Di kantor L.H.S skincare...
"Ayah memang orang tua yang sangat baik, dia memberikanku banyak tugas tanpa henti, setelah aku menikmati pekerjaanku ini, ayah memintaku untuk pulang," gerutu Lewis.
Saat dia merasa bosan, tiba-tiba ada nomor tidak di kenal menghubunginya, awalnya dia malas untuk menjawab panggilan itu, namun karena merasa jika panggilan itu mungkin penting, Lewis menjawabnya.
"Halo, maaf, ini siapa ya?" tanya Lewis.
"Akhirnya aku berhasil menemukanmu Le," jawab sang penelpon.
"Darimana kau tahu nama itu, hanya Haruka yang memanggilku dengan nama itu, tunggu... apa... kau... Ha... ru... ka...?" tanya Lewis.
"Iya, ini aku," jawab sang penelpon.
Lewis diam untuk beberapa menit, dia merasa khawatir dengan kemunculan Haruka.
"Kenapa kau diam? apa kau takut denganku?" tanya Haruka.
"Bukan itu, tapi..." ucap Lewis gugup.
"Kau mengatakan akan segera kembali, tapi apa?" jelas Haruka.
"Kau sendiri yang memintaku pergi!" ucap Lewis.
"Itu karena kau licik, awalnya kau bersikap manis, kau berjanji akan bersamaku, hingga lima tahun hubungan kita, kau hanya menjadikanku partner ranjangmu, tidak lebih! kau harus bertanggung jawab, aku sedang hamil anakmu!" jelas Haruka.
"Haruka, apa kau tahu? kau sangat menyedihkan, apa aku bisa percaya dengan perkataanmu begitu saja tanpa bukti?" tanya Lewis.
"Jika kau ingin bukti, malam ini aku akan datang ke rumah megahmu itu dan akan ku katakan kepada isteri dan keluargamu tentang anak yang aku kandung," ucap Haruka.
"Datang saja, aku tidak perduli!" jelas Lewis sambil menutup panggilan teleponnya dan membanting semua berkas yang ada di depannya.
...* * *...
Malam hari telah tiba, semua anggota keluarga Nea dan Lewis telah berkumpul, di saat acara berlangsung, tiba-tiba saja bell pintu utama berbunyi, pelayan membukakan pintu dan mendapati ada seorang wanita ingin bertemu Lewis. Tapi sang pelayan tidak memperbolehkannya.
"Siapa kau?" tanya sang pelayan.
"Dimana Lewis? aku ingin bertemu dengannya!" jawab sang wanita.
"Di dalam sedang ada acara penting, kau tidak boleh masuk!" tolak sang pelayan.
Namun wanita itu memaksa masuk, dia mendorong pelayan itu hingga terjatuh, Nea melihat ada keributan di depan pintu utama, dia beranjak dari tempat duduknya karena penasaran dengan apa yang terjadi.
"Ada apa pelayan? mengapa kau terjatuh?" tanya Nea.
"Ada orang tidak di kenal memaksa untuk masuk nyonya muda, saat saya menyuruh dia pergi, wanita ini mendorong saya hingga terjatuh," jawab sang pelayan.
"Siapa anda? apa benar yang di katakan pelayanan saya? anda mendorongnya?" tanya Nea lembut.
"Benar sekali, aku yang mendorongnya, karena dia melarangku untuk bertemu suamiku!" jawab wanita itu.
"Suami? apa maksud perkataan anda?" tanya Nea.
"Lewis adalah suamiku dan dia ayah dari janin yang ku kandung!" jelas sang wanita.
"Suami? ayah dari janin? aku tidak mengerti apa maksud perkataanmu nyonya?" tukas Nea mulai emosi.
"Jika kau meragukan ucapanku, kau bisa melihat bukti yang lebih valid!" jawab sang wanita sembari mengeluarkan akta nikah dari dalam tas yang ia bawa.
Sang wanita menyerahkan bukti itu kepada Nea, kemudian dia memeriksanya. Nea terkejut dengan tahun yang tertera di akta nikah itu.
"Apa kau menikah dengan suamiku enam tahun yang lalu?" tanya Nea.
"Iya, benar sekali," jawab sang wanita.
"Jika kau ingin mendapatkan hakmu di rumah ini, kau diam dan jangan mengatakan apapun di depan anggota keluargaku termasuk Lewis, apa kau mengerti?" pinta Nea.
"Ya, aku mengerti," jawab sang wanita.
Nea membawa wanita itu masuk ke dalam dan mengajaknya makan bersama. Lewis yang mengenal sosok wanita itu terkejut, tatapan matanya penuh kekhawatiran.
Semua anggota kedua keluarga yang berada di meja makan merasa heran karena Nea membawa seorang wanita asing masuk ke dalam dan menyuruhnya duduk di sampingnya.
