Chapter 4

...Jangan lupa vote dan comment...

...Typo bertebaran...

...Mohon maaf bila ada kesalahan penulisan🙏...

...Happy reading^^...

Ardan membuka matanya setelah tak sadarkan diri hampir dua hari.

Hal pertama yang ia lihat adalah wajah sang istri.

Tubuhnya terasa kaku, bahkan untuk sekedar membalas pegangan tangan sang istri ia tak mampu.

Matanya menatap lekat manik sang istri. Yang ditatap, segera memalingkan wajahnya.

"Panggil dokter sana," perintah Arga.

Kaisar segera berjalan keluar memanggil dokter untuk memeriksakan kondisi Ardan.

"Wih, hebat juga kita ya. Bisa bikin si Ardan langsung bangun," ucap Doni bangga.

"Yoi bro." Bayu dan Doni ber hi-five.

"Eh, btw si Ardan napa diem aja?" tanya Arga memperhatikan Ardan yang hanya diam sedari tadi.

"Oh iya, napa, Dan?" tanya Bayu.

"Ngomong dong bro, ga kangen sama kita?" Doni menepuk pundak Ardan.

"Dia lumpuh," ucap Raina cuek.

"Eh yang bener aja, Rain?" tanya Bayu.

"Bohong dosa loh, lagian ga baik ngatain suami begitu," ucap Arga.

"Tau tuh, dosa Neng dosa," timpal Doni.

"Aduhh, aku tuh serius. Dia beneran lumpuh."

"Tau darimana lo?"

"Dokter."

Mereka menatap Raina dengan tatapan tak yakin.

"Terserah sih ya mau percaya atau ga. Minggir ih, gue mau nyari Mas Chandra dulu. Beli minum kok lama banget!"

Raina menghempaskan tangan Ardan dengan kasar.

"Eeeehhh, mau kemana lo? Duduk sini, lo ga boleh kemana-mana," ucap Arga menarik Raina kembali duduk.

"Apaan sih, lepas ga!?"

"Ga! Suami lo baru sadar Rain, lo kenapa sih gini banget?"

"Gue begini karena gue benci sama dia. Gue tuh berharap dia mati, bukannya sadar!" ucap Raina menunjuk Ardan dengan segala emosi.

Plakkk

Tamparan keras mendarat di pipi mulus Raina.

"Kak Arga?!"

Arga benar-benar emosi dengan tingkah Raina yang keterlaluan.

"Bener-bener istri kurang ajar kamu!" murka Arga.

Raina menatap Arga dengan penuh amarah namun ia tetap diam.

Bayu dan Doni mencoba menenangkan Arga yang terpancing amarahnya.

Sedangkan Ardan hanya menatap Raina dengan nanar. Airmatanya sudah tumpah sedari tadi.

Teganya sang istri pada dirinya.

Dan, benarkah ia lumpuh?

Ardan mencoba menggerakkan anggota tubuhnya, tapi nihil, ia tak mampu menggerakkan semua anggota tubuhnya. Bahkan, ia tak mampu untuk sekedar membuka suara.

Raina menatap Ardan dengan penuh kebencian.

Ia menghempaskan tangan Arga yang menahannya dengan semua tenaga yang ia punya.

"Rainaaa!" panggil Arga, sedangkan Raina berlalu meninggalkan ruangan itu.

Di luar, tak sengaja Raina berpas-pasan dengan Chandra, Kaisar, dan dokter.

"Raina," panggil Chandra yang melihat Raina berjalan dengan wajah memerah dan airmata di wajahnya.

Raina tak menanggapi sama sekali. Ia bahkan menepis tangan Chandra yang hendak menahannya.

Ia berlari secepat mungkin menghindari mereka.

Hatinya sungguh sakit kali ini. Untuk yang pertama kalinya, Arga, kakak kandungnya menamparnya dan ini semua karena suami sialannya.

Padahal Arga merupakan tempat ia mengadu dan berkeluh kesah selama ini. Jika sudah begini, pada siapa lagi ia harus berkeluh kesah?

Semua orang berpihak pada suaminya, tak ada satupun dari mereka yang akan membela dirinya.

Sekarang Raina bingung harus kemanakah dirinya?

Ke rumah orangtuanya?

Pasti ia akan disuruh menunggui suaminya.

Ke rumah mertuanya?

Pasti mereka juga akan mengajaknya ke rumah sakit menemui sang suami.

Raina terpikir untuk pulang ke apartemen suaminya. Setidaknya, disanalah ia akan merasa aman.

...❄️❄️❄️...

"RAINAAA!"

Raina terkejut mendengar suara ayahnya yang menggema di apartemennya.

Ia segera menutupi tubuhnya dengan selimut dan menutup mata untuk berpura-pura tidur.

Srettt

Selimut yang ia pakai untuk menutupi wajahnya ditarik dengan kasar.

"Dasar kurang ajar kamu!" maki Altaf pada anaknya.

Raina mengerjap seolah baru saja terbangun dari tidurnya.

"Jangan pura-pura tidur! Papa tau kamu lagi sandiwara! Ayo ikut ke rumah sakit!"

Lengan Raina ditarik paksa oleh ayahnya hingga dengan sangat terpaksa dirinya ikut bangkit.

"Aduh Pa, sakit," ucap Raina kesakitan karena cengkraman sang ayah.

"Diam kamu! Dasar istri durhaka! Suami sakit kamu malah enak-enakan tiduran dirumah!"

