Pernikahan Lewis dan Haruka

Satu minggu kemudian...

Waktunya telah tiba, setelah tujuh hari Nea mempersiapkan pernikahan sang suami, akhirnya hari sakral yang ia harapkan itu ada depan mata.

Nea mengatur semua acara pernikahan sang suami dan Haruka, meskipun hanya di hadiri oleh pendeta, keluarga inti Lewis dan keluarga Haruka, tetapi Nea yakin acaranya akan tetap hikmat.

Nea meyakinkan pada dirinya sendiri jika keputusan yang diambilnya adalah benar, resiko apapun akan di tanggungnya, dia tidak ingin janin tidak berdosa itu jadi korban keegoisan kedua orangtuanya.

Dia menatap dekorasi pernikahan di depannya, Nea teringat saat pertama kali Lewis melamarnya, kemudian mengajaknya menikah, dia sangat bahagia waktu itu.

...(Dekorasi pernikahan)...

"Aku adalah wanita tidak waras yang memaksa suamiku menikah dengan wanita lain, tapi ingat Nea, ini bukan demi Lewis tetapi demi anak dalam kandungan Haruka, anak adalah titipan yang maha kuasa, tidak selayaknya di perlakukan seenaknya, juga agar menjadi pelajaran untuk Lewis agar bisa memperlakukan seorang wanita dengan baik, bukan hanya mau manisnya saja," ucap Nea berbicara sendiri.

Nyonya Patricia yang menjadi pendukung utama Nea, dia selalu memberikan sugesti positif kepada menantunya itu. Dia yang menguatkan Nea hingga detik ini, Nyonya Patricia membuat Nea tetap tabah menghadapi cobaan dalam kehidupan rumah tangganya.

"Ne, kau pasti bisa menjalani semua ini, sebenarnya aku belum rela, tapi akan ada anak yang di korbankan di dalam masalah ini," ucap nyonya Patricia.

"Tentu ibu mertua, ini adalah jalan yang ku tempuh, tidak akan mundur selangkahpun, karena anak itu tidak bersalah, jadi aku ingin dia dan ibunya mendapatkan hak yang sama," jawab Nea tegas.

"Aku mendukungmu Ne," tukas ibu mertuanya.

"Terima kasih atas dukungannya, tapi maafkan aku, ibu dan ayahku tidak bisa datang ibu mertua," ucap Nea.

"Bukan masalah besar Ne, besan pantas untuk marah," jelas nyonya Patricia.

"Mereka tidak marah, hanya belum bisa menerima kenyataan, Ehm...aku panggil Lewis dan Haruka dulu, pendeta sudah datang," ucap Nea.

"Baik Nea," jawab nyonya Patricia.

Nea menghembuskan nafasnya pelan, dia akan menjemput sang mempelai pria yang adalah suaminya sendiri dan mempelai wanitanya adalah kekasih masa lalu sang suami, Haruka.

Tap...tap...tap...

Langkah Nea mantap, dia membuka pintu kamar tamu yang di jadikan tempat rias.

KLEK

Pintu itu terbuka, dia menatap wajah sang suami yang teramat tampan untuk di pandang, sedangkan Haruka masih berganti pakaian di ruang sebelah.

"Sayang?" panggil Lewis.

"Kau tampan sekali suamiku," jawab Nea sembari merapikan jas warna putih sang suami.

"Aku tidak ingin menikahinya, segala cara sudah aku lakukan agar kau mengerti, tetapi kau tetap keras kepala, ada apa denganmu Nea? coba katakan!" ucap Lewis dengan kedua tangannya menggenggam erat pundak Nea.

"Kau ikuti saja alurnya, ini takdir cinta kita, berani berbuat berani bertanggung jawab," jawab Nea tegas.

"Baiklah jika itu maumu," ucap Lewis.

Lewis menggandeng Nea dan masuk ke dalam ruang ganti baju, untung saja Haruka sudah siap dengan balutan gaun pengantin warna putih yang sangat indah itu.

"Kau harus ingat ini Haruka, Nea adalah wanita yang sangat aku cintai, aku menikah denganmu karena dia yang memaksaku, kau jangan pernah berharap cinta dariku," jelas Lewis.

Haruka tersentak, tiba-tiba timbul rasa benci yang sangat besar kepada Lewis dan Nea, dia merasa di permalukan, tapi dengan sandiwaranya, Haruka mampu membendung rasa pedih itu dengan senyuman manis dan kata-kata lembut.

"Aku tahu, kak Nea bilang jika aku adalah adiknya, aku berterimakasih atas keikhlasan kak Nea mempersiapkan pernikahanku denganmu, hargai usaha kak Nea, janin dalam perutku ini adalah anakmu juga," ucap Haruka sok lembut.

"Cih! omong kosong, setelah ini, ibu dan adikmu akan datang, sopir pribadiku sudah menjemputnya. Atas permintaan Nea, aku perbolehkan mereka tinggal di mansionku," jelas Lewis.

"Terimakasih kak Nea dan tuan Lewis," ucap Haruka.

"Hm," jawab Lewis malas.

"Suamiku, kau jaga ucapanmu, kau terlalu kasar," tegur Nea.

"Iya, maaf!" ucap Lewis.

'Aku akan menghancurkan keluargamu menggunakan anakku ini, aku tidak rela menjadi korban lelucon isterimu yang sok bijak itu,' batin Haruka.

"Mari Haruka, kita harus segera menemui pendeta," ucap Nea sembari menggandeng tangan kedua mempelai.

"Baik kak," ucap Haruka dengan senyum palsu.

...* * *...

