"Apa.? Di jodohkan.? Aku.?" Tanya Naina yang hanya di jawab dengan anggukan kepala oleh sang bapak.
"Pak, aku belum siap."
"Mau nunggu sampai kapan kamu siap Nai.?" pertanyaan itu terlontar dari bibir sang tante, ibunya Nindi, Bapak dan ibunya Nindi adalah kakak beradik. Dan aku pempunyai satu kakak yang sudah menikah dan punya anak 3 tahun.
"Seenggaknya kasih Naina waktu dong tan.?"
"Nai, kamu semua tahu, kamu pasti akan keberatan, kami semua tahu kamu masih trauma dengan yang namanya nikahan, tapi sampai kapan kamu akan menghindarinya.?" Gantian Mba Nara, kakak iparku yang bersuara.
Naina yang duduk di sebelah diantara kakak dan ibu hanya tertunduk. Tak terasa airmata Naina mulai menetes. Bayangan kegagalan pernikahannya masih jelas terringat di pikirannya.
"Bu hiks hiks.." Naina memeluk ibunya.
"Memang anak mana yang akan bapak jodohkan dengan Naina pak.?" Tanya Mas Zikri, kakak laki laki Naina.
"Anaknya temen lama bapak, kemarin kita ketemu lagi saat ada reuni akbar SMP di kampung bapak. Bapak yakin kok dia orang baik baik. Karena bapak dulu mengenal keluarga besarnya."
"Udah Nai, sekali kali nurut sama bapak. Toh bapak ngga bakalan mau menjodohkan kamu kalau emang kamu udah punya calon. Ibu sama bapak juga memikirkan matang matang tentang perjodohan ini, Kami malakukan ini karena kami sayang sama kamu Nai.." Ucap sang ibu dengan penuh lembut.
"Tapi bu.?"
"Bukankah ini salah satu jalan ikhtiar Nai.? Terima saja, semoga ini memang jalan takdirmu Nai.." Ucap Sang kakak.
Naina mengedarlan pandangannya ke segala pejuru dan keluarganya yang sedang berkumpul. Semua mata menatap ke arah Naina dengan tatapan penuh harap. Mereka ingin Naina menghadapi traumanya. Naina Nampak berpikir sejenak dan kemudian.
"Baiklah pak, Naina akan menerima perjodohan ini, tapi Naina mau minta sedikit syarat.."
"Syarat.? Syarat apa nak.?"
"Naina minta waktu satu bulan buat berpikir dan menyiapkan diri. Naina ingin tinggal selama 30 hari di kampung nenek.?" Dan sang bapak nampak berpikir sejenak.
"Baiklah nak, lakukan apa yang kamu inginkan, tapi bapak harap kamu jangan berbuat yang tidak tidak.."
"Bapak ini, memangnya apa yang akan Naina perbuat.?"
"ya kali aja bu.. hehhehe.. baiklah, dalam satu bulan bapak akan merencanakan perttemuan dengan keluarga teman bapak, Semoga ketika itu terjadi kamu sudah siap nak.?"
Anggukan Naina membuat siapapun yang ada disina bernafas lega.
Di saat yang sama di tempat berbeda.
"Ngga lucu deh pah, emangnya ini jaman apa, pake acara perjodohan segala. Sinar ngga mau."
"Sinar.? Sekali kali denger dong keinginan kami.?
"Tapi mah, kenapa harus perjodohan, seakan akan anak mamah ini bener bener ngga laku aja.."
"Hahhaa bukannya nngga laku, tapi kamu yang terlalu memandanng naif ke semua cewek. apaan menganggap semua cewek sama." Cibir Nada, kakak sinar yang juga nempunyai kembaran bernama Nadi.
"Segitu sakit hatinya apa gimana.? menyama ratakan semua cewek sama." Ujar Nadi menimpali.
Mas Ardan, Mas Amar, bantu Sinar ngomong dong.?" Protes Sinar yang melihat kakak iparnya dari tadi diem.
"Loh apa yang bisa kita bantu Nar.? Tujuan papah baik kok.."
"Iya tujuan papah memang baik, tapi kita ngga tau tujuan keluarga cewek yang mau di jodohkan."
"Sinar.."
"Bisa aja kan mah, apa lagi papah orang terpandang, siapa yang ngga kenal coba, pasti tu orang yang menyodorkan anaknya kepada papah untuk dijodohkan, iya kan pah.?"
"Justru papah yang memohon kepada orang itu agar mau menjodohkan anaknya dengan kamu.."
