Di Pecat

Sassya masih bersimpuh di lantai dengan kedua mata yang masih sangat berair. Ia takut,ia malu,kini seluruh pasang mata di restoran tengah memandangnya dengan tatapan berbeda,ada yang iba,ada yang mencemooh,ada yang sinis,ada yang tidak peduli. Belum lagi telinganya panas mendengar beberapa sindiran dari pengunjung restoran.

Nyatanya dua tahun tidak mengubah apapun, orang-orang masih mengenal wajahnya,orang- orang juga masih mengingat kesalahannya di masa lalu. Terbukti kini ia mendengar lagi kalinat dari orang-orang yang mengatakan jika ia dan ibunya adalah pembunuh,perusak rumah tangga orang,gila harta dan lain sebagainya.

"Tunggu apa lagi Sassya? Kemasi barang-barang kamu dan tinggalkan tempat ini sesegera mungkin!!"

"Deg" Sassya tak kuasa berkata apapun lagi. Mau berdiri pun sendinya sudah lemas. 2 tahun ia berjuang melewati kehidupan sulitnya,2 tahun ia dan mamanya luntang-lantung mencari pekerjaan ke sana kemari demi untuk bertahan hidup dan sekarang ia harus kehilangan pekerjaan.

Bagaimana ia memberitahu mamanya? Bagaimana reaksi mamanya? Bagaimana dengan hutang-hutang papanya? Bagaimana cara mereka makan ke depannya?

"Hiks.." Isakan yang sedari tadi di tahan oleh Sassya akhirnya lepas juga.

"Sudahlah Sassya,saya tidak bisa menolong kamu kali ini. Lagipula jika pun pemilik restoran apa yang kamu perbuat hari ini mungkin saja belia langsung menendang mu dari sini. Jadi keluarlah baik-baik dari sini,sebelum saya yang menyeretmu untuk keluar."

Pak Beni dengan tegas meminta Sassya keluar dari restoran.

Dari kejauhan Rama yang sedari tadi memperhatikan keadaan Sassya tentu merasa iba. Tanpa di suruh ia segera melangkah ke tempat di mana Sassya sedang bersimpuh sekarang.

Tangannya terulur ingin membantu Sassya bangun,namun baru juga ia meraih lengan Sassya,tangannya langsung di tepis oleh pak Beni.

"Jangan ikut campur Rama,kamu mau bernasib sama dengan dia?? Dia sudah membuat saya malu hari ini,jika kamu membantunya,saya juga akan memecat kamu."

"Tanpa bapak suruh pun saya akan keluar dari restoran ini. Bapak memecat Sassya itu artinya bapak juga memecat saya,saya bekerja di sini karena Sassya. Saya rasa bapak pun tau siapa saya."

Rama menjawab dengan tegas,setelah itu ia mengangkat badan Sassya dan menggendongnya menuju ruang ganti untuk mengambil barang-barang Sassya dan membawanya keluar dari tempat ini sesegera mungkin. Ia muak melihat tatapan orang-orang pada Sassya.

Sesampainya di ruang ganti,Sassya masih saja menangis membuat Rama semakin iba. Ia langsung menarik gadis malang itu ke dalam pelukannya.

"Shutt!! Udah ya nangisnya,nanti kepala lo sakit." Ujar Rama sembari mengusap-usap punggung Sassya.

Bukannya berhenti,Sassya malah makin terisak."G..gue gak tau harus ngomong apa sama mama gue,mama gue lagi sakit Ram. Dia butuh uang buat berobat,selama ini gue selalu nahan keinginan gue buat beli barang-barang yang gue mau demi mama,gue kerja buat lunasin hutang bokap gue,lo pun tau masalah gue."

Rama mengangguk."Gue tahu dan gue ngerti, gue bakalan bantu lo. Sekarang lo ganti baju setelah ini gue anterin lo pulang."

Rama berkata sambil melepaskan apron yang di kenakannya kemudian meletakkannya di meja yang ada di ruangan tersebut.