Nyonya Patricia menjadi pendamping pernikahan bersama sang suami, sedangkan di belakang mereka, ada ibu dan adik Haruka yang mengekor langkah keduanya menuju panggung pernikahan.

Kini Haruka dan Lewis saling berhadapan dengan sang pendeta berada di antara keduanya. Janji pernikahanpun terucap, setelah pendeta memberi pemberkatan pernikahan, mereka menyematkan cincin di jari manis masing-masing. Dengan sangat terpaksa, Lewis mencium kening Haruka.

Nea dan kedua anaknya duduk di kursi tamu, sebisa mungkin, Nea mengalihkan perhatian kedua anaknya agar tidak terpaku dengan prosesi pernikahan daddy mereka.

"Mommy, kapan kita memotong kue untuk daddy?" tanya Fea yang fokus bermain ponsel.

"Iya, Mom, kuenya nanti di curi semut seperti dongeng yang mommy ceritakan tadi malam," timpal Fany yang juga fokus dengan ponselnya.

"Sebentar lagi sayang, daddy akan memotong kue setelah ini," jawab Nea.

Nea beranjak dari tempat duduknya, dia menghampiri Lewis yang telah sah menjadi suami Haruka itu.

"Suamiku, kau bisa bantu aku?" tanya Nea.

"Apa?" tanya Lewis.

Nea membisikkan sesuatu di telinga Lewis. Pria itu mengangguk, tanda mengerti.

Melihat kebersamaan Lewis dan Nea, membuat Haruka gerah. Sang ibu yang mengetahui Haruka cemburu, langsung mempengaruhinya.

"Sejak dulu, Lewis hanya milikmu, wanita itu adalah ganjalan yang akan membuat hidupmu kesulitan," bisik sang ibu bernama Meylan.

"Iya kak, dia wanita busuk, dia menyuruhmu menikahi kak Lewis hanya agar terlihat baik di mata suaminya, kau harus menyingkirkannya, jadikan kau satu-satunya nyonya muda di mansion ini," timpal sang adik bernama Amaya.

"Kalian berdua bisa diam? ini akan menjadi awal yang buruk bagiku jika kalian terlalu gegabah, aku memiliki cara sendiri untuk menghancurkannya," ucap Haruka yakin.

"Kau mewarisi sifat licik ibumu," jawab Meylan.

"Aku sudah menghidupimu dan adik, masih saja membahas ibuku, diamlah ibu sambung, nanti ku beri kau uang yang banyak agar kau berhenti membahas kesalahan ibuku di masa lalu," ucap Haruka sambil menatap tajam ke arah Meylan, dia pergi begitu saja meninggalkan sang ibu dan adiknya.

"Anak itu! selalu melawan, ibunya telah merebut suamiku, anaknya 'pun sombong sekali," gerutu Meylan.

"Ssst! hentikan ibu, nyonya rumah ini sedang menuju kemari," ucap Amaya.

Saat nyonya Patricia dan tuan Hans menemui Meylan dan Amaya, mereka berubah sok manis dan sopan, setelah berhadapan dengan kedua anggota keluarga Haruka itu, nyonya Patricia memberikan pemahaman kepada Meylan dan Amaya.

"Ibu dan adiknya Haruka, pernikahan ini atas permintaan menantu kami, jadi kalian berdua harus tahu diri, status kalian apa di sini," ucap nyonya Patricia tegas.

"Dengan segala kerendahan hati kami, kami meminta maaf telah lancang datang ke mansion anda yang megah ini, tapi pernikahan ini juga karena kesalahan anak anda, jadi tolong jangan limpahkan semua hal buruk kepada anakku," jawab Meylan sok lembut.

"Beraninya kau?" gertak nyonya Patricia.

Tuan Hans membawa nyonya Patricia menjauh dari Meylan dan Amaya agar tidak terjadi pertikaian yang lebih jauh lagi.

Setelah keduanya pergi, adik Haruka bergosip tentang nyonya Patricia.

"Dia nyonya rumah yang galak," celetuk Amaya.

"Jika kau tahu, diamlah! dia akan memakanmu nanti, Haruka belum menjadi satu-satunya nyonya di rumah ini, tolong kau berhati-hati dalam berbicara," pinta Meylan.

"Maafkan aku ibu," ucap Amaya.

Di tempat yang berbeda, Lewis bersama sang isteri dan si kembar memotong kue yang telah di siapkan oleh W.O kepercayaan Nea.

"Aku yang potong kuenya dad," pinta Fea.

"Aku saja, aku lahir lima menit lebih dulu darimu, berarti aku yang memotong kue itu, iya kan mommy?" rengek Fany.

"Sudahlah, kalian jangan berdebat, potong kue bersama-sama ya?" ajak Nea.

...(Kue pernikahan)...

Akhirnya si kembar memotong kue pernikahan Lewis dan Haruka yang mereka kira adalah kue ulang tahun sang daddy. Mereka berempat terlihat sangat bahagia, Lewis tidak kuasa untuk mengoleskan krim di wajah Nea, begitu juga sebaliknya. Canda dan tawa ke empat orang itu sungguh nyata, membuat iri para mata jahat di sekitarnya.

'Bersabarlah Nak, ayahmu akan menjadi milikmu dan ibu seutuhnya setelah ini, tunggu saja kehancuranmu Nea! batin Haruka penuh kebencian sembari mengelus perutnya yang mulai membuncit itu.

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

Haruka gak tau diri yah

2021-12-31

1

Ninik H.

Ninik H.

lanjut

2021-12-03

1

Nulis terus✍️💪

Nulis terus✍️💪

Nea emang baik. othornya yang nakal 😭😭😭😭🤭🙏

2021-11-06

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!