Dengan mata tertutup, Jovita merasakan napas hangat dari hidung Leon menyapu wajahnya, ia bisa merasakan kalau lelaki sangar itu lagi menatap wajahnya, merasakan jari –jari Leon menyentuh luka di kepala dan luka di pelipisnya, Leon mengoleskan salep luka ke bagian yang terluka.
‘Ada apa dengannya ? Kenapa ia mengobati lukaku, apa dia bertobat?’ Hara membatin.
Ia merasakan lengan kuat itu merangkul tubuh mungilnya ”
Buat aku tertidur lagi,” ujar Leon mendekap tubuhnya.
Memperlakukan seperti boneka kecilnya.
Sebelum ia tertidur, Jovita tidak berani bergerak walau tubuhnya terhimpit karena dirangkul kuat, dan di perlakukan bagai boneka beruang oleh Leon, ia tetap diam tidak mau menggerakkan bagian tubuhnya.
Rasa takut membuatnya sangat lemah.
Ia mulai merasakan napas lelaki itu bernapas teratur, itu artinya ia sudah tidur, Jovita baru berani membuka matanya, ia menarik nafas panjang menahan rasa tegang di dada.
‘Kenapa harus memeluk tubuhku, baru bisa membuatnya tidur?
Memangnya aku boneka kelinci apa? Atau boneka panda ? kenapa tubuhku yang kamu lukai ini yang bisa membuatnya tertidur, dasar lelaki aneh’ Hara membatin.
Bahkan dalam tidurpun, ia terlihat seperti orang yang banyak beban hidup, ada kerutan di keningnya.
Mata Hara penasaran dengan kerutan di wajah Leon, hampir sama dengan kerutan-kerutan di wajah kekasihnya.
‘Ben aku merindukanmu’ bisik Hara.
Ia menyentuhnya dan meratakan kerutan –kerutan itu, Leon merasakan apa yang di lakukan jovita pada keningnya, gerakan dan sentuhan sekecil apapun bisa membangunkannya, sikap kewaspadaan seperti itulah yang bisa membuat ia bisa bertahan hidup sampai saat ini, resiko pekerjaan membuat nyawanya selalu terancam.
Maka saat jovita meraba kening dan mengusap kerutan-kerutan di keningnya.
Leon tahu apa yang di lakukan wanita yang di kekaphnya itu.
saat kerutan itu menghilang, ia tersenyum, tapi saat leon sengaja membuat kerutan di keningnya,
“Ckkk”
Ia terdengar berdecak kesal dan meratakan kulitnya lagi, ia merasakan tangan mungil, Jovita menyentuh pipinya tangan mungil itu membuat jantung lelaki itu berdegup sangat kencang.
Tidak pernah seorang pun yang pernah menyentuh pipinya seperti itu, terakhir hanya ibu dan kakaknya yang selalu melakukan itu waktu ia masih kecil, saat ia mendapat peringkat satu dulu di kelasnya, kakak dan ibunya selalu memujinya dan Ibu akan mengecup pipinya.
Tapi sudah sangat lama, ia sudah sangat lama juga tidak merasakan bagaimana rasanya di sayang dan diberi perhatian.
Terbayang pada sang ibu, tiba-tiba ia merasa dadanya kembali panas.
Leon marah saat mengingat hal itu, saat ia ingin marah dan ingin menghentikan tangan Jovita, tetapi tiba-tiba gerakan tangan jovita melambat dan berhenti. Ia tertidur juga, tangan itu masih di wajah Leon.
‘Bukanya dia sangat membenciku dengan semua yang aku lakukan padanya, lalu kenapa dia menyentuh pipi ini?”
Leon menatap wajah polos Jovita.
Leon semakin memeluknya, rasanya damai, ia rasakan saat memeluk tubuh mungil Jovita, ia bis tidur lagi bahkan terbawa mimpi, bermimpi indah bertemu ibu dan kakak perempuannya, bahkan ada lelaki paruh baya bertubuh tinggi yang ia yakini itu adalah bapak Leon.
Bapak panggil Leon dalam mimpi, mereka terlihat tertawa bersama lelaki bertubuh tinggi itu, menaikannya ke pundaknya dan berlari mengelilingi rumah, dan kakak perempuannya mengejar dari belakang, sementara ibunya hanya tertawa melihat kelakuan anak-anak dan suaminya, tawa ibun lebar terlihat sangat bahagia.
“Bapak, mama, cece,” panggil Leon dalam mimpinya, tawa riang itu semakin menjauh, ketiganya melambai padanya, hingga menghilang.
‘Mereka bertiga terlihat bergembira dan bahagia, sementara aku di sini sengsara dan tidak ada siapapun yang aku miliki, ini tidak adil bagiku, mereka meninggalkanku dalam kesedihan ini’
Leon mengusap matanya yang berair
Leon membuka mata, ia tersadar kalau hanya mimpi saat melirik ke sampingnya, wanita itu masih tidur pulas di lengannya.
Leon menyentuh pipi Jovita dengan jari-jarinya, wanita itu benar-benar jadi jimat untuknya, bisa membuatnya tidur nyenyak, karena setiap kali ia tidur dengan Jovita, tidak ada mimpi buruk itu lagi. Ia bahkan sangat senang saat bisa melihat wajah ayah yang sangat ia rindukan, walau hanya mimpi.
‘Baiklah, kamu akan jadi bantal ku mulai saat ini’ ucap Leon dalam hati, ia menatap jovita, lalu melanjutkan tidur kembali.