Sassya yang melihat itu langsung menegur Rama."Ram lo serius bakalan keluar juga? Kenapa lo ngelakuin ini? Kenapa lo baik sama gue? Kenapa lo gak kayak orang-orang di sana yang selalu benci sama gue? Lo tau kan gue orang jahat? Lo tau kan gue..gue..."

Sassya tidak bisa melanjutkan kalimatnya lagi karena ia sudah menangis. Berat sekali mengatakan jika dirinya dan ibunya adalah seoarang pembunuh,sungguh ia malu dengan masa lalunya. Ia dan mamanya bahkan tak pantas di sebut manusia,lalu di depannya ini ada seorang pria yang masih mau membelanya di saat semua orang membencinya. Sungguh ia malu.

Rama yang melihat Sassya kembali menangis,lagi-lagi menarik Sassya ke dalam pelukannya. Tangannya mengusap kepala Sassya sembaru berkata.

"Lo ingat kan saat pertama kali kita ketemu, gue udah bilang kalau gue gak peduli sama masa lalu lo. Gue sayang sama lo Sassya."

Sassya bergetar mendengar ungkapan Rama yang entah sudah ke berapa kalinya. Ia ingat sekali saat pertama kali mereka bertemu.

Saat itu Sassya pulang kemalaman dan saat di jalan dirinya di ganggu oleh beberapa preman. Waktu itu keadaan jalan benar-benar sepi,Sassya di tarik oleh beberapa preman itu ke pinggir jalan,hampir saja ia di lecehkan oleh mereka.

Beruntunglah saat itu ada sebuah mobil yang berhenti di depannya,pemilik mobil keluar dan langsung menghajar preman-preman itu hingga mereka lari meninggalkan Sassya yang sudah hampir di telanjangi.

Orang yang menolong Sassya tak lain adalah Rama. Setelah itu Sassya di bawa Rama ke apartemennya dan di beri pakaian baru,di sana Rama juga memberinya obat dan menyarankannya untuk menginap di situ karena keadaan Sassya cukup mengenaskan.

Sassya tak keberatan karena ia juga tak mungkin pulang dengan keadaan seperti itu,malam itu Sassya pun menginap di sana dan Rama pun menanyakan banyak hal pada Sassya. Keduanya yang merasa saling nyambung pun tak masalah menceritakan kehidupan masing-masing. Sikap Rama yang baik membuat Sassya merasa nyaman.

Malam itu bahkan dengan terang-terangannya Rama mengatakan akan menjaga Sassya. Rama bukanlah berasal dari kalangan bawah seperti Sassya,orangtuanya merupakan seorang pengusaha di Kota Surabaya,Rama datang ke Jakarta untuk menjenguk bibinya yang sakit. Namun setelah bertemh dengan Sassya ia langsung memutuskan untuk menetap dan bekerja bersama Sassya menjadi seorang pelayan.

Hingga beberapa bulan setelahnya Rama mengatakan jika ia sebenarnya menyayangi Sassya. Bahkan saat itu ia tak sengan ingin mengenalkan Sassya pada orangtuanya namun Sassya menolak karena merasa malu dengan keadaannya sendiri.

Hingga kini pun Rama masih menyimpan rasa yang sama pada Sassya. Jika di tanya apakah Sassya tak sedikitpun membalas perasaan Rama,maka jawaban adalah tidak. Bukan karena tidak sayang,tapi karena sadar dirinya siapa dan Rama siapa. Ia tidak mau menjadi aib di keluarga Rama.

"Makasih Ram." Sassya melepaskan pelukan Rama darinya,"maaf,gue masih gak bisa balas perasaan lo. Setelah ini gue saranin lo balik ke Surabaya,lo udah berada di sini selama dua tahun. Selama lo berada di sisi gue,lo gak bakalan dapat apa-apa. Gue bukan wanita yang pantes buat lo tunggu." Ujar Sassys tulus.

