Kini Laxzus mulai memberikan berbagai macam tehnik bertarung, ilmu alkemis dana array padanya dan tidak butuh waktu lama sudah mampu membuat pil dewa kelas tinggi dan menguasai array tinggkat dewa tertinggi, walau dharma masih di ranah half saint namun kekuatan spritualnya tidak terbatas sehingga mampu melampaui ranah yang lebih tinggi dalam membuat array.
Di dalam ruangan kini dharma menyuling pil untuk menerobos ke dalam ranah immortal, dalam seminggu setumpuk pil tingkat dewa sudah di suling olehnya dari bahan bahan yang di berikan oleh laxzus sebelumnya.
Dharma tidak pernah menghitung sudah berapa hari, bulan maupun tahun dia sudah di dunia ini, jika dia lelah maka dia akan istirahat dan makan saat lapar, itulah yang selalu dia lakukan selain berlatih dan berkultivasi.
Kini dia mulai duduk bersila dan mulai memasukan ratusan pil dewa ke dalam mulutnya sekaligus dia berharap akan menembus ranah immortal dalam sekali jalan, dia tidak takut tubuhnya meledak karna fondasi dan tubuh fisiknya kini sudah sangat kuat.
Sebulan berlalu, terdengar suara ledakan teredam dan menghancurkan array tingkat sembilan yang dia buat sebelumnya dan mengguncang dunia yang di tinggalinya itu
“akhirnya aku akan pulang…” gumamnya setelah mengetahui kalau dirinya sudah menerobos ke ranah dewa tertinggi.
“cepatlah keluar…. Jangan membuat gubuk ini hancur dengan petir ilahi yang akan datang….” Laxzus memerintah.
Deg…
“apa itu petir illahi…?” dharma tidak mengerti karena belum pernah di kasi tahu oleh laxzus.
“setelah keluar kau akan tahu sendiri, aku lupa memberithaumu sebelumnya, mungkin akan sedikit menyakitkan” lexzus bicara tanpa rasa bersalah, namun tidak kawatir karna tubuh dharma adalah tubuh terkuat saat ini petir kesengsaraan tidak mungkin bisa menyakitinya.
“seraplah petir itu agar kamu bisa mengaktifkan tubuh petir yang sudah ku hadiahkan kepadamu sebelumnya” suara laxzus acuh tak acuh, yang sempat memberikan tubuh petir ke dharma dan lupa memberithaunya.
“ini …makanlah sebelum menerima petir Illahi”, laxzus menyrahkan beberpa pil yang bisa membantu dia menahan dan menyerap petir.
Dharma segera menghilang dari aula dan muncul di sebuah bukit dengan teknik teleportasinya, langit yang biasanya tidak pernah gelap kini sudah gelap gulita, awan hitam menggulung, petir menyambar nyambar, seakan duania ini mau kiamat.
Ctarrrr….. Duar…
Tiba tiba petir menyambar tubuh Dharma, walaupun tubuhnya tidak mengalami luka dalam maupun luar namun rasa sakit masih tetap dia rasakan, kini dia bersusah payah untuk menyerap petir itu dengan sekuat tenaga.
Sebulan penuh petir berbagai warna terus mendera tubuh dharma dan selama itu pun dia menyerap petir tersebut sampai kini dia pun memeiliki tubuh petir yang sempurna dan mampu mengendalikan petir sesuka hatinya.
Kini dharma duduk di dalam kawah yang dalamnya hampir seratus kilometer, dia tidak menyangka kalau gunung yang dia duduki sebelunya akan menjadi kawah yang sangat dalam.
“Tuan laxzus, apakah sekarang saya sudah boleh pulang…?”, Dharma sudah sangat rindu rumahnya bertemu anak dan istrinya dan menganggap semua ini adalah ujian agar dia bisa pulang.
“Lihatlah dirimu, gantilah bajumu, stabilakan kekuatanmu, tapi sebelum itu mendekatlah..!” laxzus memeanggil sebelum dharma berganti baju.
“ada apa Tuan …?” dharma mendekat dan melihat laxzus mengulurkan telujuk ke dahinya.
“kamu sudah mencapai ranah dewa sekarang, alam fana harusnya tidak bisa menahan kekuatanmu yang besar itu jadi aku akan berikan padamu teknik untuk meurunkan kekuatanmu ke ranah yang sesuai dengan yang kamu inginkan” laxzus mengirimkan cahaya ke kening dharma dengan telunjuknya.
“gantilah pakaianmu, aku kan menunggumu di auala” laxzus langsung berjalan menuju aula
Setengah jam kemudian Dharma sudah berganti pakaian dan duduk di aula bersama dengan laxzus.
“kamu mungkin tidak menghitung sudah berapa lama kamu ada di dunia ini, tapi di duniamu ini baru beberapa jam saja, jadi jangan terlalu khawatir, anak dan istrimu masih tidur” laxzus menuangkan teh ke gelas dharma.
“kini tugasku sudah selesai, di dalam cincin itu ada harta benda obat dan herbal yang tak terbatas yang bisa kamu gunakan untuk keperluanmu, setelah ini kita tidak akan bertemu lagi, kalo kamu masih ada yang mau di tanyakan bisa kamu tanyakan sekarang” ada senyum kepuasan dan ketenangan di wajahnya.
“tidak ada tuan…. Terimkasih atas semunya” Dharma tahu walaupun yang sekarang ini hanya bagian kecil dari jiwa Laxzus, namun dia sudah menunggu kebebasan ini selama ratusan dan bahkan ribuan tahun lamanya.
