Hukuman Alin....

Revan menatap tak percaya dengan yang dia lihat di depannya. Seorang gadis cantik. Mata bulat indah dengan manik hitam yang dihiasi oleh bulu mata panjang dan lentik kemudian dibingkai oleh alis hitam rapi. Sangat serasi dengan hidung bangirnya yang indah dan bibir tipisnya yang sexy. Bentuk wajah yang tirus tapi tidak kurus ditambah dengan rambut lebat, panjang dan hitam yang tergerai indah. Kulit putih bersih dan ditunjang dengan tubuh tinggi bak model yaitu sekitar 173cm. Paduan yang sempurna untuk seorang gadis. Membuat siapapun yang melihatnya akan langsung mengagumi keindahan ciptaan tuhan itu.

"Kamu cantik. Tapi mengapa selama ini kamu selalu menutupinya. Bukankah itu adalah anugerah yang diberikan oleh Tuhan untukmu." Revan berkata sambil tetap menatap lekat pada Alin.

"Maaf pak, saya hanya orang dari kalangan ekonomi menengah ke bawah yang setiap hari perlu untuk bekerja keras demi sesuap nasi. Kehidupan kami keras dan butuh perjuangan. Kami gampang dilecehkan dan dijahati karena tak punya power untuk membela diri. Untuk itulah, sejak SMP, paman menyuruh saya setiap keluar rumah minimal pake masker dan baju lengan panjang agar terhindar dari kejahatan. Begitu kami keluar dari rumah, kami harus berbaur dengan berbagai jenis manusia yang kami tidak kenali entah itu di jalan, di angkot, di pasar ataupun di kantor." Revan tampak terdiam mendengar ucapanku.

"Contoh yang paling jelasnya saja 2 hari yang lalu di toilet pria. Yang terjadi itu bukan sesuatu yang direncanakan akan tetapi suatu kebetulan yang menimbulkan suatu kesalahan dan pada akhirnya saya yang harus menerima hukuman dari kebetulan tersebut."

Mendengar perkataanku, Pak Revan menyeringai menatapku.

"Nyindir nih maksudnya."

Aku hanya tertawa cengengesan. Memang sih aku mencoba menyindir secara halus kepada mereka yang akan memberiku sanksi atas kejadian 2 hari yang lalu padahal aku hanya berniat untuk membela diri dari pelecehan yang bapak itu hendak coba lakukan padaku.

"Yah sudah. Kalau begitu kejadiannya, aku akan mencoba membelamu di personalia. Aku akan mencoba memberimu keadilan." Kata Revan sambil tersenyum manis kepadaku. Senyuman itu manisss sekali. Lebih manis dari madu. Aku Belum pernah melihat senyum semanis itu. Menambah kadar ketampanan Pak Revan.

"Terima kasih, pak atas pengertiannya. Mudah-mudahan saya mendapat keadilan dan bisa terus bekerja di perusahaan ini." ucapku dengan mata berbinar-binar penuh semangat.

"Kalau tidak ada lagi yang dibutuhkan, saya permisi dulu pak. Mau kerja lagi."

"Okay, silahkan."

Setelah mendengar ucapan Pak Revan itu, aku pun langsung berbalik dan melangkah keluar ke arah pintu.

Revan masih terus menatap kepergianku sampai akhirnya pintu ruangannya tertutup sempurna, barulah kemudian dia berpaling ke arah jendela ruang kantornya.

'Sungguh kasihan gadis itu...dia harus berjuang keras untuk hidup layak. Aku mulai mengagumi gadis itu. Walaupun dia memiliki aset yang sangat berharga yaitu kesempurnaan fisik, akan tetapi dia tidak mau memanfaatkan itu untuk hidup layak. Salut akuuu, hmmm." Revan bergumam dalam hati. Setelahnya dia pun melanjutkan pekerjaannya memeriksa dokumen yang ada di atas mejanya.

