nya. Air paham kenapa Ais tidak mau di jodoh kan karna dia sudah memiliki dambaan hatinya.
"Mas ini gimana Ade tidak mau memaksa apa yang tidak anak kita sukai" panik Rahma sambil menangis di pelukan sang suami.
"Kita serahkan saja pada sang pemilik takdir" ucap Azam menenangkan. Tidak lama suara ponsel Rahma berdering, Rahma menyeka air matanya dan melihat siapa yang menelepon.
"Mas"
"Angkat saja " Rahma langsung mengangkat telepon dan melospek nya.
"Assalamualaikum Rah"
"Waalaikumsalam Din"
"Bagai mana? apa Ais mau menerima perjodahan ini! " Rahma langsung menegang mendengar ucapan Dinda, Rahma bingung harus menjawab apa? Rahma melirik sang suami Azam hanya mengangguk saja.
"Maaf Di... "
"Tidakkkkk..."
"Sayang kamu kenapa? Aimannnn bantu ayah cepatttt "
"Hollo Din... ada apa? "
"Hollo... "
"Din Hallo... hallo... "
Tut..
Tut...
Tut...
Tanda panggilan terputus Rahma langsung melirik sang suami.
"Mas gimana ini Ade takut" lilir Rahma dengan rasa panik nya mendengar kepanikan di serbang telepon.
"Mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa"
Brak...
"Astagfirullah Dek .. Ade kenapa?? "
Azam melebarkan kedua matanya melihat istrinya pingsan.
"Astagfirullah Umiii" kini giliran Air yang panik langsung berlari ke arah abi nya.
" Air cepet siapkan mobill" perintah Azam, Air langsung berlari keluar menyiapkan mobil.
Ais yang mendengar kegaduhan langsung menghapus air matanya kasar dan langsung berlari keluar kamar kedua matanya langsung melotot melihat uminya sedang di gendong sang abi keluar rumah.
"Astagfirullah apa yang terjadi? " batin Ais langsung meneruni anak tangga tapi sayang mobil abi nya sudah melesat menjauh dari pandangan matanya membuat Ais takut dengan rasa panik nya.
Ais langsung mengikuti mobil abi nya menggunakan motor sport nya.
"Ya Allah semoga tidak terjadi apa-apa.. "
Batin Ais sesekali menyeka air matanya yang menggenang membuat Ais sedikit kesulitan melihat jalan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments