Nea melepas pelukan sang ayah, dia terlihat menghampiri sang suami yang sedang meratapi kesalahannya.
"Lewis, berdirilah!" pinta Nea sembari membantu sang suami bangkit dari posisi bersimpuhnya.
Kini posisi mereka berhadapan.
"Isteriku? apakah kau sudah memaafkanku?" tanya Lewis.
"Jadikan Haruka isterimu yang sesungguhnya," jawab Nea.
"Apa? aku tidak mau Nea," ucap Lewis.
"Kau sendiri yang bilang mencintainya," jawab.
"Itu dulu, saat kami masih berhubungan, sekarang hanya kau yang aku cintai," tukas Lewis memeluk tubuh Nea.
"Anak itu? bagaimana?" tanya Nea.
"Dia memang anakku, aku akan bertanggung jawab padanya tetapi bukan menjadikan dia isteriku, aku akan membiayai seluruh kebutuhan Haruka dan keluarganya," janji Lewis.
"Kau egois, bagaimana saat anak itu dewasa? dia akan besar tanpa ayah, kau tega melihat anak kandungmu di hujat sebagai anak haram?" ucap Nea.
"Nea, please! hentikan perdebatan ini, aku hanya mencintaimu," jawab Lewis pererat pelukannya.
"Kita bahas masalah ini di rumah, aku lelah terus menerus menghadapi sifat egoismu itu suamiku," ucap Nea.
Nea meminta Lewis melepaskan pelukannya, tetapi Lewis menolaknya. Wanita tegar itu masih pantang mengeluarkan air matanya.
"Suamiku, apa kau masih ingin keras kepala? lepaskan aku, kita harus pulang, Fea dan Fany akan mencariku jika aku pergi terlalu lama, setidaknya pikirkan itu juga," pinta Nea.
Seketika itu Lewis melepaskan pelukannya, dia menyadari jika masih ada si kembar yang akan membuat Nea merubah rencananya.
Kedua orang tua Nea dan mertuanya hanya bisa terduduk lemas di bangku ruang tunggu, mereka tidak menyangka jika Lewis begitu tega mengkhianati sang isteri yang telah menemaninya selama lima tahun terakhir.
"Kau dengarkan isterimu, kita lebih baik kembali ke mansion utama, Fea dan Fany tidak bisa tidur tanpa mommy mereka," timpal nyonya Patricia yang mulai jengah dengan sikap anak laki-lakinya.
"Baik ibu," jawab Lewis.
Semua anggota keluarga termasuk Lewis dan Nea beranjak pergi dari Rumah Sakit itu, dokter Leo yang sedari tadi hanya menjadi pendengar, melepas kepergian sahabatnya dengan menepuk pundak Lewis, dia berusaha menguatkan sang sahabat.
"Kau bisa menghadapi semua ini dengan lebih dewasa sahabatku," tukas dokter Leo.
"Terimakasih Leo," jawab Lewis.
...* * *...
Di sepanjang perjalanan pulang, Nea maupun Lewis tidak mengatakan sepatah katapun, mereka bungkam seribu bahasa. Nyonya Patricia mencoba mencairkan suasana dengan meminta Nea untuk berlibur ke luar negeri karena selama lima tahun pernikahan, wanita itu hanya bergumul dengan tugasnya sebagai ibu rumah tangga dan membantu pekerjaan sang suami. Sang ibu mertua menyadari, meskipun Nea adalah wanita yang berpendidikan dan memilki banyak teman, ia bukan wanita yang mudah di ajak pergi jauh, dia lebih suka bekerja di dalam rumah dan profesi ibu rumah tangga adalah impiannya sejak kecil.
Sesampainya di mansion utama...
...(Mansion utama keluarga Lewis)...
Semua anggota keluarga yang ikut mengantar Nea dan Lewis ke Rumah Sakit, turun dari mobil kecuali Lewis yang lebih dulu memakirkan mobil mewahnya di dalam garasi super megah miliknya yang bertemakan bengkel terselubung, setelah itu, dia menyusul anggota keluarga yang lain masuk ke dalam mansion utama.
...(Garasi)...
Suasana di dalam mansion utama..
...(Di dalam mansion utama)...
Kini semua anggota keluarga telah berkumpul di ruang keluarga, kecuali Nea yang masih sibuk membacakan buku dongeng untuk kedua anak kembarnya. Nyonya Patricia mulai mengintrogasi Lewis, dia tidak ingin kecolongan lagi gara-gara terlalu mempercayai sang anak.
...(Ruang keluarga)...
"Sejak kapan kau mengenalnya?" tanya nyonya Patricia.
"Lebih dulu mengenalnya daripada Nea," jawab Lewis.
"Astaga! kau menjalin hubungan dengan dua gadis sekaligus? benar-benar kau ini Lewis! ibu sekolahan kau keluar negeri untuk belajar, bukan hanya bermain dengan para gadis dan menghabiskan uang ayahmu," tegur sang ibu.
"Maaf ibu, aku mengaku salah, aku akan memperbaiki kesalahanku," ucap Lewis memohon.
"Kapan terakhir kau berhubungan dengannya?" tanya sang ibu.
"Satu bulan yang lalu, tepat di hari ulang tahun Nea," tukas Lewis menyesal.
BRAK!
Nyonya Patricia menggebrak meja saat mendengar pengakuan sang anak yang keterlaluan itu.
"APA KAU BILANG? HATIMU TERBUAT DARI APA? KAU TAHU? IBU MALU MEMILIKI ANAK SEPERTIMU, KAU MEMBUAT IBU MENYESAL TELAH MELAHIRKANMU KE DUNIA INI!!!" ucap nyonya Patricia sangat vokal dan penuh amarah.
"Maafkan aku ibu, aku akan menyelesaikannya ini semua dengan segera," ucap Lewis sembari bersimpuh di kaki ibunya.
Tap...tap...tap
Terdengar suara langkah kaki Nea yang perlahan tapi pasti sudah mulai bergabung dengan anggota yang lain di ruang keluarga.
"Ibu mertua, tidak perlu marah, kita bisa selesaikan semua ini dengan kepala dingin," pinta Nea.
"Nea, si kembar sudah tidur?" tanya sang ibu mertua.
"Sudah, mereka menungguku pulang, mereka bilang takut mommy mereka tidak kembali lagi," jelas Nea.
Seketika Lewis beranjak dari posisi bersimpuhnya dan memeluk tubuh sang isteri.
"Aku akan bertanggung jawab atas semua dosa yang telah aku lakukan kepada Haruka, tapi kau harus tetap di sisiku!" jelas Lewis.
"Aku tidak akan pernah kemana-mana, karena mansion utama ini adalah tempat aku kembali, untuk masalah Haruka, segera saja kau menikahinya, lebih cepat lebih baik," pinta Nea.
Lewis tersentak, dia tetap tidak mau menerima tawaran itu, dia lebih baik tiada jika harus menduakan cinta Nea yang sangat ia sayangi itu, dia tidak ingin mengulang kesalahan yang sama.
"Nikahi dia, Lewis! aku yang memintanya," tukas Nea.
Kedua orang tua Nea muntap, mereka tidak setuju dengan keputusan anak semata wayangnya yang penuh resiko itu.
"Nea? kau begitu mudahnya tertipu oleh wajah polos gadis itu, jangan lakukan itu! kau akan menyesal Nak," pinta sang ibu.
Nea mendekati ibunya, wanita kuat itu meminta sang ibu untuk kembali duduk, dengan penuh keikhlasan, Nea berkata," Ibu percayalah padaku, ini adalah takdir hidup yang harus aku jalani, tidak masalah jika harus seperti ini, semua akan indah pada waktunya,"
"Tapi nak, ibu dan ayahmu tidak setuju dengan pernikahan Lewis dan Haruka, jika dia berhasil menjadi anggota keluarga Hans Smith, posisinya di sini akan sama denganmu, dia akan bertindak sesuka hatinya, kau belum mengenal dia sayang," nasehat sang ibu kepada Nea yang kini duduk di sampingnya sembari menggenggam tangannya.
"Aku yakin, pilihan Lewis tidak salah, dia pernah bersama Haruka sebelumnya," ucap Nea kekeh dengan keputusannya.
"Kau pikirkan lagi sayang, aku lebih mengenal Haruka, tapi ibu dan adiknya kurang baik, aku tahu semua hal tentang dia dan keluarganya, jika Haruka menikah denganku, pasti kedua orangtuanya akan ikut tinggal di sini," jawab Lewis.
"Keputusanku sudah final, seminggu lagi, kau nikahi dia, akan ku bantu menyiapkan segalanya," pinta Nea.
Orang tua Nea tetap tidak setuju dengan rencana Nea, mereka lebih memilih pergi dari mansion utama Hans Smith, tuan Hans dan nyonya Patricia berusaha mencegah kepergian besannya.
"Besan, duduklah kembali," ucap nyonya Patricia.
"Maaf besan, aku dan suamiku sudah muak dengan semua ini, anakku telah tersihir oleh wanita tidak waras itu, lain waktu kami akan datang, tetapi jangan harap saat Lewis menikahi wanita itu, kami akan datang!" ucap nyonya Mila.
"Tapi besan...kita...," Belum selesai nyonya Patricia mengatakan hal yang ingin ia sampaikan, besan sudah berbalik badan dan meninggalkan mansion utama itu.
Suasana di ruang keluarga kembali tegang, tuan rumah tak kuasa menahan kekesalannya terhadap sang anak, mereka masuk ke dalam kamar utama, meninggalkan Lewis dan Nea berdua saja di ruang keluarga.
Posisi duduk mereka berjarak, Lewis mencoba mendekati sang isteri yang tenang sambil memainkan ponselnya.
"Kau baik-baik saja?" tanya Lewis.
"Tentu saja tidak, bagaimana bisa baik-baik saja? sudahlah Lewis, kita sudahi perdebatan ini, besok aku harus bertemu nyonya Lenny, dia akan menjadi W.O di pernikahanmu dan Haruka," jawab Nea.
"Aku tidak mau menikahinya," tukas Lewis.
"Aku sudah memberikan izin, kau hanya terima beres, jadilah pria sejati," pinta Nea.
"Aku hanya mencintaimu, aku tidak mau menikahinya," jawab Lewis.
"Jika kau mencintai aku dan si kembar, menikahlah!" ucap Nea.
Lewis merasa kesal dan meninggalkan sang isteri sendirian di ruang keluarga. Setelah Lewis pergi, Nea meletakkan ponselnya di atas sofa, dia menatap lurus ke depan, ada banyak luka yang menggangga di sanubarinya, dia merasakan setiap luka itu, tak terasa air matanya mulai terjatuh di pipinya.
"Semua akan baik-baik saja Nea, yakinlah!" ucap Nea yang merebahkan tubuhnya di sofa ruang keluarga, dia terlihat sangat lelah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Sulati Cus
tdk mau menikahi cm mau menggauli bener2 g ada akhlak
2022-05-31
1
auliasiamatir
cara nea menyembunyikan lukanya benar benar... 👍
2021-12-31
1
Ninik H.
like kak
2021-12-03
1