Chapter 1

...Jangan lupa vote dan comment...

...Typo bertebaran...

...Happy reading^^...

Seorang wanita berjalan santai menuju unit apartemen miliknya. Diliriknya jam yang bertengger manis di pergelangan tangan.

Jarum jam menunjukkan pukul 12 malam, artinya sudah cukup larut untuk pulang.

Wanita bernama Raina itu tampak acuh lalu menekan beberapa angka yang langsung membuat sebuah pintu terbuka.

Raina langsung masuk tanpa menghiraukan apapun. Baru saja ia melangkahkan kakinya, seorang pria telah menyambutnya dengan raut wajah khawatir.

"Raina... kemana aja seharian?" tanya lelaki itu gusar.

"Main," jawab Raina sekenanya.

"Main apa sampe jam segini? Kamu tau

ga Mas khawatir?"

"Ga tau dan ga mau tau," balas wanita itu seraya berjalan meninggalkan lelaki itu.

"Lain kali kalau mau pergi izin Mas dulu."

Raina tak peduli, wanita itu terus saja melangkah tanpa berniat mengiyakan ucapan sang suami.

"Raina denger Mas, 'kan?" tanya Ardan menyusul langkah sang istri.

"Rain! Ayolah, jangan kayak gini. Mas ini suami kamu, kenapa dicuekin terus?"

"Suami? Oh, ya? Saya ga inget kalau bersuamikan kamu," sinis Raina.

"Raina, kita ini memang menikah karena perjodohan tapi janganlah kamu bersikap kayak gini. Mas udah berusaha menerima kamu, seharusnya kamu juga berusaha menerima Mas sebagai suami kamu."

"GA ADA YANG MINTA KAMU NERIMA SAYA! KARENA KEBODOHAN KAMU SEKARANG SAYA TERJEBAK DISINI!" teriak Raina tepat di wajah Ardan.

Ardan tersentak dan menatap Raina tak percaya. Ia benar-benar tak menyangka Raina akan melakukan hal ini.

Sementara Ardan masih mematung menatap Raina, wanita itu memilih meninggalkan Ardan menuju kamarnya. Melempar tasnya ke sembarang arah lalu berjalan ke kamar mandi.

Ardan menghela nafasnya pelan. Berusaha untuk tetap bersabar menghadapi tingkah laku istrinya.

Jika saja Ardan tak mencintai Raina, ia pasti tidak akan selemah ini. Ia menyayangi Raina sebagai istrinya meskipun Raina sama sekali tak menganggap kehadirannya.

Baginya, Raina adalah sebuah titipan yang mesti dijaga dengan penuh kasih sayang.

Ardan melangkah mendekati tas milik Raina lalu memungut benda itu dan meletakkannya di tempat seharusnya ia berada.

Lalu Ardan memilih duduk di tepi ranjang seraya menunggu istrinya selesai membersihkan diri.

Lima belas menit kemudian, Raina keluar dengan setelan piyamanya.

Wanita itu langsung membaringkan tubuhnya di sisi ranjang yang kosong. Ia melirik Ardan sekilas sebelum akhirnya kembali bangkit.

"Ngapain disini? Jangan tidur disini!" Raina mendorong tubuh Ardan menjauh darinya.

"Sana! Tidur di tempat lain!"

"Apa sih salahnya Mas tidur disini? Ini kamar Mas juga 'kan?"

"JANGAN TIDUR DISINI! KELUAR!" teriak Raina.

"Shut, jangan teriak-teriak, Rain. Gimana kalo tetangga denger? Iya, ini Mas tidur di sofa." Ardan segera bangkit lalu berjalan ke arah sofa.

"Maaf karena kejadian malam itu kamu jadi takut sama Mas," ucap Ardan sembari duduk di sofa.

"DIAM!" Raina menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya.

Sementara Ardan menghela nafas panjang, lalu ikut membaringkan diri di sofa.

...🌹🌹🌹...

Sinar matahari masuk melalui celah gorden, mengusik tidur Raina di pagi hari.

Raina membuka matanya dengan malas, melihat sekeliling kamarnya yang tampak sunyi.

Raina meregangkan otot-ototnya sebelum akhirnya bangkit. Seseorang keluar dari dalam kamar mandi dengan setelan rapi.

Ardan tersenyum manis ke arah Raina yang membuat wanita itu langsung membuang muka.

"Pagi, Rain," sapa Ardan.

Raina segera beranjak dari tempat tidur dan masuk ke dalam kamar mandi tanpa menghiraukan sapaan suaminya.

Ardan hanya mampu menggelengkan kepalanya pelan melihat tingkah sang istri. Bukan tidak ingin tegas terhadap Raina, tapi Ardan paham semakin ia mengekang Raina, maka wanita itu akan semakin memberontak dan membencinya.

Ardan kemudian berjalan mengambil sebuah koper. Lalu ia juga mengambil beberapa pakaian untuknya. Ardan mengemasi barang-barangnya dengan mandiri. Harusnya Raina yang melakukan ini untuknya, tapi apa mau dikata. Raina tidak akan sudi mengurusi kebutuhan Ardan.

