PART 18
Temani Aku Tidur
“Kenapa? Kenapa kamu kasihan padanya.
Lalu apa kamu tidak kasihan padaku? Keluarganya yang membuatku menjadi seorang Monster.”
Leon menatap tajam
“Tapi yang melakukanya Ayahnya, bukan wanita itu, ia hanya gadis kecil saat itu”
“Aku tidak perduli ia gadis kecil atau bukan, kakakku juga masih remaja saat itu, ibuku juga hanya wanita tua yang sakit-sakitan.
Jadi berhenti menggurui ku.”
Leon akan bertambah gila jika membahas keluarganya, saat ia mencengkram baju bagian dada Toni, saat itu pintu terbuka, mata Jovita melotot ketakutan, Toni di perlakukan kasar lagi sama Bosnya.
Ia berpikir kalau itu karena ia lagi
“Dia ada di sini Bos,”ujar kedua lelaki bertubuh tinggi besar itu melapor.
Leon di dikelilingi orang-orang yang berbadan tegap, ia mempekerjakan orang –orang yang memiliki otot kuat.
“Baik, tinggalkan kami disini, urus semua di bawah, bilang pada Nana untuk mengatur orang-orangnya juga.”
“Baik Bos,” keduanya keluar.
Toni ikut juga bergegas, saat melewati Jovita, wanita itu menatapnya dengan tatapan memohon.
Toni tahu kalau Jovita ketakutan melihat Leon
Setelah menguncinya di gudang dan mendapatkan perlakuan kasar, Jovita meminta tolong, Tapi ia tidak berdaya, ia hanyalah seorang bawahan yang tidak punya kuasa, mata Jovita mengikuti Toni sampai ke pintu.
Hingga pintu tertutup rapat, Jovita merasakan lututnya gemetaran, dan bunyi jantungnya berdetak lebih cepat.
‘Apa lagi yang di inginkan lelaki ini dariku?’
“Sampai kapan kamu berdiri disitu? Sini mendekat,” perintah Leon terdengar tegas
Jovita mendekat, tapi tatapan matanya kosong, wajahnya pucat, bibirnya masih bengkak, tapi saat ia mendekat, Leon baru menyadari bukan hanya bibirnya saja yang terluka, bahkan matanya sebelah kiri terluka parah, mata itu hampir tertutup karena luka lebam seperti luka baru.
‘Apa aku juga yang melakukanya? Perasaan kemarin matanya tidak terluka, tapi kenapa matanya membengkak?’ Ia mendekat memegang dagu Jovita dengan kasar.
Wajahnya benar-benar hancur, perban di kepalanya juga belum juga di lepas, tapi bibirnya juga sudah terluka, tidak terbayangkan bagaimana tubuh mungil itu menahan semua luka-luka di tubuhnya.
Tapi luka di matanya, dilakukan kedua orang suruhan Leon, saat ia melawan tadi, ia tidak mau di bawah ke hadapan bos besar, seorang dari lelaki berbadan tegap itu memberinya bogem mentah di pelipis di dekat matanya.
Leon melihat luka itu, luka baru, Matanya Leon melotot dan emosinya memuncak
“Tunggu di sini.” Leon menenteng pemukul bisbol itu lagi, benda yang memukuli Toni tadi pagi.
Ia turun, menemui orang-orangnya yang saat itu lagi mendapat pengarahan dari seniornya.
“Siapa yang melakukanya?” Ia bertanya di selah buahnya sedang apel pagi.
“Saya Bos,” jawab salah satu dari mereka.
Ia menghajarnya tanpa ampun di depan anak buahnya yang sedang menerima pengarahan.
Toni tidak menghiraukan apa yang di lakukan sang bos, ia marah melihat Leon melakukan itu pada Jovita.
Toni sudah terbiasa dengan hal-hal seperti itu, ia terlihat santai memberi kuda makan.
Saat anak buahnya mengeluarkan kecap merah dari bibirnya, barulah berhenti,
“Jangan menyentuh apapun tanpa perintahku, apa lagi itu barang milikku,”
kata Leon suaranya meninggi, ia benar-benar marah saat melihat luka lebam di mata Jovita.
Meninggalkan lelaki yang memukul Jovita, ia naik lagi.
Jovita masih berdiri di tempat semula, Leon melemparkan pemukul bola itu ke sudut ruangan , Jovita meliriknya ada banyak noda berwarna merah, ia merinding melihat hal itu.
Leon membelakanginya, lelaki kejam itu sedang membersihkan tangannya dari noda berwarna merah.
‘Apa ia juga di hajar, apa ia mati?’
Jovita bertanya dalam hatinya. Wanita cantik itu benar-benar ketakutan, ia merasa telapak tangannya basah karena keringat.
