Andin & Yoga [TAMAT]

Andin & Yoga [TAMAT]

1. First day

Hey!! Kenalin nih, tokoh utama yg akan aku ceritakan kisahnya kali ini.

Namanya Andini Putri Gabriella.

...

...

Dia gadis mungil yang suka mencoba berbagai hal baru. Apapun yang menarik menurutnya, akan ia kejar sampai ia bisa mendapatkannya. Tapi kali ini ada hal lain yang menarik perhatian nya. Laki-laki yang selalu menguntitnya diam2 sejak ia duduk di bangku SMP yang sama dengannya.

" ahh, ini dia.." gumam Andin. Nama pendek nya.

" apa yang kau temukan sampai menghela nafas lega begitu??" tanya Jia, teman sebangku Andin.

Jia

...

...

" ini, lho.. Aku nyari upil dari tadi gak dapet-dapet. Udah dapet lega banget."

" astaga!! Jijik banget sih, Ann!!"

" hehe.."

" buang ahk!!"

" iya_iyalah!! Masa iya aku simpen di saku."

Bel masuk berbunyi. Waktu istirahat telah habis. Dua muda mudi itu segera memasuki kelas.

Pelajaran berlangsung dengan lancar hingga akhirnya jam sekolah pun selesai. Namun saat para siswa hendak keluar, beberapa siswa kelas lain tiba-tiba masuk kelas mereka.

" Jia, siapa mereka??" bisik Andin.

" kayak nya pengurus OSIS yang baru, deh. Kan kemarin mereka baru pelantikan."

" ohh.."

Andin hanya terdiam melihat mereka mulai membentuk barisan di depan kelas mereka.

" mohon maaf mengganggu waktunya. Kebetulan kami kesini membawa sebuah pengumuman sekaligus berita bahagia bagi kalian semua." ujar salah seorang dari mereka.

" berita apa kak?" tanya siswa disana.

" ada bazar amal yang sudah dibuka di lapangan sekolah kita. Dan hasil dari bazar itu akan disalurkan kepada orang-orang di sekitar sekolah kita yang memiliki kekurangan ekonomi, dan para lansia."

" bagi kalian yang ingin memberikan donasi, atau mungkin membeli barang-barang dan makanan yang kami sediakan, kami tunggu kehadirannya di lapangan. Sekian saja yang bisa kami sampaikan, terima kasih atas lerhatian nya." ujarnya lagi.

" wahh!! Ada makanan Jia!! Dateng, yuk??"

" itu gak gratis, Ann.."

" lah, emang kata siapa gratis? Kan udah dibilangin bazar amal. Kapan lagi lho kita jajan sambil beramal, ya kan??"

" yaudah, iya."

Lapangan mulai penuh dengan siswa siswi yang menjajah setiap sudutnya. Ingin melihat ada apa saja disana. Mulai dari makanan, kerajinan, barang seni, sampai pakaian ada disana. Tidak jarang sekolah ini begitu terkenal dengan kreativitas siswa nya yang tanpa batas. Namun bukan produk bazar yang membuat Andin tertarik, tapi..

" Hey!! Yoga?? Kamu disini juga??"

" ehh, i.. Iya."

Pemeran utama pria kita, Yoga.

...

...

" ngapain kamu disini?? Kamu jual apa??" ujar Andin seraya melihat-lihat barang yang dijual teman SMP nya itu.

" aku mencalonkan diri menjadi pengurus OSIS. Ini program baru kami tahun ini."

" ohh.. Boneka-boneka ini, kamu yang buat??"

" iya_"

" lucu banget!!"

" makasih."

" bilang lucu doang, beli kagak!!" ujar Jia dari belakang Andin.

" ihh!! Terserah aku dong!! Pembeli kan raja."

" gak, apa-apa kok. Lihat-lihat saja dulu. Siapa tahu ada yang suka. Oh, ya. Soal harganya yang sebelah sini tiga puluh ribu, yang kecil ini sepuluh ribu."

" ohh, yahh.. Sayang banget, ya. Uangku tinggal lima belas ribu. Kalo beli boneka kecil ini, mana cukup buat beli yang lain."

" ehh, gak apa-apa. Ini.. Buat kamu gratis aja satu. Kamu mau pilih yang mana?"

" yang.. Itu. Boleh??" ujar Andin sambil menunjuk boneka teddy bear yang paling besar.

" Ann!! Kamu tuh, ya. Udah baik hati dikasih gratis malah minta yang paling gede!!" Jia mencubit pinggang Andin.

" lah, kan dia nawarin aku buat milih?? Kalo aku pengen nya yang itu gimana?"

" udah-udah.. Gak apa-apa. Ini buat kamu, semoga suka ya."

" iya, makasih." ujar Andin yang pergi begitu saja meninggalkan Yoga.

Andin sudah pergi dan menghilang dari pandangan Yoga. Tapi jantungnya masih berdegup kencang. Ya, Zayn Prayoga. Lelaki yang sudah lama menyukai Andin. Namun tidak pernah bisa menyatakannya. Ia hanya bisa sementara menjadi temannya. Semoga saja benar-benar hanya untuk sementara. Namun entahlah.. Yoga merasa, sampai kapanpun ia tidak akan pernah mendapatkan Andin untuknya.

" Ann, kamu sebenarnya suka gak sih sama Yoga?"

" kenapa emangnya? Kamu suka, Jia?? Yaudah ambil aja."

" enggak gitu maksud aku. Gini lho, kok aku ngerasa kalo Yoga itu suka sama kamu ya? Cara dia natap kamu itu, lho. Beda banget.."

" lah emang dia suka sama aku."

" jangan ke geer_an kamu."