Beberapa menit kemudian, Raina keluar dari kamar mandi dengan pakaian santainya.

Ia menatap heran sebuah koper yang berada di atas tempat tidurnya tanpa seorangpun disana.

Raina terlihat cuek, ya siapa tau saja suaminya ada pekerjaan di luar kota. Jika hal itu benar terjadi, maka Raina harus merayakannya. Ini adalah saat-saat yang ia tunggu, saat dimana ia akan bebas tanpa seorangpun yang mengusiknya. Tanpa ada panggilan telepon yang menanyakan keberadaannya.

Raina segera keluar dari kamar setelah mendengar suara Ardan di luar sana.

Ardan tampak kesulitan di dapur sana, ia memasak sembari menerima panggilan telepon.

Raina segera mendudukkan diri di meja makan, menunggu makanan miliknya tersaji.

Setelah Ardan mematikan sambungan teleponnya, ia tersenyum ke arah Raina.

"Cepetan! Udah laper ini," ucap Raina pada Ardan.

"Iya, ini udah kok," balas Ardan lembut.

Ardan segera memindahkan makanan yang tadi ia masak ke piring dan membawanya ke meja makan.

"Rain mau minum susu atau-"

"Soda," potong Raina cepat.

"Kok soda? Jangan minum soda, ini masih pagi." Ardan memberikan satu gelas susu pada Raina.

"Berarti kalo nanti boleh dong?"

"Ga boleh, jangan keseringan minum soda," jawab Ardan.

"Ga peduli juga sih," balas Raina kemudian menyantap makanannya.

Ardan menggeleng-gelengkan kepalanya sembari menatap Raina yang makan dengan lahap.

"Mas mau keluar kota untuk beberapa hari," ucap Ardan memberitahu.

Raina hanya mengangguk sekilas lalu kembali pada makanannya.

"Nanti Mas bakal suruh orang buat beresin rumah dan masakin buat Rain," ucap Ardan lagi.

"Ga perlu, aku bukan anak kecil. Bisa kok cari makan di luar," jawab Raina.

"Yaudah, nanti biar Mas suruh orang buat beresin rumah aja kayak biasa."

"Hm."

Suasana kembali hening, keduanya sibuk menyantap sarapan mereka pagi ini.

"Aku mau mobil baru," ucap Raina membuka suara.

"Loh, memangnya mobil Raina kenapa? Masih bagus, kan?"

"Ga bagus, mau mobil baru pokoknya!"

"Oke, nanti waktu Mas pulang dari luar kota, Mas beliin mobil baru buat Raina," ucap Ardan.

"Lama! Maunya sekarang! Aku ga mau kuliah kalo ga ada mobil baru!"

"Jangan gitu dong, kamu harus tetap kuliah. Pake mobil Mas aja, gimana? Nanti Mas pake mobil kamu keluar kotanya," ucap Ardan memberi solusi.

"Oke, mulai hari ini mobil Mas milik Raina," ucap Raina.

"Iya, mobilnya jadi milik kamu."

Raina tersenyum menang lalu bangkit dari posisinya.

"Loh, udahan makannya?"

"Udah kenyang, mau siap-siap ke kampus dulu."

"Nah, gitu dong. Semangat kuliahnya," ucap Ardan tersenyum.

Raina langsung meninggalkan Ardan tanpa membalas ucapan lelaki itu.

"Ya iyalah semangat, orang ada penyemangatnya," ucap Raina lirih.

"Lumayanlah dapet mobilnya Mas Ardan. Keren juga itu mobil," ucap Raina lagi sembari menghempaskan tubuhnya di kasur.

Tidak lama, ternyata Ardan ikut masuk. Raina segera bangkit dari tidurnya.

"Kok bobo lagi?" tanya Ardan.

"Bentar doang," jawab Raina.

"Mas harus berangkat sekarang."

"Tunggu dulu," cegah Raina.

"Kenapa?"

"Bagi duit."

"Bentar, biar Mas transfer." Ardan mengeluarkan ponselnya lalu mengirimkan sejumlah uang ke rekening milik istrinya.

"Segitu dulu ya, nanti Mas pulang Mas kasih lagi," ucap Ardan.

"Iya."

"Mas pergi ya," pamit Ardan.

Raina hanya mengangguk-angguk pelan.

"Jangan hati-hati, semoga ga sampai tujuan ya. Cepet mampus!" ucap Raina menyumpahi lelaki itu.

...🌹🌹🌹...

...Jangan lupa like, vote, dan tambahkan ke favorit ya teman-teman^^...

...Semoga suka dan jangan lupa tinggalkan komentar kalian:)...

Terpopuler

Comments

Kar Genjreng

Kar Genjreng

waduh Rina mulutnya tajam amat... kasih doa buat Suami.... ☹️☹️

2022-08-22

0

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

mlm itu mlm yg mn

2021-12-22

0

Harna Harna

Harna Harna

kayak seruh ni

2021-12-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!