"Apa.?" Sinar matanya membulat tak percaya. Baru kali ini dia mendengar papahnya memohon kepada seseorang.
"Iya, karena orang itu lah, kita papah bisa se kaya dan sesukses ini, mamah saksinya. Sudah lama kami mencarinya keberadaannya."
"Ngga mungkin, Pasti papah ngarangkan.?"
"Ni anak bisanya ngeyel doang, mau mamah kasih sambel kemulut apa gimana, orang papah bicara jujur juga.." Sinar hanya cengengesan menanggapi kesewotan mamahnya.
"Papah sangat berharap kamu mau menerima perjodohan ini.." Sinar sedikit kaget dengan sikap papah. Karena baru kali ini papahnya memohon kepadanya. San Sinar nampak berpikir.
"Baiklah, tapi Sinar minta waktu 30 hari untuk berpikir dan meyakinkan diri pah, Lagian Sinar juga mau keluar kota untuk persiapan terakhir dan peresmian cabang perusahaan Sinar."
Sang papah nampak menghela nafasnya dan menatap tajam Sinar.
"Baiklah, jika itu yang kamu inginkan.." Dan semua nampak bernafas lega.
Keesokan harinya di sebuah stasiun.
"Yakin Tuan mau naik kereta saja.?"
"Aku harus menjawab apa lagi sih dit, lagian disana kan juga ada mobil, Toh sekali kali ngga salahkan aku naik transportasi umum.?"
"Tapi kenapa harus 30 hari disana tuan, bukankah acara peresmiannya ngga nyampai seminggu.?"
"Aku mau melihat kinerja karyawan disana dit, sekalian mau nenangin pikiran dan mengambil keputusan tawaran papah.."
"Ya sudahlah tuan, semoga tuan baik baik saja, kalau sudah sampai langsung kabarin saya ya tuan.?"
"ahahaha kamu ini dit, iya iya, ya udah aku mau masuk, keretanya bentar lagi berangkat."
"Baik Tuan, hati hati, semoga lancar acaranya disana.."
"Oke, Aku masuk yah." Dan Sinar beranjak melangkah masuk ke gerbong sesuai dengan nomer yang tertera di tiket kereta.
Sementara itu di tempat yang sama.
"Ngga ada yang ketinggalan kan.?"
"Ngga ada nin, semua lengkap.."
"Ntar kamu jadi nginep di rumah om wisnu.."
"Iya lah, rumah om wisnu rame terus jadi aku mending nginep disana.." Ujar Naina. "Aku mau puas puasin piknik nanti.."
"Emang disana ada temen.."
"Ya paling sama anaknya om wisnu dan anaknya om burhan. kalau mereka ngga pada sibuk sih.."
"Yang penting kamu jaga diri nanti disana,"
"Siap nyonya Arya hehhehe.."
"Hmm kamu ini, Tapi Salamin ya buat keluarga om wisnu dan om burhan, kamu jaga tingkah disana, jangan kecentilan, ingat udah ada seseorang yang sudah disiapkan untuk mendampingimu."
Apaan sih nindi, ngga asyik ah, Arya istrimu nyebelin yah.."
"Tapi aku sayang Nai, gimana dong.?"
"Dih pengin muntah aku, sudahlah, aku mau masuk, jijik aku kalau lama lama disini.."
"Baiklah hati hati, semoga dapat ide bagus buat novelmu.." Naina hanya mengacungkan jempolnya kemudian beranjak masuk kedalam gerbong.
Naina celingukan kekanan dan kekiri mencari nomer kursi sesuai pesanan. Tak lama kemudian dia pun menemukannya, namun dia sedikit terkejut karena ada seseorang yang sedang menempati tempat duduknya.
"Maaf mas permisi, itu nomer tempat duduk saya.."
Orang yang merasa di panggilpun menoleh ke sumber suara, namun dia sedikit tercengang dengan orang yang barusan menyapanya dan dia bersuara dalam hati.
"Cantik.."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Puji Rahayu
jd judulnya
" pertemuan jodoh d kerete api yang tak terduga"
panjang kn judulnya kyk ikan terbang?😄😄😄😄😄
2023-06-13
0
Ida Lailamajenun
cieee yg mo dijodohkan bertemu dikereta api 😂😂cocok la ni berdua sama" 2x gagal nikah😂😂😂
2023-03-22
0
Bee
cinloknya di kereta....
trz,sama² gak tau dan gak kenal kalo mereka "dipaksa" berjodoh.
2022-05-12
0