...Jangan lupa vote dan comment...
...Typo bertebaran...
...Happy reading^^...
"Raina," panggil Nike pada putrinya.
"Hm." Yang terpanggil hanya berdehem tanpa mengalihkan pandangan pada ponselnya.
"Kamu ga jengukin suamimu?"
"Males," ucap Raina cuek.
"Heh!" Nike melemparkan bantal sofa ke arah putrinya.
"Eh eh, Mamaaa." Ponsel digenggaman Raina hampir saja terjatuh ke lantai.
"Kamu ya, suami lagi sakit malah sempat-sempatnya duduk santai males-malesan. Harusnya kamu sebagai istri selalu ada disamping suami. Istri itu dimana-mana kalo suami sakit pasti dijagain, bukan kayak kamu!"
"Lagian dia juga baru sehari di rumah sakit," jawab Raina acuh dan kembali fokus pada ponselnya.
"Mau sehari, sebulan, setahun kek. Kamu itu tetap harus jagain dia di rumah sakit, Raina," geram Nike.
"Kenapa ga sekalian mati aja sih dia biar kelar urusan," ucap Raina asal.
Nike bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah putrinya yang sedang duduk bersandar tanpa beban pikiran.
Bahkan sesekali Raina tampak tertawa dengan ponselnya.
Nike menjewer telinga putrinya.
"Dasar istri durhaka!"
"Aduhhh sakit Maaa, lepaaas, aduh sakiiiit." Raina mengaduh kesakitan.
"Ga akan Mama lepasin sebelum kamu berhenti ketawa-ketiwi sama hp kamu!"
"Iya iya, nih Raina letakkin hpnya," ucap Raina meletakkan ponselnya asal.
Nike melepaskan tangannya dari telinga sang putri, sedangkan Raina mengusap-usap telinganya yang memerah.
"Sekarang kamu siap-siap ke rumah sakit. Jagain suami kamu."
"Ga mau," ucap Raina memanyunkan bibirnya dan membuang muka ke sembarang arah.
"Mau Mama jewer lagi?" Nike bersiap menjewer putrinya lagi.
"Iya iya, Raina ke rumah sakit." Raina bangkit dan bersiap-siap dengan malas.
...❄️❄️❄️...
"Ck, ngapain sih aku harus ke sini?" tanya Raina pada dirinya sendiri.
Ia sedang berjalan menyusuri koridor rumah sakit dengan langkah yang malas.
Bodohnya, ia malah mengikuti perintah Mamanya padahal ia bisa saja pergi ke tempat lain.
"Emang si Ardan itu cuma bisa bikin aku sengsara. Semoga aja dia cepet mati," gumam Raina.
Mendadak langkah Raina berhenti.
"Ngapain sih aku ini? Ngapain coba pake jengukin dia segala. Mending ke mall aja bareng Sara."
Raina hendak berbalik sebelum sebuah suara menginterupsinya.
"Rainaa."
"Eh eh? Mas Chan," ucap Raina gelagapan.
"Mau kemana?" tanya Chandra.
"Mm- mau liat Mas Ardan."
"Lah, kenapa tadi balik lagi?" Chandra menaikkan satu alisnya.
Aduh, kakak iparnya ini terlihat begitu tampan di mata Raina.
Untung kakak ipar, kalau tidak sudah Raina pacari mungkin.
"O-oh i-itu, mau...mau beli minum tadi," ucapnya gugup.
Chandra mengerutkan dahinya.
"Haus." Raina memegangi tenggorokannya mengisyaratkan bahwa ia haus.
"Ohhh, kalo gitu kamu masuk aja temenin Ardan di ruangan biar Mas yang beli minum," ucap Chandra dengan senyuman.
"Tapi Mas, nanti ngerepotin." Raina mencari alasan.
"Engga kok, Mas juga mau ke kantin tadi. Kamu masuk gih, kasian Ardan sendiri di dalam." Chandra mengusap lengan Raina pelan sambil tersenyum manis.
Senyuman yang mampu membuat jutaan wanita jatuh hati.
Ah, tampan sekali suami orang.
Kemudian, lelaki bertelinga caplang itu meninggalkan Raina menuju kantin.
Raina memutuskan masuk ke ruangan Ardan dirawat untuk menunggu kakak iparnya.
Ceklek
Raina membuka pintu dengan malas.
Ia memilih duduk di sofa yang tersedia.
Sebelumnya, ia sempat melirik Ardan yang terbaring dengan alat-alat penopang kehidupan yang menancap padanya.
Tit...tit...tit...
Hanya suara pendeteksi jantung yang terdengar menggema.
Raina melihat layar monitor yang menunjukkan garis yang bergerak naik turun mengikuti irama jantung.
Ceklek
Raina menoleh ke arah pintu kaca yang baru terbuka.
Ruangan ini memang memiliki dinding kaca juga pintu kaca. Namun, tidak akan ada orang yang berlalu lalang karena kita perlu masuk ke salah satu pintu yang lumayan tertutup barulah kita akan menemukan ruangan ini.
"Eh, ada Neng Rain."
Raina hanya melirik malas kemudian memainkan ponselnya.
"Ih Aa' dicuekin."
"Apasih Mas Bayu," jawab Raina cuek.
"Jangan Mas, Aa' aja biar spesial kayak martabak." Pria yang bernama Bayu itu terkekeh pelan.
Raina hanya menatapnya malas.
"Cuek banget sih Neng, jangan-jangan daritadi Ardan juga dicuekin ya?" tanya Bayu menyelidik.
Raina tak membalas sama sekali.
"Diam berarti iya. Jangan gitu atuh sama suami."
