Rinjani21

Rabu pagi Rinjani melajukan pelan mobilnya menuju ke rumah Ibu Kristina, mereka janjian untuk ngegym bersama. Setelah kepulangannya dari Jakarta kemarin siang, Ibu Kristina pun langsung menghubungi Rinjani dan mengatur janji.

"Ibuuuu" panggil Rinjani di depan pagar setelah memarkirkan Juke hitamnya.

"Masuk dulu kata mama." suara husky rendah diikuti sosok tinggi, tampan, muncul di depannya sambil membuka pintu pagar.

"Mas Ezra yah " Rinjani memulai dengan ramah.

"Kamu Rinjani kan?" Tanya Ezra dibalas anggukan Rinjani yang terpana menatap anak Ibu Kristina, yang wajahnya mirip Rory Ashari penyiar berita itu, bedanya terdapat pada garis senyuman, dan wajah mas Ezra lebih persegi dengan garis rahang yang tegas dan berkulit putih. Berarti gak mirip donk!

Rinjani mencuri-curi pandang dan sambil tertawa dalam hati.

Lumayan vitamin mata pagi-pagi. Rinjani tidak tahu kalau sebenarnya ia juga sedang diperhatikan oleh laki-laki itu.

"Ezra nanti jemput mama di toko jam 2 siang" ujar Ibu Kristina menoleh menatap anak bungsunya.

"Baik ma." sahut Ezra mengantarkan mamanya di depan pagar.

"Mas Ezra cakep banget, bu." ceplos Rinjani setelah di jalan.

"Hahaha, dia lebih mirip papanya ketimbang ibu, sekarang sudah masuk 27 tahun. Ezra tinggi loh 188 cm. Dulunya dia pemain volly sebelum kuliah di luar negeri." kata Bu Kristina membanggakan sosok Ezra di depan pengagum dadakan sang anak.

Setelah sarapan bersama dan mengantarkan Bu Kristina, Rinjani melajukan mobilnya menuju mall besar yang terletak di kawasan Ring Road Utara. Tadi malam Radit menghubunginya agar ditemani menonton film action terbaru di bioskop.

Rinjani melihat sosok Radit melambai dengan tangan kirinya yang dipenuhi oleh tattoo, dia terlihat keren dan Rinjani sangat menyukai rajahan jarum yang memenuhi bahu hingga ke pergelangan tangannya. Radit juga memiliki satu tattoo di rusuk kirinya yang bertuliskan "Rinjani21. Rajahan tersebut merupakan hadiah ultah saat Rinjani berulang tahun ke 21. Ya, itu ketika tiga tahun yang lalu, di saat yang sama Widya memberikan hadiah berupa laptop seri terbaru dari Appl*.

"Sudah lama?" Tanya Rinjani sesaat di depan Radit.

"7 tahun!" Balas Radit sambil mengulurkan snack dan cola.

"Sorry, tadi anter bu Kristina ke tokonya, sehabis ngegym. Hidup aku santai banget yah, ngegym, sekarang mau nonton pula. Sepertinya aku harus cari kerjaan de, Dit." keluh Rinjani panjang.

"Kamu gak cocok kerja sayang, cocoknya jadi nyonya saja. Shopping, gym, salon, nonton. Makanya nikah saja ma aku, pasti aku biayain seumur hidup." kekeh Radit sambil merangkul Rinjani.

"Aku gak mau berbagi suami dengan pria lain!" Seru Rinjani bercanda menahan ketawa.

"Eh mulut tuh" balas Radit mengeratkan rangkulannya sambil berjalan menuju studio 2.

Rinjani mengunyah popcorn selama 20 menit pertama film dimulai. Sebuah film action yang dari awal belum ada adegan laganya sama sekali malah banyak berbicara. Rinjani bosan, matanya sudah tidak bisa kompromi, ia kecapekan habis berolahraga tadi.

"Ngantuk?" Tanya Radit melihat Rinjani menguap dengan mata redup.

"Iya." sambil mengangguk.

"Tidurlah." bisik Radit menepuk bahunya diikuti Rinjani menyandarkan kepala dan menggenggam lengan sahabatnya dengan erat.

"Kebiasaan." pelan Radit menatap Rinjani sudah tertidur tak lama berselang.

2 jam berikutnya Rinjani benar-benar tertidur pulas dan sama sekali tidak tahu jalan cerita film itu.

"Aul, bangun." ucap Radit menggoyangkan tangannya, ia suka memanggil Rinjani dengan nama tengahnya Aulia.

"Hoamm, sumpah enak bener." sambil menatap ruangan bioskop yang sudah terang benderang dan orang-orang sudah beranjak keluar dengan antri.

"Pegel nih." ucap Radit sambil menggoyangkan lengannya.

"Sorry. Aku traktir makan deh." bujuk Rinjani menggandeng tangan Radit keluar dari bioskop.

"Kita shopping saja!" Seru Radit.

"Okeee!" Balas Rinjani semangat, ia selalu kompak jika soal shopping dengan Radit.

Mereka pun menjelajahi tiap toko di mall itu, dan berakhir Radit berbelanja banyak dan membelikan 2 pasang pakaian untuk Rinjani.

"Kita makan malam di rumahku saja ya Aul. Ibu kangen sama kamu." usul Radit menatap Rinjani dengan sorot memelas.

"Sayur lodeh?" Tanya Rinjani.

"Pasti! Fave kamu." ucap Radit sambil berjalan menuju parkiran mobil

"Aku ngikut dari belakang." seru Rinjani berjalan menuju mobilnya.

Radit menatap Rinjani yang terlelap di tempat tidur, gadis bersurai hitam itu akhirnya menerima ajakan ibu untuk menginap. Kala masa kuliah mereka bertiga selalu berganti rumah untuk tidur bersama, namun akhir-akhir ini kebiasaan itu pun menjadi langka. Semua telah disibukkan dengan urusan masing-masing.

"Tidur yang nyenyak." ucap Radit pelan sambil mengecup kening Rinjani dan beranjak keluar dari kamar, rupanya di situ ada ibunya telah menunggu.

"Kamu sudah memberitahunya?" Tanya ibu dengan lemah lembut khas orang Yogyakarta.

"Belum, Bu" jawab Radit dengan sendu.

**********

Terpopuler

Comments

Cicak Speed

Cicak Speed

koe ki Dit nek sengg Aul Ki mbok bilng to,,ga diem2 AE..

2024-11-09

0

Hesti Pramuni

Hesti Pramuni

mm...
bersyukur ya Rinjani...
mata lo masih nirmal dan dimanjain ngeliat cogan2 di sekitar e lo...
may be hormon feromon lo lg menguar nih...

2021-04-23

0

Efan Zega

Efan Zega

sama radit aja deh,,,,dah saling kenal lama dan tau kepribadian masing2

2021-04-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!