Awal Jalan Takdir..

Tok tok tok.

Terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar di sebuah rumah. ketukan pintu itu berhasil membangunkan seseorang yang yang terlelap dari tidurnya. Mata beratnya mulai sedikit membuka.

"Nai, sudah subuh, bangun Nai.?" Disusul pula suara seseorang nampak memanggil penghuni kamar itu.

"Iya om, Nai udah bangun.."

"Subuh dulu, nanti kesiangan, gampang kalau mau tidur lagi nanti."

"Yaa.." Jawaban panjang Naina mengehentikan suara orang itu. Naina pun melakukan peregangan otot sebentar kemudian beranjak keluar kamar dab menuju kamar mandi.

Setelah selesai bersih bersih dan melakukan kewajibannya, Naina pun merebahkan tubuhny kembali diranjang. Udara nampak begitu dingin. Maklum kota kecil yang Naina tinggali sekarang berada di daerah pegunungan. Rumah ini berada tak jauh dari kawasan wisata yang terkenal dengan nama Baturaden. Ini yang menyebabkan Naina selalu betah. Udaranya begitu segar kalau pagi. Ngga kaya di kota, meski pagi, udara sudah terasa sangat panas.

"Mba Nai, mau ikut jalan jalan ngga.?" Teriakan saudara sepupu Naina sedikit membuatnya terkejut.

"Ikut jen, bentar mba siap siap dulu.."

Tak lama mereka pun sudah berada diantara orang orang yang sedang menikmati pagi. ada yang berolahraga, ada yang jualan, ada yang sedang berangkat sekolah, dan masih banyak kesibukan lainya.

"Kamu libur apa jen.?" Jeni mengangguk di tanya seperti itu.

"Pantes ngajak jalan jalan, emang ada apa, yang lain masuk kok, sekolah kamu malah libur.."

"Buat rapat wali murid mba, kan bentar lagi ujian.."

"Oh iya yah, kamu kalau lulus rencananya mau kuliah apa gimana.?"

"Ya kuliah lah mba, bapak ama ibu kan emang penginnya aku kuliah."

"Tapi Kok kakakmu ngga kuliah.?"

"Dandi emang gitu mba, katanya udah males mikir, makanya dia milih langsung kerja, tapi kayaknya dia mau kursus sih mba.."

"Kursus apaan.?"

"perhotelan atau apalah mba, aku ngga tahu, itu loh mba yang ntar kerjanya tuh di kapal kapal mewah katanya.."

"Oh ya ya ya mba paham, katanya gajinya gede ya.?"

"Katanya sih, eh mba nanti mau ikut ngga, aku akan main di mall yang baru buka itu mba, deket alun alun."

"Wah, sama siapa jen.?"

"Sama temen aku mba, nanti mba boncengan sama aku."

"Boleh, jam berapa emang rencananya.?"

"Rencananya sih jam 10, tapi ya pasti biasa mba ngaret."

"Hahhaha iya iya, okeh deh.."

Dan masih banyak obrolan obrolan lain yang mengiringi langkah mereka menikmati segarnya udara kota kecil itu dengan latar belakang gunung slamet yang indah menjulang.

Di tempat lain.

Tok tok tok..

"Den, Den Sinar.?"

"Iya bi.."

"Sarapan sudah siapa den.."

"Iya bi sebentar lagi aku keluar.."

"Oh ya bi kalo Andi datang, suruh dia nunggu ya bi.?"

"Baik den."

Tak berapa lama, Sinar pun keluar dengan pakain rapi nya.

Dia saat ini berada di purwokerto karena ada urusan kerjaan. Dan dia juga ingin menangkan pikirannya sambil memikirkan acara perjodohannya.

Dia menyewa sebuah rumah di kawasan mewah kota ini. Rumah itu milik relasinya yang ada di Ibu kota.

"Andi, udah lama.?" Sapa Sinar ketika melihat sesosok pria yang akan membantunya mengurusi pekerjaanya dikota ini.

"Lumayan Tuan.."

"Kamu sudah sarapan.? kalau belum mari sarapan bareng.?"

"Sudah tuan, silahkan tuan sarapan dulu."

"Ya udah, aku sarapan dulu yah, kamu siapkan saja apa yang diperlukan nanti buat acara pembukaan Mall.."

"Baik Tuan.."

Siangpun menjelang. Suasana Alun alun nampak terlihat lebih rame dari biasanya. Karena tak jauh dari sana akan ada pembukaan Mall mewah yang pertama di kota ini. Berbagai macam acara di selenggarakan guna memeriahkan acara peresmian dan pembukaan Mall tersebut.

