4. Sandiwara

" Yoga.."

" apa?"

" kayaknya aku mulai suka deh sama kamu. Kamu mau jadi pacar aku??"

" huh?? Apa??"

" KAMU MAU GAK JADI PACAR AKU??!!"

Yoga hanya terdiam, tapi senyum manisnya benar-benar tak bisa ia tutupi.

" kok diem sih?? Oh, yaa aku lupa!! Kamu kan udah punya pacar, ya?? Yaudah gak apa-apa. Kutunggu duda mu, ehh aku tunggu kamu jomblo nanti deh."

" Ann.."

" hmm?"

" gimana caranya supaya aku bisa jadi pacar kamu?"

" hah?? Kamu mau selingkuh dari pacar kamu?? Kamu berdosa banget.."

" jawab aja gimana caranya."

" yaa putusin Marsha dulu lah, aku gak mau jadi pelakor diantara kalian yaa.. Tapi terserah kamu sih mau milih siapa."

" yaudah tunggu besok, aku bakalan bilang putus sama Marsha."

" ehh!! Ehh!! Aku gak nyuruh kamu cepet-cepet kok. Aku gak mau Marsha sakit hati juga. Aku cuman bercanda barusan."

" jadi kamu suka sama aku juga bercanda."

" nah, kalo yang itu serius. Aku bisa mempertanggung jawabkan hal itu."

" boleh kamu bilang sekali lagi?"

" sekali lagi."

" bukan yang itu, yang tadi kamu bilang.."

" aku suka sama kamu?"

" ya itu."

" berapa kali?"

" yaudah, gak jadi deh."

Yoga lebih dulu malu untuk meminta Andin mengulang kalimat yang membuat jantungnya kembali berdebar.

" Zayn Prayoga, aku suka sama kamu." ujar Andin lembut.

DEG.

Oke, ini sudah cukup membuat pipi Yoga terbakar. Bahkan ia tampak seperti pria yang sudah mabuk berat. Dengan segera ia mengantar gadis mungil berbahaya ini pulang kerumahnya. Jika ia menahannya lebih lama, mungkin ia perlu konsultasi dengan dokter jantung.

ESOK HARINYA.

" Ann.. Ada yang nungguin kamu tuh di depan!!" teriak ibu dari bawah.

" lho, siapa yang jemput aku pagi-pagi gini?" Andin yang masih bersiap menoleh keluar jendela.

DEG.

Ada apa ini?? Ia hanya melihat Yoga disana melambaikan tangannya. Ia bahkan tidak pernah merasakan hal aneh seperti ini saat bertemu kak Leo. Aneh.. Mana mungkin Anggun jatuh cinta dengan fans fanatiknya itu?? Lagipula ucapannya semalam hanya.. Hanya.. Sebuah ketidaksengajaan, mungkin.

" tumben jemput??" tanya Andin.

" harusnya aku yang nanya. Tumben mau dijemput??"

" lahh!! Emang kapan aku minta kamu buat jemput?"

" kan aku emang biasa nunggu kamu disini, kamu nya aja yang suka ngehindar."

" yaudah, maaf." ujar Andin yang tiba-tiba sudah ada di jok belakang motor Yoga.

" malu-malu tapi mau rupanya."

" yaudah, berangkat gak nih?? Ntar aku berubah pikiran!!"

" iya, iya_"

Lima belas menit berlalu, mereka akhirnya sampai di tempat tujuan dengan selamat. Hanya beberapa menit saat mereka baru turun, Marsha berlari menghampiri mereka.

" Ma.. Marsha.. Ini.. Aku bisa jelasin." Andin tiba-tiba gugup mengetahui Marsha melihatnya datang bersama Yoga.

" ihh, kakak ini kenapa sih?? Orang aku ada perlu sama kak Yoga bukan sama kakak." ujarnya sewot.

" kak gimana semalam?? Menang?"

" menang lah!! Udah pasti.." ujar Yoga.

" aku duluan ya, Ga." ujar Andin hendak pergi.

" ntar dulu, bel masuk masih lama." Yoga menahan Andin.