“ingat di dalam kekuatan yang besar akaa ada tanggung jawab yang besar, aku tidak bisa membocorkan rahasia ilahi, kedepannya kamu akan mengerti apa yang aku maksud dengan itu” tubuh laxzus mulai transparan dan menghilang.
“Bayangkanlah rumahmu maka kau akan keluar begitu juga sebaliknya” kata laxzus menggema di udara.
Tanpa sadar dharma meneteskan airmata setelah kepergian Laxzus, biarpun dia tidak pernah menghitung dia selalu merasa kalo dia sudah tinggal dengannya puluhan tahun, setelah membereskan semuanya dharma kemuadian membayangkan rumahnya dan tiba tiba pemandangannya berubah menjadi meja kerjanya.
Dia melihat waktu di komputernya sudah menujukan jam lima pagi, yang berarti dia hanya tiggal di dunia laxzus selama lima jam saja, dia kemudian mengintip anak dan istrinya dan melihat mereka masih tertidur lelap, diapun kembali duduk di meja kerjanya.
Kini Dharma memeriksa isi cincin dimensional yang di berikan oleh laxzus dengan kekuatan sepeiritualnya, dia sangat terkejut melihat gunungan emas, gunungan uang, senjata, pil dan banyak lagi, dia langsung teringat perkataan Laxzus bertahun tahun yang lalu, dia bilang kalau masalahnya akan terselesaikan setelah keluar dari sana, tanpa sadar dia sangat bersyukur bertemu dan dipilih oleh Laxzus.
lima belas menit kemudian dia memutuskan pergi ke pasar dan memasak buat anak dan istrinya, kebetulan hari ini adalah hari minggu jadi anak anak tidak sekolah, dia masuk ke kamarnya mengambil kunci sekuter untuk pergi kepasar walau dia bisa berteleport tapi itu akan memebuat orang gempar nantinya.
Dua puluh menit kemudian dia sudah kembali dari pasar dan mulai memasak, dia coba memilah ingatan yang diberikan laxzus tentang memasak dan menemukan banyak sekali teknik memasak masakan di seluruh dunia dan memilih satu yang paling sederhana, tidak mnunggu waktu lama semua masakan sudah tersaji, diapun pergi ke kamar membangunkan anak dan istrinya.
“bangun sayang…” dia membangunkan istrinya sembari mencium keningnya, diikuti anak anak yang bangun karna mendengar ibunya bangun lebih awal.
Dharma duduk di lantai menghadapi makanan, karena di kontrakannya ini tidak cukup luas untuk menarus meja makan, jadi mereka makan lesehan di lantai.
“pak…dimana dapat uang, kalo onlinenya untung kan lebih baik di tabung buat bayar utang dan kebutuhan yang lain, jangan dihamburin begini, makanan ini terlalu banyak dan mahal” keluh istrinya
“sudahlah makan dulu ceritanya nanti, ayo kita makan” dharma memandang istrina dengan kasih.
“hore… makan enak ...” ketiga anaknya serempak.
Istri Dharma bernama Lusi, dia dari keluarga petani juga di kota yang sama dengan kampung halamannya, mereka memiliki tiga anak Dea, Dina, dan Deka anak laki laki satu satunya yang masih berumur hapir empat tahun, sedangkan Dea sudah kelas lima sekolah dasar dan Dina sudah duduk di sekolah menengah.
Selesai makan lusi pergi ke dapur bersama Dina untuk mencuci pring dan Dea bermain dengan Deka, Dharma berpikir apakah dia harus jujur pada istrinya atau tidak, dia takut istrinya tidak akan mempercayainya. Belum sempat membuat alasan yang masuk akan istrinya datang dan duduk di sebelahnya.
“pak dimana dapat uang buat beli makanan sebanyak dan semahal itu” istrinya khawatir suaminya terlalu banyak menghabiskan uang hari ini.
“semalam kita dapat rejeki, tradingku sukses dan kita bisa dapat uang, lihatlah…. Ini sisanya, sudah aku ambil tadi di atm sebelum ke pasar” Dia mengeluarkan beberapa ratus ribu dari cincin dimensional yang dia samarkan disakunya agar istrinya tidak curiga.
“baiknya kita jangan terlalu boros pak, kebutuhan sudah semakin banyak sekarang dan semua semakin mahal” keluh istrinya.
“iya ma…. tenang saja, mulai hari ini hidup kita akan berubah…” mata dharma menyiratkan semangat yang tinggi, tekad yang kuat dan penuh rasa syukur.
Hari itu tidak banyak yang merek kerjakan di rumah karena pasar trading juga libur hari sabtu dan minggu, dharma hanya ingin menikmati sedikit kehidupan yang tenang tanpa mikirin hutang dan cara menghasilkan uang lebih.
Sore harinya, dia duduk di teras sambil menunggu istrinya membeli lauk untuk makan malam, dia merasakan kalau energy qi di dunia nyata ini tidak setebal di dunianya lexzus sehingga akan susah bagi cultivator naik tingkat dengan cepat disini, mungkin inilah yang menyebabkan laxzus harus melatihnya di dunia buatanya sendiri piker dharma.
“pak… ayo makan” tanpa sadar makan malam sudah tersaji di depannya, dia di kejutkan oleh panggilan istrinya. Mereka pun makan bersama seperti yang biasa mereka lakukan setiap harinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
ayam receh
uihh gaskanlah
2021-11-26
1
Amri Mardha
mantap
2021-10-26
1
Ni Putu Diah Wulantari
lanjut thor
2021-10-22
3