" Jia, kan kamu sendiri yang bilang Yoga suka sama aku. Kok kamu sendiri yang ngebantah kalo aku tau juga dia suka sama aku. Aneh.."

" ya, Aneh. Kamu juga lebih aneh. Ditaksir cowo ganteng kayak Yoga gitu so' jual mahal."

" aku bukan so' jual mahal aja, lagipula kalo aku emang gak cinta sama dia gimana? Harus pura-pura cinta, gitu? Ihh najis!!"

" kalian kan udah lama barengan, apa gak ada rasa gimana gitu?"

" entahlah, Jia. Aku capek. Udah di taksir cowo ganteng, di wawancarai paparazzi kayak kamu. Aku ngerasa jadi artis."

" tapi Ann.."

" udah udah.. Stop, ya. Artis nya mau istirahat dulu, kan besok masih banyak kerjaan. Bye, Jia!!" teriak Andin berlari meninggalkan Jia di persimpangan jalan.

Andin memang kadang sedikit terganggu dengan tingkah Yoga yang makin hari semakin menempel padanya. Ia kadang heran, hal apa yang ada pada dirinya hingga membuat Yoga se_tergila-gila itu.

" hai, aku Andini Putri Gabriella. Mau panggil Andin boleh, Ann boleh, Putri juga boleh." Andin menyapa pria baru yang duduk disampingnya.

" Zayn Prayoga."

...

...

" aku boleh panggil kamu siapa??"

" Yoga, panggil aja Yoga."

" oh, oke." ujar Andin singkat.

Pertama kali melihat gadis yang begitu imut dan lucu. Begitu berani menjabat tangannya. Jantung Yoga berdegup kala itu untuk pertama kalinya. Melihat tatapan mata Andin yang begitu cerah dan ceria. Senyumnya yang tidak pernah lepas dari bibir manisnya. Apakah Yoga mulai terobsesi dengan gadis ini?

" Andin?"

" ehh_ Yoga, kan?" ujar Andin menyapa teman barunya.

" kamu sering ke perpustakaan, ya?" tanya Yoga canggung.

" kadang-kadang, sih. Kalo aku lagi penasaran sama sesuatu."

" emang kamu lagi penasaran tentang apa?" tanya Yoga.

" Yoga."

" hah?? Aku?" pipi Yoga mulai memerah dihari pertama mereka bertemu.

" bukaan.. Itu lho, olahraga yang bisa buat relaksasi."

" ohh, itu_"

" oh, ya. Kamu sukanya apa?"

" Ehm_ aku? Banyak yang aku suka."

" kalo aku? Kamu juga suka sama aku??" Andin mendekatkan wajahnya secara tiba-tiba.

' Astaga!!' gumam Yoga dalam hati.

Yoga hanya terdiam melihat wajah Andin yang begitu dekat dengannya.

" lho, kok diem. Gak suka, ya?? Yaudah gak apa-apa." Andin menyipitkan bibirnya.

" bukan gitu, aku.. Apa boleh aku_"

" jadi_"

" temen kamu?" ujar Yoga dengan begitu bersusah payah.

" ya, boleh lah. Masa iya gak boleh. Kita teman sekarang." ujar Andin meraih tangan Yoga dan menjabatnya.

DEG.

" Andin!! Ini aku bawain makan siang buat kamu."

" wah makasih, ya. Aku pasti bakalan makan nanti siang."

" aku boleh makan bareng kamu?"

" boleh lah, masa gak boleh."

*Di Lain waktu.

" Andin, ini aku tadi mampir ke toko buku. Ada buku bagus buat kamu. Kamu kan suka sama hal-hal baru."

" oh, iya?? Makasih ya, kamu baik banget."

*Waktu berikutnya.

" Andin!! Pulang bareng, yuk?"

" a_ ayo.. Boleh."

*Waktu lain.

" Andin, aku nelpon kamu semalam kok gak diangkat. Lagi sibuk, ya?"

" ahh, iya. Aku banyak tugas semalam."

" bukannya kita sekelas? Perasaan hari ini kita gak bakalan ngumpulin tugas."

" ehh_ tugas buat Sabtu, ya!! Sabtu kan ada tugas, bener kan?" ujar Andin berusaha menghindar.

Dan seterusnya seperti itu. Yoga sudah seperti fans fanatik-nya selama ini. Gak pernah ada teman yang bisa se BAIK ini pada temannya. Niat Yoga terlalu mudah dibaca. Tapi Andin juga tidak pernah mendengarkan pernyataan cinta itu secara langsung darinya. Ia kadang bingung, bagaimana harusnya ia menyikapi lelaki ini. Apa ia harus dengan lantang bertanya apa Yoga benar menyukainya?? Lalu bagaimana jika tidak?

" aahhh.. Lelahnya." Andin membanting tubuh mungilnya ke atas ranjang.

Ia melihat sekeliling kamarnya yang sudah penuh dengan barang-barang pemberian Yoga. Ia sampai bingung akan menyimpan boneka teddy bear nya ini dimana.

" Disini aja kali, ya?" ujarnya menyimpan boneka besar itu di samping ranjangnya.

Andin langaung tertidur lelap saat itu juga. Namun beberapa jam kemudian dering telpon membangunkan tidurnya.

" halo?" ujar Andin dengan nada baru bangun tidur.

" aku di depan rumahmu, kau ada dirumah kan??"

" Yoga??!!"

Tanpa menjawab pertanyaan itu, Andin langsung melompat dari ranjang nya. Melihat keluar jendela. Dan benar saja, laki-laki penguntit itu sudah berdiri disana dan melambaikan tangannya pada Andin.

...

...

...

...

To be continue..

Next gak nih?? 😆😆

Versi lengkapnya ada di *******, ya!! 😘

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!