……………………………………………………………………………………

Setelah keluar dari ruangan Pak Revan, tak lupa, Alin langsung mengenakan kembali maskernya. Rambut juga kembali diikat. Setelahnya dia melangkah ke ruang meeting untuk mengambil perlengkapan kerjanya.

Setibanya di sana, dia melihat Ardi dan Rani sedang mengepel dan membersihkan meja dan kursi. Aku langsung mengambil peralatan kebersihanku dan ikut mengelap meja dan kursi bersama Rani.

"Eh Lin, gimana? kamu diapain sama Pak Revan yang guanteng itu?" tanya Rani sambil tangannya tetap bekerja.

"Ngga, Ran. Aku cuman ditanyain masalah yang di toilet pria 2 hari yang lalu. Katanya kalau aku emang bersalah, akan diserahkan ke personalia biar di proses sesuai aturan yang berlaku."

"Wah ngga bener itu. Kalau kamu harus kena sanksi, aku ngga bisa terima. Di mana keadilan untuk kita orang kecil kalau membela diri saja tidak boleh."

"Kamu benar, Ran. Makanya aku sudah jelaskan ke Pak Revan kronologisnya dan beliau berjanji akan bersikap seadil-adilnya."

"Syukurlah kalau begitu. Aku makin ngefans aja ama boss Revan. Udah cakep, baik, ngga sombong pula." 😍 Mata Rani sudah menebarkan banyak tanda hati 😁.

Selanjutnya kami bertiga serius bekerja membersihkan hampir setiap bagian kantor. Sekali-sekali diselingi canda tawa.

Tak terasa hari sudah sore. Jam sudah menunjukkan pukul 17. 05. Kami segera turun ke ruang ganti di lantai 1. Bersiap-siap untuk pulang.

Setelah tiba di ruang ganti aku dan Rani akan mengambil pakaian ganti. Tapi tiba-tiba dari belakang kami, terdengar suara Ibu Vera. Ibu Vera mengepalai Divisi Housekeeping yang artinya dia adalah atasan langsung yang mengatur Job Desk kami.

"Alin, bukankah kamu tadi datang terlambat?" tanyanya dengan suara yang tegas.

"Iya bu. Saya mohon maaf untuk itu." jawabku sambil berbalik ke arah beliau.

"Baiklah. Sebagai gantinya, untuk hari ini kamu lembur yah. Kebetulan ruangan CEO di lantai 21 belum dibersihkan karena Ratna yang biasa bertugas di sana sedang sakit."

"Baik bu." jawabku.

"Tapi ingat, kamu jangan masuk dulu kalau CEO nya masih ada. Tunggu sampai beliau pulang baru kamu masuk membersihkannya. Jangan menyentuh sembarangan yah. Cukup menyapu, mengepel serta membersihkan bagian-bagian yang kotor. Berkas-berkas dan laci tertutup, jangan coba-coba kamu sentuh. Tidak boleh memindahkan atau menggeser satupun barang di ruangan itu. Cukup di bersihkan saja, lalu kembalikan ke tempat semula. Kalau ada yang berubah atau hilang, maka pekerjaanmu yang jadi taruhannya karena CEO kita itu orangnya disiplin dan keras. Toleransinya untuk orang lain amat sangat kurang. Kamu mengerti?"

"Iya bu. Saya mengerti." jawabku. 'Waduh...banyak sekali aturannya padahal khan hanya membersihkan." gumamku dalam hati.

……………………………………………………………………………………

**Maafin author yah kalau banyak typonya...soalnya ini novel pertamaku.

Please like and comment-nya yah readers kesayangan semua........😘**

Terpopuler

Comments

Conny Radiansyah

Conny Radiansyah

dimaklumi Thor ... btw, penulisannya rapi, dan bahasanya nyantai, ga bikin bosan... semangat ya 💪👍

2021-12-18

1

Ya_Na

Ya_Na

Thank You 🙏

2021-12-17

1

Ya_Na

Ya_Na

Thank You

2021-12-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!