Leon terbangun setelah ia berhasil tidur sangat nyenyak beberapa jam, ia merasa tubuhnya sangat segar.
Saat menoleh ke samping, lagi-lagi ia melihat hal lucu dari Jovita, ia memasukkan jempol tangan ke dalam mulutnya.
“Ckkk … dasar, memangnya kamu masih anak bayi apa, ngemut jempol,” ucap Leon, bibirnya tersenyum tanpa sadar, gara-gara melihat kelakuan Jovita yang seperti bayi, ia menarik tangannya dari bawah kepala Jovita.
Ia merenggangkan tubuhnya, ia meraih ponsel di atas nakas menekan nomor Toni
“Bawakan makan siang ke kamarku,” ia memberi perintah pada Toni
Mata toni menyengit bingung, karena ia di suruh membawa nampan makanan ke kamar Bosnya, ini pertama kalinya ia membawa makanan, biasanya ia bertugas mengurus hal-hal besar dan proyek-proyek besar, tetapi kenapa kali ini dirinya malah mengantar makanan?
“Biar saya saja Ton’ nanti tumpah,” Bi Atin khawatir saat lelaki berkulit putih itu mengangkat nakas makan.
Tok … Tok ….!
“Masuk….!”
“ Saya datang membawa makanannya, Bos”
“Letakkan saja di sana”
Leon masih posisi duduk di samping tubuh Jovita yang sengaja ia tutupi pakai selimut dan menyisakan kepalanya, penampilan Leon yang bagian dadanya terbuka , siapapun yang sudah melihatnya pasti bisa menebak, apa yang mereka lakukan.
Sepertinya, Leon sengaja ingin memperlihatkan pada Toni, kalau wanita itu miliknya dan mereka habis melakukan aktifitas panas.
Toni bersikap biasa saja, ia meletakkan keranjang makanan dan melangkah keluar.
“Hai..!bangun temenin aku makan.”
Leon membangunkannya.
Ia duduk, kesadarannya belum pulih, masih duduk, ujung jari- jari jempol masih menempel di mulutnya, Leon masih berdiri melihat tangannya masih menyangkut di mulutnya, tapi saat sadar Leon menatapnya, ia buru-buru menarik jempolnya saat sadar ada Leon di dalam kamar.
Wajahnya memerah karena leon menatapnya dengan tatapan geli, ia menunduk menyembunyikan tangannya di bawah selimut
“Cepat bangun dari sana, aku mau makan.”
Tidak pakai lama, Jovita bergegas menuruti perintah bos, ia membuka penutup makanan itu, meletakkan di meja dan ia mundur,
“Kamu mau ngapain”
“Silahkan dimakan, saya akan menunggu disni,” ujar Jovita hormat.
“Duduklah, temenin aku makan”
Rasa takut itu, telah mengubahnya menjadi gadis penurut, ia tidak membantah, duduk di depan Leon, Ia menyendok sedikit ke piringnya dan menemani leon makan, keceriaan yang biasa yang di tunjukkan, kini sirna seiring penderitaan yang ia alami.
Ia jadi gadis penurut dan selalu melihat Leon dengan ketakutan, dulu di dalam hutan bagaimanapun ia memarahinya atau menyakitinya , Hara tetap ceria , tidak takut padanya dan bersikap ceria, itu juga kadang yang membuat lelaki itu marah.
Tapi kali ini, wanita itu bersikap seperti yang ia inginkan, ia jadi penurut dan melakukan apa yang ia inginkan, tapi lagi-lagi ia tidak menyukainya.
‘Ada apa denganku?’ Leon melihatnya dengan tatapan sinis.
Jovita terlihat hanya memakan sedikit makanan yang di depannya, ia terlihat tidak berselera, tatapan matanya kosong, sakan-akan masuk ke dunia lain
“Hmm” Leon batuk kecil membangunkan dia yang sedang termenung, dengan cepat tangannya menuangkan minuman ke dalam gelas dan menyodorkan ke depan Leon, menyudahi makannya.
Ia pikir Leon memarahi karena ia lama makan.
“Apa kamu sudah selesai? Apa makanannya tidak enak?”
“Enak Tuan.”
“Jangan panggil aku tuan, kamu tidak boleh melakukannya, kamu boleh panggil aku seperti panggilan mu padaku selama ini, hai, lelaki pemarah, lelaki bertulang keras, ular Naga, bukankah dulu kamu memanggilku dengan sebutan itu?”
“Tidak … saya tidak akan melakukannya lagi, maafkan saya selama ini, mulai hari ini saya akan patuh pada perintah mu,” kata Jovita.
Leon tiba-tiba diam.
Mendengar penuturan Jovita, ia merasa ada bagian dalam dadanya yang terasa sakit,
“Beresin ini, aku sudah tidak berselera lagi, cepat sembuhkan bibirmu aku ingin menikmati tubuhmu lagi, aku tidak ingin melihat luka itu,”
“Baik”
Dug ….!
Jantung Leon tiba-tiba berdetup saat Jovita mengiyakan semua permintaanya.
Ia ingin marah tapi untuk apa?
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 494 Episodes
Comments
Mr.VANO
leon tergolong dah sakit jiwa
2024-05-22
0
Levi ackerman_
dada gua nyut nyut-nyutan
2022-07-23
0
Meili Mekel
mau jadi penurut marah tdk pun marah
2022-06-21
0