Ia menepuk-nepuk pundak Rama beberapa kali."Janji ya,setelah ini lo gak boleh cari gue lagi. Anggap aja kita gak pernah kenal. Gue senang banget bisa kenal sama orang sebaik lo,gue sangat-sangat berterimakasih atas semua kebaikan,karena itu gue pengen lo bahagia dan caranya lo harus pergi dari kehidupan gue."

Rama menggeleng."Kalau gue pulang ke Surabaya,lo mau kan ikut gue? Lo boleh ajak mama lo juga. Kita tinggal di rumah gue,atau kita buat rumah sendiri?"

"Apaan sih Ram. Masa depan lo masih panjang, gak usah buang-buang waktu buat cewek gak guna kayak gue. Udah ya Ram,gue balik duluan."

Dengan setengah berlari Sassya keluar dari restoran melalui gerbang belakang. Ia tidak tahan jika harus berhadapan dengan Rama terlalu lama. Bisa-bisa pertahanannya goyah. Ia hanya tidak mau membuat orang sebaik Rama susah karena gadis tak berguna seperti dirinya.

Episodes
1 Prolog
2 Kehidupan Sulit
3 Kesalahan
4 Di Pecat
5 Perpisahan
6 Cafe VS Masa Lalu
7 Kangen
8 Peduli
9 Permintaan Untuk Menikah
10 Kepikiran
11 Mencari
12 Ketemu
13 Miris
14 Lupakan Masa Lalu
15 Hampir Ketahuan
16 Jujur
17 Taman Kota dan Orang Asing
18 Dia Adalah....
19 Kiss
20 Menikahlah Denganku
21 Hujan
22 Duka dan Dilema
23 Kau Menyetujuinya??
24 Aku Setuju
25 Curiga
26 Aska? Calon Suami?
27 Orang tua Aska
28 Bilang Pada Tuanmu
29 Apa Kau Mengenalnya?
30 Jangan Berharap Lebih
31 Rumah Doraemon
32 Ketahuan
33 Drama Makan
34 Lamaran Ulang
35 The Wedding
36 Malam Pertama
37 Bertukar
38 Kedatangan Chintiya
39 Penyelamat
40 Nama Panggilan
41 Ulah Chintiya
42 Di Kurung
43 Hukuman
44 Hati Yang Tercubit
45 Asfiksia
46 Tindakan Zee
47 Permintaan
48 Kecewa
49 Orang Jahat
50 Orang Baik
51 Belum Berubah
52 Cerita Pagi
53 Rencana
54 The Plan
55 I want U
56 Menyesali
57 Patner In Crime
58 Obat Kontrasepsi
59 Tidak Di Inginkah
60 Perubahan
61 Tespeck
62 Romantis
63 Fakta
64 Insiden
65 Tidakk!!
66 Hamil
67 Tenpat Aman
68 Mencari Keberadaan mu
69 Dokter Bilang
70 Romantic Dinner
71 Monster
72 Wiskas
73 Shadow
74 Menggugurkan
75 Tuan Aska yang Bodoh
76 Mau Tanggung Jawab
77 Percobaan Pertama
78 Ngidam
79 Banyak Perhatian
80 Meet Again
81 Finding You
82 King Of Dark Night
83 Babak Belur Boss??
84 Ngidam ? Atau Modus?
85 Tengah Malam
86 Surat Apa??
87 Masuk Perangkap
88 Sulit Dipercaya...
89 Jangan Buat Gue Marah
90 Jangan Buat Gue Marah
91 Ya Udah Terserah Lo
92 Hubungan Rumit
93 Zee benar,Aska berbahaya
94 Pergi.....
95 Hilang Tanpa Jejak
96 Di Mana Sassya?
97 Setelah Tanpa Mu..
98 Dalang
99 Kurang Ajar
100 Istriku!!
101 Berjuanglah Tuan Aska!!
102 Perjuangan Aska #1
103 Perjuangan Aska #2
104 Menjodohkan Aska
105 Suami Tampanmu Ini
106 Menemui Ibu Mertua