"Raina tuh capek Pa, makanya Raina istirahat sebentar. Lepasin Rain, Pa."

Raina mencoba memberontak tapi tenaganya tak cukup untuk melawan ayahnya.

"Ga akan Papa lepasin, kamu sengaja kan mau sembunyi disini?"

"Engga Pa, Raina cuma pulang ke rumah sebentar, kok."

Tak terasa Altaf telah menarik putrinya hingga mereka sampai ke loby. Kejadian itu tentu saja tak luput dari pandangan orang-orang.

Altaf memaksa Raina masuk ke mobilnya.

Raina menekuk wajahnya.

"Papa jahat sama Rain," ucap Raina bergetar.

"Kamu yang jahat. Suamimu baru sadar dan kamu malah ninggalin dia. Istri macam apa kamu?!"

Raina menunduk tak menjawab.

Ia melihat kondisinya yang bagaikan gembel. Kaki yang tak terbalut sendal atau sepatu juga baju yang berantakan.

"Papa bahkan narik Rain tanpa biarin Rain pake sepatu dulu. Baju Rain juga berantakan, hiks," ucap Raina yang tak sesuai dengan pertanyaan ayahnya.

Altaf melihat kondisi putrinya yang memang berantakan.

"Dion," panggil Altaf pada salah seorang pengawalnya.

"Saya, Tuan."

"Suruh anak buah kamu bawain sepatu atau sendal buat Raina."

"Baik, Tuan."

Pengawal tersebut langsung menghubungi salah satu anak buahnya untuk membawakan barang permintaan tuannya.

Raina hanya diam dengan pandangan keluar jendela.

"Udahlah, jangan nangis lagi," ucap Altaf pada Raina.

"Papa jahat," ucap Raina lirih.

Altaf menulikan telinganya.

Tidak lama setelahnya, mobil mereka berhenti di depan loby rumah sakit. Altaf kembali menarik Raina dengan kondisi kaki Raina yang polos. Kali ini Raina hanya diam dan menurut.

Wajah dingin Altaf membuat beberapa orang yang menyaksikan hanya mampu menunduk takut.

Brukkk

Altaf menghempaskan tubuh Raina ke lantai tepat setelah mereka memasuki ruang rawat Ardan.

"Papa!" ucap Nike terkejut melihat suaminya menghempas tubuh putrinya.

"Aww hishh." Raina meringis kesakitan.

"Bangun, sayang." Elin membantu Raina berdiri.

"Ya ampun, kamu kenapa, Nak?" tanya Elin lagi setelah melihat kondisi Raina yang berantakan.

Raina diam tak menjawab, ia hanya menangis sesegukan menerima perlakuan buruk ayahnya.

Altaf hanya menghela nafas kasar.

"Papa jangan kasar-kasar dong sama Raina," ucap Nike.

"Papa emosi sama kelakuan dia, Ma."

"Ingat, Pa! Raina itu anak perempuan kita satu-satunya," ucap Nike ikut memeluk putrinya yang sedang berada di pelukan Elin.

"Kamu kenapa sih, Altaf ? Kamu boleh marah tapi jangan sampai kasar ke Raina. Ingat! Raina juga anakku sekarang. Jadi, kamu ga boleh kasar sama anakku," timpal Arman.

"Udah Om, jangan kasar-kasar. Liat tuh, Ardan sampai sedih liat istrinya dikasarin." Chandra membuka suara setelah melihat adiknya menangis dalam diamnya.

Sedari tadi Ardan melihat bagaimana Altaf berlaku kasar pada istrinya. Ingin menolong tapi ia tak mampu.

Hatinya remuk melihat wanitanya menangis, sebab selama ini Raina tak pernah mendapat perlakuan kasar. Ia pun sebagai suami tak pernah mengasari sang istri.

Altaf memilih keluar dari sana. Disusul Nike untuk menenangkan suaminya.

Arman juga ikut keluar, mungkin untuk berbicara pada Altaf.

"Sayang, Bunda keluar dulu ya, kamu gapapa kan kalo Bunda tinggal?" tanya Elin mengelus rambut Raina yang mulai tenang.

"Iya, Bunda."

"Yaudah, nanti sekalian Bunda beliin minum, ya."

Raina mengangguk pelan.

"Mas juga harus balik ke kantor lagi, Mas tinggal, ya." Chandra mengusap pucuk kepala Raina.

"Gue pamit," ucap Chandra pada Ardan sambil menepuk pelan lengan pria itu.

Setelah semua keluar dan hanya tersisa Raina dan Ardan, Raina menghapus jejak air matanya lalu duduk di kursi samping brankar.

"Gausah sok sedih, lo senang kan gue begini?" sentak Raina.

"..."

"Awas aja lo, gue ga akan bikin lo tenang. Apalagi sekarang kondisi lo kayak gini, lo ga akan bisa ngelawan gue!" ucap Raina dengan senyuman licik dan seringaian yang membuat Ardan bergidik ngeri.

...❄️❄️❄️...

...Jangan lupa like, vote, comment, dan masukkan ke favorit yaa...

...Semoga kalian suka🙏❤️...

...Terimakasih❤️...

Terpopuler

Comments

Aam Amaliah

Aam Amaliah

lanjut thor

2022-10-31

1

Mamikauliagamis

Mamikauliagamis

suka thor

2022-09-06

0

Jimin Park

Jimin Park

lanjut Thor

2021-11-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!