"Siapa wanita asing ini? apa dia temanmu?" tanya nyonya Patricia.
"Suamiku yang lebih tahu siapa wanita asing ini," jawab Nea sambil menatap tajam mata sang suami yang duduk tepat di hadapannya.
"Maksudnya?" tanya nyonya Patricia.
"Lim, tolong kau bawa anak-anakku masuk ke kamar," perintah Nea.
"Baik nyonya muda," jawab kepala pelayan Lim.
"Tolong, untuk semua pelayan yang ada di sini, kalian beristirahatlah karena acara telah usai," perintah Nea.
"Tapi nyonya muda, acara baru saja akan di mulai," tegur salah satu pelayan.
"Tolong kali ini jangan membantahku," ucap Nea masih menahan amarahnya.
"Baik nyonya muda," jawab sang pelayan.
Semua pelayan pergi dari meja makan itu, kini hanya tersisa anggota inti kedua keluarga.
"Ada apa Nea? apa kau baik-baik saja?" tanya tuan Hans.
"Aku baik ayah mertua, aku hanya ingin bertanya kepada suamiku tentang akta nikah ini!"
Nea meletakkan akta nikah itu di atas meja makan tepat di depan sang suami. Semua orang bingung dengan apa yang di ucapkan olehnya.
"Akta nikah?" tanya ayahnya.
"Iya ini akta nikah, di dalamnya tertulis jika suamiku Lewis Hans Smith telah menikahi Haruka enam tahun yang lalu, tepatnya satu tahun sebelum aku menikah dengan Lewis! bisa kau jelaskan ini suamiku?" tanya Nea.
Lewis gugup, dia tetap diam. Dia tidak ingin mengakui juga tidak ingin membantah, dia terjebak dalam kebohongannya sendiri.
Dia hanya mampu menunduk dan pura-pura menikmati hidangan di depannya.
"Di saat seperti ini, kau masih bisa makan suamiku?" sindir Nea.
Lewis tersedak, dia mengambil segelas air putih di depannya dan meminumnya hingga habis. Dia tak kunjung mengatakan apapun, dia memilih diam tanpa kata.
"Hey kau wanita asing, siapa sebenarnya dirimu? tiba-tiba datang dan mengaku jika kau isteri anakku, murahan sekali!" ucap nyonya Patricia.
"Kami tahu jika kami adalah keluarga terpandang, tapi jika kau hanya ingin mengemis harta kami dengan cara seperti ini, kau salah! kami tidak akan percaya semudah itu," jawab tuan Hans Smith.
Kedua orang tua Nea juga sepakat dengan ucapan nyonya Patricia dan tuan Hans Smith, mereka semua curiga jika wanita itu hanya ingin harta Lewis dengan cara yang kotor.
Sang wanita terlihat kesal, dia merasa terhina, tetapi Nea menggenggam tangan wanita itu dan menatapnya, dia memberikan kode kepada sang wanita untuk tetap diam dan tenang.
"Kalian harusnya bertanya kepada Lewis, jangan menyudutkan satu pihak," jelas Nea.
"Lewis pria baik-baik dia tidak akan menjalin hubungan dengan wanita tidak jelas ini, ibu tahu siapa anakku Nea," jawab nyonya Patricia.
"Jika anak kalian yang salah, apa kalian akan mengakui kesalahannya?" tanya Nea.
"Tentu saja, kita adalah keluarga orang terpandang dan berpendidikan, jika itu salah pasti kami akan mengakuinya," jawab tuan Hans Smith.
"Kau dengar kan? suamiku?" sindir Nea.
Lewis masih diam seribu bahasa, dia seolah-olah sudah lepas tanggung jawab.
"Jika hanya akta nikah, dia bisa berbohong, tapi jika kita lakukan tes DNA, bagaimana?" saran Nea.
"Tes DNA?" tanya ibunya.
"Iya, karena dia juga mengaku sedang mengandung janin hasil hubungannya dengan suamiku, Lewis Hans Smith!" ucap Nea tegas, dia masih mencoba tegar sampai detik ini.
Mata semua orang tertuju kepada sosok Lewis yang sejak awal kedatangan wanita itu hanya diam, dia seperti menyembunyikan sesuatu dari Nea dan anggota keluarga yang lain.
"Apa yang di katakan Nea itu benar Lewis?" tanya tuan Hans.
"Kita tes DNA saja untuk bukti yang lebih valid," ucap Lewis setelah sekian lama diam.
Akhirnya Nea, Lewis dan anggota keluarga yang lain sepakat untuk melakukan tes DNA terhadap janin yang ada di kandungan sang wanita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Sri Wahyuni
6 tahun yg lalu nikah y tpi knp hmil y skrng
2023-04-07
0
Ninik H.
boom like
2021-12-03
1
auliasiamatir
ahhh bea.. bijak banget....
babang Lewis.... jangan jadi pengecut dong
2021-11-27
2