Tidak lama berjalan, Alin telah sampai di kantor. Jam sudah menunjukkan pukul 13.20 menit. Dia pun bergegas ke ruang ganti untuk berganti pakaian dengan seragam OG. Dia berusaha untuk melupakan kejadian tadi dan mulai melakukan pekerjaannya dengan baik. Sehari-harinya, dia bertugas di 17 bersama dengan satu orang OB yaitu Ardi dan 1 orang OG yaitu Rani. Di perusahaan ini, setiap OG dan OB memiliki tempat yang menjadi tanggung jawab masing-masing.
Setelah berganti pakaian, Alin pun langsung menuju ke lift sambil membawa perlengkapan bersih-bersihnya seperti lap, sapu dan alat kebersihan lainnya dan tak lupa pula mengenakan kembali maskernya yang sempat terlepas saat berganti pakaian.
Sesampainya di lantai 17, dia pun mencari Ardi dan Rani. Ternyata mereka sedang berada di ruang meeting khusus Divisi keuangan. Sekedar info kalau lantai 17 ini di khususkan untuk Divisi Keuangan.
"Maaf Ar, Ran, aku terlambat." kataku dengan nada sesal.
"Ngga pa-pa koq, Lin. Biasa aja kalee..."Rani menjawabnya dengan nada jenaka. Memang kedua orang ini adalah temanku yang terbaik. Mereka berdua selama ini banyak membimbing dan membantuku dalam hal pekerjaan.
Aku pun tersenyum mendengar jawaban Rani. "Kalian udah makan siang?" tanyaku pada mereka.
"Udah, tadi ditraktir makan siang ama Pak Revan. Dia juga nyariin kamu loh."
"Ada apa Pak Revan nyari saya?" tanyaku.
"Entahlah, tadi dia nitip pesan. Kalau kamu udah datang, disuruh ke ruangannya."
"Ada apa sih. Orang baru datang juga. Belum sempat kerja ehhh ada hal lain lagi yang harus dilakukan." kataku sambil menggerutu😌
Mendengar gerutuanku, Ardi langsung menyela "Udah, ngga usah ngomel. Buruan sana gih. Siapa tahu mau di kasih amplop...."
"Iya. Dikasih amplop coklat yang isinya bunga bangkai". Belum sempat Ardi menyelesaikan ucapannya, Rani langsung menyelanya.
Mereka bertiga langsung tertawa.
"Ayo Lin....mau aku anterin ngga?"
"Ngga usah deh, Ran. Terima kasih. Aku cuman ngga enak aja ke kalian yang sudah dari pagi kerja." 😒 setelahnya akupun melangkah keluar dari ruang meeting dan menuju ke ruangan Pak Revan yang merupakan Manager Keuangan.
Tiba di depan ruangan Pak Revan, aku berhenti sejenak karena ragu. Pikiranku sudah kemana-mana. Berusaha menebak dan mengira-ngira. Tapi sekuat apapun aku berusaha menebak, tetap tak menemukan jawabannya.
Akhirnya akupun mengetuk pintu ruangan tersebut.
Tok....Tok.....Tok.......
Tidak lama terdengar sahutan dari dalam yang menyuruh masuk. Tidak menunggu lama, aku membuka pintu yang ada dihadapanku.
"Siang pak." Setelah membuka pintu aku langsung menyapa laki-laki tampan yang sedang duduk di belakang meja besar sambil membuka sebuah map. Pria itu mendongak dan menatap ke arahku. Dia menatapku lama.
"Ehmm........maaf, katanya bapak memanggilku."
"Iya betul. Silahkan duduk." Revan langsung memutuskan tatapannya.
Kemudian aku langsung duduk di kursi depan Pak Revan.
Revano Bramantyo atau biasa di panggil Revan adalah sepupu Keanu dari pihak ibu. Kakek dari pihak ibu mereka bersaudara. Ibu Revano yaitu Alice kemudian menikah juga dengan orang Indo yaitu Pramudya Bramantyo. Sama juga dengan Ibu Keanu, Catherine yang akhirnya menikah dengan orang Indo yaitu Arjuna Satya Pradana. Itulah mengapa Keanu dan Revan sama-sama memiliki garis wajah ke bule-bulean.
"Baik pak. Bisa bapak jelaskan, mengapa saya dipanggil menghadap?"