" Marsha.. Ada yang mau aku bilang ke kamu."

' Astaga!! Dia mau putusin Marsha sekarang?? Di depan aku??!!' batin Andin.

Andin semakin ketakutan. Tapi Yoga menggenggam lengannya dengan keras agar ia tak bisa lari. Ia tak akan sanggup melihat kejadian ini.

" Yoga.. Jangan sekarang." bisik Andin.

" aku mau kamu tahu."

" pliss.. Jangan sekarang."

Tapi Yoga seakan tak mendengar permintaan Andin itu.

" Marsha, aku mau kita putus."

' Astaga Yogaa!!' jerit batin Andin.

Plak!!

Sebuah tamparan mendarat di pipi kiri Yoga. Andin terpejam, mengira Marsha akan menamparnya. Namun ternyata bukan dia sasaran Marsha.

" kakak jahat!! Aku bilangin ibu baru tahu rasa!! Hiks.. Hiks.." Marsha berlari dengan tangisnya.

Aku panik saat itu dan langsung mengejarnya. Melepaskan genggaman Yoga yang mulai melemah.

' aku bilangin ibu?? Sejauh itukah hubungan mereka?' pikir Andin.

" Marsha!! Marsha!! Tunggu dulu.."

" ada apa lagi sih kak??" tanya Marsha.

" maksud Yoga tadi bukan begitu, dia.. Dia gak ada niat selingkuh dari kamu kok. Pliss.. Kamu bujuk dia buat balikan yaa. Kalian harus pacaran lagi. Kalo enggak.."

" kakak apaan sih??!! Masa iya aku pacaran sama kakak-ku sendiri. Aku masih normal lah kak!!"

" huh?? Kakak mana yang kamu maksud??"

" kakak yang kamu minta buat mutusin adiknya sendiri." tiba-tiba Yoga muncul dengan senyum puasnya.

" jadi kalian??!!"

" gimana?? Akting nangis aku bagus gak, kak??" tanya Marsha sambil menyeka air matanya.

" bagus sih, tapi kamu nampar kakak nya kekencengan. Lihat nih, pipi kakak jadi lebam gini!!"

" kakak lebay!!" mereka tertawa dan Andin hanya termenung.

" jadi kalian udah bodohin aku selama ini??!! Kalian jahat, ya?" ujar Andin dengan wajah yang serius dan pergi meninggalkan dua kakak adik itu.

" wah, gawat!! Dia marah, kak. Cepet kejar!!" ujar Marsha.

" Ann!! Andin!! Tunggu.." Yoga berlari mengejar Andin. Namun Andin tidak berhenti sama sekali.

Waktu istirahat.

" masih marah??" ujar Yoga menghampiri Andin yang tengah duduk sendiri dibawah pohon.

" yaudah, maaf. Tapi jujur sih.. Aku gak punya cara lain buat dapet perhatian kamu."

" seneng banget ya, udah gangguin aku. Sekarang mainin perasaan aku."

" bukan gitu.. Kamu juga udah nyakitin hati aku malam itu. Ditambah lagi kamu pergi sama Leo. Aku cuman bisa merhatiin kamu dari kejauhan."

Andin hanya terdiam. Ya, memang itu salahnya juga.

" waktu aku minta Marsha buat pura-pura jadi pacar aku, aku takutnya kamu malah gak cemburu. Tapi ternyata gaya cemburu kamu lucu juga."

" siapa juga yang cemburu."

" terus kenapa tiba-tiba kamu bilang suka sama aku??"

" iseng aja."

" iseng?? Yaudah kalo gitu aku mau nyari cewe lain aja."

" yaudah sana!!" ujar Andin geram.

Di tengah-tengah pembicaraan mereka, seseorang datang menghampiri.

" Andin.."

" kak Leo??" ujar Andin kaget.

" boleh aku bicara sama kamu?"

" bicara aja.."

" kayanya gak enak deh kalo disini, ikut aku yuk?"

" aku gak bisa, disini aja."