Kini ia membuka lemari , mengeluarkan tote bag, dan melemparkan ke ranjang
“ Aku ingin kamu mengurus segala keperluanku, mulai hal kecil dan hal besar,” ujar Leon.
Jovita masih diam membatu.
“Apa kamu mengerti?” Ia bertanya, tapi Jovita hanya mengangguk kecil, masih dalam posisi berdiri , Jovita terlihat pasrah dengan apa yang akan terjadi, dan apa yang di inginkan lelaki itu darinya
“Baik, kamu boleh melakukanya sekarang, bersihkan dirimu di kamar mandi dan pakai pakaian Ini,” jovita menuruti apa yang di katakan lelaki itu.
Ia berjalan ke kamar mandi,
“Jangan kunci kamar mandinya, biarkan terbuka,” pinta Leon lagi, ia terlihat seperti robot, berjalan mendekati kran air, ia hanya berdiri cukup lama, tanpa melakukan apa-apa.
“Apa kamu akan berdiri di sana satu harian ini?”
ujar leon dari pintu, ia menyuruh wanita itu tidak menguncinya, agar ia tidak bisa menyakiti dirinya lagi.
Tangannya perlahan menanggalkan pakaiannya, membasahi tubuh, terpaan air membasahi luka di seluruh tubuhnya, ia merasakan rasa perih seluruh bagian yang terluka, Leon masih menjaganya, tapi matanya tidak melihat Jovita, ia sibuk dengan layar ponsel, ia sengaja berdiri di sana, karena tidak ingin wanita itu menyakiti dirinya sendiri.
Jovita sudah selesai dan melilitkan handuk di dada dan membungkus rambutnya, dengan handuk kecil, ia melewati Leon yang masih berdiri di pintu, langkahnya menuju pakaian yang di berikan leon, kali ini peralatannya sudah lengkap, pengaman dada dan pengaman bagian intinya sudah komplit.
Jovita mengenakan mini dress yang indah , dress berwarna cream bermotif bunga lili, menambah keanggunan pakaian itu di tubuhnya.
Tubuhnya yang mungil seakan sudah berjodoh dengan gaun yang ia pakai, rambut jovita panjang hingga ke pinggang di bentuk segi, dan bagian depan rambutnya di beri warna coklat,
Tanpa sentuhan seperangkat alat kecantikan dan hanya bermodalkan bedak tabur saja, ia terlihat sangat cantik, bagai sekuntum bunga yang baru mekar.
Ia duduk di sisi ranjang, menunggu Tuan besar memberinya perintah, pandangan matanya masih kosong menatap kearah dinding.
Suasananya hening, hanya ada suara keyboard laptop Leon yang terdengar.
Lelaki pemarah itu hanya menyibukkan dirinya di layar ponsel, mengabaikan Jovita yang duduk mematung di sisi tempat tidur
Karena merasa di abaikan, ia tertidur di ranjang, sebab dalam gudang itu semalaman ia tidak bisa tidur.
Satu Jam berlalu , mulut Leon menguap, semalaman tidak tidur, melihat Jovita tertidur matanya tiba-tiba ingin ikut tidur juga.
Ini kesempatanku, aku harus melakukannya, mumpung ia di sini, gumam Leon, ia mendekati ranjang berbaring di samping Jovita, dengan hati-hati ia mengangkat tubuh wanita itu membaringkannya di lengannya, mata Jovita terbuka tapi tidak marah apa lagi menolak, kali ini mata mereka saling menatap, mata indah milik Jovita terlihat sangat sayu ia menatap Leon.
“Diam lah, aku hanya ingin tidur bersamamu,”
Mendengar hal itu, jovita tidak membantah, ia menutup matanya kembali, Leon melepaskan kemeja yang tertinggal hanya celananya ,
ia membiarkan dada bidangnya terbuka dan tato naga yang terukir di dada nya terlihat sangat nyata, guratan luka panjang di pinggangnya terlihat sangat jelas.
Ia meletakkan kepala jovita di lengannya .
Jovita mengenduskan hidungnya, walau lelaki kasar itu belum mandi pagi, tapi tubuhnya tidak berbau, justru aroma maskulin tercium dari dada Leon.
“Tutup matamu dan temani aku tidur, kamu harus bertanggung jawab karena satu malam aku tidak bisa tidur karena kamu,” kata Leon ia mulai menutup mata .
Hara bagai kerbau yang di cucuk hidungnya ia hanya diam dan patuh.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 494 Episodes
Comments
Meili Mekel
thuor ceritax bikin menegangkan
2022-06-21
0
Nuraini
perfek
2022-04-28
0
Elina💞
di saat leon sedikit berubah baik,ku harap jovita bisa kabur biar leon pusing nyari jovita
2022-02-23
0