"Suka-suka aku dong."
"Yeee dibilangin malah ngeyel."
"Ngeyel dari mananya?"
"Itu, tadi ngeyel pas dibilangin."
"Ga tuh."
"Untung cantik," ucap Bayu kesal.
Raina yang sibuk memainkan ponselnya menatap tajam Bayu.
Raina memang tipikal wanita cuek, jutek, dan blak-blakan. Ia juga bukan tipe wanita yang akan mudah luluh dengan kata-kata manis pria. Tapi sekalinya jatuh cinta, ia akan menjadi sangat manja dan manis.
Bayu menciut mendapat tatapan tajam Raina. Akhirnya ia memilih diam.
Tak lama, pintu kembali terbuka. Menampilkan para sahabat Ardan dan Chandra.
"Eh, ada Raina," ucap mereka serempak.
"Berisik," ucap Raina acuh sambil memutar bola matanya jengah.
"Dek, kenapa jawabannya begitu sih?" tanya Arga yang merupakan kakak kandung Raina.
"Iya nih Rain, jutek amat sih," celetuk Kaisar.
"Tau tuh, dari tadi gue dianggurin disini. Suaminya apalagi, beuhhh ga di samperin sama sekali," ucap Bayu.
"Abisnya kalian berisik sih. Lo juga, sok tau banget jadi orang," jawab Raina sewot lalu menunjuk Bayu.
"Lah, kan emang iya. Neng daritadi duduk di situ, kan? Nih suaminya disini. Samperin kek, duduk disampingnya," ucap Bayu tak kalah sewot.
"Wah, parah banget adek lo, Ga," ucap Doni.
"Ribet banget sih kalian semua?! Mana sok tau lagi," ketus Raina.
Arga menggeleng pelan melihat tingkah adik semata wayangnya.
Ia berjalan mendekat pada adiknya dan menarik wanita itu hingga berdiri tegak.
"Kakak udah ga tau lagi mesti bilangin kamu kayak gimana."
"Apa-apaan, sih?"
"Sini-sini, duduk samping suami kamu, sini!" Bayu ikut menarik lengan Raina yang membuat wanita itu memberontak.
Yang lainnya membantu menarik Raina yang keras kepala lalu mengaitkan tangannya dengan tangan Ardan yang terbaring lemah.
Raina memberontak mencoba melepaskan pegangan tangannya dan Ardan.
"Lepas, ih. Kalian apa-apaan, sih? Kok maksa-maksa?"
Tangannya ditahan oleh tenaga para pria yang berbanding jauh dengannya.
Ia bahkan sudah di dudukkan di kursi samping brankar.
Dengan usilnya Bayu memegang tangan kiri Raina yang kosong lalu membawanya untuk mengelus wajah Ardan.
"Eh eh, Mas Bayu lepasin ih!"
"Apasih, Neng? Ini tuh suami kamu. Elusin atuh mukanya sekalian suruh bangun."
"Ga mau Mas Bayu, lepas!"
"Oh, tidak bisa," ucap Bayu dengan wajah yang menyebalkan bagi Raina.
Alhasil, Raina berhenti melawan dan hanya pasrah dengan kelakuan kakaknya beserta sahabat Ardan lainnya.
Raina merasa geli ketika Bayu terus memegang dan menggunakan tangannya untuk mengelus wajah Ardan.
"Nih Dan, istri lo nih. Bangun katanya," ucap Kaisar pada Ardan.
"Bangun atuh Dan, ini teh istrinya urang udah luluh," ucap Bayu.
"Bangun woy, adek ipar cepetan bangun. Gue ga mau adek gue jadi janda ya," ucap Arga.
"Dih, mending jadi janda sekalian," ketus Raina.
"Diem ye bocil. Bangun Dan, kasih pelajaran nih bocil satu," ucap Doni mengompori.
Raina hanya menekuk wajahnya dengan tangan kanan yang terkukung menggenggam tangan suaminya dan tangan kiri yang terus dipaksa mengelus wajah tampan sang suami.
Bayu tiba-tiba merasakan sesuatu yang hangat membasahi tangannya yang memegangi tangan Raina.
Raina pun ikut merasakannya. Pandangan mereka terfokus pada wajah Ardan.
"Woy, ini keluar airmatanya," ucap Bayu histeris.
"B aja dong, gausah teriak-teriak!" ketus Raina.
"Eh Neng, ini suamimu ngerespon. Harusnya tuh kamu seneng," ucap Bayu dengan gaya bicara yang berbeda.
Ia memang suka mengubah-ubah gaya bahasanya, jadi jangan heran.
"Mana mana?" tanya Kaisar.
"Ini, liat, tuh tuh. Keluar airmata, kan?" ucap Bayu membuat yang lain langsung memfokuskan pandangan pada wajah Ardan.
"Oh iyaaa," ucap mereka serempak.
"Elusin lagi, Bay!" pinta Suho.
Bayu menggunakan tangan Raina untuk mengelus wajah Ardan lagi dengan sedikit lebih cepat.
Kali ini tak hanya wajah, Baekhyun juga membuat Raina mengelus dagu, leher, dan rambut Ardan.
Lagi-lagi pria itu merespon dengan airmata. Ia merasakan tangan hangat istrinya yang mengelusi wajahnya.
Perlahan-lahan, mata tajamnya mulai memunculkan titik terang.
Ia membuka matanya.
...❄️❄️❄️...
...Jangan lupa like, vote, comment dan masukin ke favorit kalian yaa...
...Semoga kalian suka🙏❤️...
...Terimakasih❤️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Romauli Siahaan
tega sekali ya Raina gk punya hati
2021-12-05
0