" perihal jawaban kamu waktu itu, gimana?? Maaf waktu itu aku bener-bener ada urusan penting yang gak bisa ditunda."

" urusan apa?"

" itu.. Aku nganter ibu aku ke rumah sakit."

" aku baru tau kalo ibu kamu sekolah disini."

" jadi, kamu??"

" ya! Aku lihat semuanya!! Kenapa??"

" tapi Ann, itu bukan seperti yang kamu lihat. Dia.."

" udah.. Udah.. Hush!! Hush!! Sana!! Ganggu suasana aja. Gak lihat apa aku lagi pacaran sama pacar aku??"

" pacar kamu?? Dia?" ujar kak Leo seraya menunjuk ke arah Yoga.

" iya!! Emang kenapa?? Ganteng kan??" ujar Andin memeluk lengan Yoga.

Yoga hanya terdiam dan memalingkan wajah nya yang mulai memanas.

" yaudah, kalo gitu kita putus!!" teriak kak Leo seraya pergi.

" lah sejak kapan kita pacaran, hah??!!" Andin mulai kesal dengan sikap kak Leo yang sudah kalah tak mau mengalah.

" udah, udah.. Dia udah pergi." ujar Yoga berusaha menenangkan Andin.

Yoga menatap Andin yang masih memeluk lengan nya. Berharap jangan dilepas, tapi tidak enak juga dilihat orang. Yoga bukan tipe orang yang terbuka dalam hal percintaan.

" ekhem!! Kak Leo nya udah pergi, tuh."

" iya tau. Aku juga punya mata kalii!!"

" sampai kapan mau meluk lengan aku?" ujar Yoga.

" jadi gak boleh?? Yaudah!!" Andin melepas lengan Yoga dengan kasar.

" ehh, bukan gitu.. Boleh, kok. Boleh.." Yoga dengan malu meraih tangan Andin agar menggandengnya lagi.

" hahaha.. Yoga.. Yoga.. Kamu bener-bener kayak kucing ya kalo lagi sama cewek."

" udah aku bilang, aku gini sama kamu aja."

" so sweet.."

" jadi kita_"

" jadian??" potong Andin.

" ehm itu_"

" jadian aja, ya?? Aku udah terlanjur suka sama kamu. Gak bisa jauh-jauh dari kamu. Kalo kamu gak ada aku ngerasa hampa. Kalo kamu deket sama cewek lain hati aku rasanya seperti terbakar. Aku cuman mau kamu_"

" udah cukup.."

" kenapa??" Andin menatap wajah pacar barunya itu.

" ohh, kamu phobia gombalan ya?? Atau kamu punya api unggun di pipi-pipi kamu?? Kenapa aku lihat sering banget pipi kamu memerah gitu??"

" gara-gara kamu." ujar Yoga seraya menutup pipinya.

" hahaha!! Kamu ada-ada aja. Aku gak apa-apain juga."

" kamu terlalu berani, terlalu blak-blakan, terlalu agresif, dan terlalu.."

" apa??"

" terlalu cantik."

Andin terdiam sejenak. Yoga tersenyum puas karena berhasil membuat gadis itu bungkam.

" lah emang aku udah cantik dari dulu kali!!" ujar Andin.

" iya, iya deh.. Masuk kelas yuk?"

" yuk!!"

Mereka berjalan menuju kelas masing-masing. Namun Andin bersikeras tak ingin melepas genggaman tangannya dari Yoga. Ia bahkan mengikuti Yoga sampai ke depan pintu kelasnya. Setelah ia yakin pacarnya itu duduk dengan benar, maka ia akan pergi.

Memalukan memang.. Tapi bagi Yoga yang sudah menantikan momen ini bertahun-tahun lamanya, ia siap menerima rasa malu itu.

To be continue..

Lebay gak?? Lebay gak?? Lebay lah!! Masa enggak!! 😂 Siapa nih couple goals kalian semasa sekolah?? Comment dibawah yaa!!

Comment juga apa mereka maaih sama-sama sampai saat ini atau udah pisah. AyuBae penasaran banget nih!!

Next!! 💪

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!