"Gila mba rame banget ni Mall.." Ujar Jeni yang merasa takjub dengan banyaknya pengunjung di superMall yang baru buka ini.

"Namanya juga pembukaan jen, apa lagi ini Mall pertama yang terbesar, ya wajarlah.."

"Kita langsung masuk aja ya mba.."

"Lah teman mu gimana.?"

"Ntar juga nyusul, yuk ah mba panas nih.."

"Iya iya.."

Di tempat yang sama tapi lain lantai.

"Sambutan masyarakt begitu memuaskan tuan.."

"Hmmm, Syukurlah ndi, Semuanya berjalan lancar tanpa kendala.." Ucap Sinar sambil menyaksikan beragam acara dari kaca ruang kantornya. Acaa di adakan si depan persis pintu masuk dan parkir luar. Jadi dia bisa menyaksikan acara hiburan yang sedang disuguhkan.

"Ndi, tolong kamu ke mobilku, ambilkan pakaian ganti di kursi belakang. Aku pengin turun dan jalan jalan melihat lihat keadaan dibawah.."

"Baik tuan, nanti saya temani."

"Ngga usah ndi, aku sendirian aja, kamu gabung aja sama yang lain.."

"Baik tuan, kalau begitu mana kunci mobil tuan.."

"Oh iya nih.." Dan Andi pun segera beranjak melaksanakan perintah bosnya.

Sementara di lantai dasar.

"Mba Nai, tu temen temen jeni, ayo mba kesana."

"Kamu aja jen, Mba pengin jalan jalan.."

"Lah mba Nai sendirian.?"

"Ya ngga apa apa, udah gede ini, lagian kalau pulang pun mba udah tahu kok pake apaan.."

"Beneran mab.?"

"Iya, udah sana, tuh temen temen kamu sudah nungguin.."

"ya udah deh, nanti kalau ada apa apa, mba telfon yah.?"

"Iya iya.."

"ya udah mba Nai, Jeni kesana dulu ya.?" Dan Naina hanya mengangguk sembari melemparkan senyumnya.

Setelah kepergian Jeni, Naina mulai melangkahkan kakinya berkeliling ke berbagai area di dalam bangunan ini. Naluri wanitanya bangkit. Dia mulai memlih dan membandingkan berbagai barang. Setiap Stand yang ada, dia masuki meski hanya dengan melihat lihat tanpa membeli.

Dan saat ini langkahnya terhenti didepan stand buku. Naina pun tanpa pikir panjang masuk ke pusat penjualan buku itu. Berbagai jenis buku ada disana.

Dan tak jauh dari tempat Naina berada, Sinar juga lagi jalan jalan menikmati suasana Mall sendirian. Senyumnya sesekali mengembang sebagai tanda dia sangat puas dengan hasil kerja kerasnya selama ini.

Dan saat kakinya tepat berada di depan stand buku, Matanya yang dari tadi berkeliling, tiba tiba dia seperti menangkap sesuatu dengan matanya.

"Bukankah dia, gadis yang bersamaku kemarin dalam kereta.?" Gumamnya.

Sinar terus saja memperhatikan gerak gerik wanita itu yang sepertiny nampak fokus memilih buku.

Senyumnya terkembang dan dia berniat menghampiri gadis itu. Segera dia melangkahkan kakinya ke arah tempat gadis itu berada.

Setelah dekat, Dia hanya terdiam. Sepertinya gadis itu tak menyadari kedatangannya. Dia menghela nafas sejenak kemudian dia menyapanya.

"Hai hallo, kita ketemu lagi nih."

Naina, sang gadis yang dimaksud Sinar nampak terkejut karena ada seseorang yang sepertinya sedang menyapanya. Naina yang memang matanya lagi asyik membaca beberapa judul buku di rak pun langsung menoleh. Matanya membulat sempurna saat dia tahu siapa yang menyapanya.

"Kamu.."

Terpopuler

Comments

Ida Lailamajenun

Ida Lailamajenun

kalau jodoh gak bakal lari kmn la ya wlpn gak kenalan satu sama lain😀😀

2023-03-22

0

Dian

Dian

pertemuan pertama itu hanya kebetulan
pertemuan kedua adalah hal yg tak bisa dihindari
dan kalau ketemu untuk ketiga kalinya berarti takdir/jodoh

2022-05-14

0

Aqiyu

Aqiyu

jodoh yang dijodohkan

2022-04-23

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 53 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!