107 Keputusan Mommy
108 Undangan Pernikahan
109 Amarah Aska
110 Fitting Baju Pengantin
111 Menuju Pesta
112 Perjalanan Maut
113 Pelukan Sang Mantan
114 Takdir Kita
115 Melebur
116 Info Novel Baru
117 Periksa Kandungan
118 Ungkapan Cinta
119 Persiapan Penyambutan Baby
120 Baby Coming Soon
121 Gavriel Brata Ghatama
122 Takdir Bertaut (end)
123 Thanks & Thx special for Irma Herawati
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Prolog
2
Kehidupan Sulit
3
Kesalahan
4
Di Pecat
5
Perpisahan
6
Cafe VS Masa Lalu
7
Kangen
8
Peduli
9
Permintaan Untuk Menikah
10
Kepikiran
11
Mencari
12
Ketemu
13
Miris
14
Lupakan Masa Lalu
15
Hampir Ketahuan
16
Jujur
17
Taman Kota dan Orang Asing
18
Dia Adalah....
19
Kiss
20
Menikahlah Denganku
21
Hujan
22
Duka dan Dilema
23
Kau Menyetujuinya??
24
Aku Setuju
25
Curiga
26
Aska? Calon Suami?
27
Orang tua Aska
28
Bilang Pada Tuanmu
29
Apa Kau Mengenalnya?
30
Jangan Berharap Lebih
31
Rumah Doraemon
32
Ketahuan
33
Drama Makan
34
Lamaran Ulang
35
The Wedding
36
Malam Pertama
37
Bertukar
38
Kedatangan Chintiya
39
Penyelamat
40
Nama Panggilan
41
Ulah Chintiya
42
Di Kurung
43
Hukuman
44
Hati Yang Tercubit
45
Asfiksia
46
Tindakan Zee
47
Permintaan
48
Kecewa
49
Orang Jahat
50
Orang Baik
51
Belum Berubah
52
Cerita Pagi
53
Rencana
54
The Plan
55
I want U
56
Menyesali
57
Patner In Crime
58
Obat Kontrasepsi
59
Tidak Di Inginkah
60
Perubahan
61
Tespeck
62
Romantis
63
Fakta
64
Insiden
65
Tidakk!!
66
Hamil
67
Tenpat Aman
68
Mencari Keberadaan mu
69
Dokter Bilang
70
Romantic Dinner
71
Monster
72
Wiskas
73
Shadow
74
Menggugurkan
75
Tuan Aska yang Bodoh
76
Mau Tanggung Jawab
77
Percobaan Pertama
78
Ngidam
79
Banyak Perhatian
80
Meet Again
81
Finding You
82
King Of Dark Night
83
Babak Belur Boss??
84
Ngidam ? Atau Modus?
85
Tengah Malam
86
Surat Apa??
87
Masuk Perangkap
88
Sulit Dipercaya...
89
Jangan Buat Gue Marah
90
Jangan Buat Gue Marah
91
Ya Udah Terserah Lo
92
Hubungan Rumit
93
Zee benar,Aska berbahaya
94
Pergi.....
95
Hilang Tanpa Jejak
96
Di Mana Sassya?
97
Setelah Tanpa Mu..
98
Dalang
99
Kurang Ajar
100
Istriku!!
101
Berjuanglah Tuan Aska!!
102
Perjuangan Aska #1
103
Perjuangan Aska #2
104
Menjodohkan Aska
105
Suami Tampanmu Ini
106
Menemui Ibu Mertua
107
Keputusan Mommy
108
Undangan Pernikahan
109
Amarah Aska
110
Fitting Baju Pengantin
111
Menuju Pesta
112
Perjalanan Maut
113
Pelukan Sang Mantan
114
Takdir Kita
115
Melebur
116
Info Novel Baru
117
Periksa Kandungan
118
Ungkapan Cinta
119
Persiapan Penyambutan Baby
120
Baby Coming Soon
121
Gavriel Brata Ghatama
122
Takdir Bertaut (end)
123
Thanks & Thx special for Irma Herawati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!