"Gini Alin, begitu kamu biasa dipanggil khan?." aku hanya mengangguk.
"Kamu sudah berapa lama kerja di perusahaan ini?"
"Sebagai Freelance 2,5 tahun dan karyawan 2,2 tahun."
"Mmmm....cukup lama juga yah. Itu berarti kamu di perusahaan ini sudah sekitar 5 tahun." aku hanya mengangguk.
"Selama kamu kerja di sini, apakah teman-tekbgtmanmu ada yang mengenalimu dengan melihat wajahmu?" aku menggeleng.
"Selama ini, sebagai atasanmu, aku tidak pernah mempersoalkan hal itu bukan?" lagi-lagi aku hanya mengangguk.
"Tapi 2 hari yang lalu, ada klien kantor yang membatalkan kontrak kerja samanya setelah bertemu kamu di toilet pria. Ada apa?. Sebenarnya pihak personalia ingin mengambil alih persoalan ini tapi aku meminta kebijaksanaan mereka untuk membiarkan aku yang menanganinya karena biar bagaimana pun, kamu adalah bagian dari Divisi Keuangan. Sekarang tolong katakan padaku apa yang terjadi." Kata Revan dengan nada tegas.
Setelah lama terdiam, akhirnya akupun berkata "Maaf pak, itu hanyalah sebuah kesalahpahaman saja."
Revan tersenyum menyeringai "Kamu pikir aku bodoh yah. Kalau memang hanya kesalahpahaman, bagaimana mungkin klien itu membatakan kontraknya."
"Atau gini aja deh. Sepertinya kamu tidak menganggap serius persoalan ini. Aku serahkan saja persoalan ini ke Personalia biar mereka yang memutuskannya. Tapi kamu tahu khan konsekuensi yang kemungkinan bisa kamu terima yaitu pemecatan."
"Bantu saya, pak. Saya tidak ingin dipecat." Kataku melas.
" Baiklah, mengingat kinerja kerja kamu yang bagus maka saya akan berusaha bantu kamu. Jadi tolong bicaralah yang sejujurnya."
"Baik pak."
Setelah menarik nafas panjang, akupun mulai menjelaskan.."Hari itu seperti biasa, saya lagi membersihkan toilet pria. Saat menyikat lantai kamar mandi, tanpa sengaja wajahku terkena siraman air desinfektan. Jadi, saya segera membuka masker yang saya kenakan agar saya bisa membasuh wajah. Tapi tanpa saya sadari ternyata sedari tadi Bapak itu melihat saya. Entah bagaimana bisa, tiba-tiba bapak itu mendekati saya lalu memelukku dari belakang..Saya secara refleks berbalik dan menamparnya. Tidak cukup sampai disitu, dia masih tetap berusaha untuk melecehkan saya dan mengatakan bahwa dia.akan bertanggung jawab dan menjadikan saya istri kedua. Otomatis saya semakin emosi dan menendang selangkangannya. Setelah itu saya meninggal".
"Apa omonganmu bisa dipercaya? apakah itu bukan imajinasimu semata yang merasa dirimu terlalu cantik sehingga semua lelaki akan menyukaimu dan akan melakukan apa saja untuk mendapatkanmu? mengingat bapak itu adalah orang kaya yang bisa menyewa berapapun wanita untuk memuaskannya daripada mempermalukan dirinya sendiri dengan berusaha melecehkan OG di kamar mandi."
Mendengar omongan Pak Revan yang terasa pedisnya sampai ke hati..Akupun tersenyum samar dalam maskerku.
'Kira-kira, kalau anda bertemu saya dalam kondisi begini, apa yang akan anda lakukan?" Selesai berkata,.akupun langsung membuka masker dengan tangan kanan dan ikat rambut dengan tangan kiri.
………………………%……0…0%…0………………………0……0
Jangan Lupa Like dan Comment-nya buat Author...biar tambah semangat nulisnya. 🤗🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Rita Mahyuni
kayaknya revan suka ditendang nich🙃
2024-04-30
0
Conny Radiansyah
Revan pasti kaget, kalo macam" bisa kena tendang juga 🤣🤣🤣
2021-12-18
1
yuuki
waaaw bapa Revan akan tercengang stelah melihat wajah Aline dong 🤭🤭🤣
2021-12-17
1